HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU BUNGA KRISAN TULAKAN SINE NGAWI ABSTRAK Aninggar Citra Sari, Ana Wigunantiningsih 1 Mahasiswa AKBID Mitra Husada Karanganyar 2 Dosen AKBID Mitra Husada Karanganyar Jl Achmad Yani No.167. Papahan, Tasikmadu, Karanganyar Email : akbid_mitra@yahoo.co.id Makanan pendamping ASI adalah yang diberikan pada bayi atau anak disamping ASI mulai usia 6 bulan secara bertahap. Bayi mengalami pertumbuhan pesat, sehingga disamping ASI bayi memerlukan pendamping yang baik dan bergizi seimbang untuk pertumbuhanya. Tinggi rendahnya pengetahuan ibu sangat berpengaruh terhadap pemberian pendamping ASI. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adakah hubungan tingkat pengetahuan ibu menyusui dengan ketepatan waktu pemberian pendamping ASI di Posyandu Bunga Krisan Tulakan Sine ngawi. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling (30 responden). Tingkat pengetahuan ibu menyusui dengan ketepatan waktu pemberian pendamping ASI diukur menggunakan kuesioner, data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan uji korelasi dengan chi square. Hasil dari analisis data menggunakan uji korelasi dengan chi square diperoleh hasil 2 hitung sebesar 9,089 sedangkan 2 tabel dengan df = 2 dan = 5% adalah sebesar 5,591, maka 2 hitung > 2 tabel (9,089 > 5,591), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara variabel tingkat pengetahuan ibu dengan ketepatan waktu pemberian pendamping ASI digunakan analisis koefisien kontingensi dengan hasil C=0,482 termasuk dalam kategori tingkat hubungan yang sedang. Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif dan kuat antara tingkat pengetahuan ibu menyusui dengan ketepatan waktu pemberian pendamping ASI di Posyandu Bunga Krisan Tulakan Sine ngawi. Semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu maka waktu pemberian pendamping ASI akan semakin tepat. Kata Kunci :Tingkat Pengetahuan, Ibu Menyusui, Makanan Pendamping ASI MATERNAL VOLUME 3 EDISI OKTOBER 2010 73
PENDAHULUAN Pertumbuhan optimal seorang anak dapat dicapai jika orang tua mempersiapkan dan melaksanakan pedoman pemberian makan bayi yang tepat, dengan gizi seimbang sejak bayi lahir hingga usia pertumbuhan. Ketidaktahuan tentang pemberian pada bayi dan anak, dan adanya kebiasaan yang merugikan kesehatan secara langsung dan tidak langsung menjadi penyebab utama terjadinya masalah kurang gizi pada anak, khususnya pada anak umur dibawah 2 tahun (Parentingislami, 2008). Balita dengan gizi kurang dan buruk pada tahun 2006 mencapai 4,2 juta jiwa sedangkan pada tahun 2007 jumlahnya menurun menjadi 4,1 juta jiwa. Penyebab terjadinya gizi kurang dan buruk pada bayi dan anak adalah karena tidak mendapat yang bergizi seimbang dalam hal ini air susu ibu (Soetrisno, 2008). ASI adalah tunggal terbaik yang bisa memenuhi seluruh kebutuhan gizi bayi normal untuk tumbuh kembang di bulan-bulan pertama kehidupannya, itu sebabnya Badan Kesehatan Dunia, Word Health Organization (WHO) menetapkan pemberian ASI ekskusif pada bayi selama 6 bulan (KJ, 2006). Setelah usia 6 bulan ASI hanya memenuhi sekitar 60-70% kebutuhan gizi bayi. Jadi bayi mulai membutuhkan. Makanan pendamping ASI (MP ASI) adalah yang diberikan kepada bayi disamping ASI, diberikan sejak anak berusia 6 bulan secara bertahap macam dan jumlahnya sebagai peralihan menuju orang dewasa (KJ, 2006). Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada 10 ibu menyusui yang mempunyai bayi umur 0-2 tahun yang dilakukan di Posyandu Bunga Krisan Tulakan Sine Ngawi, didapatkan hasil ibu yang pendamping ASI 6 bulan sebanyak 3 orang dan ibu yang pendamping ASI < 6 bulan sebanyak 7 orang. Tujuan umum Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu menyusui dengan ketepatan waktu pemberian pendamping ASI (MP ASI). Tujuan khusus untuk mengetahui pengetahuan ibu menyusui tentang, mengetahui ketepatan waktu pemberian pendamping ASI (MP ASI). BAHAN DAN METODE A. Landasan teori 1.Pengetahuan a.pengertian Pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Sedangkan sebagian besar MATERNAL VOLUME 3 EDISI OKTOBER 2010 74
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2003). b.tingkatan pengetahuan. Menurut Notoatmodjo (2003) terdiri tahu ( know), memahami (comprehensive), aplikasi (application), analisis ( analisys), sintesis ( syntesis) dan evaluasi (evaluation). Tahu ( know) diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk dalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Memahami ( comprehansif) diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat merepresentasikan materi secara benar. Aplikasi ( aplication) diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan material yang telah dipelopori pada situasi, kondisi soal sebenarnya. Analisis ( analisys) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan maternal atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Sintesis (s yntesis) adalah kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagianbagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis merupakan suatu kemampuan untuk menyusun formasi dari informasi yang ada. Evaluasi (evaluation), evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada. c.faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : Menurut Notoatmodjo (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah sosial ekonomi, budaya, pendidikan dan pengalaman. Sosial ekonomi, lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendidikan, apabila status ekonomi baik, tingkat pendidikan akan tinggi oleh peningkatan pengetahuan. Budaya berpengaruh terhadap tingkatan pengetahuan karena informasi yang baru akan disaring dan sesuai dengan budaya yang ada dan agama yang dianut. Pendidikan yang tinggi akan berpengaruh pada penerimaan halhal yang baru dan dapat menyesuaikan diri dengan hal baru tersebut. Pengalaman berkaitan dengan umur dan pendidikan individu. Pendidikan yang tinggi maka pengetahuan akan bertambah 2.Menyusui Proses pada bayi dengan menggunakan air susu ibu langsung dari payudara MATERNAL VOLUME 3 EDISI OKTOBER 2010 75
ibu. Pemberian ASI bukan sekedar memberi pada bayi. Ketika ibu mendekap bayi yang sedang disusukannya pandangan matanya tertuju pada bayi dengan nuansa kasih sayang dan keinginan untuk dapat memahami kebutuhan si bayi. Sikap ibu menimbulkan rasa aman dan nyaman pada bayi. Dia merasa dimengerti, dipenuhi kebutuhannya, disayangi, dicintai. Lewat ASI ibu sama-sama belajar mencintai dan merasakan nikmatnya dicintai (Suradi, 2007). 3.Pemberian a.pengertian Makanan pendamping ASI (MP ASI ) adalah yang diberikan pada bayi atau anak disamping ASI, diberikan sejak usia 6 bulan secara bertahap macam dan jumlahnya sebagai peralihan menuju orang dewasa (KJ, 2006). b.tujuan pemberian Pemberian MP ASI bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan merangsang ketrampilan makan (Parentiningislami, 2008) c.alasan perlu diberikan gizi yang baik bagi bayi Bayi mengalami pertumbuhan pesat sehingga makan yang baik dan gizi seimbang diperlukan tubuh untuk pertumbuhan badan dan perkembangan otaknya. Makanan bergizi seimbang adalah makan yang dapat memenuhi kebutuhan energi, protein, vitamin, dan mineral (BKKBN, 2004). d.waktu pemberian Makanan pendamping ASI (MP ASI) dapat mulai diperkenalkan pada usia 6 bulan dan tetap diberikan ASI sampai dengan usia 2 tahun atau lebih (BKKBN, 2004). e.cara pemberian Makanan diperkenalkan satu per satu dengan memperhatikan bahwa dapat diterima dengan baik. Berikan secara hatihati, sedikit demi sedikit dari bentuk encer secara berangsur ke bentuk yang lebih kental. Cara bayi dipengaruhi perkembangan emosionalnya. Makanan jangan dipaksakan sebaiknya diberikan waktu bayi lapar (BKKBN, 2004). f. Beberapa faktor yang mempengaruhi pemberian pendamping ASI (MP ASI) Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian MP ASI adalah faktor internal (pendidikan, pekerjaan, pendapatan) dan eksternal (informasi, budaya atau lingkungan, keluarga atau suami). Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Hal ini disebabkan karena pendidikan berperan langsung terhadap perkembangan manusia dan perkembangan seluruh aspek kehidupan manusia. Pekerjaan dapat mempengaruhi pemberian pendamping ASI (MP MATERNAL VOLUME 3 EDISI OKTOBER 2010 76
ASI), bila ibu bekerja pemberian ASI kepada bayinya tidak bisa on demand. Sehingga bayi akan diberikan pendamping ASI (MP ASI). Pendapatan keluarga hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja tidak akan memungkinkan untuk membeli pendamping ASI maka ibu hanya akan memberi bayinya ASI saja. Seseorang yang mempunyai informasi lebih banyak maka tingkat pengetahuan lebih banyak. Bila ibu mempunyai informasi yang banyak tentang MP ASI maka ibu akan pendamping ASI pada bayinya dengan baik dan benar. Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan. Faktor budaya dalam hal ini dapat mempengaruhi kemiskinan, ketidaktahuan, kebodohan dan rendahnya status wanita merupakan beberapa faktor sosial budaya yang berperan dalam pentingnya pemberian. Dukungan keluarga atau suami diperlukan ibu dalam pemberian pendamping ASI (MP ASI). B. METODE Metode penelitian yang digunakan adalah survei analitik yang menggunakan rancangan cross sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko dan faktor efek dengan cara pendekatan, observasional atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat ( poin time approach) (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini dilakukan di Posyandu Bunga Krisan. Waktu penelitian atau pengumpulan data pada Bulan Maret-April 2009. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu menyusui yang mempunyai bayi umur 0-2 tahun di Kelurahan Tulakan, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi yaitu 36 responden. Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang akan diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmodjo, 2005). Teknik sampel yang digunakan adalah Accidental Sampling yaitu pengambilan sampel secara aksidental (Accidental) ini dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia (Notoatmodjo, 2005). Dalam penelitian yang menjadi responden adalah ibu menyusui yang mempunyai bayi umur 0-2 tahun yang hadir pada saat penelitian di Posyandu Bunga Krisan Tulakan Sine Ngawi yaitu sebanyak 30 responden. Variabel bebas penelitian ini adalah pengetahuan ibu menyusui tentang ketepatan waktu pemberian pendamping ASI (MP ASI), sejauh mana kemampuan ibu untuk menjawab pertanyaan dengan benar, alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Skala yang digunakan adalah skala interval yang diubah menjadi skala ordinal dengan MATERNAL VOLUME 3 EDISI OKTOBER 2010 77
kriteria menurut standar deviasi. Z dijadikan nilai standar, nilai Z terpusat pada nilai tengah (median) yang juga merupakan nilai rata-rata yaitu 0. Berdasarkan konsep ini data dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu: a.kelompok pertama Z > 1 kategori baik b.kelompok kedua -1 Z 1 kategori cukup c.kelompok ketiga Z < -1 kategori kurang Variabel terikat dalam penelitian ini adalah ketepatan pemberian pendamping ASI (MP ASI) yaitu pelaksanaan ibu dalam yang dimulai pada usia 6 bulan. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner dan menggunakan skala nominal. Kriteria : Tepat 6 bulan diberi pendamping ASI Tidak tepat < 6 bulan diberi pendamping ASI Alat ukur yang digunakan dalam menentukan tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang ketepatan waktu pemberian adalah kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2006). Kuesioner dalam penelitian ini dirancang oleh peneliti sendiri sehingga perlu dilakukan uji validitas dan reabilitas. Dalam penelitian ini untuk menganalisis data digunakan rumus chi kuadrat sebagai berikut: x 2 C k i 1 2 x N x fo fh fh Keterangan : x 2 : Chi kuadrat fo : Frekuensi yang diobservasi fh : Frekuensi yang diharapkan Rumus x 2 digunakan untuk menguji signifikasi perbedaan frekuensi yang diobservasi fo (frekuensi yang di peroleh berdasarkan data), dengan frekuensi yang diharapkan. Harga chi kuadrat tabel dengan dk dan taraf signifikan 0,05. dalam hal ini berlaku ketentuan bila x 2 hitung lebih kecil dari harga x 2 tabel (x 2 hitung < x 2 tabel) maka Ha ditolak dan jika x 2 hitung lebih besar dari x 2 tabel (x 2 hitung > x 2 tabel) maka Ha diterima (Sugiyono, 2006). Untuk mengetahui keeratan hubungan antara 2 variabel maka dilakukan uji koefisian kontigensi dengan rumus: 2 Keterangan: x 2 : Chi kuadrat hitung N : jumlah sampel C : Koefisien kontingensi (Sugiyono, 2006). Besarnya koefisien kontingensi dapat digunakan untuk penilaian tingkat kekuatan hubungan dua variabel. Adapun tingkat hubungan variabel 2 MATERNAL VOLUME 3 EDISI OKTOBER 2010 78
penelitian menurut besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut: Tabel 1 Tingkat Hubungan Variabel Penelitian Menurut Besarnya Koefisien Korelasi Interval Tingkat Hubungan Koefisiensi Variabel 0,00 0,199 Sangat rendah 0,20 0,399 Rendah 0,40 0,599 Sedang 0,60 0,799 Kuat 0,80 1,000 Sangat kuat (Sugiyono, 2006) HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang berjudul Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui dengan Ketepatan Waktu Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP ASI) dilaksanakan pada Bulan April 2009. Penelitian ini dimulai dari tahap pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengambilan data primer dengan kuesioner yang diisi oleh responden. Dalam penelitian ini karakteristik subyek mencakup semua ibu menyusui yang mempunyai anak usia 0-2 tahun yang datang di Posyandu Bunga Krisan Tulakan Sine Ngawi sebanyak 30 responden. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan deskripsi data variabel tingkat pengetahuan seperti pada tabel berikut: Tabel 2 Deskripsi tingkat pengetahuan Standar Mean Deviasi Nilai Pengetahuan Ibu 20.83 2.052 Berdasarkan tabel di atas didapatkan nilai rata-rata pengetahuan ibu sebesar 20,83 dengan standar deviasi sebesar 2,052. Berdasarkan nilai rata-rata dan standar deviasi variabel tingkat pengetahuan ibu dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang dengan pembagian sebagai berikut Tabel 3 Kategori tingkat pengetahuan ibu tentang pendamping ASI Kriteria Kriteria Nilai Baik Z > 1 Cukup -1 Z 1 Kurang Z < -1 Subyek penelitian ini adalah semua ibu menyusui yang mempunyai anak usia 0-2 tahun yang datang di Posyandu Bunga Krisan sebanyak 30 responden. Adapun tabulasi data hasil penyebaran kuesioner dapat dilihat pada lampiran, dan data hasil penyeberan kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: 1.Karakteristik responden berdasarkan tingkat pengetahuan Tabel 4 Kriteria tingkat pengetahuan ibu Persentase Kriteria Frekuensi (%) Baik 7 23,3 Cukup 18 60,0 Kurang 5 16,7 Jumlah 30 100 Tabel 4 menjelaskan tentang pengetahuan pendamping ASI yang dimiliki oleh responden dari hasil pengolahan data yaitu responden yang mempunyai pengetahuan MATERNAL VOLUME 3 EDISI OKTOBER 2010 79
baik sebanyak 7 responden (23,3%), responden yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 18 responden (60%) dan responden yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (16,7%). Berdasarkan data tingkat pengetahuan responden dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan sedang. 2.Karakteristik responden berdasarkan ketepatan waktu pemberian pendamping ASI Data tentang pelaksanaan pemberian MP ASI di Posyandu Bunga Krisan diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Tabel 5 Tabel ketepatan waktu pemberian pendamping ASI Persentase Kriteria Frekuensi (%) Tepat 17 56,7 Tidak 13 43,3 Tepat Jumlah 30 100 Tabel 5 menjelaskan bahwa ketepatan waktu pemberian pendamping ASI didapatkan responden dengan waktu pemberian pendamping ASI tepat waktu sebanyak 17 responden (56,7%) dan responden dengan waktu pemberian pendamping ASI tidak tepat waktu sebanyak 13 responden (43,3%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden pendamping ASI dengan waktu yang tepat. 3.Tabulasi Silang antara variabel tingkat pengetahuan dengan ketepatan waktu pemberian pendamping ASI Tabel 6 Tabulasi Silang antara variabel tingkat pengetahuan dengan ketepatan waktu pemberian pendamping ASI Ketepatan Tingkat Tepat Tidak tepat To tal Pengetahuan F % F % F % Baik Cukup Kurang 6 11 0 20,0 36,7 0 1 7 5 3,3 23,3 16,7 7 1 8 5 Jumlah 17 56,7 13 43 3 3 0 Tabel 6 menjelaskan bahwa responden yang memiliki pengetahuan kurang dan tidak tepat dalam pemberian MP ASI sebanyak 5 responden (16,7%) dan tidak ada responden yang pendamping ASI tepat waktu. Responden yang memiliki pengetahuan cukup dan tepat dalam pemberian MP ASI sebanyak 11 responden (36,7%) dan yang tidak tepat sebanyak 7 (23,3%) responden. Responden yang memiliki pengetahuan baik dan tepat dalam pemberian MP ASI sebanyak 6 responden (20,0%) dan ada 1 responden (3,3%) yang tidak tepat dalam pendamping ASI. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan cukup dan tepat waktu dalam pemberian MP ASI. 4.Uji statistik Uji statistik dengan menggunakan korelasi chi square. Data yang diperoleh dalam penelitian ini 23,3 60,0 16,7 100 MATERNAL VOLUME 3 EDISI OKTOBER 2010 80
adalah analisis dari hubungan antara tingkat pengetahuan ibu menyusui dengan ketepatan waktu pemberian MP ASI di Posyandu Bunga Krisan Tulakan Sine Ngawi. Tabel 7 Analisis Chi Square Pearson Chi- Square Likelihood Ratio Linear-by- Linear Association N of Valid Cases Value 9.089( a) df Asymp. Sig. (2- sided) 2.011 11.255 2.004 7.857 1.005 30 Dari hasil penghitungan dengan menggunakan komputer program SPSS uji korelasi Chi Square, di dapatkan 2 hitung sebesar 9,089 sedangkan 2 tabel dengan df = 2 dan = 5% adalah sebesar 5,591, maka 2 hitung > 2 tabel (9,089 > 5,591), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu dengan ketepatan waktu pemberian pendamping ASI. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara variabel tingkat pengetahuan ibu dengan ketepatan waktu pemberian pendamping ASI digunakan analisis koefisien kontingensi Berdasarkan Interval koefisien tingkat hubungan diperoleh hasil C = 0,482 termasuk dalam kategori tingkat hubungan yang sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan ketepatan waktu pemberian pendamping ASI termasuk kategori hubungan yang sedang. Hasil penelitian dari 30 responden di Posyandu Bunga Krisan Tulakan Sini Ngawi didapatkan responden yang memiliki pengetahuan kurang dan tidak tepat dalam pemberian MP ASI sebanyak 5 responden (16,7%) dan tidak ada responden yang pendamping ASI tepat waktu. Responden yang memiliki pengetahuan cukup dan tepat dalam pemberian MP ASI sebanyak 11 responden (36,7%) dan yang tidak tepat sebanyak 7 (23,3%) responden. Responden yang memiliki pengetahuan baik dan tepat dalam pemberian MP ASI sebanyak 6 responden (20,0%) dan ada 1 responden (3,3%) yang tidak tepat dalam pendamping ASI. Berdasarkan hasil analisa data responden menggunakan pengujian korelasi chi square dengan program SPSS versi 12. Diperoleh hasil 2 hitung sebesar 9,089 sedangkan 2 tabel dengan df = 2 dan = 5% adalah sebesar 5,591, maka 2 hitung > 2 tabel (9,089 > 5,591), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu menyusui dengan ketepatan waktu pemberian pendamping ASI (MP ASI) di Posyandu Bunga Krisan Tulakan Sine Ngawi. Pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah orang melakukan MATERNAL VOLUME 3 EDISI OKTOBER 2010 81
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Sedangkan sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2003). Pengetahuan merupakan hal yang sangat mempengaruhi seseorang dalam melakukan suatu tindakan. Semakin baik pengetahuan seseorang tentang pendamping ASI, maka dia akan memiliki kecenderungan yang tepat dalam pendamping ASI. Sebaliknya semakin rendah pengetahuan seseorang maka dia akan memiliki kecenderungan yang salah dalam pendamping ASI. Hal tersebut diatas didukung oleh adanya teori bahwa sebelum seseorang menghadapi perilaku harus lebih tahu dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarga. Seseorang mengetahui obyek kesehatan kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui proses selanjutnya, diharapkan dapat melaksanakan atau mempraktekan apa yang diketahui atau disampaikannya dapat dinilai baik (Notoadmodjo, 2005). SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai koefisien korelasi chi square diperoleh hasil 2 hitung sebesar 9,089 sedangkan 2 tabel dengan df = 2 dan = 5% adalah sebesar 5,591, maka 2 hitung > 2 tabel (9,089 > 5,591), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu menyusui dengan ketepatan waktu pemberian pendamping ASI di Posyandu Bunga Krisan Tulakan Sine Ngawi. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi pengetahuan responden tentang pendamping ASI maka semakin tepat waktu pemberian pendamping ASI di Posyandu Bunga Krisan Tulakan Sine Ngawi. B. SARAN 1.Kerjasama antar tenaga kesehatan (bidan/dokter/perawat) dan mengikut sertakan dukungan keluarga untuk mengatasi masalah ketepatan waktu pemberian pendamping ASI 2.Perlunya penyuluhan kesehatan pemberian pengetahuan tentang pendamping ASI yang tepat dan benar dalam upaya peningkatan pengetahuan ibu menyusui untuk mengatasi masalah ketepatan waktu pemberian pendamping ASI. MATERNAL VOLUME 3 EDISI OKTOBER 2010 82
DAFTAR PUSTAKA Arikunto S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta: Jakarta. Hal. 109-48. BKKBN, 2004. Menyiapkan Anak Balita yang Sehat dan Berkualitas. Jakarta. Hal. 10. KJ, 2006. Makanan Pendamping ASI. http://www.bayisehat.com/ home.html. Diakses tanggal 11 Januari 2009. Notoatmodjo S, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta. Hal. 124-6. Notoatmodjo S, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta. Hal. 79-146. Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Ilmu Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta. Hal. 44-97. Parentingislami, 2008. Makanan Pendamping ASI. http://parentingislami.word press.com/2008/05/27/mak anan_pendamping_asi_mp asi/. Diakses tanggal 11 Januari 2009. Riwidikdo Handoko, 2008. Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung. Hal. 42-43. Sugiyono, 2006. Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung. Hal. 40-216. Suradi Rulina, 2007. Manajemen Laktasi. Perkumpulan Perinatologi Indonesia: Jakarta. Hal. 1. Sutrisno, 2008. Makanan Pendamping ASI. http://www.pdrc.or.id./ind ex. Diakses tanggal 11 Januari 2009. MATERNAL VOLUME 3 EDISI OKTOBER 2010 83