KATA PENGANTAR. Lamongan, Penyusun

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 812/MENKES/PER/VII/2010 TENT ANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAGAS WARAS KABUPATEN KLATEN

Digunakan untuk mengukur suhu tubuh. Digunakan untuk memeriksa suara dari dalam tubuh seperti detak jantung, usus, denyut nadi dan lain-lain

REGULASI UNIT HEMODIALISIS DI INDONESIA

TATALAKSANA PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA PT ASKES (PERSERO) BAB I PERSYARATAN UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

TATA KELOLA PELAYANAN DI RUANG HEMODIALISA. Ispriyatiningsih, S.Kep., Ns IPDI Yogyakarta

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 86 TAHUN 2001 SERI D.83 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG

MUTU(QUALITY) ADALAH KESESUAIAN DENGAN STANDAR(CONFORMANCE TO REQUIREMENTS) (CROSBY) MUTU ADALAH GAMBARAN DARI PRODUK YANG MEMENUHI KEBUTUHAN

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 6 TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B KOTA MATARAM

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

RSUD KOTA DUMAI PELAYANAN GAWAT DARURAT

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 25 Tahun 2014 Seri E Nomor 22 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SURAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 19 TAHUN 2002 SERI D NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 18 TAHUN 2002 T E N T A N G

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016

-1- PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. irreversible. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50

BAB I PENDAHULUAN. fungsi ginjal dengan cepat sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 10 TAHUN 2000 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG

LILIK SUKESI DIVISI GUNJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM R.S. HASAN SADIKIN / FK UNPAD BANDUNG

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

SIMPOSIUM DIALISIS 2015

3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992;

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PENATA ANESTESI

PERBEDAAN PENYEBAB GAGAL GINJAL ANTARA USIA TUA DAN MUDA PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM V YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan lambat yang biasanya berlangsung beberapa tahun.

ASPEK LEGALITAS TINDAKAN HEMODIALISIS RULLY ROESLI BANDUNG

3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN : 1999 SERI : D.4.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG

UNIVERSITAS INDONESIA

BUPATI MANDAILING NATAL [[ PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 44 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 3 Tahun 2006 Seri D Nomor 13 Tahun 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 3 TAHUN 2006

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 012 TAHUN 2014 TENTANG

PEDOMAN ORGANISASI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RSJD DR. RM. SOEDJARWADI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON

Lampiran 1. Struktur organisasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari tiga bulan, dikarakteristikan

URAIAN TUGAS PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AJI MUHAMMAD PARIKESIT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 77 TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BUPATI MANDAILING NATAL

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta)

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat yang telah dikaruniakan kepada penyusun, sehingga Pedoman Unit Hemodialisis RSUD Dr. Soegiri Lamongan ini dapat selesai disusun. Dalam pedoman ini diuraikan tentang pengorganisasian Unit Hemodialisis, standar ketenagaan, uraian jabatan, tata laksana pelayanan, logistik, keselamatan pasien, keselamatan kerja, dan pengendalian mutu. Tidak lupa penyusun sampaikan terima kasih yang sedalam dalamnya atas bantuan semua pihak dalam menyelesaikan Pedoman Unit Hemodialisis RSUD Dr. Soegiri Lamongan. Lamongan, 2014 Penyusun

DAFTAR ISI

Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 4.1 DAFTAR GAMBAR Struktur Organisasi RSUD Dr. Soegiri Lamongan Struktur Organisasi Unit Hemodialisis Denah Unit Hemodialisis Halaman

Tabel 3.4 DAFTAR TABEL Distribusi Ketenagaan di Unit Hemodialisis Halaman

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEGIRI Jl. Kusuma Bangsa No.7 Lamongan-Kode Pos 62214 Telp. (0322) 321718, 322582, Fax (0322)322582 E-mail rsud@lamongankab.go.id Website www.lamongankab.go.id Menimbang PERATURAN DIREKTUR RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN NOMOR TENTANG PEDOMAN UNIT HEMODIALISIS DIREKTUR RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN 1. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan di RSUD Dr. Soegiri Lamongan, diperlukan suatu proses pelayanan yang profesional, cepat dan tepat. 2. Bahwa untuk melancarkan tugas dan pelayanan di Unit Hemodialisis RSUD Dr. Soegiri Lamongan, dipandang perlu untuk membuat suatu pedoman. 3. Bahwa untuk kepentingan tersebut di atas, perlu diterbitkan Peraturan Direktur tentang Pedoman Unit Hemodialisis RSUD Dr. Soegiri Lamongan. Mengingat 1. Undang Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2. Undang Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Np. 812/MENKES/PER/VII/2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Dialisis pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan. 4. Surat Keputusan RSUD Dr. Soegiri Lamongan No... tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja RSUD Dr. Soegiri Lamongan. MEMUTUSKAN Menetapkan Kesatu PERATURAN DIREKTUR RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN TENTANG PEDOMAN UNIT HEMODIALISIS.

Kedua Pedoman Unit Hemodialisis RSUD Dr. Soegiri Lamongan, sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan ini. Ketiga. Keempat. DITETAPKAN DI LAMONGAN PADA TANGGAL RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN Dr. Yuliarto Dwi Martono, MM. Kes Pembina Utama Muda Nip. 19570713 198403 1 005 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan pembangunan kesehatan di Indonesia seharusnya diikuti secara seimbang oleh perbaikan mutu pelayanan kesehatan baik di sarana pelayanan kesehatan maupun praktik perorangan. Adanya globalisasi serta industrialisasi yang cepat di sector kesehatan berdampak pada cara melakukan tindakan, baik berupa terapi, pemakaian alat, pemberian resep dan sebagainya sehingga tindakan tersebut sesuai indikasi yang tepat. Di samping itu dengan adanya Undang Undang Perlindungan Konsumen serta terkaitnya praktik kedokteran terhadap aspek medis, legal, etis, psikologis, social budaya serta finansial maka perlu dibuat suatu pedoman pelayanan kesehatan yang bertujuan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat dan memberikan rasa aman bagi dokter atau tenaga medis

dalam melakukan praktik kedokteran. Hal ini juga berlaku pada pelayanan dialysis dimana umumnya pasien dengan penyakit ginjal kronik membutuhkan pengobatan yang berulang dan melibatkan peralatan atau mesin dengan teknologi tinggi serta kompetensi tenaga kesehatan yang memadai. B. Tujuan Pedoman Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan di Unit Hemodialisis RSUD Dr. Soegiri Lamongan dalam melakukan pengorganisasian dan pelayanan dialisis. C. Ruang Lingkup Pelayanan Unit Hemodialisis adalah salah satu unit pelayanan rawat jalan yang ada di rumah sakit.. Ini melakukan pelayanan bagi pasien pasien yang membutuhkan tindakan dialisis. hemodialisis memberikan pelayanan untuk memperpanjang harapan hidup pasien.. ginjal stadium akhir.. 1. tersendiri yang letaknya mudah dicapai dari instalasi kamar operasi, ruang.. sadar, instalasi gawat darurat, instalasi rawat inap dan unit penunjang nya. 2... memiliki ketentuan atau kriteria pasien yang akan mendapatkan tindakan dialisis. 3. Memiliki konsultan yang dapat dihubungi dan datang setiap saat bila diperlukan. 4. Memiliki seorang dokter SpPD-KGH yang bertanggung jawab secara keseluruhan di unit hemodialisis serta dokter jaga yang mampu melakukan resusitasi jantung paru (bantuan hidup dasar dan bantuan hidup lanjut). 5. Memiliki lebih dari 50% perawat terlatih bersertifikat pelatihan hemodialisis dan memiliki pengalaman kerja lebih dari 3 tahun di ruang perawatan. 6. Melayani tindakan hemodialisis selama 24 jam. Ruang lingkup tindakan di unit hemodialisis mencakup tindakan cito dan rutin. Untuk tindakan cito biasanya dokter yang menentukan bahwa pasien tersebut harus segera mendapatkan tindakan hemodialisis segera. Tindakan rutin dilakukan pada pasien pasien yang sudah dinyatakan sakit gagal ginjal kronik yang sudah terjadwal menjalani tindakan hemodialisis. D. Batasan Operasional Untuk lebih mengarahkan pemahaman dibuat batasan istilah penting yang terkait dengan kerangka pelayanan Unit Hemodialisis.

1. Dialisis adalah tindakan medis pemberian pelayanan terapi pengganti fungsi ginjal sebagai bagian dari pengobatan pasien gagal ginjal dalam upaya mempertahankan kualitas hidup yang optimal yang terdiri dari dialisis peritoneal dan hemodialisis. 2. Dialisis peritoneal adalah salah satu terapi pengganti fungsi ginjal yang mempergunakan peritoneum pasien yang bersangkutan sebagai membran semipermeabel antara lain Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) dan Ambulatory Peritoneal Dialysis. 3. Hemodialisis adalah salah satu terapi pengganti ginjal yang menggunakan alat khusus dengan tujuan mengeluarkan toksin uremik dan mengatur cairan, elektrolit tubuh. 4. Penyakit Ginjal Kronik adalah suatu kondisi kerusakan ginjal yang terjadi selama 3 bulan atau lebih berupa abnormalitas struktural atau fungsional ginjal dengan atau tanpa penurunan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) yang bermanifestasi sebagai kelainan patologis atau kerusakan ginjal termasuk ketidakseimbangan komposisi zat di dalam darah ataupun urin serta ada atau tidaknya gangguan hasil pemeriksaan pencitraan suatu kondisi kerusakan ginjal yang terjadi selama 3 bulan atau lebih Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) yang kurang dari 60 ml/menit/1,73 m lebih.. dengan atau tanpa kerusakan ginjal. 5. Dialisis kronik adalah dialisis atau terapi yang dilakukan pada pasien penyakit ginjal kronik sebagai pengobatan pengganti ginjal. 6. Unit Pelayanan Dialisis adalah fasilitas pelayanan dialysis di rumah sakit. E. Batasan Operasional Sebagai acuan dasar pertimbangan dalam pembuatan Pedoman Hemodialisis di RSUD Dr. Soegiri Lamongan diperlukan peraturan perundang undangan yang mendukung (legal aspect). Beberapa ketentuan perundang undangan yang digunakan adalah sebagai berikut 1. Undang Undang Republik Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 812/MENKES/PER/VII/2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Dialisis Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan. 5. Surat Keputusan Direktur RSUD Dr. Soegiri Lamongan Nomor. Tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja RSUD Dr. Soegiri Lamongan.

BAB II PENGORGANISASIAN A. Struktur Organisasi RSUD Dr. Soegiri Lamongan RSUD Dr. Soegiri Lamongan dipimpin oleh seorang Direktur dan dibantu oleh 2 Wakil Direktur yang membawahi instalasi, 2 (dua) bidang, yaitu Bidang Penunjang (medis dan non medis) dan Bidang Pelayanan (Medis dan Keperawatan) serta 3 (tiga) bagian, yaitu Bagian Keuangan, Bagian Program, Bagian Umum dan Kepegawaian. Dalam menjalankan tugasnya direktur dibantu oleh beberapa perangkat penunjang lain diantaranya Komite Medis, Komite Keperawatan, Staf Medik Fungsional, Satuan Pengawas Intern, dan perangkat lain yang akan ditentukan kemudian sesuai kebutuhan rumah sakit Struktur Organisasi RSUD Dr. Soegiri Lamongan digambarkan sebagai berikut Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUD Dr. Soegiri Lamongan B. Struktur Organisasi Unit Hemodialisis Unit Hemodialisis Penanggung Jawab Pelaksana Tindakan Dialisis Penanggung Penanggung Jawab Unit Hemodialisis Jawab Kepala Perawat Administrasi Unit Hemodialisis Penanggung Jawab Linen

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Unit Hemodialisis BAB III STANDAR KETENAGAAN A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia 1. Kepala Unit Hemodialisis adalah seorang dokter spesialis penyakit dalam konsultan di bidang nefrologi (KGH).

2. Kepala Keperawatan Unit Hemodialisis adalah lulusan D III Keperawatan masa kerja 5 tahun. 3. Perawat Pelaksana adalah perawat lulus D III Keperawatan dan SPK dengan masa kerja 5 tahun. B. Distribusi Ketenagaan Distribusi Ketenagaan pada Unit Hemodialisis dijabarkan dalam tabel berikut Tabel 3.1 Distribusi Ketenagaan di Unit Hemodialisis Nama Jabatan Penanggung Jawab Unit Hemodialisis Kepala Perawat Unit Hemodialisis Kualifikasi Formal dan Non Formal Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi. D III Keperawatan dengan masa kerja 5 tahun. Sertifikat Managemen Bangsal. Sertifikat PPGD. Sertifikat pelatihan perawat Hemodialisis... Tenaga yang Dibutuhkan Tenaga Yang Ada Keterangan BAB IV STANDAR FASILITAS A. Denah Ruangan Unit Hemodialisis terletak di lantai 1.

Gambar 4.1 Denah Unit Hemodialisis B. Standar Fasilitas Sarana Ruang Hemodialisis I 1. Mempunyai.. mesin Hemodialisis merk NIPRO 2. Mempunyai.. tempat tidur 3. Pintu ruangan selalu tertutup karena ruang ber-ac 4. Sepatu dan sandal dari luar harus dilepas saat masuk ruang Hemodialisis dan ganti sandal khusus untuk di dalam ruang Hemodialisis. 5. Perawat dapat memonitor semua pasien. 6. Ruang Water treathment. 7. Ruang Re-Use. Sarana Ruang Hemodialisis II 1. Mempunyai 1 tempat tidur untuk tindakan pemasangan double humen. 2. Digunakan untuk transit pasien sebelum dan sesudah Hemodialisis yang kondisinya lemah. Perlengkapan Ruangan 1. Perlengkapan yang cukup, dilengkapi dengan lampu cadangan yang dapat segera menyala apabila aliran listrik padam. 2. Pendingin ruangan dengan suhu. 0 C -. 0 C. 3. Lemari es untuk menyimpan obat. 4. Seperangkat komputer yang online. 5. Alat komunikasi (telepon). 6. Almari tempat linen dan alat kesehatan.

Perlengkapan Medis. 1. Sumber Oksigen sentral yang dilengkapi dengan katup penurunan tekanan (regulator) humidifier dan flowmeter. 2. Peralatan terapi oksigen mulai dari nasal prong, simple masker, masker rebreathing dan masker non rebretahing. 3. Alat penghisap lender portable dilengkapi dengan pipa karet penghubung, botol penampung, dan kanule penghisap. 4. Alat Resusitasi. 5. Stetoskop, tensimeter dan thermometer. 6. monitor dengan parameter gambaran EKG, menunjukan angka heart rate, tekanan darah, saturasi oksigen, dan temperature. 7. Alat pemasangan akses vena terdiri dari standar infuse, IV Kateter, infuse set, blood set cairan infuse sodium chloride, alcohol swab, plester, gunting, AVBL, AV fistula, tourniquet. 8. EKG 1. Nama Jabatan Hasil Kerja Uraian Tugas Tanggung Jawab

Wewenang Syarat Jabatan 2. Nama Jabatan Hasil Kerja Uraian Tugas Tanggung Jawab Wewenang Syarat Jabatan 3. Nama Jabatan Hasil Kerja Uraian Tugas Tanggung Jawab Wewenang Syarat Jabatan 4. Nama Jabatan Hasil Kerja 1.. Kepada unit poliklinik. 2. Membantu Kepala Unit Hemodialisis menyusun Standar Pelayanan dan Standar Prosedur Operasional Hemodialisis. 3. Menjamin terlaksananya kegiatan pelayanan keperawatan hemodialisis secara optimal. 4. Melaksanakan program keselamatan pasien dan pengendalian infeksi di rumah sakit. 5. Melakukan koordinasi dengan unit lain yang terkait dalam rangka pelaksanaan kegiatan pelayanan hemodialisis. Bertanggung jawab dalam segala aspek yang terjadi dalam penyelenggaraan pelayanan hemodialisis. 1. Memberikan bimbingan dan arahan keperawatan kepada staf hemodialisis berkenaan dengan dan prosedur tata laksana pelayanan yang telah ditetapkan. 2. Mengkoordinasi, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan dan penggunaan peralatan medis di unit hemodialisis. Tenaga Keperawatan RSUD Dr. Soegiri Lamongan dengan masa kerja minimal 3 tahun. Penanggung Jawab Pelaksana Hemodialisis. Terselenggaranya kegiatan hemodialisis. 1. Menjamin terlaksananya kegiatan pelayanan hemodialisis secara optimal. 2. Melaksanakan program keselamatan pasien dan pengendalian infeksi di rumah sakit. 3. Melakukan koordinasi dengan unit lain yang terkait dalam rangka pelaksanaan kegiatan pelayanan hemodialisis. Bertanggung Jawab dalam segala aspek yang terjadi dalam penyelenggaraan pelayanan hemodialisis. 1. Melakukan pelaksanaan pelayanan hemodialisis. 2. Mengkoordinasi, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan dan penggunaan peralatan medis di unit hemodialisis..

Uraian Tugas Tanggung Jawab Wewenang Syarat Jabatan BAB XIV PENUTUP Demikian telah disusun suatu Pedoman Unit Hemodialisis, yang sebagai acuan di dalam pelayanan dialysis untuk meningkatkan kualitas p.. keseluruhan di RSUD Dr. Soegiri Lamongan. Pedoman ini akan mengalami p upaya peningkatan kualitas dari waktu ke waktu sehingga diperlukan suatu.. teratur dan berkelanjutan dalam hal pemantauannya. Dengan adanya suatu p kegiatan pelayanan secara khusus di Unit Hemodialisis dapat mengutamakan keselamatan pada setiap pasien.