BOTATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR ^TTAHUN 2016 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
2016, No perkembangan kebutuhan implementasi penyelenggaraan jaminan kesehatan nasional sehingga perlu diganti; c. bahwa berdasarkan pertimbang

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 28 TAHUN 2016

TENTANG PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN CIREBON

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG

2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Dae

2 Bagian Hukum Setda Kab. Banjar

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 27 Tahun : 2014

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 58 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 29 TAHUN

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 62 TAHUN 2018 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 19 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR TAHUN 2015

PEMANFAATAN DANA KAPITASI 2016 PADA PUSKESMAS

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 25 Tahun : 2014

BUPATI GAYO LUES PROVINSI ACEH

Seksi Informasi Hukum Ditama Binbangkum

MEKANISME PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 1.1 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

GUBERNUR SULAWESI BARAT

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 42 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG

PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH

4400); 12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerimaan Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan;

BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR 19 SERI F NOMOR 315 PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 18 TAHUN 2014

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH. mutupelayanankesehatan.

PEMANFAATAN DANA KAPITASI UNTUK PENINGKATAN KINERJA PUSKESMAS

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 10 TAHUN 2016

BUPATI PESISIR SELATAN PROPINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI PESISIR SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 77 TAHUN 2017 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT TENTANG PENGGUNAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI TANAH DATR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG

KONSEP PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PELAYANAN KESEHATAN

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 50 TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 37 TAHUN 2014 PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI DAN DANA

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATIEMPAT LAWANG PROVINSI SUMATERA SELATAN. PERATURAN BUPATI EMPAT LAWANG NOMOR : 0i\ TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN TARIF KAPITASI

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 94

WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 21 TAHUN 2014

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGELOLAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR 2 " TAHUN 2015 TENTANG

: Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan berlaku surut sejak tanggal 1 Juni Ditetapkan di Banyuwangi Pada tanggal

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 1.2 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 18 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR TAHUN 2015

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26.A TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2007 SERI : C PERATURAN BUPATI KULON PROGO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 61 TAHUN 2018 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENDANAAN PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 6 TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 89 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI MALUKU TENGGARA

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN


2017, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Ke

Mengingat : 1. Menimbang : a.

5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN BUPATI DHARMASRAYA NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

MODUL AKUNTANSI DAN PELAPORAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN DAERAH YANG TIDAK MELALUI REKENING KAS UMUM DAERAH (RKUD)

Transkripsi:

BOTATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR ^TTAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN Menimbang: a. bahwa guna tertib administrasi pengelolaan keuangan Daerah terkait dengan pembayaran dana kapitasi oleh Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Kabupaten Pacitan, perlu mengatur petunjuk teknis pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Kabupaten Pacitan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Program Jaminan Kesehatan Nasional Di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Kabupaten Pacitan. Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional; 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Penyelenggaraan Jaminan Sosial; 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015; 5. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2016; 6. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah; 7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Standard Tarif Peiayanan Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan; 8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Peiayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 99 Tahun 2015;

9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional. 10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Peiayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah. MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN BUPATI TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA KABUPATEN PACITAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Pacitan. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Pacitan 3. Bupati adalah Bupati Pacitan. 4. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan. 5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan. 6. Jaminan Kesehatan Nasional yang selanjutnya disingkat JKN adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah. 7. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Ihiskesmas adalah Puskesmas di Kabupaten Pacitan. 8. Fasilitas kesehatan adalah fasilitas peiayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya peiayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat. 9. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang selanjutnya disebut FKTP adalah Fasilitas Kesehatan milik Pemerintah daerah yang melakukan peiayanan kesehatan perorangan yang bersifat non spesialistik untuk keperluan observasi, diagnosis, perawatan, pengobatan, dan/atau peiayanan kesehatan lainnya. 10. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya disingkat BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan. 11. Pengelolaan dana kapitasi adalah tata cara penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, dan pertanggungjawaban dana kapitasi yang diterima oleh FKTP dari BPJS Kesehatan. 12. Pemanfaatan dana kapitasi adalah tata cara penyelenggaraan jaminan kesehatan nasional oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP). 13. Dana kapitasi adalah besaran pembayaran perbulan yang dibayar dimuka kepada FKTP berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah peiayanan kesehatan yang diberikan. 14. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah.

15. Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disebut dengan Kepala SKPKD mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah 16. Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya dismgkat BUD adalah pejabat yang diberi tugas untuk melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah. 17. Jasa Peiayanan Kesehatan di FKTP Puskesmas adalah imbalan yang diberikan dengan memperhatikan tingkat pendidikan, jabatan administratif, masa kerja dan tanggung jawab program serta profesionalitas tenaga dalam proses peiayanan untuk menyelenggarakan kesehatan perorangan pada peserta BPJS Kesehatan dan keluargcuiya, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. 18. Bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP adalah Pegawai Negeri Sipil yang ditunjuk untuk menjalankan fungsi, menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan dana kapitasi. 19. Kepala FKTP adalah Pegawai Negeri Sipil yang ditunjuk sebagai kepala unit pelaksana teknis dinas kesehatan yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja serta melakukan pengawasan secara berjenjang terhadap penerimaan dan pemanfaatan dana kapitasi oleh Bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP. BAB IZ PENGELOLAAN DANA KAPITASI JKN Pasal 2 (1) BPJS Kesehatan selaku penyelenggara Program JKN melakukan pembayaran dana kapitasi kepada FKTP berdasarkan pada jumlah peserta yang terdaftar di FKTP sesuai data dari BPJS Kesehatan. (2) Pembayaran dana kapitasi JKN kepada FKTP dilakukan oleh BPJS Kesehatan setiap bulan paling lambat tanggal 15 bulan berjalan. Pasal 3 (1) Kepala FKTP menjmsun rencana pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN, untuk selanjutnya disampaikan kepada Kepala Dinas. (2) Berdasarkan rencana pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas menjmsun Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA SKPD) Dinas Kesehatan, yang memuat rencana pendapatan dana kapitasi JKN dan rencana belanja dana kapitasi JKN. (3) Untuk menyelenggarakan fungsi pembendaharaan dana kapitasi JKN pada FKTP, Bupati mengangkat Bendahara dana kapitasi JKN pada masingmasing FKTP setiap tahun anggaran atas usul Kepala Dinas melalui PPKD yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (4) Untuk menyelenggarakan fungsi pengawasan secara berjenjang terhadap penerimaan dan pemanfaatan dana kapitasi oleh Bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP, Bupati mengangkat Kepala FKTP dana kapitasi JKN pada masing-masing FKTP setiap tahun anggaran atas usul Kepala Dinas melalui PPKD yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (5) Bendahara JKN pada masing-masing FKTP sebagaimana dimaksud ayat (3) membuka rekening dana kapitasi JKN yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati yang merupakan bagian dari rekening BUD untuk selanjutnya disampaikeui oleh Kepala FKTP ke BPJS Kesehatan.

(6) Pembayaran dana kapitasi oleh BPJS Kesehatan ke rekening dana kapitasi JKN pada FKTP diakui sebagai pendapatan. (7) Pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) digunakan langsung untuk peiayanan kesehatan peserta JKN pada FKTP. (8) Dalam hal pendapatan dana kapitasi tidak di gunakan seluruhnya pada tahun anggaran berkenaan maka dapat digunakan pada tahun anggaran berikutnya. Pasal 4 (1) Bendahara dana kapitasi JKN pada FKTP mencatat dan menyampaikan realisasi pendapatan dan belanja setiap bulan kepada kepala FKTP (2) Kepala FKTP menyampaikan laporan realisasi pendapatan dan belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala Dinas dengan melampirkan surat pemyataan tanggung jawab. (3) Pendapatan dan belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disajikan dalam laporan keuangan SKPD dan laporan keuangan Pemerintah Daerah. BAB III PEMANFAATAN DANA KAPITASI JKN Pasal 5 (1) Dana kapitasi yang diterima oleh FKTP dari BPJS kesehatan dimanfaatkan seluruhnya untuk: a. Pembayaran jasa peiayanan kesehatan ; dan b. Dukungan biaya operasional peiayanan kesehatan. (2) Alokasi dana kapitasi untuk pembayaran jasa peiayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a untuk tiap FKTP ditetapkan sekurang-kurangnya 60% ( enam puluh per seratus ) dari penerimaan dana kapitasi. (3) Alokasi dana kapitasi untuk pembayaran dukungan biaya operasional peiayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditetapkan sebesar selisih dari dana kapitasi dikurangi dengan besar alokasi untuk pembayaran jasa peiayanan kesehatan sebagaimana dimaksud ayat (2) BAB IV JASA PELAYANAN KESEHATAN Pasal 6 (1) Pembagian jasa peiayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada pasal 5 ayat (2) digunakan untuk pembayaran jasa peiayanan kepada tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan yang melakukan peiayanan pada FKTP. (2) Pembagian jasa peiayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran Peraturan Bupati ini yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. BAB V BIAYA OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN Pasal 7 (1) Alokasi untuk dukungan biaya operasional peiayanan kesehatan sebagaimana di maksud dalam pasal 5 ayat (l)huruf b dimanfaatkan untuk : a. Pengadaan obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai; dan

b. Kegiatan operasional peiayanan kesehatan lainnya (2) Pengadaan obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf (a), dapat dilakukan melalui Dinas Kesehatan, dengan mempertimbangkan ketersediaan obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang dialokasikan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah. (3) Kegiatan operasional peiayanan kesehatan lainnya sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf (b), dilalcukan melalui Dinas Kesehatan, selama FKTP Puskesmas belum ada Pejabat Pengadaan Barang yang bersertifikasi. Pasal 8 Pengadaan obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 ayat (1) huruf a sesuai dengan Peraturan Perundang- Undangan yang berlaku meliputi: 1. Belanja obat: a. Pembelian obat-obatan, alat kesehatan dan bahan medis pakai habis sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku; dan b. Penggunaan obat-obatan dapat diberikan kepada semua pasien termasuk peserta JKN. 2. Pembelian alat kesehatan meliputi: a. Peralatan kedokteran umum; b. Peralatan kedokteran gigi; c. Peralatan laboratorium; dan d. Peralatan rehabilitasi medis 3. Pemeliharaan Alat Kesehatan : a. Jasa servis; dan b. Kalibrasi. 4. Perlengkapan penunjang peiayanan kuratif dengan jenis kegiatan sebagai berikut: a. Tambah daya listrik; b. Pengadaan AC untuk Poli, Unit Gawat Darurat, apotek, gudang obat dan laboratorium; c. Pengadaan kursi ruang tunggu pasien; d. Pengadaan meja penunjang peiayanan; e. Pengadaan tempat tidur peiayanan; f. Pengadaan gordijn dan linen peiayanan; g. Pengadaan sarana dan prasarana pengelolaan obat; h. Pengadaan Sketsel. Pasal9 Kegiatan operasional peiayanan kesehatan lainnya sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 ayat (1) huruf b meliputi: 1.Upaya Kesehatan perorangan berupa kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif lainnya meliputi: a. Pengadaan media cetak (leaflet, lembar balik, poster, banner, spanduk, umbul-umbul dan sebagainya) sebagai bahan media penyuluhan, misalnya penyuluhan mengenai pengelolaan faktor resiko penyakit dan perilaiku hidup bersih dan sehat; b. Konsumsi peserta pertemuan dalam rangka kegiatan penjoiluhan kesehatan;

c. Transport dan uang harian narasumber pertemuan; d. Transport peserta pertemuan; e. Honor lembur dan uang makan petugas piket/jaga; f. Foto copy bahan; g. Alat-alat listrik (bola lampu, kabel, dan sebagainya); h. sarana dan prasarana seperti pengecatan gedung, pagar FKTP pembelian alat-alat kebersihan, pemeliharaan AC dan sebagainya; i. Penggantian pintu, jendela, kunci dan engsel yang rusak; j, Pembuatan papan nama, bilboard, toilet dan pagar FKTP; k. Pengadaan genset; 1. Dan sebagainya yang berkaitan langsung dengan proses peiayanan pada pasien. m. Transport/perjalanEui dinas dalsun rangka pelaporan atau rapat yang berhubungan dengan tugas JKN ke Dinas Kesehatan; dan n. Honor Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa FKTP 2. Kunjungan rumah dalam rangka upaya kesehatan perorangan meliputi Transport petugas dalam rangka kunjungan ke rumah pasien kronis atau peserta BPJS yang tidak mampu berkunjung ke puskesmas (Non Prvlanis) 3. Operasional untuk P^uskesmas Keliling meliputi: a. Pembelian Bahan Bakar Minyak; b. Penggantian oli; dan c. Suku cadang kendaraan Pusling. 4. Bahan cetak atau alat tulis kantor meliputi: a. Alat tulis kantor; b. Penggandaan/foto copy formulir; c. Pembelian brangkas/perlengkapan penyimpanan uang tunai; d. Pengadaan Lemari Arsip; e. Surat menyurat antara lain: 1). Materai; dan 2). Cek. f. Finger print. 5. Administrasi keuangan digunakan untuk pembiayaan rutin FKTP meliputi: a. Pembayaran listrik; b. Pembayaran Telepon; c. Pembayaran Speedy (Internet); dan d. Pembayaran Air ( PDAM) 6. Pengadaan Sistem Informasi Kesehatan meliputi: a. Pengadaan PC; b. Pengadaan Laptop; c. Pengadaan Printer; d. Pengadaan Speedy wifi ; e. Pengadaan UPS; f. Pengadaan Instalasi Jaringan; g. Pengadaan Stavolt; dan h. PengadEian Scanner 7. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Kesehatan di FKTP meliputi: a. Transport b. Uang Harian c. Biaya Penginapan d. Biaya Paket pelatihan / kursus e. Honor narasumber f. Konsumsi g. Dan Iain-lain.

BAB VI PEMANFAATAN SISA DANA KAPITASI Pasal 10 (1) Sisa Dana Kapitasi yang dimanfaatkan untuk tahun anggaran berikutnya. (2) Dalam hal sisa Dana Kapitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari dana dukungan biaya operasional peiayanan kesehatan maka pemanfatannya hanya dapat digunakan untuk dukungan biaya operasional peiayanan kesehatan. (3) Dalam hal sisa Dana Kapitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (I) berasal dari dana jasa peiayanan kesehatan maka pemanfatannya hanya dapat digunakan untuk jasa peiayanan BAB VII PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 11 (1) Kepala FKTP bertanggung jawab secara formal dan material atas pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN. (2) PNS yang mempunyai tugas sebagai pengelola administrasi dalam penyelenggaraan JKN pada FKTP selain tugas pokoknya bertanggungjawab atas surat pertanggungjawaban (SPJ) yang dikelolanya. BAB VIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 12 Pembinaan dan pengawasan dilakukan oleh Kepala Dinas dan Kepala Puskesmas secara berjenjang dan secara fungsional oleh Aparatur Pengawas Instansi Pemerintah Kabupaten Pacitan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangundangan. BAB IX KETENTUAN PEMBIAYAAN Pasal 13 Pembayaran dana kapitasi oleh BPJS Kesehatan kepada FKTP sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat (1) dibayar langsung ke Rekening Dana Kapitasi JKN BABX KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Dengan berlakunya Peraturan ini, maka Peraturan Bupati Pacitan Nomor 12.A Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Kabupaten Pacitan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku

Pasal 15 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Pacitan. Ditetapkan di Pacitan Pada tanggal U - 10-2016 BUPATI PACITAN INDARTATO

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR : TAHUN 2016 TANGGAL : K - lo - 2016 PEMBAGIAN JASA PELAYANAN KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA KABUPATEN PACITAN A. JENIS KETENAGAAN DAN/ATAU JABATAN 1. PENDIDIKAN NO JENIS KETENAGAAN DAN JABATAN DITULIS 1 Tenaga Medis MEDIS 2 Tenaga Apoteker APOTEKER 3 Tenaga Profesi Keperawatan NERS 4 Tenaga Kesehatan Setara S. 1 / D.IV S.l KES 5 Tenaga Kesehatan D.III D.III KES 6 Tenaga Non Kesehatan minimal D.III / D.III NON KES Asisten Tenaga Kesehatan 7 Tenaga non kesehatan di bawah D.III < D.III NON KES Pendidikan Tenaga Kesehatan dibawah D III dikategorikan Asisten Tenaga Kesehatan. 2. NILAI NO VARIABEL NILAI KET JENIS KETENAGAAN DAN JABATAN 1 Tenaga Medis 150 2 Tenaga Apoteker 100 3 Tenaga Profesi Keperawatan 100 4 Tenaga Kesehatan Setara S.l / D.IV 80 5 Tenaga Kesehatan D.III 60 6 Tenaga Non Kesehatan minimal D.III / Asisten Tenaga Kesehatan 50 7 Tenaga non kesehatan di bawah D.III 25 Persyaratan ketenagaan : Tenaga yang berhak mendapatkan jasa peiayanan adalah tenaga kerja yang bekeija di FKTP Puskesmas yang sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku (PNS, Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, Pegawai Tidak Tetap ).

B. TUGAS RANGKAP ADMINISTRATIF 1. ADMINISTRASI NO TUGAS ADMINISTRATIF DITULIS 1 Kepala Puskesmas Ka Puskesmas 2 Bendahara Dana Kapitasi JKN Bendahara Dana Kapitasi JKN 3 Kepala Sub Bagian Tata Usaha Ka Subbag TU Puskesmas Puskesmas 4 Pengelola Program Penanggung jawab Program NILAI NO VARIABEL NILAI KET TUGAS ADMINISTRASI 1 Kepala Puskesmas 100 Keputusan Bupati 2 Bendahara Dana Kapitasi JKN 50 Keputusan Bupati 3 Kepala Subbag Tata Usaha 30 Puskesmas 4 Penanggung jawab Program 10 Keputusan Bupati Keputusan Kepala Puskesmas Persyaratan administrasi berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang di angkat sebagai Kepala Puskesmas, Bendahara Dana Kapitasi JKN, Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Penanggung jawab Program yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala FKTP Puskesmas. Program dimaksud adalah sebagai berikut: a. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial ( UKM) meliputi: 1. Promosi Kesehatan; 2. Kesehatan LingkungEin 3. Peyanan Kesehatan Ibu Anak dan KB 4. Peiayanan Gizi 5. Peiayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit b. Upaya Kesehatan Perorangan ( UKP) meliputi: 1. RawatJalan 2. Rawatlnap 3. Peiayanan Gawat Darurat 4. Peiayanan 1 hari ( One Day Care ) 5. Peiayanan Kunjungan Rumah ( Home Care ) 3. TAM] BAHAN NILAI MASA KERJA NO VARIABEL MASA KERJA NILAI 1 Lebih dari 5 - kurang dari atau sama dengan 10 TH 5 2 Lebih dari 10 - kurang dari atau sama dengan 15 TH 10 3 Lebih dari 15 - kurang dari atau sama dengan 20 TH 15 4 Lebih dari 20 - kurang dari atau sama dengan 25 TH 20 5 Lebih dari 25 TH 25 Persyaratan masa kerja dihitung keseluruhan mulai masa kerja yang tertera pada Keputusan pengangkatan sebagai calon pegawai negeri sipil.

C. KEHADIRAN NO VARIABEL KEHADIRAN NILAI KETERANGAN 1 Hadir setiap hari kerja 1 per hari kerja 2 Tidak hadir karena sakit dengan surat 1 per hari kerja keterangan Dokter dihitung paling banyak 3 hari kerja 3 Tidak hadir karena Tugas Dinas 1 per hari kerja 4 Tidak hadir karena dispensasi 1 per hari kerja 5 Tidak hadir karena cuti 0 per hari kerja 6 Tidak hadir tanpa keterangan -1 dikurangi 1 point 7 Terlaunbat hadir atau pulang sebelum waktunya yang diakumulasi sampai -1 dikurangi 1 point dengan 7 (tujuh) jam. 1. Besaran nilai masing-masing variabel pada setiap tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan berdasarkan bukti obyektif sesuai aturan yang berlaku dan ditetapkan pada lokakaiya mini puskesmas. 2. Jumlah jasa peiayanan yang diterima oleh masing-masing tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut: i Jenis Masa Rangkap Tanggun ' Jumlah Persentase X 1 ketenagaan + Kerja + tugas + g jawab X Dana kehadiran ^ Administrasi Program * jaspei TOTAL JUMLAH SELURUH POINT BtJPATI PACITAN INDARTATO