BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Untuk mengetahui bagaimana kepedulian dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepedulian ibu-ibu terhadap pertumbuhan balita pada ibu-ibu suku Dayak di Desa Tebedak, serta mengetahui respon ibu-ibu terhadap fasilitas kesehatan (posyandu) yang telah disediakan oleh pemerintah, digunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan dengan menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung dan manusia merupakan instrumen utama pengumpul data. Data kualitatif dikumpulkan dalam bentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka, dan analisis data dilakukan secara induktif (Mukhtar, 2007). Paradigma penelitian kualitatif yang dikembangkan oleh Max Weber dan Irwin Deutcher (Mukhtar, 2007) berusaha memahami perilaku manusia dari sisi kerangka/ cara berpikir dan cara bertindak manusia itu sendiri. Sehingga dari konsep tersebut, menurutnya setiap perilaku atau simbol tertentu mengandung makna. Tugas peneliti adalah mengungkapkan makna perilaku dan simbol itu seperti apa adanya. Berkaitan dengan permasalahan dan tujuan yang diuraikan, maka jenis penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif lebih menjelaskan bila dibandingkan dengan deskriptif kuantitatif yang hanya menyimpulkan hasil survey yang dilakukan. Hasil interpretasi dari deskriptif kualitatif tidak lebih dari jenis penelitian fenomenologi, grounded research, dan naratif (Sugiono, 2008). 21
22 3.2 Partisipan Penelitian Teknik penentuan riset partisipan yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling atau teknik sampling bertujuan, dimana partisipan tidak diambil secara acak, tetapi dipilih mengikuti kriteria tertentu dan kepada riset partisipan juga dinyatakan mengenai kesediaannya untuk menjadi riset partisipan. Peneliti menggunakan teknik purposive sample, karena dalam penelitian kualitatif peneliti sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor kontekstual dan maksud sampling dalam hal ini adalah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan bangunannya (contructions). Selain itu untuk menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul (Moleong, 2010:19). Berkaitan dengan tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui bagaimana kepedulian dan faktor-faktor apa yang kepedulian ibu-ibu terhadap proses pertumbuhan balita suku Dayak, maka karakteristik riset partisipan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Ibu yang memiliki anak dengan rentang usia usia 0-5 tahun berlatar belakang suku Dayak murni atau campuran 2. Ibu yang tidak rutin atau pernah tidak membawa balitanya ke posyandu. 3. Bertempat tinggal di Desa Tebedak Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. 4. Dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar 5. Bersedia menjadi partisipan. 6. Sehat fisik dan mental.
23 3.3 Waktu dan Tempat Penelitian Studi pendahuluan telah dilakukan pada awal Desember 2011 hingga awal Januari 2012, yang dilanjutkan dengan observasi pada bulan Agustus hingga bulan September 2012. Untuk wawancara mendalam peneliti melaksanakannya pada bulan November 2012. Penelitian dilakukan di desa Tebedak Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak Kalimantan Barat, partisipan yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 10 orang Ibu. Kesepuluh partisipan tersebut diambil sebagai narasumber yang datanya akan dianalisis guna mengetahui bagaimana kepedulian dan faktor apa saja yang mempengaruhi kepedulian ibu-ibu pada proses pertumbuhan balitanya. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara mendalam (in-dept interview). Wawancara ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2000:75). Menurut Ester Berg (dalam Sugiono, 2005:232) wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat di kontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dalam wawancara ini, peneliti menggunakan alat bantu untuk memudahkan peneliti memperoleh dan mengumpulkan data. Alat bantu tersebut berupa pedoman wawancara, alat pencatat, atau perekam (tape recorder). Pedoman wawancara dalam penelitian ini berupa pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan sesuai dengan permasalahan penelitian berdasarkan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini (Moleong, 2010:203). Sedangkan permasalahan yang akan dijadikan pokok bahasan dalam wawancara adalah bagaimana
24 kepedulian dan faktor apa saja yang mempengaruhi kepedulian ibu-ibu, terhadap proses pertumbuhan balita suku Dayak Desa Tebedak. Wawancara dalam penelitian ini ditujukan untuk ibu-ibu yang memiliki balita. Untuk memberikan batasan materi dalam wawancara maka akan dilampirkan kisi-kisi yang akan dijadikan acuan dalam pelaksanaan wawancara. 3.5 Teknik Analisis Data Analisa data menurut Bogdan (dalam Sugiono, 2008: 248) adalah mencari dan menyusun data secara sistematis dari data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan ke unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan orang lain. Analisa data yang digunakan sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (dalam Sugiono, 2008: 246). Menurut Miles dan Huberman bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, adalah sebagai berikut: a. Data reduction (Reduksi data). Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas serta mempermudah peneliti melakukan peneliti untuk melakukan pengumpulan data dan mencari data jika diperlukan.
25 b. Data display (penyajian data). Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Dalam sugiono, 2011 Miles dan Huberman (1984) menyatakan: The frequent form of display data of qualitative research data in the past has been narrative text. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. c. Conclusion/ verification. Menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang di rumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.
26 3.6 Uji Keabsahan Data Penelitian kualitatif memiliki konsep keabsahan data yang merupakan pembaharuan dari konsep validitas dan reliabilitas. Keabsahan data memiliki kriteria di mana salah satunya adalah derajat kepercayaan kredibillitas yang pada dasarnya menggantikan validitas internal penelitian non kualitatif (Moleong, 2010:321). Untuk memastikan keabsahan kriteria ini, dapat digunakan bentuk triangulasi. Menurut Moeleong (2010: 330), triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, di luar data untuk keperluan pengecekkan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denzin (dalam Moleong, 2010: 330), membedakan triangulasi menjadi empat macam sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Dalam penggunaan triangulasi sumber adalah dengan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan uraian sebagai berikut: 1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara 2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi 3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu 4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang
27 seperti rakyat biasa, orang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berbeda, orang pemerintahan. Triangulasi merupakan cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan kontruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu pengumpulan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Sehingga peneliti dapat me-recheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori. Untuk itu peneliti dapat melakukannya dengan jalan: 1) Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan 2) Mengeceknya dengan berbagai sumber data 3) Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber. Teknik pemeriksaan keabsahan ini dilakukan dengan cara membandingkan data hasil wawancara dengan data yang diperoleh dari pengamatan selama penelitian berlangsung. Pembandingan ini dilakukan untuk memperoleh kesesuaian data satu dengan yang lain sehingga diperoleh suatu keabsahan data. Kemudian, data yang diperoleh secara individu dibandingkan satu sama lain dari tiap subjek yang ada kemudian disimpulkan. 3.7 Etika Penelitian Pertimbangan etika digunakan untuk melindungi partisipan dari hal yang akan merugikan partisipan. Pertimbangan etika yang dipakai dalam penelitian menurut Wood dan Haber, ( dalam Oktarina, 2011:44), menyebutkan lima prinsip etika yang dipakai dalam penelitian kualitatif yaitu self determin, privacy and dignity, Anoninity and Confidentalty, Fair Treatment/ justice and to protection from discomfort and harm.
28 Sedangkan Prinsip Etika Penelitian Kesehatan (PNEPK), tahun 2004 terdiri atas tiga prinsip: a. Respec for persons (menghormati seseorang). Berdasarkan prinsip etika partisipan harus diperlakukan sebagai individu yang memiliki otonomi berupa kebebasan memilih tanpa adanya tekanan dari siapapun. Adapun dalam penelitian ini, peneliti memberi kesempatan dan kebebasan kepada partisipan untuk menentukan bersedia atau tidak menjadi partisipan dalam penelitian ini. Pada partisipan peneliti wajib memberi penjelasan tentang tujuan dan manfaat penelitian ini dilakukan. Data yang terkumpul dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk memenuhi hak partisipan peneliti memberikan informed consent kepada partisipan untuk ditandatangani sebagai tanda persetujuan menjadi partisipan. b. Beneficence (Pemanfaatan). Berdasarkan prinsip anonymity peneliti melakukan wawancara hanya dengan partisipan. Pada saat penelitian jika partisipan memiliki urusan mendesak dan meminta untuk dihentikan wawancara maka peneliti memberikan kebebasan kepada partisipan. Pada saat penelitian partisipan diberikan kebebasan memilih waktu dan tempat yang sesuai kesepakatan kedua belah pihak. Untuk menjaga kerahasiaan identitas partisipan, peneliti menggunakan kode P1, P2, dan seterusnya untuk mencegah bocornya identitas partisipan. Peneliti berkewajiban menjelaskan kepada partispan, jika selama wawancara berlangsung akan menggunakan
29 alat perekam suara sebagai dokumentasi. Hasil wawancara akan disimpan dalam bentuk rekaman serta diberi kode sesuai kode partisipan tersebut. Selanjutnya akan ditransfer ke laptop pada file tertentu dengan menggunakan kode partisipan. Semua data hanya boleh dibuka oleh peneliti untuk kepentingan penelitian. c. Justice (Keadilan). Seseorang harus diperlakukan secara adil dan harus menerima sesuatu yang seharusnya partisipan dapatkan. Perlakuan adil adalah pemilihan partisipan secara adil dan perlakuannya selama penelitian. Hal ini termasuk pemilihan pertisipan secara langsung dalam penelitian dengan kenyamanan dari partisipan itu sendiri (Wood and Haber, 2010). Perinsip etika justice peneliti terapkan dengan memperlakukan partisipan serta reward yang diberikan secara adil tanpa adanya perbedaan.