BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan usaha pertambangan mempunyai risiko yang tinggi terhadap aspek keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan. Jenis dan tingkat keadaan darurat seperti kecelakaan yang menimpa manusia, peralatan, proses atau produksi, dan lingkungan sangat bervariasi. Keadaan darurat yang terjadi seringkali tidak tertangani secara cepat dan benar sehingga keadaan darurat tersebut berkembang menjadi lebih buruk atau parah seperti korban kecelakaan akhirnya meninggal karena terlambat mendapatkan pertolongan, kebakaran kecil menjadi kebakaran besar atau hebat karena terlambat dipadamkan, maupun kerugian akibat kecelakaan yang seharusnya kecil berubah menjadi kerugian besar karena terlambat atau salah penanganan atau pengendalian atau penanggulangan (SNI 03-7166-2006). Keadaan darurat merupakan semua kejadian yang tidak diinginkan, terjadi secara mendadak, diakibatkan oleh alam maupun kegiatan usaha pertambangan, dan kejadian itu dapat membahayakan manusia, peralatan, produksi atau proses dan lingkungan kerja (SNI 03-7166-2006). Tanggap darurat merupakan elemen penting dalam SMK3, untuk menghadapi setiap kemungkinan yang dapat terjadi. Tujuan K3 adalah 1
2 untuk mencegah kejadian atau kecelakaan yang tidak diinginkan. Namun demikian, jika sistem pencegahan mengalami kegagalan sehingga terjadi kecelakaan, hendaknya keparahan atau konsekuensi yang ditimbulkan dapat ditekan sekecil mungkin. Untuk itu diperlukan sistem tanggap darurat guna mengantisipasi berbagai kemungkinan seperti kecelakaan, kebakaran, peledakan, bocoran bahan kimia atau pencemaran (Soehatman, 2010). Setiap perusahaan mempunyai kewajiban untuk mengupayakan terciptanya tempat kerja yang aman, nyaman, bebas dari penyakit akibat kerja dan bahkan kecelakaan kerja, serta mampu memberi kesempatan untuk menyelamatkan diri apabila terjadi suatu keadaan darurat atau bencana. Hal ini diatur dalam Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Bab III mengenai Syarat-syarat Keselamatan Kerja. Kegiatan operasi-produksi sumber daya migas dalam lingkup usaha PT.Pertamina EP Asset 4 Field Cepu mengandung potensi bahaya berisiko tinggi yaitu kebakaran yang berada di daerah operasi Pusat Penampungan Produksi. Kebakaran tersebut dapat menimbulkan keadaan darurat dan kerugian bagi perusahaan, tenaga kerja, serta masyarakat sekitar. Untuk mencegah dan menanggulangi keadaan darurat dengan efektif diperlukan Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat dalam menghadapi keadaan darurat yang mungkin terjadi. Kesiapsiagaan yang diperlukan meliputi kesiapan sumber daya manusia, organisasi, peralatan, dan prosedur.
3 Kebakaran tanki yang terjadi pada tanggal 5 April 2011 di PT. Pertamina Refinery Unit IV Cilacap, dapat mendorong untuk meningkatkan sistem tanggap darurat kebakaran guna mengantisipasi secara baik dan sedini mungkin sehingga bila keadaan darurat tersebut terjadi, kerugian jiwa atau materi yang timbul dapat ditekan sekecil mungkin. Hal ini supaya menjamin kelangsungan seluruh kegiatan proses produksi aman dan lancar. Berdasarkan fakta-fakta diatas penulis mengambil judul tugas akhir, Implementasi Sistem Tanggap Darurat Kebakaran di Pusat Penampungan Produksi PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dibuat suatu rumusan masalah yaitu Bagaimana implementasi sistem tanggap darurat kebakaran di Pusat Penampungan Produksi PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu?. C. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukan penelitian di PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu adalah untuk mengetahui penerapan sistem tanggap darurat kebakaran yang meliputi : 1. Kebijakan 2. Identifikasi keadaan darurat kebakaran 3. Perencanaan awal kebakaran 4. Prosedur keadaan darurat kebarakan
4 5. Organisasi keadaan darurat kebakaran 6. Prasarana keadaan kebakaran 7. Pembinaan dan pelatihan 8. Komunikasi 9. Inspeksi 10. Investigasi dan Pelaporan 11. Pemulihan keadaan darurat. D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Perusahaan Memberikan saran dan masukan pada PT. Petamina EP Asset 4 Field Cepu mengenai peningkatan penerapan prosedur tanggap darurat kebakaran di Pusat Penampung Produksi agar lebih baik. 2. Bagi Program Diploma 3 Hiperkes dan Keselamatan Kerja Menambah referensi kepustakaan dan memberikan wacana terkait materi mengenai implementasi sistem tanggap darurat kebakaran di Pusat Penampungan Produksi PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu dan diharapkan berguna bagi pengembangan materi perkuliahan tentang tatalaksana program keselamatan dan kesehatan kerja.
5 3. Bagi Mahasiswa Menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman mengenai implementasi sistem tanggap darurat kebakaran di Pusat Penampungan Produksi PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu.