NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DEPRESI DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA USIA LANJUT DI POSYANDU LANSIA KENANGA RW. 02 SERANGAN, YOGYAKARTA SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PSTW YOGYA UNIT BUDILUHUR KASONGAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA

STUDI KOMPARASI TINGKAT STRES LANJUT USIA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI SENAM BUGAR LANSIA (SBL) DI DUSUN MRISI DESA TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: RITA SUNDARI

PENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN AKTIVITAS SEKSUAL PADA LANSIA DI DESA BANJARHARJO KALIBAWANG KULON PROGO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECEMASAN PADA LANSIA DI DUSUN BIBIS LUMBUNGREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA

JNPH Volume 4 No. 1 (Juli 2016) The Author(s) 2016

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN KUALITAS HIDUP KLIEN SKIZOFRENIA DI KLINIK KEPERAWATAN RSJ GRHASIA DIY

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT DEPRESI PADA USIA LANJUT DI PSTW UNIT BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

HUBUNGAN GAMBARAN DIRI DENGAN KECEMASAN PADA REMAJA CACAT FISIK DI BALAI REHABILITASI TERPADU PENYANDANG DISABILITAS PROVINSI DIY NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK

Gambaran Diri Tidak Berhubungan dengan Tingkat Depresi pada Lansia di UPT Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

HUBUNGAN SPIRITUALITAS DENGAN TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI KEMATIAN PADA LANSIA DI DESA PANJANGREJO PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI LANSIA DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DI DESA SOBOKERTO KECAMATAN NGEMPLAK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA USIA LANJUT DI POSYANDU LANSIA DESA BENERWETAN RW 01 DAN 02 AMBAL KEBUMEN

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN RISIKO JATUH PADA LANJUT USIA DI RUMAH PELAYANAN LANJUT USIA BUDI DHARMA YOGYAKARTA

HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN DEMENSIA PADA LANSIA DI BALAI PELAYANAN SOSIAL TRESNA WERDHA YOGYAKARTA UNIT BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

DETERMINAN DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI JOMPO HARAPAN JAYA MARELAN MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. lanjut usia (aging structured population) karena jumlah penduduk berusia 60

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

BAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PREOPERATIVE DI RS MITRA HUSADA PRINGSEWU

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT. Andriano H Sengkey Mulyadi Jeavery Bawotong

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH DESA BUMIHARJO KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

E-Jurnal Sariputra, Juni 2016 Vol. 3(2)

BAB I PENDAHULUAN di prediksikan jumlah lansia akan mengalami peningkatan sebesar 28,8 juta

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI OTOT TERHADAP INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA UNIT BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA BUDHI DHARMA PONGGALAN UMBULHARJO YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA TERATAI DUSUN NGRENAK KIDUL 10 SIDOMOYO GODEAN SLEMAN

PENGARUH KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS LANSIA TERHADAP STATUS GIZI LANSIA DI KELURAHAN MERANTI PANDAK PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

I. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

ABOUT PARTOGRAPH WITH APPLICATION IN DIII STUDY PROGRAM OF MIDWIFERY AT STIKES A. YANI YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA STATUS PURNA TUGAS DENGAN KUALITAS HIDUP LANJUT USIA DI PERUMAHAN KARANGJATI INDAH II BANGUNJIWO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

Tingkat depresi berdasarkan derajat ulkus diabetik pada pasien ulkus diabetes melitus yang berobat di rsud kota semarang

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG CARA KONSUMSI TABLET Fe DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PLERET BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia adalah masa dimana seseorang mengalami masa

Hubungan di antara merokok dengan tingkat kecemasan di kalangan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 2014

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANSIA USIA TAHUN DI DESA MAYANGGENENG KECAMATAN KALITIDU KABUPATEN BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA

Tingkat Depresi dengan Kejadian Insomnia pada Lanjut Usia di Panti Werdha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN INSOMNIA DI POSYANDU USIA LANJUT JATI HUSADA JATISAWIT BALECATUR GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI DAN YANG BERSAMA KELUARGA DI KELURAHAN PAJANG

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

Perbedaan Kualitas Tidur Lansia yang Tinggal Bersama Keluarga dengan Lansia di PSTW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT. Nia Aprindah Rau Sefti Rompas Vandri D.

FAKTOR INTERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN LANSIA BERKUNJUNG KE POSYANDU LANSIA DESA MAYUNGAN KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN

ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR KEPATUHAN DIIT LANJUT USIA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA MARGOSARI PENGASIH KULON PROGO YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERILAKU PERAWAT DALAM MEMBERIKAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI POLI UMUM PUSKESMAS PANJATAN 1 KULON PROGO

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG KEMOTERAPI DENGAN KECEMASAN DALAM MENJALANI TINDAKAN KEMOTERAPI DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

ANGKA KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013

GAMBARAN SKALA DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MARGOMULYO KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE LANSIA DI DUSUN KRASAKAN LUMBUNGREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013

*Fakultas Kesehatan Mayarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Ema Anggraeni

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DEPRESI DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA USIA LANJUT DI POSYANDU LANSIA KENANGA RW. 02 SERANGAN, YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun oleh : Wahyu Nurhayati NIM : 060201034 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 2010 1

THE RELATION BETWEEN DEPRESSION AND OCCURRENCE OF INSOMNIA AMONG ELDERS IN KENANGA RW 02 INTEGRATED SERVICE POST FOR ELDERLY SERANGAN YOGYAKARTA 1 Wahyu Nurhayati 2, Endri Astuti 3 Abstract Background : The prevalence of insomnia in Indonesia is about 10 percent. In other words, there are about 28 out of the total 238 million Indonesians are suffering insomnia. There are some effects of insomnia, such as, physiological, somatic, social, loneliness, and death. Aim of the research : To discover the relation between depression and occurance of insomnia among elders in KENANGA RW.02 Integrated Service Post for Elderly, Serangan, Yogyakarta. Method of the research : This was non-experimental research with descriptive correlation method. It employed cross sectional research design and conducted within 18 April 2010 and 9 May 2010. Total numbers of sampel were 35 respondents and purposive sampling was used to determine those respondents. Result : From 35 respondents, data showed 13 elders in depression with insomnia, 7 elders in possibility of depression with insomnia, and 3 elders in normal condition with insomnia. With coefficient test of significant result value or asym.sig (p) = 0,028, it shows that Ha is rejected and Ho is admitted. It means that there is relation between depression and occurance of insomnia among elders. Suggestion : KENANGA RW.02 Integrated Service Post for Elderly is expected to have more meetings for elders, for example, counseling on health and physical exercise for elders to prevent the occurance of depression, so that it will not end up in insomnia. Keywords Bibliography Number of pages : Elders, Depression, Insomnia : 21 books, 11 artikel, 3 paper : xiii, 55 pages, 2 figures, 6 tables, 8 appendices 1 Title of Graduating Paper 2 Student of Nursing Department, Aisyiyah School of Health Sciences of Yogyakarta 3 Lecturer Aisyiyah School of Health Sciences of Yogyakarta 2

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bertambah majunya keadaan ekonomi di suatu bangsa dapat meningkatkan berbagai teknologi dan fasilitas kesehatan yang menyebabkan meningkatnya angka harapan hidup manusia. Angka harapan hidup merupakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki perkembangan yang cukup baik sehingga menyebabkan tingginya harapan hidup manusia. Menurut Dinas Kependudukan Amerika Serikat (1999), jumlah populasi usia lanjut berusia 60 tahun atau lebih diperkirakan hampir mencapai 600 juta orang dan diproyeksikan menjadi 2 miliar pada tahun 2050, pada saat itu usia lanjut akan melebihi jumlah populasi anak (0-14 tahun) (Maryam, 2008). Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif (Pasal 19 UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan). Usia lanjut sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering diwarnai dengan kondisi hidup yang tidak sesuai dengan harapan. Banyak faktor yang menyebabkan seorang usia lanjut mengalami gangguan mental seperti depresi. Berbagai persoalan hidup yang mendera usia lanjut sepanjang hayatnya, seperti: kemiskinan, kegagalan yang beruntun, stress yang berkepanjangan, ataupun konflik dengan keluarga atau anak, atau kondisi lain seperti tidak memiliki keturunan yang bisa merawatnya dan lain sebagainya. Kondisikondisi hidup seperti ini dapat memicu terjadinya depresi (http://www.depsos.go.id, 28 Oktober 2009 ). Data prevalensi depresi pada usia lanjut di Indonesia diperoleh dari ruang rawat akut geriatri dengan kejadian depresi sebanyak 76,3%. Proporsi pasien usia lanjut dengan depresi ringan adalah 44,1% sedangkan depresi sedang sebanyak 18%, depresi 3

berat sebanyak 10,8% dan depresi sangat berat sebanyak 3,2% (Sudoyo, 2007). Depresi pada usia lanjut adalah masalah besar yang mempunyai konsekuensi medis, sosial, dan ekonomi penting. Hal ini menyebabkan penderitaan bagi pasien dan keluarganya, memperburuk kondisi medis dan membutuhkan sistem pendukung yang mahal (Sudoyo, 2007). Pada usia lanjut akan terjadi perubahan-perubahan fisik, psikososial, dan spiritual. Salah satu perubahan tersebut adalah terjadi perubahan pola tidur. Menurut Waspada (2007) ada dua proses normal yang paling penting dalam kehidupan manusia adalah makan dan tidur. Walaupun keduanya sangat penting akan tetapi, karena sangat rutin maka kita sering melupakan akan proses itu dan baru setelah adanya gangguan pada kedua proses tersebut maka kita ingat akan pentingnya kedua keadaan ini. Menurut penelitian hampir setiap manusia pernah mengalami masalah tidur, tidak sedikit orang yang dilaporkan mengalami gangguan tidur atau insomnia. Insomnia ialah tidur yang tidak adekuat atau tidur tidak menyegarkan. Usia lanjut rentan terhadap insomnia karena adanya perubahan pola tidur, biasanya menyerang tahap 4 (tidur dalam). Presentase yang paling sering dijumpai ialah sulit berada dalam keadaan tidur dan bangun terlalu pagi, subuh hari (Stanley, 2007). Menurut hasil survei dari U.S. Department of Health and Human Services pada tahun 2007 terdapat kurang lebih 64 juta rakyat Amerika yang menderita gangguan tidur berupa insomnia. Menurut data yang dilansir www.cureresearch.com ( http:// dunia-kesehatan.com, diakses 20/11/09), prevalensi insomnia di Indonesia berkisar 10 persen. Dengan kata lain, kurang lebih 28 juta dari total 238 juta penduduk Indonesia menderita insomnia. Hal ini tidak jauh berbeda dengan penuturan psikiater FKUI, dr Nurmiati Amir SpKJ, yang mengungkapkan angka kejadian insomnia di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun, yakni sekitar 2,2 juta. Pada penelitian antara hubungan insomnia dengan jenis kelamin, ditemukan bahwa gangguan ini 4

lebih sering terjadi pada wanita daripada pria dengan perbandingan 1,4 kali. Sedangkan data di Klinik Gangguan Tidur RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta menunjukkan prevalensi gangguan tidur khusus untuk insomnia mencapai 30%- 50% pada setiap populasi (http://www.kr.co.id, diakses 10/03/10). Mengingat penyebabnya yang beragam, penanganan insomnia (terutama yang sudah bersifat kronis) perlu dilakukan secara terpadu. Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PPPDSKJI), Prof Dr HM Syamsulhadi SpKJ(K), menyebutnya dengan istilah terapi bio-psiko-sosio-spiritual. Bio mengacu pada terapi dengan obatobatan, menjaga higienisitas saat tidur, serta menghindari zat-zat yang memengaruhi otak seperti alkohol dan rokok. Adapun psiko dimaksudkan membebaskan jiwa dan pikiran dari segala masalah pribadi atau sosial yang meresahkan pikiran. Sementara itu, terapi sosio- spiritual dilakukan dengan berupaya memperbaiki lingkungan dan kehidupan rohani menjadi lebih baik (http://www.dunia-kesehatan.com, 20 November 2009). B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah yang diangkat adalah : Apakah ada hubungan antara depresi dengan kejadian insomnia pada usia lanjut di Posyandu Lansia KENANGA Rw. 02, Serangan, Yogyakarta tahun 2010? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan tentang hubungan antara depresi dengan kejadian insomnia pada usia lanjut di Posyandu Lansia KENANGA Rw. 02 Serangan, Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya depresi pada usia lanjut di Posyandu Lansia KENANGA Rw. 02 Serangan, Yogyakarta. b. Diketahuinya kejadian insomnia pada usia lanjut di Posyandu Lansia KENANGA Rw. 02 Serangan, Yogyakarta. 5

D. Metode Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang sesuatu secara objektif dan mengetahui hubungan antar dua variabel (Notoatmodjo, 2005). Metode pendekatan waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktorfaktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2005). E. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dideskripsikan karakteristik responden dalam tabel berikut : a. Jenis Kelamin Responden Tabel 4.1 karakteristik responden berdasar jenis kelamin Frek (%) L:13 37,1 P:22 62,9 Tot:35 100,0 Hasil analisa data diketahui bahwa karakteristik responden mayoritas jenis kelamin perempuan sebanyak 22 orang (62,9%) dan minoritas laki-laki sebanyak 13 orang (37,1%). b. Umur Responden Tabel 4.2 karakteristik berdasar umur responden Frek (%) 60-70 19 54,3 71-90 16 45,7 35 100,0 Hasil analisa data didapatkan rata-rata umur usia lanjut yang paling tinggi adalah usia lanjut umur 60-70 tahun sebanyak 19 orang (54,3 %) dan usia lanjut tua umur 71-90 tahun sebanyak 16 orang (45,7 %). c. Status Perkawinan Responden Tabel 4.3 karakteristik berdasarkan status perkawinan responden Frek % Kawin 16 45,7 Duda/Janda 19 54,2 Total 35 100,0 Berdasarkan gambar tabel 4.3, diketahui bahwa responden yang berstatus menikah sebanyak 16 orang (45,7%) dan duda/janda sebanyak 19 orang (54,2%). 6

d. Distribusi frekuensi depresi pada usia lanjut di Posyandu Lansia KENANGA RW.02 Serangan, Yogyakarta Tabel 4.4 frekuensi depresi pada usia lanjut Frek % Normal 9 25,7 Kemugkn.Dep 11 31,4 Depresi 15 42,9 Total 35 100,0 Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui yang menderita depresi sebanyak 15 orang (42,9%), kemungkinan depresi sebanyak 11 orang (31,4 %) dan normal sebanyak 9 orang (25,7%). e. Distribusi frekuensi kejadian insomnia pada usia lanjut di Posyandu Lansia KENANGA RW.02 Serangan, Yogyakarta Tabel 4.5 frekuensi kejadian insomnia pada usia lanjut Frek % Tdk.insomnia 12 34,3 Insomnia 23 65,7 Total 35 100,0 Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa jumlah usia lanjut yang mengalami insomnia sebanyak 23 orang (65,7%) dan yang tidak mengalami insomnia sebanyak 12 orang (34,3%). f. Hubungan antara depresi dengan kejadian insomnia pada usia lanjut di Posyandu Lansia KENANGA RW.02 Serangan, Yogyakarta Tabel 4.6. Tabel Silang hubungan antara depresi dengan kejadian insomnia pada usia lanjut di Posyandu Lansia KENANGA RW.02 Serangan, Yogyakarta Tdk.Insm Insom Tot Normal 6 3 9 Kemgk.Dep 4 7 11 Depresi 2 13 15 Total 12 23 35 Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa depresi dengan kejadian insomnia sebesar 13 orang, depresi dengan tidak insomnia sebesar 2 orang, sedangkan kemungkinan depresi dengan kejadian insomnia sebesar 7 orang, kemungkinan depresi dengan tidak insomnia sebesar 4 orang, sedangkan untuk normal dengan kejadian insomnia sebesar 3 orang, normal dengan tidak insomnia sebesar 6 orang. Maka 7

dapat disimpulkan bahwa depresi akan mempengaruhi kejadian insomnia. Selanjutnya untuk menguji hubungan antara depresi dengan kejadian insomnia pada usia lanjut di Posyandu Lansia KENANGA RW.02 Serangan, Yogyakarta, secara statistik menggunakan uji Chi Square. Dari analisis data yang telah dilakukan didapatkan bahwa nilai Sig. nya adalah sebesar 0,028. Artinya nilai p value (0,028) < α (0,05), dan Ha diterima Ho ditolak, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara depresi dengan kejadian insomnia pada usia lanjut di Posyandu Lansia Kenanga RW 02 Serangan, Yogyakarta tahun 2010. F. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Posyandu Lansia KENANGA RW.02 Serangan, Yogyakarta tahun 2010 dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Depresi pada usia lanjut di Posyandu Lansia KENANGA RW.02 Serangan, Yogyakarta adalah depresi sebanyak 15 orang (42,9%), kemungkinan depresi sebanyak 11 orang (31,4 %) dan normal sebanyak 9 orang (25,7%). 2. Kejadian insomnia pada usia lanjut di Posyandu Lansia KENANGA RW.02 Serangan, Yogyakarta adalah insomnia sebanyak 23 orang (65,7%) dan yang tidak mengalami insomnia sebanyak 12 orang (34,3%). 3. Ada hubungan antara depresi dengan kejadian insomnia pada usia lanjut di Posyandu Lansia KENANGA RW.02 Serangan, Yogyakarta ditunjukkan dengan hasil p value (0,028) < α (0,05) yaitu sebesar 0,028. Hubungan antara depresi dengan kejadian insomnia ialah semakin tinggi angka depresi maka semakin tinggi pula kejadian insomnia. 2. Saran 1. Bagi Usia Lanjut a) Bagi usia lanjut diharapkan lebih memperbanyak aktivitas, misalnya dengan menyalurkan hobi yang dimiliki untuk menurunkan depresi supaya tidak terjadi insomnia. 8

2. Bagi Perawat a) Bagi perawat dapat memberikan perawatan sesuai kebutuhan usia lanjut, memperhatikan kondisi dan keadaan usia lanjut terutama keadaan psikologisnya supaya dapat meminimalkan terjadinya insomnia. b) Dapat meningkatkan kewaspadaan tentang penyebab kejadian insomnia pada usia lanjut. 3. Bagi Institusi Pendidikan a) Bagi institusi pendidikan diharapkan memperbanyak referensi tentang depresi dan kejadian insomnia agar mahasiswa dapat dengan mudah mendapatkan sumber pengetahuan tentang depresi dengan kejadian insomnia. 4. Bagi Posyandu Lansia KENANGA a) Bagi Posyandu Lansia KENANGA diharapkan lebih memperbanyak pertemuan dengan para usia lanjut, misalnya dengan mengadakan penyuluhan tentang kesehatan usia lanjut dan kegiatan senam lansia untuk mencegah terjadinya depresi agar tidak berdampak pada insomnia. 5. Bagi Peneliti Selanjutnya a) Bagi peneliti selanjutnya hendaknya dapat melakukan penelitian tentang insomnia dengan mengambil variabel yang lain sehingga akan lebih mendukung hasil penelitian. DAFTAR PUSTAKA Anonim, www.cureresearch.com dalam http://www.duniakesehatan.com/index.php?option= com_content&task=view&id=44, diakses 20/11/09., Agar Tidur Berkualitas, (2009), http://www.kr.co.id/web/detail.ph p?sid=197780&actmenu=45,diaks es 10/03/10.,http://www.minddisorders.com/F lu-inv/geriatric-depression- Scale.html, diakses 25/07/10. 9

, Depresi, http://id.wikipedia.org/wiki/depre si, diakses 06/06/10., Dampak Insomnia Terhadap Kesehatan Tubuh. (2010) dalam http://www.medicastore.com, diakses tanggal 26/04/10. Ackley, B. J dan Ladwig, G. B. (2008). Nursing Diagnosis Handbook An Evidence Based Guide to Planning Care. Mosby Elsevier. Adlesa, V. (2009). Insomnia 2 Kategori Kesehatan dalam http://www.epsikologi.com/epsi/kesehatan_det ail.asp, diakses 06/12/09. Amirta, Y. (2009). Tidur Bermutu Rahasia Hidup Berkualitas. Keluarga Dokter. Purwokerto Utara. Kementrian Sosial RI, Depresi Pada Lansia, (2006), http://www.depsos.go.id/modules. php?name=news&file=article&si d=208, diakses 28/10/09. Komisi Nasional Usia lanjut RI, 2009, Kondisi Sosial-Ekonomi Usia lanjut di Indonesia, http://www.komnasla nsia.or.id/modules.php?name=ne ws&file=article&sid=20, diakses 06/12/09. Hapsari, H, Jangan anggap enteng insomnia, http://www.litbang.depkes.go.id/ aktual/kliping/depresi210307.htm, diakses 21/06/2010. Hidayat, A. A. A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan, Buku 2. Salemba Medika. Jakarta.. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data, edisi I. Salemba Medika. Jakarta. Marchira, C.R. (2004). Kontribusi Dukungan Sosial Terhadap Insomnia pada Lansia di Poli Geriatri RS dr. Sardjito Yogyakarta. FK UGM Yogyakarta : tidak dipublikasikan. Maryam, R. S, dkk. (2008). Mengenal Usia lanjut dan Perwatannya. Salemba Medika. Jakarta. Maslim, R. (2001). Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ- III. Bagian Ilmu kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya. Jakarta. Meiner, E.S dan Lueckenotte, A. G. (2006). Gerontologic Nursing. Mosby Year Book Inc. St. Louis, Missouri. Miller, C, (2009). Nursing for wellness in older adults. Wolters Kluwer Health. Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Asdi Mahasatya. Jakarta. Nugroho, W. (2000). Keperawatan Gerontik. EGC. Jakarta. Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan ; Konsep, Proses, dan Praktik, Vol 2. EGC. Jakarta. Stockslager, J. L dan Schaeffer, L. S. (2008). Buku Saku Asuhan Keperawatan Geriatrik, Edisi 2. EGC. Jakarta. Soejono, C. H, dkk. (2000). Pedoman Pengelolaan Kesehatan Geriatrik 10

untuk Dokter dan Perawat, Edisi Pertama. Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Stanley, M dan Beare, P. G. (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2. EGC. Jakarta. Sudoyo, A. W, dkk. (2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. FKUI. Jakarta. Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Buku Kedokteran. Jakarta. Tamher. S dan Noorkasiani. (2009). Kesehatan Usia lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta. Tarwoto dan Wartonah. (2003). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta. Turana, Y. Insomnia dan Rahasia Tidur Nyaman dalam http://paulusbayu.multiply.com/jo urnal/item/11/gangguan Tidur atau Insomnia, diakses 13/12/09. Utami, S. (2008). Hubungan Tingkat Kesepian Dengan Kejadian Insomnia Pada Usia Lanjut di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Unit Budi Luhur Kasongan Bantul, Yogyakarta. Stikes Aisyiyah Yogyakarta : tidak dipublikasikan.. Gangguan tidur : Insomnia dalam http://medikaholistik.com, diakses 25/04/10 Wold, G. H. (2008). Basic Geriatric Nursing. Mosby Elsevier. Canada. Widiatmoko. (2005). Korelasi Antara Dukungan Sosial dengan Derajat Depresi Pasien Poliklinik Geriatri RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Tesis Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada : tidak dipublikasikan. Yosep, I. (2007). Keperawatan Jiwa. Refika Aditama. Bandung. 11