BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PENYAJIAN DATA. Penelitian ini meneliti tentang pengaruh yang signifikan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan-kegiatan belajarnya dan memberi petunjuk atas perbuatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menemukan metodologi, dan menemukan alat-alat analisis data 1. Sedangkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2000). Untuk hasil r hitung pada penelitian dapat dilihat pada kolom Corrected

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran. dalam pembinaan dan peningkatan olahraga khususnya cabang bolavoli.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20

BAB III METODE PENELITIAN. Akan tetapi penulis telah melakukan studi pendahuluan sebelumnya. Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif, yaitu suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GROGOL TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan

ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB III METODE PENELITIAN. kausal. Sugiyono (2010, hal.13) mengatakan bahwa metode penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang satu sama lainnya saling

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. itu telah disebarkan kuesioner kepada 50 orang responden. Oleh karena itu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y)

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS HASIL. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang terdiri

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas yaitu supervisi akademik pengawas sekolah (X 1 ), komunikasi. terikat kinerja guru dalam pembelajaran (Y).

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini menggunakan sampel berjumlah 83 yaitu mahasiswa

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 18 responden laki-laki dengan persentase 43% dan 24 orang responden

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antar variabel, dan jika ada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN INTERPERSONAL GURU- GURU DALAM KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DI GUGUS 2 KECAMATAN BUKIT SUNDI KABUPATEN SOLOK

BAB I PENDAHULUAN. Sejak di lahirkan, manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian desktiptif. Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu : 1) Kepemimpinan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan variabel terikat (Y). Menurut Kerlinger (1973) Consuelo dkk

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang berarti umum

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah guru pembimbing dan siswa kelas XI di SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif korelasional.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BUDAYA ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN

BAB III METODE PENELITIAN. Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan dimulai

BAB I PENDAHULUAN. apabila seseorang dapat menguasai teknik dasar yaitu passing bawah, passing

HUBUNGAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI MEDIA FACEBOOK DENGAN KETERBUKAAN DIRI DALAM BERKOMUNIKASI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. travel kota bengkulu, dapat disajikan seperti pada Tabel 4 berikut ini:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam berorganisasi. Komunikasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tanggal 16 Februari hingga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI HUBUNGAN PENGETAHUAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PEMANFAATAN ICT Untuk melihat pemanfaatan ICT digunakan data angket siswa yang sudah

BAB IV PENUTUP. sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan. Pendekatan komunikasi. diwujudkan kedalam beberapa bentuk.

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif yaitu suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek,

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dinyatakan dalam bentuk jumlah atau angka yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi dan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi. Variabel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PENYAJIAN DATA. 2 Klaten. Try Out ini dimaksud untuk mengetahui adanya item-item yang. tidak memenuhi validitas dan realibilitas.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian dan pembahasan data yang

BAB IV ANALISIS KORELASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA SMP MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA

Pelaksanaan penelitian dimulai dari tanggal 2 April s/d 1 Mei 2012,dan sebagai tempat penelitiaannya adalah PT. Astra International, TSO-auto 2000.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA BUKITTINGGI

BAB III. Metode Penelitian. diamati dan diukur untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variabel lain. Singkatnya

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variable penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PSIKOLOGI PELATIHAN FISIK

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai permasalahan yang diangkat pada penelitian ini, pendekatan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi olahraga dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kesesuaian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunahkan pendekatan kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional, yakni penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Peneliti akan memaparkan hasil penelitian berupa hasil angket, hasil wawancara, hasil korelasi terhadap semua sumber data yang relevan, maka secara umum hasil penelitian tentang efektivitas komunikasi terhadap kerjasama tim dalam cabang olahraga permainan bola basket dapat digambarkan dalam beberapa hal sebagai berikut : 1. Hasil Korelasi Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui keterkaitan antara variabel X (Efektivitas Komunikasi) dan variabel Y (Kerjasama Tim). Korelasi yang digunakan penulis adalah korelasi jenjang spearmen dengan bantuan perangkat lunak (software) SPSS 20 for windows. Langkah-langkah menganalisis menggunakan korelasi jenjang spearmen dengan menggunakan perangkat lunak (software) SPSS 20 for windows yaitu sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Korelasi SPSS KOMUNIKASI KERJASAMA KOMUNIKASI Pearson Corelation Sig.(2-tailed) N KERJASAMA Pearson Corelation Sig.(2-tailed) N 1,700**,00 25,700**,000 25 1 25

54 Berdasarkan hasil penghitungan melalui software SPSS 20 dan analisis statistik Korelasi Pearson s Product Moment didapat harga koefisien korelasi antara Variabel X dan Variabel Y sebesar 0,700 yang terletak diantara 0,600 sampai dengan 0,799 dengan daerah korelasi kuat. Dapat diambil kesimpulan bahwa efektifitas komunikasi memiliki hubungan yang kuat terhadap kerjasam tim cabang olahraga bola basket. 2. Deksripsi Angket Hasil penelitian tentang efektivitas komunikasi terhadap kerjasama tim dalam cabang olahraga permainan bola basket ditentukan dari hasil penelitian dengan menggunakan instrument angket sebagai instrumen utama. Angket dibagikan kepada 25 responden anggota tim bola basket SMPN 1 Ciledug. Adapun hasil Persentase rata-rata efektivitas komunikasi terhadap kerjasamma tim dalam cabang olahraga permainan bola basket dapat dilihat sebagai berikut : a. Variabel X (Komunikasi) Grafik 4.1 Rata-Rata Persentase Variabel Komunikasi Rata-Rata Persentase Variabel Komunikasi 11% 10% 4% 30% 45% Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

55 Berdasarkan data di atas dapat dianalisis bahwa rata-rata persentasi variabel X responden yang menjawab Sangat Setuju sebanyak 45%, Setuju sebanyak 30%, Ragu-Ragu sebanyak 11%, tidak setuju 10%, dan Sangat Tidak Setuju sebanyak 4%. Sedangkan total hasil jawaban responden terhadap varibael X (komunikasi) dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 4.2 Total Jawaban Responden Variabel Komunikasi Pernyataan SS S RR TS STS 1 15 7 3 0 0 2 11 8 5 1 0 3 13 7 3 2 0 4 15 6 4 0 0 5 11 10 3 1 0 6 1 3 2 10 9 7 13 12 0 0 0 8 17 6 2 0 0 9 11 7 3 4 0 10 14 10 1 0 0 11 0 0 3 13 9 12 19 6 0 0 0 13 11 12 2 0 0 14 15 9 1 0 0 15 2 2 9 8 4 16 11 8 4 2 0 17 1 3 9 12 0 18 12 7 2 1 0 19 18 7 0 0 0 20 12 13 0 0 0 21 13 11 1 0 0 TOTAL 235 154 57 54 22

56 Hasil total jawab responden dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 4.2 Hasil Jawaban Responden Variabel Komunikasi 250 235 200 150 154 100 57 54 50 22 0 SANGAT SETUJU SETUJU RAGU-RAGU TIDAK SETUJU SANGAT TIDAK SETUJU Variabel Komunikasi Dari hasil grafik di atas dapat disimpulkan bahwa total hasil jawaban variabel X (Komunikasi) yang menjawab Sangat Setuju sebanyak 235, Setuju sebanyak 154, Ragu-Ragu sebanyak 57, Tidak Setuju sebanyak 54, dan Sangat Tidak Setuju sebanyak 22. b. Variabel Y (Kerjasama Tim) Hasil Persentasi rata-rata variabel Y Kerjasama Tim dapat dilihat pada grafik berikut :

57 Grafik 4.3 Rata-Rata Persentase Variabel Kerjsama Tim Rata-Rata Persentase Variabel Kerjasama Tim Sangat Setuju 13% 10% 6% 32% 39% Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Berdasarkan data di atas dapat dianalisis bahwa rata-rata persentasi variabel Y Kerjasama Tim responden yang menjawab Sangat Setuju sebanyak 39%, Setuju sebanyak 32%, Ragu-Ragu sebanyak 13%, Tidak Setuju 10%, dan Sangat Tidak Setuju sebanyak 6%. Sedangkan total hasil jawaban responden terhadap varibael Y(Kerjasama Tim) dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 4.3 Total Jawaban Responden Variabel Kerjasama Tim Pernyataan SS S RR TS STS 22 10 12 3 0 0 23 2 1 5 13 4 24 0 0 10 7 6 25 18 7 0 0 0 26 9 9 3 4 0

58 27 6 14 4 1 0 28 0 0 7 8 10 29 11 12 1 1 0 30 13 9 2 1 0 31 15 2 3 0 0 32 0 0 5 13 7 33 13 10 2 0 0 34 10 14 1 0 0 35 14 9 2 0 0 TOTAL 121 99 48 48 27 Hasil total jawab responden dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 4.4 Hasil Jawaban Responden Variabel Kerjasama Tim 140 120 100 80 121 99 60 48 48 40 27 20 0 SANGAT SETUJU SETUJU RAGU-RAGU TIDAK SETUJU SANGAT TIDAK SETUJU Variabel Kerjasama Tim

59 Dari hasil grafik di atas dapat disimpulkan bahwa total hasil jawaban variabel Y (Kerjasama Tim) yang menjawab Sangat Setuju sebanyak 121, Setuju sebanyak 99, Ragu-Ragu sebanyak 48, Tidak Setuju sebanyak 48, dan Sangat Tidak Setuju sebanyak 27. B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Hubungan Efektivitas kkomunikasi Antar Individu Terhadap Kerjasama Tim Bola Basket SMPN 1 Ciledug Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan terhadap hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya. Pembahasan ini berdasarkan hasil penelitian yang peneliti telah tentukan sebelumnya, sehingga diharapkan sesuai dengan pokok permasalahan yang ada dalam penelitian ini. Pembahasan hasil penelitian ini sangat penting mengingat hasil penelitian sebagaimana tertuang dalam deskripsi hasil angket, wawancara dan observasi yang memerlukan penjelasan yang lebih mendalam. Pembahsan hasil penelitian yang peneliti temukan di lapangan dikaitkan dengan kajian-kajian teoritis, sehingga diharapkan dapat diperoleh gambaran yang jelas dan komprehensif tentang permasalahan yang ada dalam penelitian. Komunikasi pada hakikatnya merupakan kegiatan penyampaian dan penerimaan pesan dari sumber ke penerima. Secara etimologi komunikasi berasal dari bahasa latin Communication dengan kata dasar communis yang berarti sama, maksudnya adalah bahwa orang yang menyampaikan dan orang yang menerima mempunyai persepsi yang sama tentang apa yang disampaikan (Dedy Mulayana, 2008: 46). Arni Muhammad (2014: 1) komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Hubungan komunikasi dalam tim bola basket SMPN 1 Ciledug cukup baik ditandai dengan saling tegur sapa antara anggota. Antara anggota baik yang sudah lulus maupun anggota yang masih aktif disekolah terlihat sangat baik. Hal itu terlihat pada saat berjabatan tangan antara anggota yang masih aktif di sekolah dengan anggota yang sudah lulus. Hubungan komunikasi juga tidak sebatas pada saat latihan dengan para anggota bola basket namun komunikasi juga komunikasi dijalin dengan pembina baik dari sekolah

60 maupun pelatih dari luar sekolah. Sejalan dengan pendapat Dani Vardiansyah (2004: 9) komunikasi adalah usaha penyampaian pesan antar manusia yang mempunyai tiga unsur utama yaitu usaha, penyampaian pesan, dan antar manusia. Dari hasil korelasi dengan menggunakan software SPSS 20 didapat harga koefisien korelasi antara Variabel X dan Variabel Y sebesar 0,700 yang terletak diantara 0,600 sampai dengan 0,799 dengan daerah korelasi kuat. Dapat diambil kesimpulan bahwa efektifitas komunikasi memiliki hubungan yang kuat terhadap kerjasam tim cabang olahraga bola basket. Sedangkan rata-rata persentasi variabel X responden yang menjawab Sangat Setuju sebanyak 45%, Setuju sebanyak 30%, Ragu-Ragu sebanyak 11%, tidak setuju 10%, dan Sangat Tidak Setuju sebanyak 4%. Sedangkan hasil deskripsi angket bahwa setiap individu dari tim bola basket putri SMPN 1 Ciledug sudah melakukan hubungan komunikasi dengan timnya dengan baik hal tersebut dapat dilihat dari hasil deskripsi angket khsusunya variabel X (komunikasi) yang mengahasilkan data bahwa lebih dari setengahnya pemain bola basket puteri selalu menjalin berkomunikasi dengan sesama rekan satu tim ketika latihan maupun menghadapi pertandingan. Komunikasi tersebut selalu terjalin baik pada saat latihan maupun tidak ada latihan. Pada saat latihan maupun pertandingan bola basket komunikasi biasanya dilakukan dengan cara mengeluarkan kode-kode melalui kedipan atau kata-kata unik untur mengatur strategi. Hal tersebut terbukti dari hasil angket bahwa berdasarkan data dari 25 responden menjawab kurang dari setengahnnya yaitu 44% sangat setuju, kurang dari setengahnnya 32% setuju, dan sebagian kecil 20% ragu-ragu bahwa dalam pertandingan kami sering mengeluarkan kode-kode melalui kedipan atau kata-kata unik untur mengatur strategi. Selain dalam hal latihan maupun pertandingan tim bola basket puteri saling bertukar pikiran jika ada rekan yang kesulitan dalam satu teknik tim bola basket puteri biasanya langsung memberi tahu teknik yang benar untuk diperbaiki. Hal tersebut dapat menimbulkan pola hubungan komunikasi yang baik antar individu

61 mapun tim. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Dani Vardiansyah (2004: 84-91) tahapan proses komunikasi antara lain sebagai berikut : a. Penginterpretasian Pada tahap penginterpretasian yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi yang terjadi dalam diri komunikator. b. Penyandian Pada tahap ini masih terjadi dalam diri komunikator, berawal sejak pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan akal budi manusia ke lambang komunikasi. c. Pengiriman Pada tahap ini masih terjadi ketika komunikator melakukan tindak komunikasi, mengirim lambang, komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang berfungsi sebagai transmitter, alat pengirim pesan. d. Perjalanan Pada tahap ini terjadi antara komunikator dan komunikan sejak pesan dikirim hingga pesan diterima. e. Penerimaan Pada tahap ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses komunikasi yang dilakukann oleh tim bola basket di SMPN 1 Ciledug sudah melakukan hubungan komunikasi dengan baik mulai dari tahap penginterpretasian, penyandaian, pengiriman, perjalanan, sampai dengan penerimaan secara personal maupun dengan kelompok. Dari hasil angket menunjukan bahwa lebih dari setengahnnya yaitu 60 % sangat setuju, sebagian kecil 24% setuju, dan sebagian kecil 12% raguragu bahwa kaptem tim kami selalu mengingatkan kami untuk saling melengkapi kekurangan dari masing-masing pemain itulah yang membuat tim ini semakin solid. Peranan kapten sangat menentukan hubungan komunikasi antar anggota tim bola basket pada saat latihan maupun pertandingan. Peranan kapten juga sangat menentukan kerjasam tim dalam permainan bola basket untuk itu tim kapten selalu melakukan evaluasi setiap selesai latihan maupun pertandingan. Hal tersebut dpaat dilihat dari hasil angket bahwa kurang dari setengahnnya yaitu 44 % sangat setuju, kurang dari setengahnya 40% setuju, sebagian kecil 12% raguragu, dan sebagian kecil 4% tidak setuju bahwa kami membicarakan kesalahankesalahan ketika latihan maupun pertandingan untuk bahan evaluasi tim bola basket. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Jalaludin Rakhmat (2008: 54) bahwa

62 untuk menyamakan makna antara guru/dosen dan siswa menurut ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian yaitu evaluasi proses dan hasil harus dilakukan untuk melihat kekurangan dan perbaikan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peranan seorang kapten sangat menentukan pola hubungan yang dijalin dalam tim bola basket. Kapten yang selalu memahami kondisi individu dan melakukan evaluasi dalam setiap latihan maupun pertandingan. Dengan keterbukaan dan sikap dari seornag kapten tim bola basket akan terjalin komunikasi berjalan dengan baik. Sehingga tim semakin solid untuk melakukan latihan maupun pertandingan. Dengan adanya kebersamaan dalam berlatih dapat membangun rasa saling memiliki dalam tim bola basket. Hubungan komunikasi yang baik antara individu akan mengahasilkan kerjasama tim yang baik pula. Kerjasama dalam tim menjadi sebuah kebutuhan dalam mewujudkan keberhasilan kerja. Kerjasama dalam tim akan menjadi suatu daya dorong yang memiliki energi dan sinergisitas bagi individu-individu yang tergabung dalam kerjasama tim. Tanpa kerjasama yang baik tidak akan memunculkan ide-ide cemerlang. Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang berinteraksi dan mengkoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu. Menurut West (2002: 45) kerjasama tim memiliki 3 (tiga) komponen yaitu sebagai berikut : Pertama, dibutuhkan dua orang atau lebih. Kedua, orang-orang dalam sebuah tim memiliki interaksi regular. Ketiga, orang-orang dalam sebuah tim memiliki tujuan yang sama. Setiap tim maupun individu sangat berhubungan erat dengan kerja sama yang dibangun dengan kesadaran pencapaian prestasi dan kinerja. Dalam kerja sama akan muncul berbagai penyelesaian yang secara individu tidak terselesaikan. Keunggulan yang dapat diandalkan dalam kerja sama pada kerja tim adalah munculnya berbagai penyelesaian secara sinergi dari berbagai individu yang tergabung dalam kerja tim. Dari hasil angket variabel Y (kerjasama) tim bola basket puteri SMPN 1 Ciledug menjawab kurang dari setengahnnya yaitu 40 % sangat setuju, kurang dari setengahnya 48% setuju, dan sebagian kecil 12% ragu-ragu bahwa kami sering berhubungan dan saling menanyakan kabar masing-masing saat sedang tidak bersamaan. Hasil angket tersebut menunjukan bahwa tim bola basket puteri selalu berkomunikasi lewat HP untuk menanyakan kabar masing-masing ketika sedang

63 tidak bersama. Dengan adanya komuikasi lewat HP kerjasama tim bola basket puteri semakin solid. Modal utama untuk membangun kerjasama adalah kepercayaan terhadap rekan satu tiim hal tersebut dapat dilihat dari Berdasarkan data dari 25 responden pertanyaan item No. 26 menjawab kurang dari setengahnnya yaitu 36 % sangat setuju, kurang dari setengahnya 36% setuju, sebagian kecil 12% ragu-ragu, sebagian kecil 16% tidak setuju bahwa modal utama untuk membangun kerjasama adalah kepercayaan terhadap rekan satu tiim. Modal utama yang harus dibangun adalah kemampuan setiap individu dalam tim memiliki kemampuan yang sama ketika dalam pertandingan. Kenyamanan bersama tim juga membuat kami berlatih dengan serius dan masing-masing menyimpan tujuan yang sama. Hal tersebut sejalan dengan West (2008: 47) Telah banyak riset membuktikan bahwa kerja sama secara berkelompok mengarah pada efisiensi dan efektivitas yang lebih baik. Kontribusi tiap-tiap individu dapat menjadi sebuah kekuatan yang terintegrasi. Individu dikatakan bekerja sama jika upaya-upaya dari setiap individu tersebut secara sistematis terintegrasi untuk mencapai tujuan bersama. Semakin besar integrasinya semakin besar tingkat kerja samanya. Menurut West (2008: 62) menetapkan indikator-indikator kerja sama sebagai alat ukurnya sebagai berikut : a. Tanggung jawab secara bersama-sama menyelesaikan pekerjaan, yaitu dengan pemberian tanggung jawab dapat tercipta kerja sama yang baik. b. Saling berkontribusi, yaitu dengan saling berkontribusi baik tenaga maupun pikiran akan terciptanya kerja sama. c. Pengerahan kemampuan secara maksimal, yaitu dengan mengerahkan kemampuan masing-masing anggota tim secara maksimal, kerja sama akan lebih kuat dan berkualitas. Dari penngertian West di atas dapat disimpulkan bahwa indikator kerjasama adalah adanya tanggung jawab dari masing-masing anggota secara bersama-sama, saling berkontribusi, dan pengerahan kemampuan secara maksimal agar sebuah organisasi mencapai tujuan dan mencapai kesuksesan khsusnya dalam permainan bola basket. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa proses komunikasi antarpribadi yang efektif antara pelatih dengan tim bola basket berpengaruh terhadap komunikasi dalam tim yang terjadi secara keseluruhan. Komunikasi antarpersonal yang efektif dalam sebuah hubungan yang jelas dipengaruhi 5

64 kualitas umum yang harus dimiliki komunikator, diantaranya keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan, dihasilkan adanya kedekatan antara atlet bukan hanya dalam kegiatan latihan, dalam kegiatan di luar latihan juga dapat menjadikan suasana yang baik bagi sesama anggota, yang akhirnya hubungan baik antara anggotaakan terbawa kepada kegiatan Tim juga. Terlihat hubungan antara efektifitas komunikasi antarpribadi pelatih dan anggota dalam menanamkan sikap terbuka. Jika Pelatih dan anggota bisa menjalin komunikasi yang efektif, maka pelatih akan mudah menanamkan sikap terbuka pada para anggota tidak keberatan atau tidak terpaksa untuk bersikap terbuka. Komunikasi yang efektif antar anggota tim bola basket puteri mengantarkan ikatan kuat sebuah tim, hal ini berarti penampilan tim akan memuncak. Karenanya ada penerimaan di sana, ada keunikan/keakraban serta konflik positif dalam dinamika timnya. Inilah hasil yang dapat dipetik dari komunikasi tim yang berjalan efektif. 2. Kendala dalam meningkatkan efektivitas komunikasi terhadap kerjasama tim bola basket SMPN 1 Ciledug Kendala yang dihadapi berasal dari kendala personal maupun tim. Kendala yang perlu harus diperhatikan adalah soal peminjaman sarana dan prasarana dari pihak sekolah. Jumlah bola basket yang dimiliki oleh sekolah berjumlah 13 bola namun yang boleh dipakai pada saat latihan hanya berjumlah 4 bola. Sedangkan anggota bola basket kurang lebih berjumlah 50 orang. Hal tersebut manjadi kendala dalam tim bola basket dalam hal latihan. Kendala lain juga terlihat dalam hal kedisiplinan para pemain pada saat latihan. Latihan bola basket kadang tidak sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan. hambatan lain juga dialami oleh anggota bola basket adalah dalam hal miss komunikasi. Para anggota terkadang mendapatkan pesan mendadak ketika jadwal latihan yang sudah ditetapkan namun kemudian terjadi perubahan karena beberapa hambatan. Kehadiran pembina yang masih kurang. Anggota bola basket pada saat latihan tidak ada yang mengarahkan atau melatih hal ini mengakibatkan kebingungan dari setiap anggota bola basket

65 sejauh mana proses latihan dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anggota bola basket. 3. Upaya dalam Meningkatkan Efektivitas Komunikasi terhadap Kerjasama Tim Bola Basket SMPN 1 Ciledug Sedangkan upaya yang dilakukan dalam meningkatkan efektifitas komunikasi adalah dengan cara komunikasi yang intens baik dilakukan pada saat latihan maupun pada saat tidak latihan yaitu pada proses pembelajaran di sekolah. Selain itu juga untuk terus menjalin komunikasi agar tetap berjalan dengan baik ekstrakurikuler bola basket mempunyai grup baik dalam bentuk media sosial baik facebook mapun BBM. Hal tersebut media sosial sangat membantu dalam proses hubungan komunikasi antar anggota bola basket. Ketua tim bola basket juga menampung semua aspirasi dari semua anggota untuk disampaikan kepada Pembina maupun pihak sekolah. Setiap aspirasi selalu disampikan kepada ketua untuk disampiakan kepada Pembina maupun sekolah. Dengan adanya perhatian dari pihak sekolah para anggota bola basket akan semangat lagi untuk latihan maupun pertandingan. Sedangkan untuk meningkatkan kerjasama tim adalah dengan mengadakan sparing dengan sekolah tim. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari para pemain dalam meningkatkan prestasi bola basket. Alternatif lain untuk mengatasi kendala dari segi fasilitas adalah dengan cara mengadakan iuran anggota untuk membeli bola dan itu menjadi hak milik tim. Pembina selalu menyarankan agar tetap mempertahankan prestasi di bidang olahraga khususnya bola basket, karena sekolah SMPN 1 Ciledug ini termasuk sekolah faforit di kecamatan Ciledug, selalu mewakili kejuaraan seperti kejuaraan Bupati CUP dan kejuaraan lainnya. Pembina melatih dan memberikan masukanmasukan kepada ketua maupun anggota, memberikan motivasi ke depan agar bisa selalu mempertahankan eksistensi prestasi di bidang olahraga. Sedangkan upaya dari pihak sekolah selalu mendukung kegiatan ini karena baik buruknya nama sekolah tergantung prestasi yang dihasilkan baik secara akademik maupun kurikuler dari berbagai kejuaraan yang diikuti oleh berbagai ekstrakurikuler yang ada di SMPN 1 Ciledug khsusnya ekstrakurikuler SMPN 1 Ciledug.

66