BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan analisa kuantitatif, tujuannya untuk melihat apakah ada pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Dengan metode ini diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan data dan informasi yang diperoleh. 2.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Bank Nagari Cabang Bukittinggi dengan alamat Jl. Yos Sudarso No.2 Bukittinggi. 2.3 Populasi dan Sampel 2.3.1 Populasi Sebelum penelitian dilaksanakan, maka peneliti terlebih dahulu menentukan populasi yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2008:80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegusaha Usaha Mikro dan Kecil yang menerima Kredit Usaha Rakyat di Bank Nagari Cabang Bukittinggi yang berjumlah 1.197 orang. 39
2.3.2 Sampel Menurut Singarimbun (1995:152), sampel diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya. Dengan kata lain sampel adalah bagian dari populasi. Pengambilan sampel dimaksudkan sebagai representatif dari seluruh populasi, sehingga kesimpulannya juga berlaku bagi keseluruhan populasi. Pada penelitian ini, sampel diambil secara Simple Random Sampling. Menurut Singarimbun (1995:155), sampel acak sederhana ialah sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Menurut Arikunto (2006:104), apabila subjek penelitian kurang dari 100 orang maka lebih baik diambil keseluruhan sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika populasi lebih dari 100 orang maka sampel diambil sekitar 10-15 % atau 20-25 % dari populasi. Dalam penelitian ini, jumlah sampel yang ditentukan menggunakan rumus Taro Yamane (Bungin, 2011:115) sebagai berikut : n = N N(d) 2 + 1 dimana : n N = Jumlah sampel = Jumlah populasi d = Presisi yang ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90% n = 1197 1197(0,1) 2 +1 = 92,3
Dengan demikian, maka dari jumlah populasi 1.197 diperoleh ukuran sampel sebesar 92,3 atau 92 sampel penelitian. 2.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan dua cara, yaitu : 1. Pengumpulan data primer, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menyebarkan daftar pertanyaan (kuesioner) kepada responden. b. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diteliti. 2. Pengumpulan data sekunder, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui pengumpulan bahan kepustakaan yang dapat mendukung data primer. Pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Studi kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, serta pendapat para ahli yang berkompetisi serta memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti. b. Studi dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan catatan atau dalam bentuk dokumen yang ada dilokasi penelitian serta sumber-sumber yang relevan dengan objek penelitian. Data yang dimaksud bisa merupakan undang-undang,
peraturan, hasil studi/riset, pernyataan, teori yang relevan, serta bahan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. 2.5 Teknik Penentuan Skor Dalam penelitian ini, teknik pengukuran skor yang digunakan adalah teknik skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban dari setiap item instrumen mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif (Sugiyono, 2008:93). Menurut skala likert ada lima alternatif jawaban dengan memberikan skor yang berbeda setiap alternatif jawaban yaitu sebagai berikut : 1. Untuk pilihan jawaban a diberi skor 5 2. Untuk pilihan jawaban b diberi skor 4 3. Untuk pilihan jawaban c diberi skor 3 4. Untuk pilihan jawaban d diberi skor 2 5. Untuk pilihan jawaban e diberi skor 1 Untuk mengetahui kategori jawaban responden dari masing-masing variabel tersebut, maka ditentukan dengan skala intervalnya dengan cara sebagai berikut: Skor tertinggi Skor terendah banyak bilangan Maka diperoleh : 5 1 5 = 0,8 Sehingga dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden masing-masing variabel, yaitu :
1. Skor untuk kategori Sangat Tinggi = 4,21 5,00 2. Skor untuk kategori Tinggi = 3,41 4,20 3. Skor untuk kategori Sedang = 2,61 3,40 4. Skor untuk kategori Rendah = 1,81 2,60 5. Skor untuk kategori Sangat Rendah = 1,00 1,80 Untuk menentukan jawaban responden tersebut tergolong sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah maka dari jumlah skor dari variabel akan ditentukan rata-ratanya dengan membagi jumlah pertanyaan. Dari hasil pembangian tersebut, maka akan dapat diketahui jawaban responden termasuk ke dalam kategori yang mana. 2.6 Teknik Analisis Data 2.6.1 Koefisien Korelasi Product Moment Teknik ini dipergunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya dan besar kecilnya hubungan antar variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Cara perhitungannya menggunakan rumus sebagai berikut: rr xxxx = nn( xxxx ) ( xx)( yy) {nn( xx 2 ) ( xx) 2 }{nn( yy 2 ) ( yy) 2 } dimana: rr xxxx nn = Angka indeks korelasi antara X dan Y = jumlah responden xxxx = jumlah perkalian antara skor x dan y xx yy = skor variabel bebas (kredit usaha rakyat) = skor variabel terikat (pengembangan usaha mikro kecil)
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus diatas dapat memberikan tiga kemungkinan mengenai hubungan antara kedua variabel, yaitu : 1. Nilai r yang positif menunjukkan hubungan kedua variabel positif, artinya kenaikan nilai variabel yang satu diikuti oleh nilai variabel yang lain. 2. Nilai r yang negatif menunjukkan hubungan kedua variabel negatif, artinya menurunnya nilai variabel yang satu diikuti dengan meningkatnya nilai variabel yang lain. 3. Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan kedua variabel tidak mempunyai hubungan, artinya variabel yang satu tetap meskipun yang lainnya berubah. Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang atau rendah antara kedua variabel tersebut berdasarkan nilai r (koefisien korelasi), digunakan penafsiran atau interprestasi dilihat dari angka-angka sebagai berikut : Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Product Moment Interval Koefisien 0,00 0,199 0,20 0,399 0,40 0,599 0,60 0,799 0,80 1,000 Sumber : Sugiyono (2008:184). Tingkat Hubungan Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat Dengan nilai r (koefisien korelasi) yang diperoleh maka dapat diketahui apakah nilai r yang diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel korelasi. Tabel korelasi ini mencantumkan taraf
signifikansi tertentu, dalam hal ini signifikan 5%. Bila nilai r tersebut adalah signifikan, artinya hipotesis kerja atau hipotesis alternatif dapat diterima. 2.6.2 Uji Signifikan Uji signifikan adalah uji yang dilakukan untuk menentukan apakah hipotesa diterima atau ditolak. Uji signifikan ini dilakukan terhadap hipotesa nilai Ho, yang berbunyi tidak ada korelasi antara variabel X dengan variabel Y. Ho ditolak apabila nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel (t-hitung > t-tabel), dan dapat diterima apabila nilai t-hitung lebih kecil dari harga t-tabel (t hitung < t-tabel), dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2005:14) : tt hiiiiii nnnn = rr nn 2 1 rr 2 dimana : t-hitung = Nilai dari Uji Signifikan r n = Indeks Koefisien Korelasi Product Moment = Jumlah Responden 2.6.3 Koefisien Determinan Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Perhitungan dilakukan dengan rumus sebagai berikut : DD = rr xxxx 2 100% dimana : DD = Koefisien Determinan rr xxxx = Koefisien Korelasi Product Moment antara x dan y