Yusnidar 1*) ABSTRAK. 1. Pendahuluan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan tahap kehidupan seseorang mencapai proses

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

BAB 1 PENDAHULUAN. sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai pertualangan dan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dunia (WHO), definisi remaja (adolescence) adalah periode usia

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang dalam bahasa Inggris adolesence, berasal dari bahasa latin

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara

BAB I PENDAHULUAN. kelompok umur tahun dengan total jiwa, jenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN. data BKKBN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMA NEGERI 1 PALU Oleh: Rizal Haryanto 18, Ketut Suarayasa 29,

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi mempengaruhi kualitas sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. ke masa dewasa, yang disertai dengan berbagai perubahan baik secara fisik, psikis

BAB I PENDAHULUAN. goncangan dan stres karena masalah yang dialami terlihat begitu

Jurnal Kesehatan Masyarakat. ZAHRATUN NIDA Mahasisiwi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. Inti Sari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI DI SMA NEGERI 1 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. bonus demografi, dimana penduduk usia produktif yaitu penduduk dengan usia 15

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seksual yang memuaskan dan aman bagi dirinya, juga mampu. berapa sering untuk memiliki keturunan (Kusmiran, 2012 : 94).

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus pernikahan usia dini banyak terjadi di berbagai penjuru dunia. Hal

BAB 1 : PENDAHULUAN. sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 7 Juli 2017

PENGARUH KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKSUAL REMAJA (STUDI DI SMAN 1 MARGAHAYU BANDUNG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KUA WILAYAH KERJA KECAMATAN PURBOLINGGO

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. kecanduan narkoba dan ujung ujungnya akan terinfeksi HIV Aids dengan hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Eka Sofiyatul Luthfiyah Zebua ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa adalah remaja usia tahun (BkkbN,2014). Menurut bidang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memunculkan masalah-masalah sosial (sosiopatik) atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depkes, 2010)

Dosen Prodi D III Kebidanan STIKes Kendedes Malang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World

BAB 1 PENDAHULUAN. orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang utuh bukan hanya bebas penyakit atau kelemahan dalam segala aspek

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. BKKBN merupakan singkatan dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana

BAB I PENDAHULUAN. muda). Diantaranya adalah keguguran,persalinan premature, BBLR, kelainan

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. individu mulai mengembangkan ciri-ciri abstrak dan konsep diri menjadi

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang berusia tahun. Remaja adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yaitu pada umur tahun

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HB 0 PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) DENGAN JENIS KELAMIN DAN SUMBER INFORMASI DI SMAN 3 BANDA ACEH TAHUN 2012

Program Gen Re dalam penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu masa transisi dari masa anak-anak menuju ke jenjang masa

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan kelompok remaja tidak dapat diabaikan begitu saja. World Health

Hubungan Karakteristik Remaja dengan Pengetahuan Remaja Mengenai Kesehatan Reproduksi di Kota Cimahi

BAB I PENDAHULUAN. Seks bebas adalah hubungan seksual terhadap lawan jenis maupun

ABSTRAK. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Kehamilan Usia Dini Di Desa Swadaya Kecamatan Libureng Kabupaten Bone Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. selain jumlah sangat besar (menurut BPS tidak kurang dari 43,6 juta j iwa atau

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKEM SLEMAN TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PELAJAR TERHADAP PROGRAM GENERASI BERENCANA DI SMA NEGERI 13 MEDAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut, remaja cenderung untuk menerima tantangan atau coba-coba melakukan

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN SUAMI TERHADAP KONTRASEPSI KB PRIA DI LINGKUNGAN XVIII KELURAHAN TERJUN MEDAN MARELAN

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI SMA NEGERI 15 MEDAN

GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan karakteristik..., Sarah Dessy Oktavia, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. masa dewasa dan relatif belum mancapai tahap kematangan mental sosial

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA DI DESA MARGOSARI KECAMATAN LIMBANGANKABUPATEN KENDAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seksualitas merupakan bagian integral dari kepribadian yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pendahuluan dalam babi secara garis besar memuat penjelasan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia berkualitas untuk mewujudkan bangsa yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Proses pola asuh orangtua meliputi kedekatan orangtua dengan remaja,

Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan di Kairo Mesir tahun 1994 menekankan bahwa kondisi kesehatan tidak sekedar terbebas dari

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Program For Appropriate Technology in Health (PATH, 2000)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga

Transkripsi:

PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI KELAS X DAN XI TENTANG KEGIATAN PUSAT INFORMASI KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (PIK-KRR) DI MAN 1 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2015 Yusnidar 1*) 1 Dosen Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh Program Studi Keperawatan Meulaboh * Email : yusnidar012472@gmail.com ABSTRAK Remaja dan permasalahannya sangat besar, besarnya arus globalisasi informasi yang tidak terkendali akan berdampak positif dan negatif bagi remaja, komunikasi orang tua dan remaja tentang permasalahan remaja dan masyarakat dalam permasalahannya. Secara umum Program KRR bertujuan untuk membantu remaja agar memiliki pengetahuan, kesadaran, sikap, dan perilaku kehidupan yang sehat dan bertanggungjawab melalui promosi, advokasi, komunikasi informasi edukasi, konseling, pelayanan dan dukungan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat positif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dan sikap siswa Kelas XI dan XII tentang kegiatan Pusat Informasi Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) di MAN 1 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Tahun 2015. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Sampel penelitian adalah siswi kelas X dan XI tentang kegiatan Pusat Remaja (PIK-KRR) di MAN 1 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Tahun 2015 yang berjumlah 34 orang yang diambil secara acak menggunakan simple random sampling. Hasil Penelitian menunjukkan pengetahuan siswa tentang kegiatan Pusat Remaja (PIK-KRR) berada pada kategori kurang, yaitu 14 orang (41,18%), dan sikap siswa tentang kegiatan Pusat Remaja (PIK-KRR) berada pada kategori negatif, yaitu 19 orang atau sekitar 55,88 %. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, PIK-KKR. 1. Pendahuluan Remaja merupakan suatu masa kehidupan individu dimana terjadi eksplorasi psikologis untuk menemukan identitas diri. Pada masa transisi dari masa anak-anak ke masa remaja, individu mulai mengembangkan ciri-ciri abstrak dan konsep diri menjadi lebih berbeda. Remaja mulai memandang diri dengan penilaian dan standar pribadi, tetapi kurang dalam interpretasi perbandingan sosial (Kusmiran, 2012). Program kesehatan reproduksi remaja (KRR) merupakan program hasil penjabaran misi program Keluarga Berencana Nasional, yaitu mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas sejak dini dalam rangka menciptakan keluarga berkualitas. Remaja merupakan anggota atau bagian dari suatu keluarga. Secara umum Program KRR bertujuan untuk membantu remaja agar memiliki pengetahuan, kesadaran, sikap, dan perilaku kehidupan yang sehat dan bertanggungjawab melalui promosi, advokasi, komunikasi informasi edukasi, konseling, pelayanan dan dukungan kegiatankegiatan lain yang bersifat positif. Pada umumnya remaja tidak memiliki pengetahuan yang akurat tentang kesehatan reproduksi. Selainitu, remaja putri juga tidak memiliki akses terhadap pelayanan dan informasi kesehatan reproduksi. Informasi biasanya hanya dan teman dan/atau media, yang biasanya sering tidak akurat. Hal inilah yang menyebabkan remaja perempuan rentan terhadap kematian maternal, kematian anak dan bayi, aborsi tidak aman, penyakit menular seksual, kekerasan/pelecehan seksual, narkoba serta menderita HIV/AIDS (Sallika, 2010) Dalam data kependudukan Indonesia jumlah penduduk Indonesia tahun 2009 adalah 213.375.287, Yusnidar Pengetahuan dan Sikap Siswi Kelas X dan XI twntang Kegiatan PIK-KKR di MAN 1 Meulaboh... 24

sedangkan jumlah penduduk yang tergolong pemuda adalah 42.316,900 atau 19,82% dari seluruh penduduk Indonesia. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun, menurut Depkes RI dan BKKBN batasan usia remaja antara 10-19 tahun dan belum kawin, masa remaja adalah periode masa pematangan dan masa anak ke masa dewasa. Remaja dan permasalahannya sangat besar, besarnya arus globalisasi informasi yang tidak terkendali akan berdampak positif dan negatif bagi remaja, komunikasi orang tua dan remaja tentang permasalahan remaja dan masyarakat dalam permasalahannya. Informasi tentang penyalahgunaan narkoba belum tersosialisasi secara holistik dan simultan, data tahun 2004, 15% dari jumlah penduduk Indonesia terlibat penyalahgunaan narkoba (3,2 juta orang), 15 ribu meninggal pertahun. Semua agama melarang penyalahgunaan peredaran gelap narkoba. Menurut kebijakan pemerintah dalam Pernyataan Presiden RI tanggal 12 Mei 2000 bahwa narkoba sudah menjadi bencana nasional. Isu-isu Triad KRR (Seksualitas, HIV/AIDS dan Napza) merupakan isu yang sangat aktual yang memerlukan perhatian semua pihak. Oleh karena itu, Pemerintah (melalui BKKBN) telah melaksanakan dan mengembangkan program KRR yaitu kegiatan yang dilaksanakan dengan wadah PIK-KRR (Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan dan sikap positif remaja tentang kesehatan dan hak-hak reproduksi, guna meningkatkan derajat kesehatan reproduksinya dan mempersiapkan kehidupan berkeluarga dalam mendukung upaya peningkatan kualitas generasi mendatang. Kegiatan KRR ini diperlukan karena beberapa alasan melihat KRR pada saat ini sudah menjadi isu global. (1) Jumlah remaja yang begitu besar, (2) Menyiapkan SDM yang handal dalam mewujudkan keluarga berkualitas di masa mendatang harus dilakukan mereka masih remaja, (3) Sikap KRR pada remaja saat ini cenderung kurang mendukung terciptanya remaja berkualitas, (4) Pengetahuan remaja mengenai masalah kesehatan reproduksi remaja masih rendah, dilain pihak norma remaja saat ini, baik di daerah pedesaan maupun di daerah perkotaan lebih toleran dengan hubungan seks sebelum menikah (BKKBN, 2006). Strategi pengembangan kesehatan reproduksi remaja dalam kegiatan ini dilakukan dengan 2 strategi, strategi pertama adalah peningkatan assets yaitu peningkatan kemampuan dan kemauan positif remaja yang terdiri dari 1) Pengetahuan. Sikap tentang KRR dan TRIAD KRR, 2) Penguasaan tentang kecakapan hidup (Life skills). Strategi yang kedua adalah pengembangan resources yaitu pengembangan jaringan dan dukungan positif terhadap remaja dan program KRR. 2. Tinjauan Pustaka Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Pada waktu penginderaan akan menghasilkan pengetahuan dan ini sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui indera pendengaran dan penglihatan. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal (Wawan, 2010). Campbel (1950) mengemukakan bahwa sikap adalah sekumpulan respon yang konsisten terhadap objek sosial. Penekanan konsistensi respon ini memberikan muatan emosional pada definisi yang dikemukakan. Sikap tidak hanya kecenderungan merespon yang diperoleh dari pengalaman tetapi sikap respon tersebut harus konsisten. Pengalaman memberikan kesempatan bagi individu untuk belajar. Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran dan perilaku. Sikap adalah kondisi mental yang kompleks yang melibatkan keyakinan dan perasaan, serta disposisi untuk bertindak dengan cara tertentu. Kesehatan reproduksi seperti yang disepakati dalam International Coference on Population Development (ICPD) Kairo 1994 dan World Health Organization (WHO) yaitu suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh tidak Yusnidar Pengetahuan dan Sikap Siswi Kelas X dan XI twntang Kegiatan PIK-KKR di MAN 1 Meulaboh... 25

semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam suatu hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya (Depkes RI, 2005) Merujuk dari pengertian diatas, kesehatan reproduksi dapat diartikan pula sebagai kemampuan seorang wanita untuk memanfaatkan alat reproduksinya dan mengatur kesuburanya dapat menjalani kehamilan dan persalinan secara aman serta mendapatkan bayi tanpa resiko apapun atau Well Mother dan Well born baby dan selanjutnya mengembalikan kesehatan dalam batas normal (Manuaba, 2005). Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem reproduksi (fungsi, komponem dan proses) yang di miliki oleh remaja yaitu laki-laki dan wanita usia 10-24 tahun baik secara fisik, mental, emosional dan spiritual (BKKBN, 2011). Adapun tujuan dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja agar memahami dan menyadari tentang pentingnya kesehatan reproduksi remaja, sehingga memiliki sikap dan perilaku sehat terhadap kesehatan reproduksi yang dilakukan melalui upaya advokasi, promosi, konseling, informasi dan edukasi kesehatan reproduksi serta pelayanan kepada remaja yang memiliki permasalahan khusus serta pemberian dukungan kepada kegiatan remaja yang bersifat positif (Widyastuti, 2009). 3. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang diarahkan untuk mendiskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di dalam suatu komunitas atau masyarakat (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini yang akan dideskripsikan adalah pengetahuan dan sikap siswi kelas X dan XI tentang kegiatan Pusat Remaja (PIK-KRR) di MAN 1 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Tahun 2015. Jumlah sampel ditentukan dengan rumus Slovin, dalam Notoatmodjo (2010) : n = 140 1+N( d2 ) Keterangan : n = Sampel minimal N = Populasi d = Derajat penyimpangan terhadap populasi (15%) Diperoleh jumlah sampel sebanyak 34 orang, dan menggunakan simple random sampling sebagai metode pengambilan sampel dalam penelitian ini. Pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan cara data yang telah dikumpulkan diolah secara manual dengan langkah-langkah sebagai berikut (Notoadmojo, 2010) : 1) Editing yaitu memeriksa data yang telah dikumpulkan baik berupa daftar pertanyaan, kartu atau buku register. 2) Coding yaitu untuk mempermudah pengolahan sebaiknya semua variabel diberi kode terutama data klasifikasi. 3) Transfering yaitu menyusun total nilai dari variabel-variabel penelitian yang diberikan 4) Tabulating yaitu pengorganisasian data sedemikian rupa agar dengan mudah dapat di jumlah, disusun, ditata untuk disajikan dan dianalisis. Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat. Analisis univariat adalah suatu prosedur untuk menganalisa data dari tiap-tiap variabel dan menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). P = f x 100% n Keterangan : P = Persentase f = Frekuensi teramati n = Jumlah sampel 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pengetahuan Siswa Pengetahuan siswa tentang kegiatan Pusat Remaja (PIK-KRR) di MAN 1 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat di kategorikan menjadi tiga kategori, yaitu kategori baik, cukup dan kurang. Kategori pengetahuan siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Kegiatan Pusat Informasi Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK- KRR) di MAN 1 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Tahun 2015 No Kategori Jumlah 1 Baik 9 2 Cukup 11 3 Kurang 14 Total 34 Sumber : Data Primer tahun 2015 (%) 26,47 32,35 41,18 100 Yusnidar Pengetahuan dan Sikap Siswi Kelas X dan XI twntang Kegiatan PIK-KKR di MAN 1 Meulaboh... 26

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kebanyakan remaja memiliki pengetahuan pada kategori kurang tentang kegiatan Pusat Informasi KRR), yaitu 14 orang (41,18%). Sikap Siswa Sikap siswa tentang kegiatan Pusat Informasi KRR) di kategorikan menjadi dua kategori, yaitu positif dan negatif. Kategori sikap siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap tentang Kegiatan Pusat Informasi Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) di MAN 1 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Tahun 2015 No Kategori Jumlah (%) 1 Positif 15 44,12 2 Negatif 19 55,88 Total 34 100 Sumber : Data Primer tahun 2015 Dari tabel 2, di atas dapat diketahui bahwa manyoritas responden memiliki sikap yang negatif tentang kegiatan Pusat Informasi Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR), yaitu 19 orang (55,88 %). Pembahasan Pengetahuan Siswa tentang Kegiatan Pusat Remaja (PIK-KRR) Hasil penelitian diperoleh bahwa kebanyakan siswa kelas XI dan XII di MAN 1 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat memiliki pengetahuan yang kurang yaitu 41,18%. Pengetahuan yang dimiliki siswa tentang kegiatan Pusat Informasi Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) akan berdampak pada perilaku siswa dalam kehidupan reproduksinya sehari-hari Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Pada waktu penginderaan akan menghasilkan pengetahuan dan ini sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui indera pendengaran dan penglihatan. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan merupakan awal dari perubahan perilaku. Artinya jika ingin mengubah perilaku siswa, maka mulailah dari meningkatkan pengetahuan siswa terlebih dahulu. Peningkatan pengetahuan ini dapat dilakukan dengan memberikan informasi seluas-luasnya kepada siswa akan pentingnya kegiatan Pusat Informasi Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR). Oleh karena itu, bagi petugas kesehatan perlu memberikan penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya kegiatan Pusat Remaja (PIK-KRR). Penyuluhan ini juga perlu untuk mengubah anggapan siswa yang menganggap bahwa Kesehatan Reproduksi Remaja adalah hal yang tabu atau memalukan untuk dipelajari. Sikap Siswa tentang Kegiatan Pusat Informasi KRR) Hasil penelitian di MAN 1 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat menunjukkan bahwa mayoritas siswa kelas XI dan XII memiliki sikap yang negatif terhadap kegiatan Pusat Informasi Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) yaitu sebanyak 19 orang (55,88%). Sikap yang negatif ini menunjukkan bahwa siswa tidak memiliki penilaian dan dukungan yang baik terhadap pentingnya kegiatan Pusat Informasi KRR).Sikap yang negatif ini terbentuk dari penilaian yang negatif dari siswa. Sikap adalah kecenderungan untuk merespon secara positif maupun secara negatif terhadap objek, manusia ataupun situasi. Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran dan perilaku. Sikap adalah kondisi mental yang kompleks yang melibatkan keyakinan dan perasaan, serta disposisi untuk bertindak dengan cara tertentu (Wawan, 2010). Berdasarkan hal tersebut petugas kesehatan harus mengupayakan peningkatan sikap siswa untuk menjadi lebih baik melalui penyuluhan kesehatan khususnya tentang kegiatan Pusat Remaja (PIK-KRR). 5. Simpulan dan Saran Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan : Yusnidar Pengetahuan dan Sikap Siswi Kelas X dan XI twntang Kegiatan PIK-KKR di MAN 1 Meulaboh... 27

1) Pengetahuan siswa tentang kegiatan Pusat Remaja (PIK-KRR) berada pada kategori kurang, yaitu 14 orang (41,18%). 2) Sikap siswa tentang kegiatan Pusat Informasi Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) berada pada kategori negatif, yaitu 19 orang atau sekitar 55,88 %. Saran 1) Disarankan kepada Puskesmas Johan Pahlawan untuk meningkatkan pengetahuan, dan sikap siswa di MAN 1 Meulaboh dengan cara memberi penyuluhan-penyuluhan kepada siswa berkaitan dengan pentingnya kegiatan Pusat Remaja (PIK-KRR). 2) Disarankan kepada siswa agar dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap dengan mengikuti perkembangan kesehatan reproduksi remaja melalui sumber-sumber bacaan seperti buku, majalah mupun media elektronik Daftar Pustaka BKKBN, (2006). Penanggulangan Masalah Kesehatan Reproduksi. Jakarta, (2011). Generasi Berencana yang Sehat dan yang Berakhlak Mulya,, Direktorat Bina ketahanan Remaja. Jakarta. Depkes RI, (2005). Modul Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Jakarta Kusmiran, (2012). Reproduksi Remaja dan Wanita: Salemba Medika. Jakarta Manuaba, et.al., (2005). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Edisi ke 2, EGC. Jakarta. Notoatmodjo, (2012). Promosi Kesehatan dan Prilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta., (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta. Jakarta Sallika, (2010). Fenomena dan Tantangan Remaja Menjelang Dewasa, Briliant Books : Yogyakarta. Wawan, (2010). Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap dan perilaku manusia. Nuha Medika. Jakarta Widyastuti, Y dan Rahmawati, A, (2009). Kesehatan Reproduksi, Yokyakarta, Fitramaya. Penulis : Yusnidar, S.Kep. Lahir di Aneuk Cut, pada 24 Januari 1972 Pekerjaan: Dosen Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh Program Studi Keperawatan Meulaboh Kabupaten Aceh Barat. Lulusan DIII Keperawatan Banda Aceh (1993) dan S1 Keperawatan USU (2006). Yusnidar Pengetahuan dan Sikap Siswi Kelas X dan XI twntang Kegiatan PIK-KKR di MAN 1 Meulaboh... 28