1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA FORUM GROUP DISCUSSION UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEUANGAN MIKRO TANGGAL 13 MEI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG
2 Assalamualaikum wr wb. Salam sejahtera bagi kita semua, YSh. : 1. Otoritas Jasa Keuangan (Pemateri) 2. KAP Sugeng Pamuji (Pemateri) 3. Para Pimpinan Perangkat Daerah Kabupaten Semarang yang terkait, 4. Para pengurus Koperasi, BMT, LKD, LKK, LPED, PNPM, BKPD, BKD, PD. BKK, serta hadirin dan tamu undangan yang saya hormati. Marilah kita bersama-sama memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-nya, sehingga pada hari ini kita masih diberi kesempatan dapat
3 hadir pada acara Forum Group Discussion (FGD) Undang -Undang Nomor 1 tahun 2013 tentang Lembaga Keuanagn Mikro (LKM), dalam keadaan sehat wal afiat. Saya atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten Semarang mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada penyelenggara atas terselenggaranya kegiatan ini, yang mempunyai arti penting guna meningkatkan pemberdayaan ekonomi dan produktivitas masyarakat, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, serta meningkatkan akses pendanaan skala mikro bagi masyarakat.
4 Hadirin yang saya hormati, Sektor keuangan di Indonesia merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam mendorong peningkatan perekonomian nasional dan ekonomi masyarakat. Perkembangan dan kemajuan pada sektor keuangan, baik bank maupun lembaga keuangan bukan bank perlu dipertahankan. Dalam aspek kelembagaan, organisasi, regulasi (kebijakan), dan sumber daya manusia (SDM) perlu adanya peningkatan dan perbaikan, khususnya pada lembaga keuangan bukan bank. Di Indonesia banyak berkembang lembaga keuangan bukan bank yang melakukan kegiatan usaha bidang keuangan yang banyak membantu kepada masyarakat.
5 Lembaga-lembaga tersebut perlu dikembangkan terutama secara kelembagaan dan legalitasnya karena telah banyak membantu peningkatan perekonomian masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan/atau berpenghasilan rendah. Perkembangan dalam masyarakat saat ini, lembaga keuangan yang menyediakan dana atau modal bagi usaha skala mikro, dan usaha skala kecil sangatlah penting dan urgent. Lembaga keuangan skala mikro ini memang hanya difokuskan kepada usaha-usaha masyarakat yang bersifat mikro. Lembaga keuangan berskala mikro ini dikenal dengan sebutan Lembaga Keuangan Mikro (LKM).
6 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 UUD 1945) Pasal 33 ayat (1) menegaskan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Selanjutnya Pasal 33 ayat (4) UUD 1945 menyatakan bahwa perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Hadirin yang saya hormati, Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik
7 melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan. Undang-Undang ini bertujuan: 1. mempermudah akses masyarakat miskin dan/atau berpenghasilan rendah untuk memperoleh Pinjaman/Pembiayaan mikro; 2. memberdayakan ekonomi dan produktivitas masyarakat miskin dan/atau berpenghasilan rendah; dan 3. meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat miskin dan/atau berpenghasilan rendah.
8 Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang melayani warga terutama masyarakat miskin bisa didirikan di tingkat desa, kecamatan atau kabupaten - atau kota. Namun, LKM harus memenuhi persyaratan yaitu berbentuk badan hukum, permodalan, dan mendapatkan izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baik dalam bentuk Koperasi atau Perseroan Terbatas (PT). Jika LKM dalam bentuk PT, maka sahamnya paling sedikit 60 persen dimiliki oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau badan usaha milik desa/kelurahan. Sedangkan sisa kepemilikan saham PT dapat dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) dan/atau Koperasi. Kepemilikan WNI atas PT LKM sebagaimana dimaksud dibatasi paling banyak sebesar 20 persen.
9 LKM dilarang dimiliki, baik langsung maupun tidak langsung, oleh Warga Negara Asing (WNA) dan/atau badan usaha yang sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh WNA atau badan usaha asing, ( Pasal 6 UU No 1/2013). Menurut pasal 11 UU ini menyebutkan, Mengenai kegiatan usaha LKM, meliputi jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman, atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha. Penyaluran pinjaman atau pembiayaan dan pengelolaan simpanan LKM, dilaksanakan secara konvensional atau berdasarkan prinsip -
10 syariah. maka pelaksanaannya wajib disesuaikan dengan fatwa syariah yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (MUI). Maka dari itu kepada segenap Pengelola Lembaga Keuangan Mikro yang belum berbadan hukum untuk segera disahkan menjadi lembaga yang berbadan Hukum, dan paling lambat tranggal 8 Januari 2016. Demikian beberapa hal yang perlu Saya sampaikan, dengan mengucap Bismillahirrahmanirrokhiim Forum Group Diskussion UU Nomor 1 tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro dengan resmi Saya nyatakan dibuka dan dimulai.
Semoga Allah SWT memberikan bimbingan kepada kita semua. Sekian terima kasih Wassalamualaikum Wr.Wb. 11 BUPATI SEMARANG H. MUNDJIRIN.
12