III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut The Liang Gie dalam Nursid (1981:75) metodologi adalah cara-cara

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif.

III. METODOLOGI PENELITIAN. secara seksama untuk mencapai suatu tujuan, Cholid Narbuko, (2007:1).

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan fenomena di lapangan.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas dan memiliki keragaman

III. METODE PENELITIAN. diterapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian. Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.

III. METODE PENELITIAN. masalah yang dihadapi, karena selain menjelaskan garis-garis yang cermat juga

III. METODOLOGI PENELITIAN. pelaksanaan kuliah kerja nyata dan program pengalaman lapangan di Lampung

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti dalam melakukan penelitian agar data dapat dikumpulkan secara. yang ingin dicapai (Moh. Pabundu Tika, 2005: 12).

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Pabundu Tika (2005:4) menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi yang dipilih oleh peneliti sebagai tempat penelitian ini adalah Desa

METODE PENELITIAN. sekarang, yang dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang keadaan bumi secara fisik

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) adalah cara-cara yang digunakan

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau

III. METODE PENELITIAN. untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadiankejadian.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sumadi Suryabrata (2009:76), metode penelitian deskriptif adalah metode yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan ilmiah adalah menyangkut masalah cara kerja, yakni cara kerja untuk

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode

III. METODE PENELITIAN. penelitian adalah cara yang dipakai dalam pengumpulan data. Metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif eksploratif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB. III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan-hubungan antar variabel secara komprenshif sedemikian rupa agar hasil

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan, mengorganisir, menganalisa, serta menginterpretasikan data. Hal

METODE PENELITIAN. fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Kemudian menurut Muhammad Ali (1985:120) metode deskriptif adalah metode

METODE PENELITIAN. menggunakan alat pengungkap data yang utama adalah observasi (sumber data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN

III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan menggambarkan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan untuk menganalisis dan mendeskripsikan data

III. METODE PENELITIAN. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif. Metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2009:15) mengemukakan bahwa: peneliti menjadi sosok kunci dalam pembuatan instrumen penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan penelitian deskriptif. Menurut Suharsimi Arikunto

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mewujudkan tujuan penelitian yang ingin dicapai,

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Sumadi Suryabrata

III. METODE PENELITIAN. sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan

III. METODE PENELITIAN. metode deskriptif adalah bertugas untuk melakukan representasi objektif

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode survey. Suharto (2003: 99) mengemukakan

METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, menurut

III. METODE PENELITIAN. masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian.

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Keberadaan metode penelitian sangat penting artinya dalam suatu

III. METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. No.103, Pekanbaru. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan yaitu pada bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan untuk berbagai maksud penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah BMT Al Hijrah KAN Jabung yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. suatu sistem pemiikiran ataupun suatu kelas peristiwa masa sekarang. Penelitian

III METODE PENELITIAN. (1999:63), adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

III. METODOLOGI PENELITIAN. keadaan sebagaimana adanya dan pengungkapan fakta-fakta yang ada, walaupun

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat dibutuhkan untuk mengukur keberhasilan dalam suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode ilmiah

III. METODE PENELITIAN. jenis data penelitian yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Selanjutnya

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat dibutuhkan untuk mengukur keberhasilan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. desa Mungseng sebagai tempat penelitian karena desa Mungseng merupakan

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. situasi-situasi atau kejadian-kejadian (Sumadi Surya Brata, 2000: 18).

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Menurut

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Tim Dosen PPS (2008:20) menyatakan bahwa obyek penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Keberhasilan suatu penelitian banyak dipengaruhi oleh penggunaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) adalah cara -cara yang digunakan oleh

sakarang (Winarno Surakhmad, 1984: 39).

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini merupakan kunci bagi pelaksanaan penelitian yang penulis

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian studi lapangan yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut The Liang Gie dalam Nursid (1981:75) metodologi adalah cara-cara yang dipakai untuk suatu bidang ilmu sebagai studi mengenai asas-asas dasar dari penyelidikan, yang seringkali melibatkan masalah-masalah tentang logika, penggolongan dan asumsi-asumsi dasar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Winarno Surakhmad (1982:139) menyatakan bahwa: Metode deskriptif analitis adalah suatu metode yang mencukup berbagai teknik deskriptif, diantaranya penyelidikan yang menuturkan, menganalisa dan mengklasifikasi penyelidikan dengan teknik survey, interviu, angket. Metode deskriptif analitis tidak terbatas hanya sampai pengumpulan dan penyusunan data tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian yang menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu atau untuk menentukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala atau frekuensi adanya hubungan tetentu antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat dengan tujuan untuk membuat deskripsi (gambaran atau lukisan) secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki dalam masyarakat yang didasarkan pada

35 tabel-tabel frekuensi dan persentase sebagai dasar deskripsi, analisis dan interpretasi data dalam penyempurnaan laporan penelitian. B. Populasi dan Sampel Menurut Sugiono (2009:89) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Lampung Abung Pepadun di Kelurahan Kotabumi Ilir Kecamatan Kotabumi Kabupaten Lampung Utara yang melakukan perkawinan biasa tanpa melaksanakan upacara Begawi Cakak Pepadun dalam lima tahun terakhir yang berjumlah 54 KK yang terdiri dari pelaku perkawinan biasa sebanyak 41 orang dan orang tua pelaku perkawinan biasa yang berjumlah 13 orang. Untuk lebih melengkapi data dari subjek penelitian, maka dalam penelitian ini akan ditambahkan 2 orang informan yaitu tokoh adat masyarakat Lampung Abung Pepadun. Mengingat populasi penelitian ini termasuk tidak begitu banyak dan bersifat homogen dan populasi dalam penelitian ini kurang dari 100 orang maka peneliti mengambil seluruh populasi untuk diteliti yaitu 54 KK masyarakat suku Lampung Abung Pepadun yang tidak melaksanakan Upacara Begawi Cakak Pepadun dalam upacara perkawinan dan ditambah 2 orang informan yang merupakan tokoh adat masyarakat Lampung Abung Pepadun. Jadi penelitian ini merupakan penelitian populasi.

36 C. Variabel Penelitian Variabel adalah obyek penelitian atau dengan kata lain apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2010:91). Menurut Sugiyono (2009:60) variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini adalah faktor faktor penyebab menurunnya pelaksanaan Begawi Cakak Pepadun di Kelurahan Kotabumi Ilir Kecamatan Kotabumi Kabupaten Lampung Utara yang dijabarkan ke dalam faktor biaya, faktor waktu, faktor interaksi sosial masyarakat Lampung dengan masyarakat pendatang yang berlainan suku, serta faktor pergeseran tata nilai budaya masyarakat Lampung. D. Indikator Penelitian 1. Faktor biaya Faktor biaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mahalnya biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan Begawi Cakak Pepadun. Biaya tersebut antara lain biaya adat, menyembelih beberapa ekor kerbau, menyiapkan sarana dan peralatan yang diperlukan dalam upacara dan tentunya biaya yang besar untuk pesta adat yang mengundang banyak orang. Saat ini jika masyarakat Lampung akan mengadakan upacara Begawi Cakak Pepadun akan menghabiskan dana yang sangat besar. Secara relatif dari segi biaya tersebut dikategorikan berdasarkan persepsi subjek penelitian sebagai berikut :

37 a. Tidak mahal : Rp 50-100 juta b. Cukup mahal : Rp 100-200 juta c. Mahal : Rp 200-300 juta d. Sangat mahal : > Rp 300 juta Biaya yang sangat besar ini telah menjadi bahan pertimbangan yang sangat berat bagi masyarakat di Kelurahan Kotabumi Ilir untuk melaksanakan upacara Begawi Cakak Pepadun. Terlebih lagi di era modern dan ekonomi sulit seperti sekarang, masyarakat tentu akan berpikir untuk melaksanakan suatu hal yang mereka anggap lebih penting atau lebih pokok terlebih lagi jika itu memakan biaya yang cukup besar. 2. Faktor waktu Faktor waktu yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu lamanya pelaksanaan Begawi Cakak Pepadun yang dapat memakan waktu 7 hari. Upacara Begawi Cakak Pepadun memakan waktu yang cukup lama dikarenakan palaksanaan adat yang lama dan melibatkan banyak orang mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan upacara sampai pada acara pemberian atau penobatan gelar adat teringgi yaitu Suttan. Waktu pelaksanaan upacara Begawi Cakak Pepadun yang cukup lama ini yaitu paling lama 7 hari dimulai dari tahap persiapan sampai pada tahap pelaksanaan.

38 Secara relatif dari segi waktu tersebut berdasarkan persepsi subjek penelitian dapat dikategorikan sebagai berikut: a. Lama : 7 hari b. Tidak lama : 5 hari Seluruh rangkaian pelaksanaan ini dilaksanakan dalam waktu paling lama 7 hari jika satu rangkaian adat dilakukan dalam 1 hari dan paling sedikit 5 hari yaitu tahao persiapan dan peghadu dau disatukan dalam satu hari, kemudian tahap netar dau dan ngebekas juga dapat disatukan dalam 1 hari. Bagi masyarakat kini yang sudah terpengaruh oleh pikran yang modern dan praktis dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Begawi Cakak Pepadun ini sudah tidak sesuai lagi dengan zaman dan keadaan masa kini, dimana masyarakat lebih menginginkan sesuatu yang praktis dan efisien. Sedangkan dari faktor waktu yang relatif lama yakni paling lama 7 hari dan paling sedikit 5 hari ini akan menyita waktu untuk melaksanakan pekerjaan mereka sehari-hari terlebih lagi bagi masyarakat yang memiliki kesibukan dan rutinitas yang padat seperti para pegawai negeri atau swasta yang mempunyai pekerjaan dan tanggung jawab setiap harinya. 3. Faktor Interaksi Sosial Interaksi sosial adalah proses perhubungan dan saling mempengaruhi yang terjadi antara manusia baik secara individu atau kelompok atau antar individu dengan kelompok. Faktor interaksi sosial yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu faktor interaksi sosial masyarakat suku Lampung dengan masyarakat pendatang yang berbeda suku. Di Kelurahan Kotabumi Ilir ini terdapat masyarakat yang cukup

39 beragam dimana terdapat pula masyarakat dari suku lain. Hal ini tentu menimbulkan kontak sosial baik antar individu maupun kelompok. Secara relatif dari segi interaksi sosial tersebut berdasarkan persepsi subjek penelitian dapat dikategorikan sebagai berikut: a. Tidak intens : tidak pernah berkomunikasi dengan suku non Lampung b. Cukup intens : cukup sering/sesekali berkomunikasi dengan suku non Lampung c. Intens : sering berkomunikasi dengan suku non Lampung d. Sangat intens : sangat sering berkomunikasi dengan suku non Lampung Kontak sosial ini menimbulkan adanya interaksi dan lambat laun timbul pula terjadi difusi dan akulturasi kebudayaan sehingga menimbulkan perubahan dan perkembangan pola pikir masyarakat Lampung yang ada di Kelurahan Kotabumi Ilir mengenai budaya yang mereka anut selama ini khususnya mengenai pelaksanaan Begawi Cakak Pepadun. Selain itu faktor modernisasi juga berpengaruh dalam perkembangan dan pola pikir masyarakat pada masa kini. Modernisasi suatu masyarakat adalah suatu proses tranformasi atau suatu perubahan masyarakat dalam segala aspek-aspeknya. Modernisasi ditandai dengan sejumlah gejala yang hidup dalam masyarakat antara lain adalah majunya pendidikan, teknologi yang maju, perekonomian yang maju juga ada adanya urbanisasi yang makin hebat. Dengan adanya interaksi sosial dan modernisasi masyarakat ini sedikit banyak telah mempengaruhi perkembangan dan perubahan pola pikir masyarakat mengenai pelaksanaan upacara Begawi Cakak Pepadun.

40 4. Pergesaran Tata Nilai Budaya Pergeseran tata nilai budaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bergesenya nilai Budaya Begawi Cakak Pepadun bagi masyarakat susku Lampung. Budaya Lampung Begawi Cakak Pepadun dahulu mengandung nilai yang tinggi bagi masyarakat Lampung. Melalui Begawi Cakak Pepadun masyarakat Lampung dapat memiliki gelar adat yang tinggi yang tentunya akan dihormati dan oleh masyarakat Lampung lain. Namun kini masyarakat sudah tidak menggagap bahwa Begawi Cakak Pepadun memiliki prestise yang cukup tinggi. Bagi masyarakat kini memiliki kekayaan dengan segala peralatan modernnya lebih dihormati dan lebih bernilai, misalnya seseorang saat ini lebih memilih membeli mobil mewah atau rumah besar dibanding harus menghabiskan uangnya untuk melaksanakan Begawi Cakak Pepadun yang hanya mendapatkan gelar adat dengan daerah kekuasaan yang fiktif belaka. Proses pelaksanaan Begawi Cakak Pepadun memakan waktu yang cukup lama dan terasa sangat menyita waktu. Masyarakat saat ini berpendirian lebih baik mencari uang sebanyak mungkin dan memanfaatkan waktunya untuk hal-hal yang lebih bermanfaat daripada untuk melaksanakan Begawi Cakak Pepadun yang akan menyita waktu dan dana yang besar. Pikiran manusia sekarang sudah mulai berubah dalam penghargaan dalam hal tersebut. Pandangan orang terhadap waktu sudah agak berbeda. Waktu yang dihabiskan untuk melaksanakan upacara Begawi Cakak Pepadun selama 7 hari, dapat dimanfaatkan untuk kesibukan/kerja lain yang lebih mendesak dan penting. Sebab manusia sekarang mulai banyak dilimpahi pekerjaan-pekerjaan yang dulu tidak harus dihadapi. Oleh sebab itu

41 masyarakat saat ini sudah mulai berpikir praktis untuk sekedar mendapat penghormatan dan penghargaan dari masyarakat luas mereka dapat memperolehnya dengan jalan memiliki harta kekayaan tanpa gelar adat semata yang didapat dari upacara Begawi Cakak Pepadun yang menghabiskan dana besar dan waktu mereka yang penting. Pada zaman sekarang ini yang serba modern, upacara Begawi Cakak Pepadun sudah sangat jarang kita temui, terutama di daerah perkotaan. Sebaliknya jika kita bandingkan dengan tahun-tahun yang lalu, masih banyak kita temui masyarakat Lampung yang melaksanakan upacara Begawi Cakak Pepadun. Dahulu perayaan pesta perkawinan masyarakat Lampung dengan menggunakan upacara Begawi Cakak Pepadun berlangsung dengan megah dan meriah. Selain itu tamu undangan yang hadir juga banyak, bahkan masyarakat luas seperti masyarakat Lampung yang berada di luar daerah tempat diadakannya upacara Begawi Cakak Pepadun turut hadir. Masyarakat Lampung dahulu begitu antusias untuk menyaksikan upacara Begawi Cakak Pepadun dan sangat menghargai pesta perayaan perkawinan dengan upacara Begawi Cakak Pepadun. Tetapi hal itu sangat jauh berbeda dengan saat ini di mana masyarakat Lampung sudah jarang untuk melaksanakan pesta perayaan perkawinan dengan Upacara Begawi Cakak, mereka lebih memilih untuk mengadakan pesta perkawinan biasa. Selain dari segi biaya dan waktu yang mempengaruhi masyarakat Lampung untuk tidak melaksanakan pesta perayaan perkawinan dengan upacara Begawi Cakak, masyarakat Lampung sendiri sudah menganggap bahwa perayaan perkawinan dengan Upacara Begawi Cakak sudah

42 tidak begitu penting lagi dan menjadi keharusan seperti dahulu. Saat ini memang masih terdapat masyarakat Lampung yang masih melaksanakan pesta perayaan perkawinan dengan upacara Begawi Cakak Pepadun, namun rangkaian acaranya tidak selengkap, semegah dan semeriah seperti pesta perayaan perkawinan dengan upacara Begawi Cakak pada zaman dahulu. Antusiasme masyarakat pun sudah mulai menurun untuk menyaksikan Upacara Begawi Cakak Pepadun. Bagi mereka menyaksikan upacara Begawi Cakak Pepadun sudah tidak begitu menarik lagi karena pada zaman modern seperti sekarang sudah banyak sarana hiburan yang lebih menarik dan mudah untuk didapat. e. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Observasi Menurut Wirarta (2005:37) observasi adalah data yang diperoleh dengan cara mengamati. Pengambilan data penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung ke lokasi penelitian. Selain mengamati, peneliti juga mencatat hal-hal yang berkaitan dengan penelitiannya sehingga data tersebut nantinya yang akan diolah dalam penelitian dan dituangkan dalam skripsi. 2. Wawancara Terstruktur Menurut Nursid (1988:106) bahwa teknik wawancara merupakan teknik data pengumpulan data yang membantu melengkapi pengumpulan data yang tidak dapat diungkapkan oleh teknik observasi. Teknik wawancara terstruktur ini dilengkapi dengan kuisioner untuk memandu setiap pertanyaan yang diajukan oleh peneliti agar memperoleh informasi atau gambaran dari responden.

43 3. Teknik Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2010:231). Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data sekunder mengenai kondisi umum daerah penelitian. f. Teknik Analisis Data Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Efendi (1989:263) dalam Nasution (2004:98), analisa data adalah proses penyederhanaan ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis tabel dalam bentuk persentase dan dianalisis. Sementara untuk data yang diperoleh dari tokoh adat akan diteliti secara kualitatif. Langkah pertama dalam menyusun distribusi persentase adalah membagi jumlah observasi dalam masing-masing kategori variabel (f) dengan jumlah frekuensi (N). Setelah pembagian dilakukan hasilnya dikalikan dengan 100 untuk menghasilkan persentase dan dianalisis. Selanjutnya hasil penelitian dideskripsikan secara sistematis sebagai laporan hasil penelitian dan akhirnya ditarik kesimpulan dari hasil analisis sebagai laporan akhir penelitian ini yang dirumuskan sebagai berikut :

44 Rumus : % = f N x100 Keterangan : % = Persentase N f = Jumlah Frekuensi = Variabel 100 = Konstanta