KOSALA JIK. Vol. 1 No. 2 September 2013

dokumen-dokumen yang mirip
KOSALA JIK. Vol. 1 No. 2 September 2013

ABSTRAK. EFEK DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PRIA DEWASA

ABSTRAK. PENGARUH BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH NORMAL

EFEK PEMBERIAN JUS MENTIMUN TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

ABSTRAK. PENGARUH JUS KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L) DALAM MENURUNKAN TEKANAN DARAH TERHADAP PRIA DEWASA

ABSTRAK. EFEK TERAPI AJUVAN EKSTRAK DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP PENDERITA HIPERTENSI

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. EFEK PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

PENGARUH AIR REBUSAN DAUN SALAM TEHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DUKUH JANGKUNG REJO NOGOSARI BOYOLALI.

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus Benth) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PRIA DEWASA

ABSTRAK. PERBANDINGAN EFEK SEDUHAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) DAN KOPI ARABICA (Coffea arabica) TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. PENGARUH JUS KOMBINASI MENTIMUN (Cucumis sativus Linn.) DAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Marcella Isyanto Putri, 2012, Pembimbing 1 : Dr. Diana Krisanti Jasaputra, dr,m.kes Pembimbing 2 : Budi Widyarto Lana, dr, MH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. EFEK ALANG-ALANG (Imperata cylindrica (L.) P. Beauv) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

ABSTRAK PENGARUH SEDUHAN DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus) TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

ABSTRAK. PENGARUH LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH

ABSTRAK. PENGARUH AIR KELAPA MUDA (Cocos nucifera Linn) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA

ABSTRAK. EFEK LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. disebut the silence disease. Penyakit ini juga dikenal sebagai heterogenous

ABSTRAK PENGARUH COKLAT HITAM (Theobroma cacao) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL WANITA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. PENGARUH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

PENGARUH RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BENDUNGAN KECAMATAN KRATON PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

ABSTRAK PERBANDINGAN PENGARUH FLAVONOID DALAM COKLAT HITAM DENGAN TEH HIJAU TERHADAP TEKANAN DARAH

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

Kata kunci: Belimbing wuluh, tekanan darah, wanita dewasa.

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET YANG MENGANDUNG XYLITOL TERHADAP CURAH DAN ph SALIVA PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DENGAN TERAPI AMLODIPINE

ABSTRAK. PENGARUH PISANG KEPOK (Musa acuminata x balbisiana Colla) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

PENGARUH HERBA MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA

ABSTRAK. PENGARUH JUS BEET (Beta vulgaris L.) TERHADAP TEKANAN DARAH

ABSTRAK. EFEK BUAH MELON SKY ROCKET (Cucumis melo L.) TERHADAP TEKANAN DARAH

ABSTRAK. EFEK SAMBILOTO (Andrographis paniculata, Nees.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hipertensi merupakan salah satu bagian dari penyakit kardiovaskuler

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN ALPUKAT TERHADAP TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI BANGUNTAPAN BANTUL

PENGARUH TERAPI RELAKSASI AUTOGENIK TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. PENGARUH RIMPANG JAHE (Zingiber officinale Roscoe) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI. Oleh : AGENG FIRMAN ALAMSYAH NIM: Di Poskesdes, Desa Paringan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. minuman pahit (Soeria, 2013). Coklat berasal dari tanaman kakao dan proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK PENGARUH SATE KAMBING TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA MUDA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering

ABSTRAK. EFEK AIR REBUSAN TONGKOL DAN RAMBUT JAGUNG (Zea mays L) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PEREMPUAN DEWASA

PENGARUH MENGKONSUMSI PISANG AMBON TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

PENGARUH SENAM ERGONOMIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUN BUDI AGUNG KOTA KUPANG

ABSTRAK. EFEK ANTIHIPERTENSI JUS BUAH JERUK SUNKIST (Citrus sinensis (L.) Osbeck) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PEREMPUAN DEWASA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).

PENGARUH SENAM HIPERTENSI LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PANTI WREDA DARMA BHAKTI KELURAHAN PAJANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. PENGARUH JUS KOMBINASI BELIMBING MANIS (Averrhoa carambola Linn.) DAN STROBERI (Fragaria vesca) TERHADAP TEKANAN DARAH

ABSTRAK. EFEK AIR KELAPA (Cocos nucifera L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI ESENSIAL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Hipertensi diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai hal yang menyusahkan, bahkan membahayakan jiwa. Namun di era

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

ABSTRAK. EFEK TEH JIAOGULAN (Gynostemma pentaphyllum) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH WANITA DEWASA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. dan biokimia pada jaringan atau organ yang dapat mempengaruhi keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

Transkripsi:

PENGARUH PEMBERIAN DAUN SELEDRI PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH DI DESA SRINGIN KECAMATAN JUMANTONO Oleh : Budi Herminto 1 Sri Aminingsih 2 Sriyani Mugiarsih 3 Abstract Background. Some study showed that celery of many substances such as glukoside apiin, isokuersetin, umbiliseron, calsium, triptofan and also some vitamins. The substance have pharmalogical effect, one of them is reducing the blood pressure. The purpose Of this study was to determine the effect of consuming celery to reduction of high blood pressure in elderly who suffered hypertension. The subject Used in this study were the elderly who suffered hypertension Sringin village. The sampling technique used total sampling and the total number of sampling were 3 people. Methods Used in this study was pre experiment design. 10 peoples consuming celery once a day, 10 peoples consuming celery twice a day and 1 peoples consuming celery more than three times a day. All the people was suggested to consuming celery during one month. The blood pressure was measured two times, before and after consuming celery. Data processing used paired t-test statistical test with significan level α = 0,0. Conclusion The result showed p = 0,0001. It can be concluded that consuming celery gave significant effect on reducing blood pressure in elderly with hypertension. Keywords: reduction in high blood pressure,celery PENDAHULUAN Makin meningkatnya harapan hidup penduduk Indonesia maka dapat diperkirakan bahwa insidensi penyakit degeneratif akan meningkat pula. Salah satu penyakit degeneratif yang mempunyai tingkat morbiditas dan mortalitas tinggi adalah hipertensi. Hipertensi pada usia lanjut menjadi lebih penting lagi mengingat bahwa patogenesis, perjalanan penyakit dan penatalaksanaannya tidak seluruhnya sama dengan hipertensi pada usia dewasa muda. Pada lanjut usia aspek diagnosis selain ke arah hipertensi dan komplikasi, pengenalan berbagai penyakit yang diderita oleh orang tersebut mendapatkan perhatian karena berhubungan erat dengan penatalaksanaan secara keseluruhan. Hipertensi mengenai penduduk di seluruh dunia dengan insiden yang bervariasi. Akhir-akhir ini insiden dan prevalensi meningkat dengan meningkatnya usia harapan hidup. Di Amerika Serikat dikatakan bahwa populasi kulit putih usia 0-69 tahun prevalensinya sekitar 3% yang meningkat menjadi 0% pada usia di atas 69 tahun. Penelitian pada 300.000 populasi berusia 6-11 tahun (rata-rata 82,) yang dirawat di institusi lanjut usia didapatkan prevalensi hipertensi pada saat mulai dirawat sebesar 32%. Dari penderita ini 0% 1

diberikan obat anti hipertensi dan sudah mengalami hipertensi dan komplikasi akibat penyakitnya, diantaranya penyakit jantung koroner (26%), penyakit jantung kongestif (22%), dan penyakit cerebrovaskuler (29%). Bila tidak segera diatasi penyakit yang sering disebut the silent killer ini dapat menimbulkan kesulitankesulitan jantung, stroke, gangguan ginjal, pengaburan penglihatan, atau penyakit lain. Untuk mengetahui keadaan tekanan darah kita melakukan pengukuran tekanan darah. Tekanan darah orang dewasa dinyatakan normal bila angka sistolik (angka atas) di bawah 140 dan angka diastolik (tekanan bawah) di bawah 8. Pada orang lansia angka tersebut lebih tinggi lagi. (Price dan Henderson, 200). Jika tekanan darah lebih dari itu maka kita harus berupaya untuk melakukan tindakan penurunan tekanan darah. Penderita tekanan darah tinggi akan mendapatkan obat penurun tekanan darah bila menemui dokter. Obat-obatan tersebut diantaranya jenis-jenis obat diuretik, beta blockers, kalsium channel blocker, atau angiotensin, converting enzyme inhibitor. Tetapi di masyarakat mungkin ada yang enggan menggunakannya dengan berbagai alasan. Atau ada yang sudah mempunyai pengalaman tidak menyenangkan setelah menggunakan obat modern, sehingga mencari cara lain untuk mengatasinya. Cara alternatif itu diantaranya dengan menggunakan obat tradisional. Beberapa tanaman yang bisa digunakan sebagai bahan baku obat tekanan darah tinggi diantaranya adalah daun seledri. Seledri mengandung komponen glukosida apiin, isokuersetin, umbiliferon. Seledri juga mengandung minyak atsiri, kalsium, vitamin B1, magnesium, vitamin A, zat besi, Triptofan, serta Potasium. Mengonsumsi daun seledri juga bisa membantu tubuh melakukan pembuangan racun atau detoksifikasi. Data percobaan farmakologi menunjukkan bahwa seledri memberikan efek menurunkan tekanan darah, memperlebar pembuluh darah perifer, yang mana efek ini sering dimanfaatkan untuk menambah keperkasaan. (Mursito, 2001) Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai Pengaruh Pemberian Daun Seledri pada Lansia Penderita Hipertensi di Desa Sringin Kecamatan Jumantono. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia penderita hipertensi di Desa Sringin Kecamatan Jumantono. Sampel penelitian adalah lansia penderita hipertensi di Desa Sringin Kecamatan Jumantono yang berusia lebih dari 4 tahun. Tekhnik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh. Pengumpulan data dilakukan dengan metode eksperimental yaitu dengan cara mengukur tekanan darah sebelum dilakukan intervensi, kemudian responden diberi perlakuan yaitu mengonsumsi daun seledri selama sebulan. 10 orang dianjurkan untuk mengonsumsi daun seledri sehari sekali, 10 orang dianjurkan mengkonsumsi sehari 2 kali, dan 1 orang dianjurkan untuk mengkonsumsi sehari lebih dari 3 kali. Setelah perlakuan selesai maka dilakukan pengukuran tekanan darah lagi. Data kemudian dilakukan analisa dengan menggunakan Paired t-test HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih lokasi penelitian di Desa Sringin Kecamatan Jumantono, 2

termasuk wilayah Kabupaten Karanganyar, yang mempunyai 10 kepala keluarga. Warga di Desa Sringin yang kebanyakan menderita hipertensi adalah pria dan lama menderita antara 3- tahun terakhir ini dengan usia antara 4-8 tahun. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Agustus 2013 dengan jumlah responden sebanyak 3 orang. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, umur, jenis pekerjaan dan lama menderita serta hasil penelitian mengenai pengaruh pemberian daun seledri pada lansia penderita hipertensi. B. Karakteristik Responden 1. Berdasarkan Jenis kelamin Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Frekuensi % kelamin Laki-laki 21 60 Perempuan 14 40 Jumlah 3 100 Dari tabel 1 diketahui bahwa sebagian besar (60%) responden berjenis kelamin laki-laki dan jumlah responden perempuan sebanyak 40%. 2. Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Umur (th) Frekuensi % 40-10 28, 6-0 1 42,8 1-8 9 2,2 86-90 1 2,86 Jumlah 3 100 berusia 86-90 tahun yaitu 2,86%. 3. Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Jenis Frekuensi % Pekerjaan Petani 16 4,2 Pedagang 9 2,1 Tukang 3 8, bangunan Ibu Rumah 20 Tangga Jumlah 3 100 Tabel 3 menunjukkan bahwa responden paling banyak bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 4,2% dan sebagian kecil bekerja sebagai tukang bangunan yaitu sebanyak 8,%. 4. Berdasarkan Lama Menderita Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Menderita Lama Frekuensi % Menderita 3-2 1,42 6-9 10 28,8 Jumlah 3 100 Data tabel 4 diketahui bahwa sebagian besar responden menderita hipertensi 3- tahun yaitu sebesar 1,42% hanya sebagian kecil menderita hipertensi 6-9 tahun yaitu 28,8%. C. Hasil Penelitian 1. Pengaruh Pemberian Daun Seledri pada Lansia Penderita Hipertensi Dari Tabel 2 menunjukkan sebagian besar responden berusia 6-0 tahun yaitu 42,8% dan paling sedikit 3

Tabel. Hasil Sebelum Dan Seledri 1 x sehari Tekanan Darah Sistol TD M1 M2 M3 M4 Mean 193, 18 19 10 163 Maks 210 200 190 180 180 Min 10 10 160 10 10 12, 1 9,4 8 9,9 44 12,4 2 Dari tabel diketahui bahwa rata-rata tekanan darah sistol seledri tertinggi 193,00 dan terendah 164,00. Sedangkan tekanan darah setelah pemberian daun seledri tertinggi 18,00 dan terendah 163,00. 2. Pengaruh Pemberian Daun Seledri pada Lansia Penderita Hipertensi 10, 93 Tabel 6. Hasil Sebelum Dan Seledri 2 x sehari Tekanan Darah Sistol TD M1 M2 M3 M4 Mean 193 163 1 16 1 Maks 210 190 190 180 10 Min 180 10 10 10 140 12, 1 10, 93 9, 18 12, 1 Dari tabel 6. diketahui bahwa rata-rata tekanan darah sistol seledri tertinggi 193,00. seledri tertinggi 100,00 dan terendah 1,00. 3. Pengaruh Pemberian Daun Seledri pada Lansia Penderita Hipertensi 12, 1 Tabel. Hasil Sebelum Dan Seledri 3 x sehari Tekanan Darah Sistol TD M1 M2 M3 M4 mean 190 14 164 1 142 maks 210 200 180 10 160 min 10 10 140 130 120 13,6 28 13, 8 11,8 32 13, 8 Dari tabel diketahui bahwa rata-rata tekanan darah sistol seledri tertinggi 190,00. seledri tertinggi 14,00 dan terendah 142,6. Tabel 8. Hasil Sebelum Dan Seledri 1 x sehari Tekanan Darah Diastol TD M1 M2 M3 M4 mean 92 94 92 91, 89 maks 100 100 90 90 80 min 0 0 0 60 60 6,32,3 4,20,12 4,9 Dari tabel 8 diketahui bahwa rata-rata tekanan darah diastol seledri tertinggi 92,00. seledri tertinggi 100,00 dan terendah 60. Tabel 9. Hasil Sebelum Dan Seledri 2 x sehari Tekanan Darah Diastol TD M1 M2 M3 M4 Mean 9 93 91, 89 8 Maks 100 100 0 90 0 Min 90 0 60 60 0 Deviasi 8,49 8 8,2 2,94,8, 13,3 4 4

Dari tabel 9 diketahui bahwa rata-rata tekanan darah diastol seledri tertinggi 100. seledri tertinggi 100 dan terendah 0. Tabel 10. Hasil Sebelum Dan Seledri 3 x sehari Tekanan Darah Diastol TD M1 M2 M3 M4 Mean 92, 91,8 90,8 89, 88,8 Maks 100 90 80 0 0 Min 90 0 0 60 40,93 6,43,2 4,8 Dari tabel 10 diketahui bahwa rata-rata tekanan darah diastol seledri tertinggi 100. seledri tertinggi 90 dan terendah 40. Dari kesimpulan ketiga tabel di atas seledri yang lebih cepat menurunkan tekanan darah adalah jika dikonsumsi 3 x sehari. Dari pengolahan data menggunakan SPSS versi 16, didapat hasil signification 0,0. Nilai p pada minggu keempat sebesar 0,0001. Ini menunjukkan kurang dari 0,0 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. PEMBAHASAN A. Pembahasan Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh pemberian daun seledri pada lansia penderita hipertensi. Hal tersebut dapat terjadi karena dipengaruhi beberapa faktor dari 4,6 responden berdasarkan jenis kelamin sebagian besar (60%) berada pada jenis kelamin lakilaki sedangkan jenis kelamin perempuan mengalami hipertensi sebesar 40 %. Sebagian besar perempuan mengalami hipertensi pada saat mengandung dan dalam keadaan stres sedangkan pada laki-laki hipertensi dipengaruhi oleh jenis pekerjaan dan usia (Imam Soeharto, 200). Sedangkan menurut jenis pekerjaan sebesar (4,2%) sebagai petani, yang berarti bahwa pekerjaan sebagai petani memerlukan waktu luang untuk mengerjakan pekerjaan dari pada kesehatan khususnya tentang hipertensi karena kebanyakan dari mereka berusia lanjut. Sedangkan berdasarkan umur responden mengalami hipertensi tertinggi berumur 6-0 tahun sebesar (42,8%). Kebanyakan orang mengalami hipertensi diantara usia 0-60 tahun ke atas karena mengalami kemunduran fungsi sistem kardiovaskuler (Imam Soeharto, 200). Hipertensi mengenai sekitar 3 % penduduk Indonesia dan meningkat 10 %. Boedi Darmoyo dalam penelitiannya menemukan bahwa antara 1,8%-28,6% penduduk dewasa adalah penderita hipertensi. Angka 1,8% berasal dari penelitian di Desa Kalirejo, Jawa Tengah, sedangkan nilai 28,6% adalah hasil penelitian di Sukabumi Jawa Barat (2000). Hipertensi sendiri terjadi apabila seseorang melakukan aktivitas, exited atau ketika stres. Peningkatkan ini penting karena aktivitas dan emosi memerlukan ekstra energi dan oksigen yang disuplai oleh darah dengan jalan menaikkan tekanan darah dan mempercepat sirkulasinya (Soeharto, 2001). Mekanisme hipertensi yang mempunyai efek

yang lebih lama adalah sistem renin. Renin diproduksi oleh ginjal ketika aliran darah ke ginjal menurun, akibatnya terbentuklah angiotensin I, yang akan berubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II meningkatkan tekanan darah dengan mengakibatkan kontraksi langsung arteriol. Secara tidak langsung juga merangsang pelepasan aldosteron, yang mengakibatkan retensi natrium dan air dalam ginjal. Respon tersebut meningkatkan retensi natrium dan air dalam ginjal. Respon tersebut meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya meningkatkan aliran darah kembali ke jantung, sehingga meningkatkan isi sekuncup dan curah jantung yang mengakibatkan terjadinya hipertensi (Brunner dan Suddarth, 2001). Untuk itu perlu adanya pengendalian hipertensi yaitu dengan cara mengatur diet, menjaga berat badan normal, mengendalikan stres ke arah yang positif, melakukan olahraga atau latihan yang teratur, mengurangi rokok dan alkohol. (Soeharto, 2001). Selain itu perlu juga diberikan pengetahuan tentang obat tradisional penurun tekanan darah. Melalui pemberian daun seledri sebagai penurun tekanan darah responden diberi suatu pengetahuan baru yang belum diketahuinya agar mereka melaksanakan, dan dapat menerapkan sesuai dengan apa yang dikehendaki peneliti yaitu dengan cara mengkonsumsi daun seledri sebagai penurun tekanan darah. Seperti yang dikemukakan oleh Dalimarta (2002), bahwa daun seledri berguna untuk menurunkan tekanan darah apabila diminum secara teratur. Guna lebih meyakinkan bahwa daun seledri dapat menurunkan tekanan darah peneliti melakukan pemilihan sampel yang dijadikan responden. Responden harus memenuhi ktiteria antara lain memiliki tekanan darah tinggi, tidak sedang mengkonsumsi obat penurun tekanan darah, dan tidak mengalami gangguan kejiwaan. (Edward, 2001) Berdasarkan sumber yang diperoleh menyatakan bahwa pemberian daun seledri dapat menurunkan tekanan darah. Di dalam daun seledri terkandung flavanoid, appin, vitamin A, dan vitamin B yang dapat membantu menurunkan tekanan darah. (Dalimarta, 2002) Dilihat dari perhitungan nilai minimum setelah mengkonsumsi daun seledri pada responden yang mengkonsumsi sehari 1 kali pada minggu ke empat yaitu 10, sedangkan pada responden yang mengkonsumi seledri 2 kali sehari pada minggu ke empat yaitu 140, dan pada responden yang mengkonsumsi seledri sehari 3 kali pada minggu ke empat yaitu 120. Dari data penurunan tekanan darah setelah mengkonsumsi seledri dapat membuktikan bahwa ada pengaruh yang sangat signifikan dari pemberian seledri terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. B. Faktor Pendukung dan Penghambat 1. Faktor Pendukung a. Mudahnya birokarasi di desa Sringin sehingga memungkinkan peneliti untuk memperoleh data maupun informasi yang dibutuhkan selama proses penelitian b. Adanya kerjasama yang baik dalam pengumpulan 6

data dari warga yang menjadi responden. 2. Faktor Penghambat a. Selama penelitian peneliti tidak dapat memantau secara terus menerus. b. Selama proses pengumpulan data memerlukan waktu lama karena perlu banyak waktu untuk mengukur tekanan darah 3 responden. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Dari 3 responden proporsi responden yang mengalami hipertensi berdasarkan jenis kelamin adalah laki-laki lebih tinggi untuk mengalami hipertensi yaitu sebesar 60%, dan perempuan sebesar 40%. Berdasarkan usia responden yaitu antara usia 6-0 tahun sebanyak 42,8%, 4- tahun sebanyak 28,%, 1-8 tahun sebanyak 2,2%, 86-90 tahun sebanyak 2,86%. Sedangkan berdasarkan lama menderita yaitu antara 3- tahun sebanyak 1,42 %, antara 6-8 tahun sebanyak 28,8 %. 2. Dari hasil analisis statistik Paired t test diperoleh nilai p sebesar 0,0001. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang bermakna antara pemberian daun seledri dengan penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. B. Saran 1. Bagi Responden Setelah mengetahui khasiat dari seledri responden dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai obat tradisional penurun tekanan darah. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian yang lebih mendalam dengan jumlah responden yang lebih banyak dan variabel penelitian yang lebih luas. C. Keterbatasan Keterbatasan dalam penelitian ini adalah: 1. Peneliti hanya mengambil responden sebanyak 3 responden sehingga penelitian hanya terbatas. 2. Pengambilan data hanya menggunakan lembar observasi dan peneliti tidak dapat mengamati dan memantau setiap hari. DAFTAR PUSTAKA Hidayat, Aziz A. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi I. Jakarta: Salemba Medika, 2003. Chung K, Edward. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler. Alih Bahasa Adrianto Petrus. Jakarta: EGC, 2001. Corwin, Elisabeth. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC, 2000. Dalimarta, Setiawan. AtlasTumbuhan Obat Indonesia Jilid 2. Jakarta: Trubus Agri Widia, 2000. Gunawan, Lany. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Kanisius, 2001. Gyton, Athur C. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Editor Irawati Setiawan. Jakarta: EGC, 2000. Nursalam dan Siti Pariani. Penulisan Praktis Metodologi Riset

Keperawatan. Jakarta: EGC, 2001. Smetzer, Suzanne C, Brenda G. Bare. Keperawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa Agung Waluyo. Jakarta: EGC, 2001. Soeharto, Imam. Serangan Jantung dan Stroke. Edisi 2. Jakarta: Gramedia, 2001. Syaifuddin. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Edisi 3. Editor Monica Ester. Jakarta: EGC, 2006. Titin, Yuniarti. Ensiklopedia Tanaman Obat Tradisional. Yogyakarta: Media Persindo, 2008. Wijaya Kusuma, H. M. Hembing. Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Penebar Swadaya, 2006. 1 2 3 Dosen AKPER Panti Kosala Surakarta Dosen AKPER Panti Kosala Surakarta Dosen AKPER Panti Kosala Surakarta 8