Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293, Indonesia 2 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu,

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENAMBAHAN KONDENSOR DUMMY (TIPE HELICAL COIL, TROMBONE COIL DAN MULTI HELICAL COIL) TERHADAP TEMPERATUR RUANGAN DAN TEMPERATUR AIR PANAS

PENGARUH BEBAN PENDINGIN TERHADAP TEMPERATUR SISTEM PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP DENGAN PENAMBAHAN KONDENSOR DUMMY

KINERJA AIR CONDITONING HIBRIDA PADA LAJU ALIRAN AIR BERBEDA DENGAN KONDENSOR DUMMY TIPE HELICAL COIL (1/4", 6,7 m) SEBAGAI WATER HEATER

PENGARUH PENGGUNAAN KATUP EKSPANSI JENIS KAPILER DAN TERMOSTATIK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR PADA MESIN PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP HIBRIDA

PERFORMANSI RESIDENTIAL AIR CONDITIONING HIBRIDA DENGAN STANDBY MODE MENGGUNAKAN REFRIGERAN HCR-22 UNTUK PENDINGIN DAN PEMANAS RUANGAN

ANALISIS KINERJA AIR CONDITIONING SEKALIGUS SEBAGAI WATER HEATER (ACWH)

Recovery Energi pada Residential Air Conditioning Hibrida sebagai Pemanas Air dan Penyejuk Udara yang Ramah Lingkungan

Pengaruh Laju Aliran Air terhadap Performansi Mesin Pengkondisian Udara Hibrida dengan Kondensor Dummy Tipe Multi Helical Coil sebagai Water Heater

Potensi Air Kondensat Sebagai Media Pendingin Untuk Aplikasi Modul Evaporative Cooling Terhadap Performansi AC Split 1 PK

PERFORMANSI SISTEM REFRIGERASI HIBRIDA PERANGKAT PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN REFRIGERAN HIDROKARBON SUBSITUSI R-22

APLIKASI MODUL EVAPORATIVE COOLING AKTIF PADA AC SPLIT 1 PK

PENGARUH LAJU ALIRAN AIR SISTEM EVAPORATIVE COOLING

BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru, Kode Pos Abstract

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Komparasi Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Temperatur dan Tekanan Mesin Pendingin

Azridjal Aziz (1), Hanif (2) ABSTRACT

Azridjal Aziz (1) Hanif (2) ABSTRAK

Azridjal Aziz, ST. MT. NIP

Ahmad Farid* dan Moh. Edi.S. Iman Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pancasakti Tegal Jl. Halmahera km 1, Tegal *

Penggunaan Thermal Energy Storage sebagai Penyejuk Udara Ruangan dan Pemanas Air pada Residential Air Conditioning Hibrida

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Air Conditioning (AC) adalah suatu mesin pendingin sebagai sistem pengkondisi

POTENSI PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA KONDENSOR AC SENTRAL UNTUK PEMANAS AIR HEMAT ENERGI

ANALISA WAKTU SIMPAN AIR PADA TABUNG WATER HEATER TERHADAP KINERJA AC SPLIT 1 PK

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEMPERATUR SISTEM RESIDENTIAL AIR CONDITIONING HIBRIDA PADA PROSES CHARGING DAN DISCHARGING DENGAN THERMAL ENERGY STORAGE

ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

PENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN THERMOSTATIC EXPANTION VALVE PADA REFRIGERASI AC SPLIT. Harianto 1 dan Eka Yawara 2

PEMANFAATAN PANAS DI PIPA TEKANAN TINGGI PADA MESIN PENDINGIN (AC)

KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK TERMODINAMIKA DARI PEMANASAN REFRIGERANT 12 TERHADAP PENGARUH PENDINGINAN

Penerapan Evaporative Cooling Untuk Peningkatan Kinerja Mesin Pengkondisian Udara Tipe Terpisah (AC Split)

BAB II LANDASAN TEORI

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

ALAT PENDINGIN DAN PEMANAS PORTABLE MENGGUNAKAN MODUL TERMOELEKTRIK TEGANGAN INPUT 6 VOLT DENGAN TAMBAHAN HEAT PIPE SEBAGAI MEDIA PEMINDAH PANAS

PERBANDINGAN UNJUK KERJA FREON R-12 DAN R-134a TERHADAP VARIASI BEBAN PENDINGIN PADA SISTEM REFRIGERATOR 75 W

KARAKTERISTIK MESIN PENGERING PAKAIAN MENGGUNAKAN AC (AIR CONDITIONER) DENGAN SIKLUS KOMPRESI UAP SISTEM UDARA TERBUKA

PERFORMANSI MODULAR CHILLER KAPASITAS 120 TR

HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN

ANALISIS BEBAN PENDINGINAN DAN KALOR UNIT PENGKONDISIAN UDARA DAIHATSU XENIA

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

UNJUK KERJA MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP PADA BEBERAPA VARIASI SUPERHEATING DAN SUBCOOLING

PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR (TEG) DENGAN SUMBER KALOR ELECTRIC HEATER 60 VOLT MENGGUNAKAN AIR PENDINGIN PADA TEMPERATUR LINGKUNGAN

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Rangkaian Alat Uji Dan Cara Kerja Sistem Refrigerasi Tanpa CES (Full Sistem) Heri Kiswanto / Page 39

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUHPENGGUNAAN EJEKTOR SEBAGAI PENGGANTI KATUP EKSPANSI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA SIKLUS REFRIGERASI PADA MESIN AC

Jurnal Pembuatan Dan Pengujian Alat Uji Prestasi Sistem Pengkondisian Udara (Air Conditioning)Jenis Split

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH DEBIT ALIRAN AIR TERHADAP PROSES PENDINGINAN PADA MINI CHILLER

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap

ANALISIS PERFORMANSI MODEL PENGERING GABAH POMPA KALOR

Pengaruh Penggunaan Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Efisiensi Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap

KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PIPA KAPILER DAN KATUP EKSPANSI TERMOSTATIK PADA SISTEM PENDINGIN WATER-CHILLER

Pengaruh Debit Udara Kondenser terhadap Kinerja Mesin Tata Udara dengan Refrigeran R410a

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini

RANCANG BANGUN EVAPORATOR UNTUK MESIN PENGERING PAKAIAN SISTEM POMPA KALOR DENGAN DAYA 1PK SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi

SKRIPSI ANALISA KOMPARASI EKSPERIMENTAL KINERJA POMPA KALOR DENGAN MENGGUNAKAN REFRIGERAN R 134A DAN MC 134 UNTUK PRODUKSI AIR PANAS

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

PENGARUH ALAT EKSPANSI TERHADAP TEMPERATUR DAN TEKANAN PADA MESIN PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP

LAJU PENDINGINAN AIR DENGAN ICE ON COIL PADA MESIN PENDINGIN TYPE CHILLER UNTUK COLD STORAGE

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

LAPORAN TUGAS AKHIR REDESIGN OF AIR CONDITIONING TEST-BED FOR ENERGY CONVERSION LABORARORY

PENGARUH JENIS REFRIGERANT DAN BEBAN PENDINGINAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN

Pemanfaatan Air Kondensat Untuk Meningkatkan Unjuk Kerja Dan Efisiensi AC Split

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

BAB III PERANCANGAN SISTEM

EFEK RASIO TEKANAN KOMPRESOR TERHADAP UNJUK KERJA SISTEM REFRIGERASI R 141B

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN KOMPRESOR DAN PIPA KAPILER UNTUK MESIN PENGERING PAKAIAN SISTEM POMPA KALOR DENGAN DAYA 1 PK SKRIPSI

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC)

MULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng

Analisa Performansi Sistem Pendingin Ruangan dan Efisiensi Energi Listrik padasistem Water Chiller dengan Penerapan Metode Cooled Energy Storage

PENGARUH VARIASI ARAH PUTARAN FAN TERHADAP PENDINGINAN PADA PENDINGIN MINUMAN PORTABLE MENGGUNAKAN TERMOELEKTRIK KAPASITAS 4,7 LITER

Studi Eksperimen Variasi Beban Pendinginan pada Evaporator Mesin Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X

BAB II LANDASAN TEORI

MESIN PENGERING HANDUK DENGAN ENERGI LISTRIK

PENGARUH VARIASI MASSA REFRIGERAN TERHADAP KINERJA AIR CONDITIONER WATER HEATER (ACWH)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang.

BAB III DATA ANALISA DAN PERHITUNGAN PENGKONDISIAN UDARA

EFFECT OF INSTALLATIONS COIL ON TUBE HEAT EXCHANGER FOR PREHEAT IN WATER DISPENSER

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

ANALISA PERFORMANSI MESIN PENDINGIN 1-PK DENGAN PENAMBAHAN SUBCOOL MENGGUNAKAN REFRIGERANT R-22

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

OPTIMASI PENGGUNAAN AC SEBAGAI ALAT PENDINGIN RUANGAN

LAPORAN TAHUNAN. Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi. Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun. Oleh :

Transkripsi:

Jurnal Sains dan Teknologi 15 (2), September 16: 51-56 EFEK BEBAN PENDINGIN TERHADAP TEMPERATUR MESIN REFRIGERASI SIKLUS KOMPRESI UAP HIBRIDA DENGAN KONDENSOR DUMMY TIPE TROMBONE COIL ( 1/4, 7,9 m) SEBAGAI WATER HEATER Aulian Samri 1, Azridjal Aziz 1, Rahmat Iman Mainil 1 dan Afdhal Kurniawan Mainil 2 1 Laboratorium Rekayasa Termal, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293, Indonesia 2 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu, Jl. WR Supratman Kandang Limun, Bengkulu 38371A E-mail : azridjal@yahoo.com ABSTRAK Mesin pengkondisian udara hibrida dapat memberikan solusi untuk mengatasi masalah penggunaan energi listrik yang berlebihan, dengan cara memanfaatkan panas buang kondensor yang digunakan untuk pemanas air. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan beban pendinginan terhadap temperatur pada sistem pengkondisian udara hibrida dengan kondensor dummy tipe trombone coil diameter 1/4 panjang 7,9 meter sebagai water heater. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Penelitian ini menggunakan beban pendinginan pada ruang simulasi dengan variasi pembebanan Watt, Watt, Watt, dan Watt. Berdasarkan hasil pengujian, nilai tertinggi terjadi pada pembebanan Watt. Dimana temperatur air yang dihasilkan sebesar 48,34 C, temperatur rata-rata refrigeran hasil kompresi sebesar 62,68 C dan temperatur ruangan rata-rata mencapai 25,94 C saat pengoperasian selama 1 menit. Kata kunci: mesin pengkondisian udara hibrida, kondensor dummy, trombone coil, beban pendinginan, water heater. ABSTRACT A hybrid air conditioning machine can provide a solution to overcome the problem of excessive use of electrical energy, by utilizing waste heat condenser that is used for heating water. This study was conducted to determine the effect of temperature on the cooling load of the air conditioning system, which a hybrid of the condenser dummy trombonetypecoil diameter of 1/4 " and length of 7.9 meters as a water heater. The method used in this research that was experimental approach. This study used the cooling load in the simulation space with load variations of Watts, watts, watts and watts. Based on test results, the highest value was occurred at Watt load. Where-in, the temperature of the water was generated at 48.34 C, the average of temperature of refrigerant compression result of 62.68 C and the average room temperature of 25.94 C, during operation for 1 minutes. Keywords: hybrid air conditioning machines, condensers dummy, trombone coil, the cooling load, water heater. PENDAHULUAN Negara indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis karena terletak di garis khatulistiwa dimana iklim tropis tersebut merupakan daerah yang cukup panas. Di indonesia juga banyak terdapat bangunanbangunan seperti gedung perkantoran, universitas dan bangunan rumah untuk tempat tinggal. Panas yang berasal dari matahari akan masuk ke dalam bangunan menyebabkan suhu dalam ruangan menjadi meningkat, ditambah dengan kelembaban udara yang juga semakin meningkat, membuat ruangan menjadi tidak nyaman. Seiring dengan perkembangan teknologi hingga saat ini, adapun solusi untuk mengurangi panas dalam ruangan 51

Jurnal Sains dan Teknologi 15 (2), September 16: 51-56 yaitu dengan menggunakan mesin pengkondisian udara (AC). Proses pendinginan atau refrigerasi adalah proses penyerapan panas dari suatu produk hingga temperaturnya dibawah temperatur lingkungan. Mesin refrigerasi merupakan mesin yang dapat menimbulkan efek refrigerasi tersebut, sedangkan refrigeran adalah fluida yang digunakan sebagai proses penyerapan panas (Aziz, 6). Salah satu dari mesin konversi energi adalah mesin refrigerasi, dimana sejumlah energi diperlukan untuk mendapatkan efek pendinginan. Di sisi lain, panas dibuang oleh sistem ke lingkungan dengan berdasarkan prinsip-prinsip termodinamika agar mesin dapat berfungsi (Aziz dan Hanif 8). Tanpa disadari energi yang terbuang ke lingkungan pada suatu mesin konversi energi tidak dimanfaatkan. Energi yang terbuang ke lingkungan ini bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi pemakaian energi. Dengan melakukan modifikasi mesin refrigerasi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi tersebut (Aziz, ). Efek pendinginan dan efek pemanasan secara bersamaan dapat dihasilkan dan dimanfaatkan pada mesin ini, agar daya guna mesin menjadi lebih tinggi. Mesin terpadu dengan fungsi ganda ini dikenal dengan mesin pengkondisian udara hibrida, karena mesin pengkondisian udara paling banyak beroperasi dengan siklus kompresi uap, maka mesin ini disebut mesin pengkondisian udara siklus kompresi uap hibrida (Amrul, 1). Mesin pengkondisian udara hibrida pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan, salah satu kelebihan yang dimiliki mesin ini adalah peningkatan efisiensi energi, tetapi karena sisisisinya sudah dimanfaatkan maka diharapkan tidak berpengaruh di sisi yang lainnya. Sehingga mesin pengkondisian udara hibrida dilengkapi dengan komponen tambahan berupa kondensor dummy. Komponen tambahan ini berupa pipa (coil) tembaga yang dapat dimodifikasi dalam berbagai bentuk dan ukuran. Kondensor dummy dipasang setelah kompresor dan sebelum kondensor yang ditempatkan di dalam wadah tangki berisi air untuk dipanaskan. Azridjal Aziz dkk (13) meneliti tentang Residential Air Conditioning (RAC) menggunakan kondensor dummy tipe spiral coil dengan pengoperasian selama 1 menit diperoleh temperatur air panas 5,42 C. Ginting (14) dan Satria (14) meneliti mesin pengkondisian udara hibrida water heater menggunakan kondensor dummy berdiameter 3/8 tipe helical coil dengan temperatur air panas 61,7 C dan trombone coil dengan temperatur air panas 64,33 C selama pengoperasian 1 menit. Sarwo Fikri (15) juga meneliti mesin pengkondisian udara hibrida water heater menggunakan kondensor dummy tipe multi helical coil dengan diperoleh temperatur air panas 64,77 C. Sementara, Thalal (15) melakukan penelitian lanjutan dari Satria (14) dengan mengganti refrigeran sistem menjadi HCR-22 dan diperoleh temperatur air panas maksimal sebesar 48,81 C. Kumara (15) melakukan penelitian lanjutan dari Satria (14) yaitu membandingkan performansi serta pengujian unjuk kerja mesin ukuran diameter trombone coil 1/4 dengan ukuran diameter pada penelitian sebelumnya sebesar 3/8 dengan panjang coil yang sama yaitu 5,3 meter. Pada penelitian yang dilakukan Kumara (15) masih terdapat kekurangan, diantaranya temperatur air yang dihasilkan kurang panas yaitu sebesar 47, C dan temperatur ruangan masih tidak sesuai yang diharapkan jika diberikan panas yang besar dalam ruangan yaitu sebesar 34,8 C. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari Kumara (15) yaitu mengetahui unjuk kerja mesin pengkondisian udara hibrida dengan kondensor dummy tipe trombone coil ukuran diameter 1/4 dengan panjang 7,9 meter yang diharapkan mampu memberikan solusi dari kekurangan penelitian sebelumnya. Penelitian ini mengasumsikan temperatur ruangan yang semakin besar akibat panas yang berasal dari matahari meresap ke dinding ruangan sehingga ruangan menjadi panas, maka dari itu digunakan lampu pijar sebagai sumber panas dalam ruang pengujian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efek variasi beban pendinginan terhadap temperatur pada mesin refrigerasi siklus kompresi uap hibrida dengan kondensor dummy tipe trombone coil menggunakan diameter coil 1/4 panjang 7,9 meter sebagai water heater. Penelitian ini dilengkapi dengan tangki pemanas berkapasitas 5 liter dengan menggunakan penambahan beban pendinginan sebagai simulasi pada rumah tangga. 52

Jurnal Sains dan Teknologi 15 (2), September 16: 51-56 BAHAN DAN METODE Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu eksperimental dengan melakukan pengujian mesin pengkondisian udara hibrida menggunakan kondensor dummy tipe trombone coil diameter 1/4 panjang 7,9 meter dalam skala laboratorium. Dalam pengujian ini digunakan mesin refrigerasi hibrida (AC) tipe split 1 PK (9 BTU/H) dengan penambahan kondensor dummy sebagai pemanas air. Fluida yang digunakan untuk menjalankan mesin pengkondisian udara hibrida ini yaitu refrigeran jenis R-22. Foto alat uji dan diagram skematis mesin pengkondisian udara hibrida ditunjukkan pada Gambar 1 dan Gambar 2. 8. Temperatur Ruang uji (T 8 ) 9. Temperatur Ruangan uji (T 9 ). Temperatur Ruangan uji (T ) 11. Temperatur Lingkungan 12. Tekanan Kompresor out(p 1 ) 13. Tekanan Kondensor dummy in (P 2 ) 14. Tekanan Kondensor dummy out (P 3 ) 15. Tekanan Evaporator in (P 4 ) 16. Tekanan Evaporator out (P 5 ) 7 1 2 6 5 3 4 Gambar 1. Foto Alat Uji Mesin Pengkondisian Udara Hibrida Bagian-bagian yang terdapat pada alat uji mesin pengkondisian udara hibrida yaitu : 1. Tangki water heater, yang didalamnya terdapat kondensor dummy tipe trombone coil diameter 1/4 panjang 7,9 meter. 2. Pressure gauge, untuk mengukur tekanan. 3. Katup water heater, sebagai pengatur masuk dan keluarnya air. 4. Instalasi pipa refrigeran, sebagai alur proses refrigeran. 5. Kondensor, sebagai tempat hasil pembuangan panas dari ruangan. 6. Pipa masuk atau keluar evaporator, sebagai alur tempat refrigeran menyerap panas dari ruangan. 7. Ruang simulasi, sebagai tempat variasi beban pendinginan. Data-data yang diambil dalam setiap pengujian adalah sebagai berikut : 1. Temperatur Kompresor out (T 1 ) 2. Temperatur Kondensor dummy in (T 2 ) 3. Temperatur Kondensor dummy out (T 3 ) 4. Temperatur Evaporator in (T 4 ) 5. Temperatur Evaporator out (T 5 ) 6. Temperatur Air Masuk (T 6 ) 7. Temperatur Air Keluar (T 7 ) Gambar 2. Diagram Skematis Air Conditioning Water Heater (Aziz dan Satria, 14) Komponen tambahan berupa kondensor dummy yang diuji pada penelitian ini adalah kondensor dummy tipe trombone coil dengan diameter 1/4 panjang 7,9 meter dan terbuat dari bahan tembaga. Kondensor dummy diletakkan pada tangki water heater berkapasitas 5 liter dengan batas temperatur 75 C dan tekanan rata-rata,75 MPa. Rancangan kondensor dummy ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3. Kondensor Dummy Tipe Trombone Coil Diameter 1/4 Panjang 7,9 Meter 53

Jurnal Sains dan Teknologi 15 (2), September 16: 51-56 Penambahan beban pendinginan yang diberikan adalah Watt, Watt, Watt, dan Watt di ruangan simulasi yang berukuran 2,26 m 1,75 m 2 m (panjang lebar tinggi) dilengkapi dengan buah lampu pijar masingmasing berkapasitas Watt. Termostat evaporator diatur pada pendinginan maksimum sebesar 16 C dan temperatur ruangan dijaga pada 19 C selama pengujian berlangsung. 8 7 6 = 4,68 C 5 4 4 5 6 7 8 9 1 1 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian ini dilakukan berdasarkan variasi pembebanan pada ruang yang didinginkan atau ruang simulasi. Variasi pembebanan tersebut berupa tanpa beban pendinginan atau beban W, W, W, dan W pada ruang uji. Pengambilan data dilakukan setiap 5 menit selama 1 menit dari saat mesin mulai dinyalakan. Hasil pengujian AC dengan kondensor dummy tipe Trombone Coil diameter 1/4 panjang 7,9 meter tanpa bukaan katup air (tanpa sirkulasi). Sistem air conditioner water heater (ACWH) dengan beban pendinginan W didapatkan temperatur air setelah 1 menit pengujian meningkat dari 31,87 C hingga 4,68 C seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4. Temperatur rata-rata refrigeran masuk kondensor dummy adalah 66, C dan temperatur rata-rata kompresor sebesar 48,12 C. Sebelum masuk ke kondensor utama, refrigeran berfasa uap lanjut terlebih dahulu melewati kondensor dummy. Di dalam tangki water heater terjadi perpindahan kalor dari refrigeran yang berada di dalam pipa kondensor dummy ke fluida air karena adanya perbedaan temperatur. Temperatur refrigeran yang keluar dari kondensor dummy turun menjadi 45,61 C sehingga kalor yang kemudian dilepaskan ke lingkungan di kondensor lebih rendah. Refrigeran masuk ke kondensor dan kemudian masuk ke katup ekspansi untuk menurunkan tekanannya dan menuju evaporator untuk menyerap kalor dari ruang uji. Ruang uji berada pada temperatur 18,74 C. Selanjutnya, refrigeran kembali ke kompresor dengan temperatur masuk kompresor rata-rata 15,38 C. Grafik pengujian ACWH dengan beban pendinginan Watt dapat ditunjukkan pada Gambar 5. Temperatur air pada menit ke-1 adalah 43,5 C. Kemudian temperatur rata-rata refrigeran masuk dan keluar kondensor dummy adalah 64,83 C dan 4,9 C sedangkan temperatur ruangan rata-rata 18,34 C. Gambar 4. Grafik Temperatur ACWH tanpa Beban Pendinginan 8 7 6 5 4 4 5 6 7 8 9 1 1 Gambar 5. Grafik Temperatur ACWH dengan Beban Pendinginan W Pada beban pendinginan Watt, temperatur air pada menit ke-1 adalah 45,45 C, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6. ACWH menghasilkan temperatur rata-rata refrigeran masuk dan keluar kondensor dummy adalah 61,98 C dan 44,37 C sedangkan temperatur ruangan rata-rata 22,97 C. 8 7 6 5 4 = 43,5 C 4 5 6 7 8 9 1 1 = 45,45 C Gambar 6. Grafik Temperatur ACWH dengan Beban Pendinginan W ACWH dengan beban pendinginan Watt, temperatur air pada menit ke-1 adalah 48,34 C seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7. Kemudian, temperatur rata-rata refrigeran masuk dan keluar kondensor dummy adalah 62,68 C dan 45,5 C sedangkan temperatur ruangan rata-rata 26,7 C. Gambar 8 menunjukkan grafik temperatur refrigeran masuk dan keluar 54

Jurnal Sains dan Teknologi 15 (2), September 16: 51-56 kompresor pada ACWH coil 1/4 panjang 7,9 meter pada setiap beban pendinginan. Temperatur rata-rata refrigeran keluar kompresor pada beban pendinginan W sebesar 48,12 C, pada pembebanan W 48,84 C, pada pembebanan W 5,82 C, dan 6,97 C pada pembebanan W dapat dilihat pada Gambar 9. 8 7 6 5 4 4 5 6 7 8 9 1 1 Gambar 7. Grafik Temperatur ACWH dengan Beban Pendinginan W 8 7 6 5 4 = 48,34 C 4 5 6 7 8 9 1 1 Gambar 8. Grafik Temperatur Masuk dan Keluar Kompresor ACWH pada Setiap Beban Pendinginan 8 7 6 5 4 15.39 17.88 48.12 48.85 5.83 15.5 17.37 6.97 W W W W Cooling Load (W) out W out W out W out W in W in W in W in W in out Gambar 9. Grafik Temperatur Rata-Rata Masuk dan Keluar Kompresor ACWH di Setiap Beban Pendinginan Temperatur masuk kompresor mengalami peningkatan di setiap penambahan beban pendinginan. Hal ini terjadi karena semakin banyaknya kalor yang harus diserap oleh refrigeran dan dibuang ke lingkungan. Penyerapan kalor disebabkan oleh refrigeran bertemperatur rendah dan bertekanan rendah yang melewati evaporator. Kemudian, temperatur refrigeran setelah melewati evaporator akan masuk ke kompresor dan terjadi proses kompresi akibatnya refrigeran terkompresi sehingga tekanan dan temperatur keluar kompresor semakin meningkat. Temperatur ruangan mengalami peningkatan di setiap penambahan beban pendinginan. Hal ini dikarenakan banyaknya kalor yang diserap oleh uap refrigeran yang bertekanan rendah di evaporator tidak sebanding dengan banyaknya kalor di ruangan. Sehingga didapatkan temperatur ruangan rata-rata pada pembebanan W (tanpa pembebanan) sebesar 18,4 C, pada pembebanan W sebesar 17,33 C, pembebanan W 22,33 C dan pada pembebanan W sebesar 25,94 C dapat dilihat pada Gambar. 25 15 5 18.4 Gambar. Grafik Temperatur Ruangan Rata- Rata ACWH di Setiap Beban Pendinginan Setelah melakukan pengujian selama 1 menit, diperoleh temperatur air panas yang diakibatkan adanya pemanasan oleh kondensor dummy di dalam water storage. Semakin besar beban pendinginan yang diberikan pada ruang uji, maka temperatur air yang diperoleh akan semakin meningkat. Temperatur air tertinggi yang diperoleh ACWH coil 1/4 panjang 7,9 meter adalah pada saat pemberian beban pendinginan W yaitu 48,34 C. KESIMPULAN 17.33 22.33 25.94 W W W W Cooling Load (W) Dari hasil pengujian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa setiap penambahan beban pendinginan pada ruang uji, maka temperatur air yang dihasilkan akan meningkat. Hal ini disebabkan karena banyak kalor yang diserap oleh refrigeran didalam ruang uji kemudian dikompresi oleh kompresor sehingga temperatur refrigeran keluar kompresor yang diperoleh meningkat dan air di tangki water heater juga meningkat. Perolehan temperatur air maksimum sistem ACWH coil 1/4 panjang 7,9 meter terdapat pada beban pendinginan W sebesar 48,34 C dengan temperatur keluar 55

Jurnal Sains dan Teknologi 15 (2), September 16: 51-56 kompresor sebesar 62,68 C dan temperatur ruangan rata-rata mencapai 25,94 C. DAFTAR PUSTAKA Amrul. 1. Kaji Eksperimental Karakteristik Mesin Refrigerasi Hibrid Kompresi Uap Susunan Seri dan Paralel dengan Menggunakan Refrigeran Hidrokarbon HCR-12. Tesis Jurusan Teknik Mesin. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Aziz A, Herisiswanto, Ginting H, Rahman W. 13. Recovery Energi Pada Residential Air Conditioning Hibrida Sebagai Pemanas Air Dan Penyejuk Udara Yang Ramah Lingkungan. International Standard Serial Number (ISSN) 197 5, vol 1. pp. 251 258. Aziz, A dan Hanif. 8. Penggunaan Hidrokarbon Sebagai Refrigeran Pada Mesin Refrigerasi Siklus Kompresi Uap Hibrida Dengan Memanfaatkan Panas Buang Perangkat Pengkondisian Udara. International Standard Serial Number (ISSN) 1829-8958 Volume 5, No. 1. Pp. 1 5. Aziz, A dan Rosa, Y.. Performansi sistem refrigerasi hibrida perangkat pengkondisian udara menggunakan refrigeran hidrokarbon subsitusi R-22. International Standard Serial Number (ISSN) 1829-8958 vol 7. pp. 11 16. Aziz, A dan Satria A.B. 14. Performance of Air Conditioning Water Heater with Trombone Coil Type as Dummy Condenser at Different Cooling Loads. Proc.1 st International Society of Ocean, Mechanical and Aerospace Scientists and Engineers. Indonesia. Aziz, A. 6. Kinerja Perangkat Pengkondisian Udara Siklus Kompresi Uap Hibrida Pada Massa Refrigeran Hidrokarbon HCR22 Optimum. Jurnal Sains dan Teknologi, Volume 5, No. 2. pp. 49-53. Fikri, S. 15. Pengaruh Beban Pendingin Terhadap Temperatur Sistem Pendingin Siklus Kompresi Uap dengan Penambahan Kondensor Dummy Tipe Multi Helical Coil Sebagai Water Heater. JOM FTEKNIK, Volume 2, No. 2. pp. 1 6. Ginting, H. 14. Temperatur Sistem Pendingin Siklus Kompresi Uap Terhadap Perubahan Beban Pendinginan Dengan Penambahan Kondensor Dummy Sebagai Water Heater. JOM FTEKNIK, Volume 1, No. 2. pp. 1 6. Kumara, R.K. 15. Performansi Mesin Pengkondisian Udara Hibrida dengan Kondensor Dummy Tipe Trombone Coil Menggunakan Diameter Coil Berbeda Sebagai Water Heater. JOM FTEKNIK, Volume 3, No. 2. pp.1 4. Satria, A.B. 14. Pengaruh Beban Pendingin Terhadap Temperatur Sistem Pendingin Siklus Kompresi Uap dengan Penambahan Kondensor Dummy Tipe Trombone Coil Sebagai Water Heater. JOM FTEKNIK, Volume 1, No. 2. pp.1 6. Thalal. 15. Pengaruh Beban Pendinginan Terhadap Temperatur Sistem Residential Air Conditioning Hibrida dengan Kondensor Dummy Tipe Trombone Coil Menggunakan Refrigeran Hidrokarbon. JOM FTEKNIK, Volume 2, No. 2. pp. 1 8. 56