1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman kehadiran surat kabar semakin dianggap penting oleh masyarakat. Surat kabar dikatakan sebagai sebuah simbol bagi peradaban masyarakat modern dalam memperoleh seluruh informasi yang ada didalam dunia ini. Berbagai peristiwa bersejarah tak lepas dari pengaruh surat kabar. Begitu besar pengaruh yang dimiliki oleh surat kabar. Surat kabar kini merupakan bagian dari saluran informasi masyarakat. Surat kabar adalah sebuah media yang berisi informasi yang terkait dengan kepentingan masyarakat umum dan tidak terbatas pada kelompok tertentu saja. Surat kabar memudahkan masyarakat mendapatkan informasi-informasi penting yang berharga. Masyarakat dapat menggunakan media komunikasi secara berbeda-beda. Sebagai bentuk komunikasi, masyarakat ada yang memilih sarana komunikasi lisan dan ada yang memilih sarana komunikasi tulis. Surat kabar merupakan kumpulan dari berita, artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang dicetak kedalam lembaran kertas ukuran plano yang diterbitkan secara teratur, dan bisa terbit setiap hari atau seminggu satu kali. Surat kabar, majalah, karangan, puisi, koran, artikel merupakan sutau contoh bentuk komunikasi secara tulis. Komunikasi secara tulis dirasa efektif untuk dapat menyalurkan segala bentuk ide, kreativivtas yang ingin disampaikan. Dalam bentuk komunikasi tersebut, manusia sebagai pengguna bahasa dapat menemukan informasi dan berbagai hal yang bermanfaat di dalamnya. 1
2 Bahasa yang digunakan dalam surat kabar adalah bahasa tulis. Bahasa memungkinkan seseorang memahami informasi yang disampaikan oleh orang lain. Bahasa tulis tersebut mudah dipahami karena berperan sebagai pembawa informasi. Sebagaimana diketahui, ketika penulis menyampaikan pesan melalui bahasa tulis, kemungkinan kesalahpahaman pada pembaca bisa terjadi. Hal itu disebabkan dalam bahasa tulis penggunaan intonasi, gerak, mimik, pandangan mata tidak tampak, maka makna yang muncul bisa jadi berbeda-beda sesuai apa yang dipahami oleh pembaca. Dengan demikian, dalam penggunaan bahasa tulis diperlukan kelengkapan struktur secara visual dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Pada umumnya, bahasa tulis banyak memanfaatkan tanda baca, diksi yang tepat, dan unsur-unsur gramatikal lainnya untuk memudahkan pemahaman akan pesan yang disampaikan. Bahasa memiliki hierarki mulai dari yang paling kecil hingga yang paling besar, seperti fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana. Wacana merupakan hierarki bahasa yang tertinggi. Dalam kalimat maupun wacana pasti terdapat konjungsi. Dalam kalimat digunakan konjungsi intrakalimat, sedangkan dalam wacana digunakan konjungsi antarkalimat. Tulisan dalam surat kabar tidak terlepas dari penggunaan konjungsi. Konjungsi menjadi unsur yang sangat penting dalam pembentukan wacana terutama dalam wacana tulis. Keberadaan konjungsi dalam bahasa Indonesia diidentifi kasi melalui bahasa lisan dan bahasa tulis. Mengenai konjungsi masuk dalam kelas kata. Penyelidikan mengenai kelas kata dalam bahasa Indonesia tidak dapat mengabaikan uraian yang telah diberikan dalam buku maupun karangan mengenai kelas kata Kridalaksana dalam. Dengan hadirnya konjungsi yang tepat maka hubungan antar klausa atau kalimat menjadi padu. Sehingga maksud yang akan disampaikan menjadi mudah untuk dipahami bagi pembacanya. Hal ini sama dengan
3 apa yang digagaskan oleh Sumadi dalam (Septianingrum: 2016) bahwa kehadiran konjungsi baik dalam bahasa tulis maupun bahasa lisan sangat penting karena konjungsi merupakan bagian mekanisme gramatikal. Menempatkan konjungsi sebagai salah satu alat-alat sintaktis yang berperan dalam menentukan makna kalimat atau memberikan informasi kepada penutur (pendengar/pembaca). Dengan kata lain, konjungsi mengakibatkan satuan gramatikal menjadi luas. Seorang yang kurang menguasai konjungsi akan menghasilkan sebuah tulisan yang tidak komunikatif. Oleh sebab itu, perlu dituntut untuk menerapkan penggunaan konjungsi yang tepat, baik dari konteks maupun kaidah Ejaan Yang Disempurnakan. Kajian tentang konjungsi sebenarnya sudah lama menarik perhatian seperti peneliti Septianingrum (2016) dalam artikelnya tentang Konjungsi dalam Kalimat Majemuk Siswa Kelas X SMK. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan konjungsi dalam kalimat majemuk setara, yaitu konjungsi dan, namun, tapi dan konjungsi kompleks yang digunakan siswa kelas X SMK Telkom Shandy Putra. Selanjutnya Septiana (2009) pernah meneliti Penggunan Konjungsi Subordinatif dalam Surat Kabar Harian Pagi Padang Ekspres. Penelitian menemukan bahwa penggunaan konjunsgi subordinatif dalam surat kabar harian pagi Padang Ekspres pada umumnya bersifat wajib ada. Apabila kehadiran dari konjungsi subordinatif tidak ada, hubungan makna yang dinyatakan dalam kalimat menjadi tidak jelas dan informasi menjadi tidak padu. Nugraha, dkk (2015) meneliti dalam artikelnya tentang Penggunaan Konjungsi dalam Bahasa Tulis dan Lisan Oleh Siswa Kelas Lima Sekolah Dasar Naki Paandeyan 01 Sukoharjo. Dalam penelitian ini menemukan konjungsi dalam penguunaan bahasa Indonesia pada siswa kelas V bentuk tulis adalah konjungsi koordinatif, subordiatif. Semua penelitian di atas belum membicarakan masalah
4 mengenai penggunaan konjungsi intrakalimat dan antarkalimat khususnya yang terdapat dalam koran Suara Merdeka. Karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti masalah itu. Selain itu, ketika membaca koran Suara Merdeka, peneliti pernah menemukan kesalahan atau penyimpangan penggunaan konjungsi akibat kekurang pahaman atau penulisan terhadap kaidah tata bahasa yang digunakan atau mungkin faktor lain seperti kesalahan atau kecerobohan seorang editor. Selain itu peneliti tertarik untuk mengamati mengenai penggunaan konjungsi, karena pentingnya konjungsi dalam tulisan. Masalah yang akan diteliti oleh peneliti adalah penggunaan konjungsi intrakalimat dan antarkalimat dalam koran. Penelitian ini mengambil konjungsi dari media cetak yaitu koran Suara Merdeka dengan tujuan mengetahui atau mendeskripsikan penggunaan konjungsi yang terdapat dalam harian koran Suara Merdeka. Peneliti mengambil penelitian pada rubrik Nasional dan Hukum, karena hukum merupakan topik yang tidak pernah sur ut penberitaannya. Pemberitaanpemberitaan yang ada pada Nasioanal dan Hukum selalu menjadi topik terhangat untuk dibahas. Selain itu, kasus-kasus hukum yang terjadi saat ini selalu menjadi sorotan seluruh publik. Kasus-kasus tersebut menjadi sebuah makanan bagi khalayak ramai. Penulisan berita pada rubrik Nasional dan Hukum koran Suara Merdeka terdapat beberapa kesalahan penggunaan konjungsi. Konjungsi tersebut terdapat pada berita edisi minggu pertama dengan judul Jokowi: Kasus Munir Perlu Diselesaikan. Contoh kesalahan tersebut terlihat pada kalimat berikut, Atau paling tidak membentuk tim khusus di Mabes Polri untuk menyelesaikan kasus Munir. Penggunaan konjungsi koordinatif atau memiliki makna pemilihan di antara dua kata dalam satu kalimat,
5 tetapi pada kalimat di atas konjungsi atau digunakan pada awal kalimat. Dengan demikian, peneliti tertarik mengambil penelitian mengenai penggunaan konjungsi pada rubrik Nasional dan Hukum pada koran Suara Merdeka. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah peneliti kaji,maka rumusan masalah sebagai berikut. 1. Apa saja jenis konjungsi intrakalimat dan antarkalimat yang terdapat pada rubrik Nasional dan Hukum pada koran Suara Merdeka edisi September 2016? 2. Bagaimana hubungan makna konjungsi dalam kalimat atau rangakaian kalimat dalam rubrik Nasional dan Hukum pada koran Suara Merdeka edisi September 2016? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang sudah peneliti kaji, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ialah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan jenis konjungsi intrakalimat dan antarkalimat pada rubrik Nasional dan Hukum pada koran Suara Merdeka edisi September 2016. 2. Mendeskripsikan hubungan makna konjungsi intrakalimat dan antarkalimat dalam rangkaian kalimat yang terdapat dalam rubrik Nasional dan Hukum pada koran Suara Merdeka edisi September 2016. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang aspek kebahasaan dalam bidang pembagian kelas kata, khususnya konjungsi. Penelitian dapat
6 bermanfaat juga memperluas wawasan tentang penggunaan konjungsi antarkalimat dan intrakalimat. Selain itu, dapat memberikan sumbangan terhadap upaya pengembangan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 2. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini memabntu peneliti lain untuk dapat mengetahui seluk beluk kata penghubung dan penggunaanya. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian-penelitian khususnya mengenai penggunaan konjungsi yang tepat. Diharapkan kepada semuanya agar tidak melakukan kesalahan berbahasa khususnya penggunaan kata penghubung