Pengaruh Pemberian Pakan dengan Sumber Protein Berbeda terhadap Persentase Potongan Karkas dan Massa Protein Daging Ayam Lokal Persilangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN SUMBER PROTEIN BERBEDA TERHADAP BOBOT AKHIR, POTONGAN KARKAS DAN MASSA PROTEIN DAGING AYAM LOKAL PERSILANGAN SKRIPSI.

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO S E M A R A N G

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BEBAS PILIH (Free choice feeding) TERHADAP PERFORMANS PRODUKSI TELUR BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

Ali, S., D. Sunarti dan L.D. Mahfudz* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

BAB III MATERI DAN METODE. Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix

Pengaruh Pemberian Pakan dengan Sumber Protein Berbeda terhadap Efisiensi Penggunaan Protein Ayam Lokal Persilangan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BEBAS PILIH (Free choice feeding) TERHADAP PERFORMANS AWAL PENELURAN BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

B. W. Utomo, L. D. Mahfudz, E. Suprijatna* Program S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

Pengaruh Penambahan Lisin dalam Ransum terhadap Berat Hidup, Karkas dan Potongan Karkas Ayam Kampung

Animal Agriculture Journal 3(2): , Juli 2014 On Line at :

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu tipe pedaging, tipe petelur dan tipe dwiguna. Ayam lokal yang tidak

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN SUMBER PROTEIN BERBEDA TERHADAP LAJU PAKAN, KECERNAAN PROTEIN DAN RETENSI NITROGEN AYAM LOKAL PERSILANGAN SKRIPSI.

PENGARUH PENAMBAHAN ASAM SITRAT DALAM RANSUM SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP KECERNAAN PROTEIN DAN BOBOT BADAN AKHIR PADA ITIK JANTAN LOKAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler atau yang juga disebut ayam pedaging merupakan salah satu

KUALITAS KIMIA DAGING AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER

Pengaruh Sumber Protein Berbeda terhadap Laju Alir Pakan, Kecernaan Protein dan Retensi Nitrogen Ayam Lokal Persilangan

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012, p Online at :

PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH JANTAN

EFEK PENGGUNAAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING

Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707

BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

PROPORSI DAGING, TULANG DAN LEMAK KARKAS DOMBA EKOR TIPIS JANTAN AKIBAT PEMBERIAN AMPAS TAHU DENGAN ARAS YANG BERBEDA

PEMBERIAN RANSUM BERBEDA LEVEL PROTEIN DAN LISIN TERHADAP PEMANFAATAN PROTEIN PADA AYAM KAMPUNG SKRIPSI TAUFIK NURROHMAN

PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler. Oleh

NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER PERIODE FINISHER YANG DISUPLEMENTASI DENGAN DL-METIONIN SKRIPSI JULIAN ADITYA PRATAMA

PENGARUH IMBANGAN ENERGI DAN PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT KARKAS DAN BOBOT LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER UMUR 3-5 MINGGU

PENGARUH PENGGUNAAN KUNYIT DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

Level Meat Bone Ratio and Protein Mass of Breast and Thigh of Pelung Chicken from 1 to 11 Weeks Old of Age))

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG AMPAS KECAP DALAM RANSUM AYAM PETELUR TUA TERHADAP KECERNAAN PROTEIN, RASIO EFISIENSI PROTEIN DAN RETENSI NITROGEN SKRIPSI

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p Online at :

Efisiensi penggunaan protein pada puyuh periode produksi yang diberi ransum mengandung tepung daun Kayambang (Salvinia molesta)

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada 12 September 2014 sampai dengan 20 Oktober 2014

PENGARUH PEMBERIAN KULLIT KOPI TERFERMENTASI DENGAN ARAS BERBEDA DALAM RANSUM TERHADAP PENAMPILAN TERNAK BABI

SKRIPSI BERAT HIDUP, BERAT KARKAS DAN PERSENTASE KARKAS, GIBLET

Pengaruh Pemberian Tepung Daun Teh Tua dalam Ransum terhadap Performan dan Persentase Lemak Abdominal Ayam Broiler

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Gathot (Ketela

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

Bobot Potong, Karkas, dan Income Over Feed Cost... Wahyu Indra

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Universitas Diponegoro pada tanggal 22 Oktober 31 Desember 2013.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

A. Widodo, W. Sarengat, dan E. Suprijatna Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

PEMANFAATAN AMPAS SAGU FERMENTASI DAN NON FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP KARKAS AYAM KAMPUNG (Gallus domesticus) UMUR 12 MINGGU

PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS SERTA LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER YANG DIBERI ACIDIFIER ASAM SITRAT DALAM PAKAN DOUBLE STEP DOWN SKRIPSI.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

Respon Broiler terhadap Pemberian Ransum yang Mengandung Lumpur Sawit Fermentasi pada Berbagai Lama Penyimpanan

Animal Agriculture Journal 3(2): , Juli 2014 On Line at :

Animal Agriculture Journal 4(2): , Juli 2015 On Line at :

ENERGI METABOLIS DAN DAYA CERNA BAHAN KERING RANSUM YANG MENGANDUNG BERBAGAI PENGOLAHAN DAN LEVEL CACING TANAH (LUMBRICUS RUBELLUS)

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

PEMBERIAN KOMBINASI PAKAN DOUBLE STEP DOWN DAN ASAM SITRAT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN EFISIENSI USAHA PETERNAKAN BROILER

PENGARUH SUPLEMENTASI ASAM AMINO DL-METIONIN DAN L-LISIN KADALUARSA DALAM PAKAN TERHADAP PERFORMAN AYAM BROILER

Penampilan Kelinci Persilangan Lepas Sapih yang Mendapat Ransum dengan Beberapa Tingkat Penggunaan Ampas Teh

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

BAB III MATERI DAN METODE. ransum terhadap profil kolesterol darah ayam broiler dilaksanakan pada bulan

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

PENGARUH FREKUENSI PENYAJIAN RANSUM YANG BERBEDA TERHADAP PERFORMANS AYAM KAMPUNG SUPER SKRIPSI. Oleh NIANURAISAH

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

Animal Agriculture Journal 3(2): , Juli 2014 On Line at :

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

OPTIMALISASI TEKNOLOGI BUDIDAYA TERNAK AYAM LOKAL PENGHASIL DAGING DAN TELUR

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

BOBOT POTONGAN KARKAS DAN LEMAK ABDOMEN AYAM RAS PEDAGING YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG TEPUNG CACING TANAH (Lumbricus rubellus)

EVALUASI PERTUMBUHAN TULANG AYAM KAMPUNG UMUR 0-6 MINGGU DENGAN TARAF PROTEIN DAN SUPLEMENTASI LISIN DALAM RANSUM

PENAMBAHAN Lactobacillus sp. DAN INULIN DARI UMBI DAHLIA DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN LEMAK KASAR DAN MASSA LEMAK TELUR PADA AYAM KEDU SKRIPSI

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

PENGGUNAAN ASAM AMINO METIONIN DAN LISIN DALAM RAMSUM TERHADAP KARKAS BROILER UMUR 6 MINGGU SKRIPSI. Oleh: TRIS NELLY TARIGAN

PENAMBAHAN EKSTRAK UMBI UBI JALAR UNGU TERHADAP KECERNAAN PROTEIN DAN MASSA PROTEIN DAGING PADA AYAM BROILER DENGAN KEPADATAN KANDANG BERBEDA SKRIPSI

Pengaruh Suplementasi Lisin terhadap Karakteristik Karkas Itik Lokal Jantan Umur Sepuluh Minggu

PENGARUH KUALITAS PAKAN TERHADAP KEEMPUKAN DAGING PADA KAMBING KACANG JANTAN. (The Effect of Diet Quality on Meat Tenderness in Kacang Goats)

PENGARUH PENAMBAHAN DL-METIONIN TERHADAP NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER STARTER BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI SKRIPSI ZINURIA WAFA

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN CAMPURAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN ONGGOK TERFERMENTASI OLEH

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG AMPAS KECAP DALAM PAKAN AYAM PETELUR TUA TERHADAP KONSUMSI PAKAN, PRODUKSI TELUR DAN KONVERSI PAKAN SKRIPSI.

SKRIPSI BUHARI MUSLIM

Pengaruh Penggunaan...Trisno Marojahan Aruan

SUBSITUSI DEDAK DENGAN POD KAKAO YANG DIFERMENTASI DENGAN Aspergillus niger TERHADAP PERFORMANS BROILER UMUR 6 MINGGU

PENGARUH PEMBERIAN FEED ADDITIVE RI.1 DAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN AYAM BROILER SKRIPSI ATA RIFQI

Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter

Pertumbuhan dan Komponen Fisik Karkas Domba Ekor Tipis Jantan yang Mendapat Dedak Padi dengan Aras Berbeda

Transkripsi:

Jurnal Peternakan Indonesia, Februari 2017 Vol. 19 (1): 23-29 ISSN 1907-1760 E-ISSN 2460-3716 Pengaruh Pemberian Pakan dengan Sumber Protein Berbeda terhadap Persentase Potongan Karkas dan Massa Protein Daging Ayam Lokal Persilangan Effect of Feeding with Different Protein Sources on the Carcass Cut Percentage and Protein Mass of Local Cross Chicken H. Pratiwi*, U. Atmomarsono dan D. Sunarti Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang, 50275 E-mail: henipratiwi033@gmail.com (Diterima: 26 Oktober 2016; Disetujui: 19 Desember 2016) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian pakan dengan sumber protein berbeda terhadap persentase potongan karkas dan massa protein daging ayam lokal persilangan. Materi yang digunakan adalah 126 ekor ayam lokal persilangan (unsexed) umur2 minggu dengan bobot badan 129 ± 6,34 g. Bahan pakan yang digunakan yaitu jagung, bekatul, bungkil kedelai, tepung ikan, MBM (Meat bone meal) dan PMM (Poultry meat meal). Rancangan percobaan yang digunakan adalah RAL (Rancangan acak lengkap) dengan 3 perlakuan dan 7 ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu T1 = 2 sumber protein (tepung ikan dan bungkil kedelai), T2 = 3 sumber protein (tepung ikan, bungkil kedelai, dan MBM), T3 = 4 sumber protein (tepung ikan, bungkil kedelai, MBM dan PMM). Pemberian pakan menggunakan metode bebas memilih dan perlakuan dimulai pada umur 2 minggu sampai 10 minggu. Parameter yang diamati adalah bobot akhir, bobot potongan karkas, persentase potongan karkas dan massa protein daging. Data yang diperoleh dianalisis ragam dengan uji F dengan taraf 5% dan pada penelitian ini terdapat pengaruh perlakuan sehingga dilanjutkan dengan uji jarak berganda duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan sumber protein berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot akhir, bobot potongan karkas dan massa protein daging serta tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentase potongan karkas. Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian pakan dengan sumber protein yang semakin beragam dapat meningkatkan bobot akhir, bobot potongan karkas dan massa protein daging serta memberikan hasil yang sama pada persentase potongan karkas ayam lokal persilangan. Kata kunci: sumber protein, potongan karkas, massa protein, ayam lokal persilangan ABSTRACT The research aims to study the effect of feeding with different protein sources on the carcass cut percentage and protein mass of local cross chicken. The materials used were 126 unsexed of local cross chicken, 2 weeks age with body weight 129 ± 6,34 g. Feedstuffs used were corn, rice brand, soybean meal, fish meal, meat bone meal and poultry meat meal. The research design used was completely randomized design (CRD) with 3 treatments and 7 replications. The treatments were T1 = 2 protein sources (fish meal dan soybean meal) T2 = 3 protein sources (fish meal, soybean meal and meat bone meal), T3 = 4 protein sources (fish meal, soybean meal, meat bone meal and poultry meat meal). The research used was free choice feeding method and the treatments were applied started from 2 weeks age until 10 weeks age. Parameter measured were final body weight, carcass cut weight, carcass cut percentage and protein mass. Data was analyzed by variety of F test at the level of 5%, followed by Duncan test when there is significant effect of the treatment. The result showed that the treatment of feeding with different protein sources do influence significantly (P<0,05) on final body weight and protein mass but on carcass cut percentage parameter showed that the treatment do not influence significantly (P>0,05).The conclusion of the experiment is feeding with the variety of protein sources can increasing on final body weight, carcass cut weight and protein mass and give the same result on carcass cut percentage of local cross chicken. Keywords: protein sources, carcass cuts, protein mass, local cross chicken Pengaruh Pemberian Pakan dengan (Pratiwi et al.) 23

PENDAHULUAN Daging ayam lokal banyak diminati masyarakat karena memiliki rasa yang khas, akan tetapi ayam lokal memiliki pertumbuhan relatif lambat dan produktivitas yang rendah, sehingga diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan produktivitas ayam lokal. Peningkatan produktivitas tersebut dapat dilakukan melalui persilangan. Ayam lokal pejantan yang disilangkan dengan ayam ras petelur betina dikenal dengan ayam lokal persilangan, dimana memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dan produksi daging yang dihasilkan lebih tinggi dari ayam lokal. Menurut hasil penelitian kebutuhan nutrisi ayam lokal persilangan masih bervariasi sehingga diperlukan suatu metode untuk menghitung kebutuhan nutrisi ayam lokal persilangan yaitu dengan pemberian pakan bebas memilih. Metode pemberian pakan bebas memilih merupakan suatu metode pemberian pakan dimana ayam bebas memilih pakan yang tersedia (Fanatico et al., 2013). Ayam memiliki kemampuan mengkonsumsi pakan sesuai dengan kebutuhannya, dengan pemberian pakan bebas memilih ayam dapat memilih pakan yang telah disediakan sehingga kebutuhan nutrisi ayam lokal persilangan dapat diketahui (Kompiang et al., 2001). Pakan berperan untuk kelangsungan hidup pokok dan produksi, pakan yang diberikan harus mengandung protein dalam jumlah yang sesuai, apabila kebutuhan protein tidak terpenuhi dapat mengakibatkan penurunan pertumbuhan dan apabila protein berlebih menyebabkan pakan yang diberikan tidak efisien. Protein merupakan bahan utama pembentukan karkas. Pemberian pakan dengan sumber protein hewani memberikan performa yang lebih baik dari nabati (Hossain et al., 2013), tetapi apabila kedua sumber protein tersebut diberikan secara bersamaan akan saling melengkapi, sehingga keseimbangan asam amino dapat tercapai. Ketersediaan protein dalam pakan sangat berkaitan dengan bobot akhir, hal ini karena protein berperan penting terhadap pembentukan karkas. Massa protein daging merupakan salah satu indikator yang menunjukkan seberapa besar deposisi protein pada ternak, semakin tinggi nilai massa protein daging maka semakin baik (Fanani et al., 2016). Hal ini berarti protein pakan yang didistribusikan ke dalam jaringan tubuh semakin tinggi. Konsumsi protein yang tinggi diikuti dengan asupan protein yang tinggi maka semakin tinggi pula protein yang dideposisikan menjadi daging. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian pakan dengan sumber protein berbeda terhadap persentase potongan karkas dan massa protein daging ayam lokal persilangan. METODE Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang penelitian Produksi Ternak Unggas Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. Materi penelitian Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 126 ekor ayam hasil persilangan ayam bangkok dengan ayam ras petelur (unsexed) umur 2 minggu dengan bobot badan 129 ± 6,34 g. Kandang yang digunakan yaitu kandang tipe slat terdiri dari 21 unit percobaan dengan masing-masing unit percobaan berisi 6 ekor ayam. Bahan pakan sumber energi yang digunakan adalah jagung dan bekatul, bahan pakan sumber protein yang digunakan adalah tepung ikan, bungkil kedelai, MBM (Meat Bonemeal), PMM (Poultry Meat Meal) dan CaCO3. Kandungan nutrisi bahan pakan yang digunakan dalam penelitian terdapat pada Tabel 1. Rancangan penelitian Rancangan yang digunakan adalah RAL (Rancangan acak lengkap) dengan 3 perlakuan dan 7 ulangan. Perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini yaitu : T1 = Dua sumber protein (tepung ikan dan bungkil kedelai). T2 = Tiga sumber protein (tepung ikan, bung 24 Pengaruh Pemberian Pakan dengan (Pratiwi et al.)

Tabel 1. Kandungan Nutrisi Bahan Pakan Berdasarkan Kering Udara. Bahan Pakan **** EM * PK SK * *** Lisin *** Metionin ** Ca * P (kkal/kg) -------------------------(%)--------------------------------- Jagung Kuning 3.796 6,54 2,15 0,34 0,21 0,03 0,20 Bekatul 3.643 10,86 7,55 0,58 0,22 0,00 1,53 Bungkil kedelai 3.213 45,76 3,97 2,98 0,70 0,05 0,39 Tepung ikan 2.986 31,51 1,82 6,56 2,56 6,42 2,04 MBM 2.770 58,49 1,07 3,45 0,75 9,08 4,14 PMM 3.555 43,08 7,82 1,19 0,54 1,01 2,12 CaCO 3 0 0 0 0 0 80,00 0 Sumber : * Hasil analisis Proksimat di PT. Sidomuncul, Ungaran (2016). ** Hasil analisis di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang (2016). *** Hartadi (1980). **** Hasil perhitungan menggunakan Bomb Calorimeter di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang (2016). -kil kedelai, dan MBM). T3 = Empat sumber protein (tepung ikan, bungkil kedelai, MBM dan PMM). Data yang diperoleh dianalisis ragam dengan uji F dengan taraf 5% dan apabila terdapat pengaruh perlakuan maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (Stell dan Torrie, 1981). Tahapan penelitian 1. Persiapan kandang dan peralatan. 2. Pakan perlakuan diberikan secara ad libitum dan menggunakan metode bebas memilih dimana 1 tempat pakan berisi 1 bahan pakan. 3. Pencatatan konsumsi dan sisa pakan dilakukan setiap hari dan penimbangan ayam dilakukan setiap minggu. 4. Penimbangan ayam pada umur 10 minggu untuk memperoleh data bobot akhir. 5. Pemotongan dilakukan dengan cara mengambil ayam pada setiap unit percobaan sebanyak 2 ekor secara acak. Pemotongan ayam dilaksanakan dengan cara memotong bagian arteri carotis, vena jugularis dan esofagus. Pencabutan bulu, mencelupkan ayam ke dalam air panas, membersihkan ayam dari bulu, memotong kaki, kepala dan mengeluarkan organ dalam. Menimbang karkas untuk mendapatkan bobot karkas. Memotong karkas menjadi beberapa potongan komersial meliputi sayap, dada, paha atas, paha bawah, punggung depandan punggung belakang. Menimbang masing-masing bagian untuk mendapatkan bobot potongan karkas. 6. Massa protein daging diperoleh dengan cara mengambil sampel daging pada penyembelihan ayam umur 10 minggu sebanyak 2 ekor secara acak pada setiap unit percobaan. Sampel daging yang diambil adalah bagian paha dan dada yang telah dipisahkan dari tulang dan kulit. Daging dihaluskan dan dicampur kemudian diambil sampel untuk dianalisis kadar protein daging. Parameter yang diamati Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah : 1. Bobot badan akhir, diperoleh dengan cara menimbang ayam pada umur 10 minggu. 2. Bobot potongan karkas, diperoleh dengan cara memotong dan menimbang potongan karkas yang meliputi sayap, dada, paha atas, paha bawah, punggung depan dan punggung belakang. 3. Persentase potongan karkas, diperoleh dengan membandingkan bobot potongan karkas dengan bobot karkas dan dikalikan 100%. 4. Massa protein daging, dihitung berdasarkan rumus Suthama (2003) yang dikutip oleh Abdurrahman et al. (2016) yaitu dengan mengkalikan kadar protein daging (%) dengan bobot daging (g). Pengaruh Pemberian Pakan dengan (Pratiwi et al.) 25

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan sumber protein berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot akhir, bobot potongan karkas dan massa protein daging serta tidak berpengaruh nyata(p>0,05) terhadap persentase potongan karkas. Hasil dapat dilihat pada Tabel 2. Pengaruh Perlakuan terhadap Bobot Akhir Bobot akhir yang berbeda nyata dipengaruhi oleh asupan protein yang berbeda nyata. T3 dengan sumber protein berupa bungkil kedelai, tepung ikan, MBM dan PMM menghasilkan bobot akhir yang tertinggi dibandingkan dengan T2 dengan sumber protein berupa bungkil kedelai, tepung ikan dan MBM serta T1 dengan sumber protein berupa bungkil kedelai dan tepung ikan. Pemberian pakan dengan sumber protein yang semakin beragam tersebut mampu saling melengkapi sehingga keseimbangan asam amino dapat tercapai dan bobot akhir dapat tercapai optimal. Wahju (2004) menyatakan bahwa bahan pakan sumber protein hewani memiliki kandungan kalsium, fosfor, vitamin B kompleks, lisin dan methionin yang tinggi. Bobot akhir T2 tidak berbeda nyata dengan T1 hal ini dipengaruhi oleh konsumsi asam amino. Pemberian pakan sumber protein hewani berupa tepung ikan dan MBM pada T2 menunjukkan hasil yang sama dengan pemberian tepung ikan saja pada T1. Konsumsi asam amino lisin dan methionin yang berasal dari tepung ikan dan MBM pada T2 berbeda dengan konsumsi asam amino lisin dan metionin dari tepung ikan pada T1, akan tetapi meskipun konsumsi asam amino lisin dan metionin T2 dan T1 berbeda kedua perlakuan tersebut menunjukkan bobot akhir yang tidak berbeda nyata, hal ini menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan sumber protein berupa tepung ikan mampu menggantikan MBM sebagai sumber protein hewani. Karimi (2006) menyatakan bahwa tepung ikan merupakan sumber protein yang memiliki nilai biologis yang tinggi dan kaya akan asam amino terutama lisin. Ayam lokal persilangan umur 10 minggu memiliki bobot akhir 820,88- Tabel 2. Rata-rata Bobot Akhir, Bobot Potongan Karkas, Persentase Potongan Karkas dan Massa Protein Daging Ayam Lokal Persilangan. Parameter Perlakuan T1 T2 T3 Bobot akhir (g/ekor) 820,88 b 890,93 b 1.016,31 a Bobot dada (g) 127,07 b 137,36 b 171,43 a Persentase dada (%) 25,73 25,58 26,38 Bobot sayap (g) 77,79 b 85,14 b 100,07 a Persentase sayap (%) 15,75 15,85 15,42 Bobot punggung depan (g) 51,86 b 58,93 b 66,50 a Persentase punggung depan (%) 10,50 10,98 10,24 Bobot punggung belakang (g) 73,07 b 79,29 b 93,57 a Persentase punggung belakang (%) 14,83 14,78 14,41 Bobot paha atas (g) 84,50 b 91,21 b 113,36 a Persentase paha atas (%) 17,10 16,96 17,47 Bobot paha bawah (g) 77,93 b 85,07 b 104,21 a Persentase paha bawah (%) 15,77 15,84 16,03 Masa protein daging (g) 70,25 b 79,51 b 100,92 a Keterangan: Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (P< 0,05). 26 Pengaruh Pemberian Pakan dengan (Pratiwi et al.)

1016,31 g. Hasil ini lebih tinggi dari penelitian Kususiyah (2011) bahwa ayam lokal persilangan umur 10 minggu bobot akhir sebesar 728,15 g dan hampir sama dengan hasil penelitian Trisiwi (2016) ayam kampung super umur 10 minggu yang diberi pakan komersial BR-1 dengan PK 21,13% dan EM 3000 Kcal/kg memiliki bobot akhir sebesar 899,55 g. Pengaruh Perlakuan terhadap Bobot Potongan Karkas Bobot potongan karkas berbeda nyata (Tabel 2) hal ini berarti pemberian pakan dengan sumber protein berbeda memberikan pengaruh yang berbeda antar perlakuan. T3 dengan 4 sumber protein menghasilkan bobot potongan karkas yang paling tinggi dari T2 dengan 3 sumber protein dan T1 dengan 2 sumber protein, hal ini menunjukkan bahwa penggunaan sumber protein yang semakin beragam maka produksi karkas yang dihasilkan akan semakin meningkat. Rohaeni (2015) menyatakan bahwa perlakuan pakan dengan PMM menghasilkan pertambahan bobot badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan bungkil kedelai. Bobot potongan karkas yangdihasilkan berbeda nyata, hal ini dipengaruhi oleh kecernaan dan retensi nitrogen. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecernaan protein tidak berbeda nyata akan tetapi retensi nitrogen berbeda nyata. Semakin banyak nitrogen yang diserap di dalam tubuh maka bobot badan yang dihasilkan semakin tinggi. Bobot badan yang tinggi akan diikuti bobot potongan karkas yang tinggi pula. Fanani et al. (2016) menyatakan bahwa meningkatnya retensi nitrogen dapat mempengaruhi pertumbuhan dan meningkatkan bobot badan yang dihasilkan. Protein hewani seperti PMM memiliki kandungan asam amino lisin dan metionin yang cukup, MBM memiliki kandungan asam amino metionin dan cystin yang sedikit tetapi memiliki lisin yang tinggi, sedangkan tepung ikan juga memiliki lisin dan methionin yang tinggi, asam amino lisin dan methionin berperan dalam pertumbuhan tulang dan daging. Hossain et al. (2013) menyatakan bahwa penggunaan protein hewani dapat menghasilkan bobot badan yang lebih tinggi, hal ini karena sumber protein hewani memiliki kecernaan protein yang tinggi dan berperan dalam perkembangan tulang. Protein pakan berperan untuk pertumbuhan tulang, ayam membutuhkan nutrisi yang cukup untuk proses pertumbuhan tulang. Menurut Rizkuna et al. (2014) lisin sangat berkaitan dengan proses pertumbuhan sel tulang, Ca dibantu oleh protein dan lisin dalam proses penyerapan kemudian dimanfaatkan untuk pembentukan tulang. Menurut Hickling et al. (1990) penambahan lisin dan methionin dapat meningkatkan bobot dada. Pengaruh Perlakuan terhadap Persentase Potongan Karkas Persentase potongan karkas (Tabel 2) yang tidak berbeda nyata menunjukkan bahwa pada masing-masing bagian tubuh ternak memiliki kecepatan pertumbuhan yang relatif sama sejalan dengan ukuran tubuhnya sehingga antar perlakuan diperoleh hasil yang tidak berbeda nyata. Muiz (2016) menyatakan bahwa masing-masing bagian tubuh ternak memiliki tingkat pertumbuhan sesuai dengan fungsi dari bagian tubuh tersebut. Faktor yang mempengaruhi ukuran tubuh ternak adalah genetik, umur, kondisi fisiologis ternak dan konsumsi protein. Hasil penelitian diperoleh bahwa persentase potongan karkas ayam lokal persilangan umur 10 minggu bagian dada sebesar 25,89%, sayap 15,68%, punggung depan 10,57%, punggung belakang 14,67%, paha atas 17,17% dan paha bawah 15,88%. Urutan persentase potongan karkas dari tertinggi sampai terendah yaitu bagian dada, paha atas, paha bawah, sayap, punggung belakang dan punggung depan. Muryanto et al. (2002) menyatakan bahwa urutan persentase potongan karkas dari tertinggi sampai terendah meliputi bagian dada 24,20%, paha atas 19%, paha bawah 18%, sayap 15,81%, punggung belakang 12,10% dan punggung depan 11%. Pengaruh Pemberian Pakan dengan (Pratiwi et al.) 27

Pengaruh Perlakuan terhadap Massa Protein Daging Berdasarkan Tabel 2 ditunjukkan bahwa massa protein daging berbeda nyata. Massa protein daging T3 dengan 4 sumber protein memberikan hasil yang paling tinggi dari T2 dengan 3 sumber protein dan T1 dengan 2 sumber protein. Pemberian pakan dengan sumber protein yang semakin beragam menghasilkan massa protein daging yang semakin tinggi. Hal ini berkaitan dengan konsumsi protein dan asam amino, konsumsi asam amino yang cukup tentunya akan menghasilkan kadar protein daging yang optimal. Adnyana et al. (2014) bahwa asam amino merupakan bahan utama dalam proses pembentukan daging. Fanani et al. (2016) bahwa massa protein daging merupakan tingkat deposisi protein di dalam tubuh ternak. Besarnya massa protein daging dipengaruhi oleh kadar protein daging, bobot daging yang dihasilkan dan kadar lemak dalam tubuh. Kadar lemak tubuh dalam penelitian ini menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata, hal ini berarti karkas yang dihasilkan berkualitas baik. Karkas yang baik mengandung banyak daging dan sedikit lemak. Griffith et al. (1998) menyatakan bahwa lemak tubuh berkorelasi positif dengan lemak karkas, apabila lemak tubuh rendah maka lemak karkas juga rendah. Massa protein daging menunjukkan seberapa besar deposisi protein didalam tubuh, konsumsi protein yang tinggi diikuti dengan asupan protein yang tinggi hal ini berarti semakin banyak protein yang dideposisikan menjadi daging.deposisi protein merupakan banyaknya protein yang diserap dikurangi protein yang dimanfaatkan oleh tubuh dimana tingkat deposisi protein dipengaruhi oleh ketersediaan protein dan energi didalam pakan, energi berperan dalam proses sintesis protein. Suthama (2003) bahwa protein dan energi memiliki peranan yang sangat penting dalam proses sintesis protein. Berdasarkan hasil penelitian massa protein daging sebesar 70,25-100,92 g. Hasil ini lebih tinggi dari penelitian Abdurrahman et al. (2016) yaitu massa protein daging sebesar 62,91 g. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian pakan dengan sumber protein yang semakin beragam pada ayam lokal persilangan dapat meningkatkan bobot akhir, bobot potongan karkas dan massa protein daging serta memberikan hasil yang sama pada persentase potongan karkas. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Z, H., Y.B. Pramono dan N. Suthama. 2016. Feeding effect of inulin derived from dahlia tuber combined with lactobaccilus. sp on meat protein mass of crossbred kampong chicken. J. Indonesian Trop. Anim. Agric. 41(1) : 37-44. Adnyana, I, G,S., G. A. M. K. Dewi dan M. Wirapartha. 2014. Pengaruh imbangan energi dan protein ransum terhadap karkas ayam kampung betina umur 30 minggu. J. Tropic. Anim. Sci. 2 (3): 415-53. Fanani, A. F., N. Suthama dan B. Sukamto. 2016. Efek penambahan umbi bunga dahlia sebagai sumber inulin terhadap kecernaan protein dan produktivitas ayam lokal persilangan. J. Kedokteran Hewan. 10 (1): 58 62. Fanatico, A. C., V,B. Brewer., C, M. O. Hanning dan D, J. Donoghue. 2013. Free choice feeding of free range meat chickens. J. Appl. Poult. Res. 22 : 750 758. Griffiths L, Leeson S dan Summers JD. 1998. Studies and abdominal fat with four commercial strain of male broiler chicken. Poultry Sci. 1998-1203. Hossain, M.A., A.F. Islam dan P.A. Iji. 2013. Growth responses, excreta quality, nutrient digestibility, bone development and meat yield traits of broiler chickens fed vegetable or animal protein diets. South African J. Anim. Sci. 43 (2) : 208-218. 28 Pengaruh Pemberian Pakan dengan (Pratiwi et al.)

Hickling, D., W. Guenter dan M. E. Jackson. 1990. The effects of dietary methionine and lysine on broiler chicken performance and breast meat yield. Can. J. Anim Sci. 70 : 673-678. Karimi, A. 2006. The Effects of Varying Fishmeal Inclusion Levels (%) on Performance of Broiler Chicks. J. Int. Poultry. Sci. 5 (3): 255-258 Kompiang, I. P., Supriyati, M. H. Togatorop, dan S. N. Jarmani. 2001. Kinerja ayam kampung dengan sistem pemberian pakan secara memilih dengan bebas. J. Ilmu Ternak dan Veteriner. 6 (2) : 94-101. Kususiyah. 2011. Performans pertumbuhan ayam peraskok sebagai ayam potong belah empat serta nilai income over feed and chick cost. J. Sains Peternakan Indonesia. 6 (2): 83 87. Muiz, A. 2016. Pengaruh penggunaan Tepung Daun Binahong (Andredera cordifolia) sebagai feedadidtive terhadap kualitas karkas ayam pedaging. J.Agrisains. 17 (1): 54-61. Muryanto, Hardjosworo, P, S., Herman, R dan Setijanto, H. 2002. Evaluasi karkas hasil persilangan antara ayam kampung jantan dengan ayam ras petelur betina. J. Anim Production. 4(2) : 71-76. Rizkuna, A., U. Atmomarsono dan D. Sunarti. 2014. Evaluasi pertumbuhan tulang ayam kampung umur 0-6 minggu dengan taraf protein dan suplementasi lisin dalam ransum. J. Ilmiah dan Teknologi Peternakan. 3 (3): 121-125. Rohaeni, E, S. 2015. The effects of the protein level from soybean meal and poultry meat meal on the growth of broiler chickens. Livestocks Research for rural development. 27(5). Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie. 1981. Principles and Procedures of Statistics. McGraw Hill Book Co., Inc., New York. Suthama, N. 2003. Kajian aspek Protein Turnover tubuh pada ayam kedu periode pertumbuhan. Media peternakan. 29 (2): 47-53. Trisiwi, H, F. 2016. Pertumbuhan kompensasi ayam betina hasil persilangan antara ayam kampung jantan dengan ayam ras petelur betina yang mendapat level protein pakan masa starter berbeda. buletin peternakan40 (2): 92-100. Wahju, J. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Pengaruh Pemberian Pakan dengan (Pratiwi et al.) 29