KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Oleh : BUANAH A 310060296 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia tidak dapat hidup secara individu, tetapi ia juga hidup bermasyarakat yang saling berinteraksi. Sebagai gejala sosial, bahasa dan pemakaian bahasa tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor linguistik, tetapi juga faktor non-linguistik, antara lain faktor sosial. Faktor sosial yang mempengaruhi pemakaian bahasa, misalnya status sosial, tingkat pendidikan, jenis kelamin, tingkat ekonomi, dan siapa yang berbicara, dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, di mana, dan mengenai apa, seperti dirumuskan oleh Fishman (dalam Suwito, 1983: 3) : Who speaks, what language, to whom, and when. Bertolak dari pendapat di atas, jelas bahwa pemakaian bahasa tidak terlepas dari faktor linguistik dan non-linguistik. Artinya, pemakaian bahasa selalu terikat pada konteks dan situasi yang melingkupinya. Demikian halnya dengan pemakaian bahasa pada surat kabar harian Solopos khususnya pada kolom tajuk rencana apakah sudah menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebagai salah satu ragam bahasa, bahasa jurnalistik tunduk kepada kaidah dan etika bahasa baku (Sumadiria, 2005: 53). 1
2 Peneliti tertarik untuk meneliti kajian pemakaian deiksis sosial dalam tajuk rencana harian Solopos edisi Januari-Februari 2010. Penulisan tajuk rencana juga memerlukan pemakaian deiksis sosial, yang digunakan untuk mengetahui tingkat sosial, tingkat pendidikan, jenis kelamin, tingkat ekonomi, dan siapa yang berbicara, dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, di mana, dan mengenai apa. Peneliti memilih surat kabar harian Solopos karena harian Solopos sampai saat ini masih sebagai market leader berbagai media cetak yang beredar di kawasan Soloraya. Meskipun menghadapi banyak persaingan media cetak lain, Solopos tetap menjaga kualitas dan meningkatkan kualitasnya, Solopos juga terus berupaya agar dinamika masyarakat Solo dan sekitarnya terus meningkat. Ungkap Amir Tohari (Manajer Promosi Solopos). Selain itu keunggulan dari surat kabar harian Solopos adalah gaya pengungkapan beritanya yang dinamis yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pembacanya, khususnya bagi pelanggan setia surat kabar harian Solopos dan masyarakat pada umumnya. Selain itu, terdapat kolom khusus Soloraya yang mana isinya mengenai kabar terbaru dan wawasan mengenai Solo dan sekitarnya. Bahasa erat kaitanya dengan penyampaian ide atau gagasan yang ada dalam pikiran dan perasaan manusia, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Perwujudan pikiran dan perasaan manusia dalam bentuk bahasa ini dapat tertuang dalam bentuk wacana. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Chaer dan Leonie (1995: 267) Bahwa wacana adalah satuan bahasa, bahasa yang terdapat pada surat kabar harian Solopos, tidak terlepas dari fungsi dan
3 tujuan bahasa itu digunakan dalam proses komunikasi antar individu maupun kelompok. Jadi, setiap tuturan yang diungkapkan pasti mengandung kekuatan tutur, yaitu untuk apa tuturan itu harus dituturkan Dalam penelitian ini, analisis fungsional digunakan untuk mengkaji satuan analisis pemakaian deiksis sosial. Dengan objek satuan tersebut dapat diketahui apa fungsi deiksis sosial itu dan maksud deiksis sosial itu diutarakan oleh penuturnya. Dalam kajian ini pendekatan yang digunakan adalah pragmatik, yakni bagaimana bahasa digunakan untuk berkomunikasi. Menurut Wijana (1996: 1) pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di dalam komunikasi. Bidang kajian pragmatik meliputi, deiksis, peranggapan, implikatur, tindak bahasa dan analisis wacana. Kajian deiksis menurut Cahyono (1995: 217) merupakan kajian tentang suatu cara untuk mengacu ke hakikat tertentu dengan bahasa yang hanya dapat ditafsirkan menurut makna yang diacu oleh penutur dan dipengaruhi oleh situasi pembicaraan. Contoh: (1) Banyak jalan tol dibuat sekarang. (2) Sekarang lebih baik selalu sedia payung. (3) Jangan pulang sekarang. Kata sekarang dalam contoh-contoh di atas memiliki maksud yang berbeda, pada contoh (1) sekarang dapat mengacu ke waktu selama lima
4 tahun, contoh (2) sekarang dapat mengacu ketika musim hujan saja, contoh (3) sekarang mengacu pada waktu itu juga. Menurut Cahyono (1995: 219) deiksis sosial dalam masyarakat Jawa pada umumnya digunakan sebagai etika berbahasa yang mempengaruhi kedudukan sosial antara pembicara, pendengar atau orang yang dibicarakan. Sebagai contoh untuk bentuk yang sepadan dengan Anda dapat dinyatakan dengan kowe, sampeyan, panjenengan yang bertentangan dari tingkatan kesopanan berbahasa dari yang paling rendah hingga paling tinggi. Di dalam surat kabar terdapat satu halaman yang disediakan untuk pendapat atau opini, yang sering disebut dengan halaman pendapat atau opinion page. Pada halaman pendapat ini terdapat kolom tajuk rencana. Sumadiria (2005: 7-8) menyatakan tajuk rencana atau editorial adalah opini berisi tentang sikap suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal, dan atau controversial yang berkembang dalam masyarakat. Jadi, tajuk rencana merupakan pandangan editorial terhadap suatu topik yang menyajikan kebenaran yang mempengaruhi pendapat umum, dan mengungkapkan peristiwa yang aktual, serta pernyataan yang berbentuk fakta atau opini dari suatu masalah yang terjadi di masyarakat. Kridalaksana (dalam Aminudin, 2008: 28) menyatakan bahwa bahasa yang lazim diberikan yaitu bahasa adalah sistem lambang bunyi arbitrer yang dipergunakan suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan
5 mengidentifikasi diri. Hal sama dikemukakan Bolinger (dalam Aminudin, 2008: 29) bahasa selain bersifat arbitrer, sekaligus juga nonarbitrer. Dahulu sarana pertukaran informasi di indonesia masih membutuhkan waktu yang cukup lama untuk sampai ketujuanya. Akan tetapi, di era modern saat ini sarana pertukaran informasi sangat beragam. Misalnya media elektronik dan media cetak merupakan sarana pelayanan publik yang sangat berkembang pesat. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengkaji pemakaian deiksis sosial dalam tajuk rencana harian Solopos edsisi Januari-Februari 2010. Selain itu, karakter dan kepribadian pers terdapat sekaligus tercermin dalam tajuk rencana. B. Pembatasan Masalah Untuk mencegah kekaburan masalah dan untuk mengarahkan penelitian ini agar lebih intensif dan efisien sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai sangat diperlukan pembatasan masalah. Moeloeng (2002: 63) mengungkapkan bahwa pembatasan masalah memberi bimbingan dan arahan kepada peneliti untuk menentukan data yang perlu dikumpulkan dan data yang tidak relevan. Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah atau wilayah penelitian pada studi kasus pemakaian deiksis sosial dalam tajuk rencana harian Solopos edisi Januari-Februari 2010.
6 C. Perumusan Masalah Adapun permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana bentuk-bentuk deiksis sosial yang terdapat dalam tajuk rencana harian Solopos edisi Januari-Februari 2010? 2. Apa sajakah kategori deiksis sosial yang terdapat dalam tajuk rencana harian Solopos edisi Januari-Februari 2010? 3. Apa sajakah fungsi pemakaian deiksis sosial yang terdapat dalam tajuk rencana harian Solopos edisi Januari-Februari 2010? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang dikaji tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan bentuk-bentuk deiksis sosial yang terdapat dalam tajuk rencana harian Solopos edisi Januari-Februari 2010. 2. Mendeskripsikan kategori deiksis sosial yang terdapat dalam tajuk rencana harian Solopos edisi Januari-Februari 2010. 3. Mendeskripsikan fungsi pemakaian deiksis sosial yang terdapat dalam tajuk rencana harian Solopos edisi Januari-Februari 2010.
7 E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis. 1. Manfaat Teoritis a. Memperkaya kajian tentang deiksis khususnya deiksis sosial. b. Dapat memperkaya kajian linguistik, khususnya kajian pragmatik 2. Manfaat Praktis a. Memberikan informasi tentang pemakaian bahasa, terutama pemakian deiksis dalam tajuk rencana b. Memberikan masukan pada pembuat tajuk rencana dalam pemakaian deiksis secara benar.