BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang efektif mengharuskan manajer atau pimpinan menemukan cara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sesuatu hal atau peristiwa yang baru saja atau sedang terjadi. Orang tersebut

BAB I. kualitas maupun kuantitas. Menurut Rivai (2006) kinerja adalah perilaku nyata yang

Jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN. Demikian juga soal job descriptions-nya. Ada dua bagian besar sebuah penerbitan pers

BAB I PENDAHULUAN. adanya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat membuat pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sedang terjadi, terutama yang berhubungan dengan sesuatu yang

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN, DAN IMPLIKASI

Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah sarana untuk membangun kepribadian dan sisi

BAB I PENDAHULUAN. kemudahan dan penyampaian yang missal dan serentak. penyajiannya kepada pembaca masyarakat luas. Perkembangan media

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul dari perubahan konteks sosio-ekonomi, politik dan budaya. Konteks ini

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai derajat psychological wellbeing

BAB III PENYAJIAN DATA. tentang analisis kebijakan redaksi dalam penentuan headline (judul berita)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, penggunaan Sistem Informasi (SI)

BAB IV GAMBARAN UMUM Sejarah Terbentuknya Biro Humas dan Protokol. Diberlakukannya peraturan daerah Provinsi Lampung Nomor 11 Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Rekatama Media, hal 2. 2 Harimurti Kridalaksana. Leksikon Komunikasi. Cetakan Pertama Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu dalam membentuk citra positiif dan mencapai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. kabar yang bersangkutan. Penyajian sebuah isi pesan dalam media (surat

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia dinilai masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wartawan adalah seorang yang melakukan kegiatan sehari-hari sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGELOLAAN MEDIA WARGA

Teknik Reportase dan Wawancara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Singkat Harian Pagi Radar Bandung. sekarang dipimpin oleh Dahlan Iskan, memiliki sejarah yang sangat panjang.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam beberapa tahun belakangan ini ialah industri pasar modal. Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagian masyarakat berpikir menjadi seorang jurnalis merupakan

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN. Bank melalui sales force-nya berlomba-lomba menawarkan berbagai produk yang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

Inilah Tugas dan Fungsi Humas

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fungsi dan praktik Public Relations (PR) di Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. elemen yang saling membutuhkan. Dalam menjalankan kewajibannya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. penyajian laporan keuangan suatu perusahaan. Jasa audit akuntan. publik dibutuhkan oleh pihak perusahaan untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebebasan pers Indonesia ditandai dengan datangnya era reformasi dimulai

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari beragam media yang cukup berperan adalah televisi. Dunia broadcasting

BAB I PENDAHULUAN. massa baru bermunculan. Secara umum, media massa tergolong. media elektronik (televisi dan radio), serta media online.

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

BAB I PENDAHULUAN. kinerja karyawan semakin baik. Salah satu tindakan yang penting dan harus

BAB I PENDAHULUAN. informasi dari berbagai sumber, agar manusia dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. yang dikatakan orang lain. Sarana untuk mendapatkan informasi dapat diperoleh

Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN. Media merupakan salah satu eksternal stakeholder perusahaan yang dapat

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG P E R S DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang sangat cepat pada berbagai aspek. Organisasi dituntut untuk lebih responsif

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia kerja, komitmen seseorang terhadap organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini semakin tingginya kesadaran khalayak untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Advokasi Kreatif Melalui Media (Sosial) Oleh: Rofiuddin AJI Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh seorang pemimpin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dengan makin berkembangnya teknologi komunikasi yang dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan. Menurut Mangkunegara (2005) manajemen adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. pun mulai bebas mengemukakan pendapat. Salah satunya adalah kebebasan di bidang

BAB IV ANALISA DATA. untuk menelaah data yang telah diperoleh dari beberapa informan yang telah dipilih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang mempunyai peranan penting bagi kelangsungan organisasi tersebut, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat dalam satu dekade terakhir ini. Terutama teknologi komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia menjadi semakin mudah untuk dilakukan. Informasi ini disebut

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pengantar pesan. Setiap informasi yang dimuat dapat

ANALISIS GEJALA KONTAMINASI, PENGGUNAAN BAHASA ASING DAN DAERAH DALAM BERITA POLITIK SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-NOVEMBER 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. Penelitian ini pada dasarnya adalah membuktikan secara empiris hasil

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Keberhasilan Dahlan Iskan dalam memimpin perusahaan. membawanya dalam kesuksesan. Dahlan Isakan mengawali karir

BAB I PENDAHULUAN. adalah mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap anggota dan lapisan masyarakat, tenaga kerja, perusahaan bahkan

BAB I PENDAHULUAN. yang berfungsi untuk berkomunikasi, mengungkapkan keinginan, atau

BAB IV P E N U T U P. pelaksanaan Penggantian Antar Waktu Wakil Bupati Kabupaten Parigi

BAB I PENDAHUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ketika mendengar Berita Kriminal Sergap di RCTI, sekilas. dan penjelasan yang panjang sehingga membuat pendengar atau pemirsa

BAB I PENDAHULUAN. melalui media cetak tetapi juga media kominikasi elektronik. oleh masyarakat untuk mencari dan mengetahui informasi

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karyawan merupakan aset (kekayaan) utama setiap perusahaan, yang selalu ikut aktif berperan dan paling menentukan tercapai tidaknya tujuan perusahaan (Suwatno dan Priansa, 2011: 249). Manajemen sumber daya manusia (SDM) yang efektif mengharuskan manajer atau pimpinan menemukan cara terbaik dalam mendayagunakan orang-orang yang ada dalam lingkungan perusahaan, agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai (Rivai dan Mulyadi, 2012). Bagi perusahaan yang bergerak di bidang media (pers), baik cetak maupun elektronik, wartawan (jurnalis) merupakan tulang punggung, karena dari mereka lahir produk perusahaan dalam bentuk pemberitaan. Menggambarkan beratnya kerja seorang wartawan, CEO Jawa Pos Grup Dahlan Iskan yang kini menjabat sebagai menteri negara Badan Usaha Milik Negara (menneg BUMN), seperti ditulis Ahmad Taufiq dalam tulisannya berjudul Standart Profesi Wartawan, mengatakan bahwa wartawan merupakan perpaduan antara kuli pelabuhan dan pemikir. Artinya, seorang wartawan dituntut memiliki fisik dan stamina yang selalu fit (mewakili anggapan kuli pelabuhan) dan kualitas berpikir yang dinamis (mewakili pemikir). Tidak kalah pentingnya, kriteria wartawan lainya adalah memiliki keahlian tertentu yakni, teknik mencari, meliput, 1

menulis berita. Seorang wartawan juga harus menaati Kode Etik Jurnalistik (pasal 7 ayat 2 UU No 40 Tahun 1999) (http://www.ahmadtaufiq.com). Dalam menyajikan berita, wartawan dituntut memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan memiliki unsur kekinian. Wartawan juga harus menghadapi deadline (tenggat waktu) yang ketat, termasuk wartawan yang bekerja di surat kabar yang harus menghadapi deadline setiap hari. Tantangan berat dihadapi wartawan surat kabar, mereka harus bersaing dengan media online yang tayangan beritanya muncul secara real time, demikian pula wartawan media elektronik seperti televisi dan radio berita. Belum lagi jurnalis amatir yang dilakukan masyarakat umum (citizen journalist) yang membuat berita di media sosial. Tekanan lainnya yang juga dihadapi wartawan adalah dampak dari pemberitaan yang kadang kala tidak disukai oleh narasumber maupun pihak yang terkait. Tak jarang hal ini menimbulkan ancaman tersendiri bagi keselamatan wartawan. Menurut hasil penelitian yang dilakukan lembaga konsultan karier dan lowongan kerja di Amerika, CareerCast, yang diberi judul Jobs Rated Report, seperti dilansir http://www.careercast.com, profesi jurnalis surat kabar (newspaper reporter) berada di urutan pertama sebagai Profesi Terburuk 2013 (Worst Job of 2013). Hal ini disebabkan profesi wartawan memiliki tingkat stres yang tinggi dengan pendapatan yang rendah. Ditambah lagi ancaman bangkrutnya sejumlah perusahaan media cetak yang menjadikan masa depan profesi ini suram. 2

Sebelumnya, pada 2012, publikasi CareerCast yang dikutip http://bisnis.news.viva.co.id, melansir 10 profesi dengan tingkat stres tinggi. Hasilnya, wartawan ada di urutan 8. Stres kerja yang dialami wartawan, seperti yang disebutkan dalam survei CareerCast di Amerika, juga dialami oleh wartawan dua surat kabar di Jakarta yakni Investor Daily di bawah naungan PT Koran Media Investor Indonesia (KMII), milik Lippo Group dan Koran Sindo di bawah naungan PT Media Nusantara Citra, milik MNC Group. Meski berada di dua perusahaan yang berbeda, terdapat banyak kesamaan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan stres wartawan. Apalagi, dua media ini memiliki benang merah histori, dimana separuh dari wartawan Koran Sindo di Jakarta sebelumnya merupakan wartawan Investor Daily. Setiap wartawan mengalami rotasi penugasan bidang liputan (desk) secara berkala, melalui kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemimpin Redaksi. Di Investor Daily, setiap wartawan selain berkewajiban mengisi tulisan untuk halaman sesuai dengan rubrik (desk) masing-masing, juga dituntut mampu berkontribusi untuk halaman satu (utama), sesuai dengan kejadian terkini (running issue) maupun berita yang dipersiapkan sebelumnya (by design). Menurut wartawan Investor Daily kepada penulis, hal ini berarti beban kerja tambahan bagi wartawan yang bersangkutan. Beban pekerjaan akan semakin bertambah apabila desk yang bersangkutan tidak memiliki tim personel yang lengkap yang terdiri atas redaktur, asisten redaktur, dan reporter. Faktanya ada beberapa desk yang tidak memiliki personel 3

lengkap, misalnya pada desk Opinion hanya berisi satu orang redaktur, demikian juga desk Sport. Kekurangan personel ini menyebabkan beban yang ditanggung wartawan menjadi cukup berat, karena tuntutan untuk mendapatkan berita akurat dan eksklusif tetap diberlakukan. Positioning Investor Daily yang menempatkan diri sebagai koran ekonomi dengan berita di bidang pasar modal sebagai kekuatan utama (backbone), menyebabkan desk tertentu memiliki beban pekerjaan yang lebih besar dibanding desk lainnya. Contohnya desk Market & Corporate News, Macro Economics, Money and Banking, dan Energy. Sebaliknya, terdapat pula desk yang hanya terbit satu minggu sekali pada edisi akhir pekan, yakni desk weekend. Hal ini bagi wartawan Investor Daily menimbulkan kesan terjadi ketidakmerataan dalam hal beban kerja. Sementara itu, berdasarkan hasil wawancara penulis dengan beberapa wartawan di Koran Sindo, sejumlah masalah yang dianggap sebagai potensi penyebab timbulnya stres wartawan yakni deadline seringkali dimajukan dengan pemberitahuan mendadak. Selain itu, beban kerja yang tak seimbang antara satu bidang (desk) dengan lainnya, misalnya ekonomi dengan politik, dan sebagainya. Tak jarang beban kerja divisi lain, seperti divisi iklan dialihkan ke bagian redaksi. Hal ini terutama terkait dengan penulisan naskah untuk kepentingan iklan (advetorial). Di sisi lain, wartawan juga menilai sistem penilaian kerja tidak transparan dan juga sistem kenaikan jabatan dan renumerasi yang dianggap tidak jelas indikatornya. 4

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Redaksi Surat Kabar Pemimpin Redaksi Sekretaris Redaksi Redaktur Pelaksana Penelitian dan Pengembangan Produksi Asisten Redaktur Pelaksana Redaktur Asisten Redaktur Reporter Redaktur Foto Fotografer Biro Daerah Korektor Sumber : Media Profile Investor Daily, 2013 Sedikit berbeda dari Investor Daily yang menitikberatkan pada pemberitaan ekonomi, Koran Sindo masuk dalam kategori koran umum. Koran Sindo terbit setiap hari, bahkan pada hari libur nasional sekalipun, sementara Investor Daily terbit hanya pada hari kerja, yakni Senin hingga Sabtu, dan pada 5

hari libur nasional tidak terbit. Waktu libur yang relatif sedikit menjadi salah satu faktor penyebab stres wartawan. Meski Investor Daily berada dalam payung holding perusahaan besar yakni Lippo Group, bukan berarti bahwa hal ini menjadi jaminan eksistensi koran. Apalagi dalam sejarahnya, Lippo Group pernah melikuidasi media online nya yakni Lippostar.com pada 2004 karena saat itu kinerja keuangan terus merugi. Kekhawatiran mengenai kelangsungan masa depan koran ini ini bagi sebagian karyawan menjadi sumber stres tersendiri, meskipun keberadaan Investor Daily saat ini telah memasuki usia 12 tahun dan mampu bersaing dengan media sejenis yang lebih dulu eksis seperti Bisnis Indonesia. Hal yang sama juga terjadi di Koran Sindo, dimana MNC Group pernah melikuidasi koran Sindo Sore yang sempat terbit selama kurang dari dua tahun, karena dianggap tidak menguntungkan. Secara definisi, stres merupakan suatu respons adaptif, dimoderasi oleh perbedaan individu, yang merupakan konsekuensi dari setiap tindakan, situasi, atau peristiwa dan yang menempatkan tuntutan khusus terhadap seseorang (Ivancevich et al., 2005: 295). Stres ditempatkan pada dua kategori yakni sebagai stimulus dan respons (Ivancevich et al., 2005). Definisi stres sebagai suatu stimulus menganggap stres sebagai sejumlah karakteristik atau peristiwa yang mungkin menghasilkan konsekuensi yang tidak beraturan (Ivancevich et al., 2005). Sementara itu dalam definisi stres sebagai suatu respons, dimoderasi oleh perbedaan individu yang merupakan konsekuensi dari setiap tindakan, situasi, atau peristiwa yang memberikan tuntutan khusus terhadap seseorang (Ivancevich et al., 6

2005). Suatu tindakan atau peristiwa menghasilkan stres bagi seseorang, jika dipersepsikan orang tersebut sebagai sumber ancaman, tantangan, ataupun bahaya. Jika tidak terdapat konsekuensi yang dipersepsikan tersebut, baik ataupun buruk, bisa dikatakan hal itu bukan merupakan potensi menyebab stres (Ivancevich et al., 2005). Schuler dan Jackson (1996) mengemukakan bahwa terdapat empat S penyebab stres, yakni Supervisor (atasan/pimpinan), Salary (gaji), Security (keamanan), dan Safety (keselamatan). Selain faktor 4S, penyebab stres juga ditentukan oleh individu itu sendiri. Sejumlah aspek kepribadian dapat menjadi moderator stres. Kepribadian ini dipengaruhi antara lain nilai-nilai, pengalaman masa lalu, keadaan kehidupan, dan kecakapan (antara lain inteligensi, pendidikan, pelatihan, dan pembelajaran) (Schuler dan Jackson, 1996). Berkaitan dengan kepribadian, Ivancevich et al (2005) mengungkapkan, secara harfiah ratusan dimensi kepribadian telah diidentifikasi oleh psikolog dalam 100 tahun terakhir. Namun, dalam 25 tahun terakhir, muncul kesepakatan bahwa secara umum kepribadian manusia dapat digambarkan oleh lima dimensi faktor (Big Five) yang terdiri atas extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, dan openness to experience. Ritme dan pola kerja wartawan yang tak lepas dari kebijakan yang dikeluarkan seorang Pemimpin Redaksi menyebabkan persepsi wartawan terhadap gaya kepemimpinan Pemimpin Redaksi juga ikut mempengaruhi tingkat stres. Dari sisi kepemimpinan, terdapat kesamaan kondisi Investor Daily dan Koran Sindo, yakni kepemimpinan yang kuat dari para pemimpin redaksinya. Pemimpin 7

Redaksi Investor Daily. PD yang menggantikan AH memiliki karakter yang kuat dan lebih tegas. Meski demikian, PD yang memiliki pengalaman yang cukup lama sebagai wartawan dan mengawali karier dari bawah sebagai seorang reporter ini, menjadikannya paham benar karakter dan watak seorang wartawan. Sebagai pemimpin redaksi, PD memberikan kebebasan penuh pada wartawan untuk mengekspresikan diri dalam membuat tulisan dan pemberitaan. Dalam keseharian, dialog dan diskusi langsung bisa dilakukan bahkan dengan wartawan pada level reporter. Tak jarang, PD juga turun langsung dalam meliput sebuah kegiatan dan menulis berita. Meski demikian, PD juga memiliki rambu-rambu yang jelas mengenai kebijaksanaan dalam pemuatan sebuah berita. Sebagai seorang pemimpin yang memiliki tanggung jawab untuk memimpin beberapa media dalam payung holding Berita Satu, PD juga memberikan kepercayaan penuh dan mendelegasikan beberapa tugas kepada karyawan pada level di bawahnya yakni Redaktur Pelaksana, namun tetap mengawasi pemberitaan agar sesuai dengan kaidah jurnalistik dan kebijakan umum perusahaan. Hal yang sama juga dilakukan Pemimpin Redaksi Koran Sindo, SA, yang sejak awal memimpin sejak awal koran ini berdiri. Menurut wartawan Koran Sindo, kepemimpinan SA kuat, namun tetap menempatkan diri karyawan sebagai mitra. Tak jarang dia juga turun langsung membantu tugas wartawan dalam peliputan di lapangan. Peran seorang pemimpin sangat menentukan bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup sebuah perusahaan (Ancok, 2012). Dudi Arisandi dalam 8

tulisannya berjudul Servant Leadership-Memimpin dengan Hati untuk Melayani menyebutkan bahwa model kepemimpinan yang bersifat otokratis dan hierarkis yang sangat tradisional sudah mulai banyak ditinggalkan. Model kepemimpinan masa kini menempatkan pelayanan sebagai hal yang utama. Cara pendekatan kepada kepemimpinan dan pelayanan yang baru timbul ini disebut kepemimpinan pelayan (Servant Leadership) (http://www.darisandi.wordpress.com). Konsep kepemimpinan melayani yang menonjolkan pelayanan kepada orang lain, termasuk pada bawahan, akan menumbuhkan keterikatan yang kuat. Tanggung jawab ke bawah (downward accountability) akan menjadikan kepemimpinan itu berakar dan diterima dengan tulus oleh bawahan (http://www.darisandi.wordpress.com). Sejak dibentuk pada 26 Juni 2001, Investor Daily yang semula bernama Investor Indonesia mengalami dua kali kepemimpinan, pertama oleh AH kemudian diganti PD. Hal ini terjadi seiring adanya pergantian kepemilikan saham pada 2009, dari pemilik lama TS ke Lippo Group. Pihak manajemen pun memilih PD sebagai Pemimpin Redaksi, hingga saat ini. Pada awal masa transisi kepemimpinan, sempat terjadi eksodus sejumlah wartawan ke Koran Sindo, dalam jumlah signifikan. T. Cox dalam Suwatno dan Priansa (2005: 92) mengidentifikasi efek dari stres kerja karyawan yang mungkin muncul di antaranya penurunan produktivitas, ketidakmampuan kerja, dan berkurangnya loyalitas karyawan terhadap perusahaan. 9

Dalam perjalanannya, Investor Daily dan Koran Sindo memang sering mengalami mengalami turnover karyawan, bahkan hingga saat ini. Ada wartawan yang dalam hitungan bulan sudah mengundurkan diri yang di antaranya karena stres akibat tidak tahan dengan tekanan pekerjaan, namun ada juga wartawan yang tetap bertahan sejak awal koran terbentuk. Berdasarkan uraian hal tersebut, penulis memandang bahwa faktor kepemimpinan dari Pemimpin Redaksi dan kepribadian wartawan menjadi faktor terjadinya stres yang dialami wartawan Investor Daily dan Koran Sindo. Dalam penelitian tesis ini penulis mengambil judul Pengaruh Persepsi Gaya Kepemimpinan Servant Leadership dan Tipe Kepribadian Big Five Personality terhadap Stres Kerja (Studi Empirik pada Wartawan Investor Daily dan Koran Sindo). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan yang dipaparkan dalam latar belakang, dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah persepsi gaya kepemimpinan servant leadership Pemimpin Redaksi mempengaruhi stres kerja wartawan. 2. Apakah tipe kepribadian extraversion mempengaruhi stres kerja wartawan. 3. Apakah tipe kepribadian agreeableness mempengaruhi stres kerja wartawan. 10

4. Apakah tipe kepribadian conscienstiousness mempengaruhi stres kerja wartawan. 5. Apakah tipe kepribadian neuroticism mempengaruhi stres kerja wartawan. 6. Apakah tipe kepribadian openness to experience mempengaruhi stres kerja wartawan. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan: 1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh persepsi gaya kepemimpinan servant leadership Pemimpin Redaksi pada stres wartawan. 2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh tipe kepribadian extraversion pada stres kerja wartawan. 3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh tipe kepribadian agreeableness pada stres kerja wartawan. 4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh tipe kepribadian conscienstiousness pada stres kerja wartawan. 5. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh tipe kepribadian neuroticsm pada stres kerja wartawan. 6. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh tipe kepribadian openness to experience pada stres kerja wartawan. 11

1.4 Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut: 1. Menjadi salah satu sumber informasi bagi jajaran manajemen yang menaungi koran Investor Daily dan Koran Sindo mengenai pengaruh persepsi gaya kepemimpinan servant leadership Pemimpin Redaksi dan Kepribadian Big Five Personality terhadap stres kerja wartawan. Hasilnya diharapkan bisa menjadi rujukan dalam mengambil kebijakan terkait manajemen SDM yang pada akhirnya diharapkan mampu menekan tingkat stres wartawan, sehingga wartawan mampu menghasilkan kinerja yang lebih baik. 2. Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi bagi ilmu pengetahuan di masa yang akan datang dan dapat disempurnaan untuk penelitian berikutnya. 1.5 Batasan Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap wartawan tulis dan foto pada surat kabar Investor Daily dan Koran Sindo yang berada di Jakarta. Pada penelitian ini, dilakukan terhadap wartawan, dengan asumsi tidak ada perbedaan pada tiap jenjang jabatan, antara Calon Reporter, Reporter, Asisten Redaktur, Redaktur, Asisten Redaktur Pelaksana, dan Redaktur Pelaksana. 12

1.6 Sistematika Penulisan Tesis ini disusun dalam lima bab, tiap bab diperinci dalam sub-sub yang relevan serta terkait satu sama lain. Adapun penyusunan sistematika penulisan tesis ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan penulis akan menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab landasan teori ini mengemukakan tinjauan pustaka, teori-teori yang terkait dan hipotesis penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang berisi tentang desain penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, instrumen penelitian metode pengumpulan data serta metode analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab hasil penelitian membahas tentang deskripsi data, pengujian hipotesis dan pembahasan. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir ini memuat beberapa simpulan yang diambil dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya, serta keterbatasan, implikasi dan saran-saran yang dapat ditindaklanjuti. 13