BAB I PENDAHULUAN. dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Didalam perkembangan dunia yang sangat pesat ini mencakup didalamnya. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki

BAB I PENDAHULUAN. perubahan terencana dan terarah yang mencakup aspek politis, ekonomi, demografi, psikologi, hukum, intelektual maupun teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. melindungi segenap Bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undangundang

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah

BAB I. Pendahuluan. dan makmur dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. pembangunan di bidang ekonomi. Berbagai usaha dilakukan dalam kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai lembaga keuangan memiliki banyak kegiatan, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

BAB I PENDAHULUAN. bank. Kebijaksanaan tersebut tertuang dalam Undang-Undang No.7 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat mendukung pertumbuhan ekonomi. Pengertian kredit menurutundang-undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian tanah air terus tumbuh, dan transaksi perdagangan baik

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. satu perolehan dana yang dapat digunakan masyarakat adalah mengajukan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya seperti modal untuk membangun usaha, untuk. membesarkan usaha, untuk membangun rumah atau untuk mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian dirasakan semakin meningkat. Di satu sisi ada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. penduduk menjadikan Indonesia harus dapat meningkatkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dana merupakan salah satu faktor penting dan strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. menunculkan bidang-bidang yang terus berkembang di berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Tujuan dari Pembangunan Nasional adalah untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian menyebar ke bagian Asean lainnya termasuk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin untuk dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan bantuan dari manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

kredit dari dana-dana yang di peroleh melalui perjanjian kredit. dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan prinsip kehati-hatian. Penerapan prinsip kehati-hatian tersebut ada

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bangsa Indonesia. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Balakang. Salah satu sarana yang mempunyai peran strategis didalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Bank selaku badan

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini tengah. melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang ekonomi terlihat dalam Undang-Undang Dasar

I. PENDAHULUAN. Kehadiran bank sebagai penyedia jasa keuangan berkaitan dengan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

I. PENDAHULUAN. Sipil. Ada juga beberapa orang yang bekerja di perusahaan-perusahaan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT PADA UMUMNYA. A. Pengertian Bank, Kredit dan Perjanjian Kredit

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Nomor 10 Tahun Menurut Pasal 1 ayat 2

BAB I PENDAHULUAN. nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan di Indonesia termasuk Hukum Perbankan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu bagian penting dalam suatu perekonomian. Bank

BAB 1 PENDAHULUAN. terobosan-terobosan baru dalam mengembangkan usahanya di era global saat ini dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. tidaklah semata-mata untuk pangan dan sandang saja, tetapi mencakup kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah dan mengalami kemajuan yang cukup pesat adalah. bidang ekonomi. Dalam perekenomian salah satu bidang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang. pembayaran bagi semua sektor perekonomian. 1

BAB I PENDAHULUAN. nasabah merupakan kegiatan utama bagi perbankan selain usaha jasa-jasa

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi

BAB I PENDAHULUAN. diakses pada tanggal 11 Agustus 2009 pukul WIB.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan, perkembangan, dan kemajuan internasional yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan usaha. Bank sebagai perantara pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

BAB I PENDAHULUAN. zaman dan kebutuhan modal bagi setiap masyarakat untuk memajukan dan

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam. Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila.

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara berkembang yang sekarang ini sedang. Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 (empat) yaitu, melindungi segenap

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang merupakan bagian dari pembangunan nasional

PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

PENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kesehatan dunia perbankan. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 7 tahun 1992

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia seperti negara berkembang lainnya, sedang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemenuhan akan sarana transportasi saat ini merupakan kebutuhan pokok

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Pasal 33 Undang-Undang dasar 1945 menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya pembangunan aspek ekonomi tentunya tidak

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Dalam. rangka upaya peningkatan pembangunan nasional yang bertitik berat

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan pembangunan yang berkelanjutan dalam mewujudkan kehidupan masyarakat yang makmur dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Guna mencapai tujuan tersebut, upaya pembangunan di berbagai bidang perlu ditingkatkan, terutama pembangunan di bidang ekonomi dan keuangan perlu diperhatikan karena mempunyai peranan yang sangat penting dalam mewujudkan masyarakat yang makmur dan sejahtera. Salah satu cara untuk melakukan pembangunan di bidang ekonomi dan keuangan adalah dengan menyesuaikan dan membuat kebijakan di bidang ekonomi yang sesuai dengan perkembangan zaman. Penyesuaian tersebut sangat diperlukan untuk sektor Perbankan sehingga diharapkan akan dapat memperbaiki dan memperkukuh perekonomian nasional. Sektor Perbankan yang memiliki peranan penting sebagai lembaga intermediasi dan penunjang sistem pembayaran merupakan faktor yang sangat mempengaruhi proses penyesuaian yang dimaksud. Bank sebagai lembaga intermediasi yang menghubungkan pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana, dengan demikian pihak yang kekurangan dana akan mendapatkan pinjaman dana dan dana tersebut akan digunakan untuk menciptakan usaha sedangkan

2 pihak yang kelebihan dana juga akan mendapatkan keutungan dengan memperoleh imbalan dari pinjaman yang diberikan kepada pihak yang telah menggunakan dananya. Hubungan yang timbul dari peran bank sebagai lembaga intermediasi memberikan dampak positif bagi pembangunan nasional yaitu roda perekonomian terus berputar dan berkembang serta mengurangi pengangguran. Pengertian bank telah diatur dalam Undang Undang Negara Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang selanjutnya disingkat UUP menyatakan bahwa : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Pengertian bank yang ada dalam UUP menunjukkan bahwa Bank merupakan sebuah badan atau lembaga yang bergerak dibidang keuangan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak sehingga bank tumbuh dan berkembang ditengah tengah masyarakat, serta dari pengertian diatas juga menunjukan bahwa bank mempunyai fungsi yaitu : a. Bank merupakan suatu badan usaha yang bertugas untuk menyimpan dana oleh masyarakat dalam bentuk simpanan. b. Bank merupakan suatu badan usaha yang bertugas untuk menyalurkan kredit dan atau bentuk bentuk lainnya kepada masyarakat.

3 c. Semua kegiatan bank adalah bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Berdasarkan fungsi bank yang telah dipaparkan di atas, maka bank disebut lembaga intermediary. Lembaga intermediary adalah lembaga perantara yang menghubungkan pihak yang mempunyai kelebihan uang dengan pihak yang kekurangan uang, karena pihak yang kekurangan uang sangat sulit untuk bertemu dengan pihak yang kelebihan uang. Ketika bank telah memberikan kredit, maka bank telah menjalankan salah satu fungsinya. Pengertian kredit telah diatur dalam UUP yang menyatakan bahwa : Kredit adalah menyediakan sejumlah uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara para pihak, yang mana pihak pihak yang dimaksud adalah pihak pemberi kredit (bank) dan pihak penerima kredit (debitur), yang mewajibkan penerima kredit (debitur) melunasi utangnya setelah jangka waktu yang diperjanjikan dengan pemberian bunga. Pemberian kredit oleh bank kepada nasabahnya harus dilakukan dengan suatu perjanjian kredit. Pengertian perjanjian telah diatur dalam Pasal 1313 Kitab Undang Undang Hukum Perdata yang selanjutnya disingkat KUHPerdata, yang menentukan bahwa suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. Menurut Soedikno Mertokusumo dalam Perkuliahan Kapita Selekta Hukum Perdata di Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta mengatakan bahwa perjanjian merupakan hubungan hukum antara dua pihak atau lebih atas dasar kata

4 sepakat yang menimbulkan akibat hukum 1. Perjanjian kredit adalah suatu perbuatan hukum atau hubungan hukum antara pihak debitur yang mengikatkan dirinya terhadap pihak bank atas dasar kata sepakat yang menimbulkan akibat hukum. UUP telah mengatur tentang pemberian kredit, yaitu ada dalam Pasal 6, 8 ayat (1) dan (2), 11, dan 13. Inti dari Pasal 6 dan Pasal 13 UUP adalah menentukan bahwa salah satu jenis usaha dari bank umum dan bank perkreditan rakyat adalah memberikan kredit. Pasal 8 ayat (1) UUP menentukan bahwa : Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, Bank Umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan. Pasal 8 ayat (2) UUP menentukan bahwa Bank Umum wajib memiliki dan menerapkan pedoman perkreditan dan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Inti dari Pasal 11 UUP yaitu mengatur mengenai ketentuan batas maksimum pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, pemberian jaminan, penempatan investasi surat berharga atau hal lain yang serupa. Pengertian mengenai jaminan dan agunan merupakan dua hal yang sangat berbeda. Prakteknya banyak masyarakat yang menyamakan dua hal ini, sehingga akan memberikan dampak yang besar baik baik 1 F.X. Suhardana, 2009, Contract Drafting, Kerangka Dasar dan Teknik Penyusunan Kontrak, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, hlm. 10.

5 masyarakat maupun bagi bank sendiri dalam rangka pemberian fasilitas kredit. Hal inilah yang melatarbelakangi penulisan skripsi dengan judul Tinjauan Yuridis Kredit Tanpa Agunan Antara Bank Dengan Debitur. B. Rumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang yang telah diuraikan maka dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah pengertian jaminan menurut Kitab Undang Undang Hukum Perdata berbeda dengan pengertian agunan menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan? 2. Apakah pelaksanaan perjanjian kredit tanpa agunan bertentangan dengan ketentuan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan Rumusan Masalah, tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengertian jaminan menurut Kitab Undang Undang Hukum Perdata berbeda dengan pengertian agunan menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian kredit tanpa agunan tidak bertentangan dengan ketentuan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. D. Manfaat Penelitian

6 Manfaat hasil penelitian meliputi : 1. Teoritis Bagi ilmu pengetahuan hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu Hukum pada umumnya dan dibidang Hukum Perbankan pada khususnya, terutama dapat memberikan masukan mengenai perjanjian pemberian kredit tanpa agunan. 2. Praktis a. Bagi perumus Peraturan Perundang undangan, hasil penelitian ini bermanfaat memberikan masukan dalam rangka menilai isi Peraturan Perundang undangan yang berlaku saat ini. Saran dan penilaian terhadap isi Peraturan Perundang undangan tersebut selanjutnya dapat dijadikan masukan apabila akan dilakukan revisi Peraturan Perundang undangan. b. Bagi Bank atau pemberi kredit atau kreditur, agar dapat lebih memperhatikan prinsip kehati hatian dalam memberikan kredit kepada nasabah, apalagi terhadap perjanjian pemberian kredit tanpa agunan, serta harus melaksanakan prinsip penyaluran kredit yaitu Character, Capacity, Capital, Condition of Economic, dan Collateral supaya kredit yang diberikan dapat kembali. c. Bagi nasabah atau penerima kredit atau debitur, agar dapat mengetahui Tinjauan Yuridis dalam perjanjian pemberian kredit tanpa angunan.

7 d. Bagi Penulis, dengan adanya penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam kegiatan penelitian dan permasalahan yang akan diteliti serta sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana hukum. E. Keaslian Penelitian Penulisan dengan judul Tinjauan Yuridis Kredit Tanpa Angunan antara Bank dengan Debitur merupakan karya asli penulis dan bukan merupakan hasil salinan atau plagiat dari karya tulis orang lain. Apabila dikemudian hari ada penelitian yang sama dengan penulisan Skripsi ini, maka penelitian ini merupakan pelengkap atau pembaharuan dari hasil penelitian yang telah ada. F. Batasan Konsep Sesuai dengan judul tentang Tinjauan Yuridis Kredit Tanpa Angunan antara Bank dengan Debitur maka batasan konsep yang dipergunakan adalah : 1. Pasal 1313 KUHPerdata menentukan bahwa perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. 2. Pasal 1 butir 11 UUP menentukan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dwngan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan

8 pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. 3. Wanprestasi menurut J. Satrio, S.H. adalah keadaan dimana debitur tidak memenuhi janjinya atau tidak memenuhi sebagaimana mestinya dan kesemuanya itu dapat dipersalahkan kepadanya. 4. Perjanjian kredit menurut H. Salim HS., S.H.,M.S. adalah perjanjian yang dibuat antara kreditur dan debitur, dimana debitur berkewajiban untuk memberikan uang atau kredit kepada debitur, dan debitur berkewajiban untuk membayar pokok dan bunga, serta biaya biaya lain sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati antara keduanya. 5. Pasal 1131 KUHPerdata menentukan bahwa segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun yang tak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatan perseorangan. 6. Pasal 1 butir 23 UUP menentukan bahwa Agunan adalah jaminan tambahan yang diserahkan nasabah debitur kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah. G. Metode Penenlitian 1. Jenis Penelitian

9 Dalam penelitian hukum ini menggunakan jenis penelitian hukum normatif. Penelitian ini berfokus pada norma hukum positif berupa peraturan perundang undangan tentang perbankan. 2. Data Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang terdiri dari: a. Bahan Hukum Primer Bahan Hukum Primer yaitu data diperoleh melalui peraturan perundang undangan yang berhubungan dengan Tinjauan Yuridis kredit tanpa agunan antara Bank dengan debitur. Bahan hukum primer adalah : 1) Undang Undang Dasar 1945. 2) Undang Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 sebagai perubahan dari Undang Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. 3) Kitab Undang Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek). b. Bahan Hukum Sekunder Bahan Hukum Sekunder diperoleh dari buku buku, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hasil penelitian, Internet (Website), praktisi hukum dan dokumen dokumen tentang kredit tanpa agunan yang diperoleh dari Bank. Bahan hukum sekunder juga berupa pendapat hukum dari nara sumber. 3. Metode Pengumpulan Data

10 a. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari buku buku, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hasil penelitian, Internet (Website), dan praktisi hukum yang berkaitan dengan Tinjauan Yuridis kredit tanpa agunan antara Bank dengan debitur. b. Wawancara Metode wawancara yaitu pengumpulan data dengan cara bertanya langsung kepada narasumber. Wawancara dengan narasumber menggunakan daftar pertanyaan secara terbuka dan tertutup. Narasumber dari pengumpulan data adalah Yacobus Supaya Raharja, S.E. sebagai Manager Operasional PT. BPR Bhumikarya Pala Yogyakarta. 4. Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil penelitian dikumpulkan dan dipilah pilah sesuai dengan materinya, lalu dideskripsikan, dianalisis dengan menggunakan teknik kualitatif yaitu data yang diperoleh dari narasumber menjadi data pendukung sedangkan data yang diperoleh dari peraturan perundang undangan menjadi data utama, kemudian disimpulkan dengan menggunakan prosedur penalaran secara deduktif yang berarti bertolak dari proposisi umum yang telah diyakini kebenarannya dan berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat khusus.

11 H. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini terdiri dari 3 bab, setiap bab dirinci kedalam sub sub bab yang relevan dengan pembahasan bab. Secara garis besar terdiri dari bab dengan urutan sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Bab Pendahuluan ini berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Keaslian Penelitian, Batasan Konsep, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan Hukum. Bab II : Pembahasan Bab Pembahasan ini akan diuraikan antara lain : A. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian Kredit 1. Tinjauan Tentang Perjanjian a. Pengaturan dan Pengertian Perjanjian b. Asas asas Perjanjian c. Syarat Sahnya Perjanjian d. wanprestasi 2. Tinjauan Tentang Perjanjian Kredit a. Pengaturan dan Pengertian Perjanjian Kredit b. Prosedur Pemberian Kredit c. Perjanjian Kredit Merupakan Perjanjian Bernama d. Wanprestasi dalam Perjanjian Kredit B. Tinjauan Umum Tentang Jaminan 1. Pengaturan dan Pengertian Jaminan

12 2. Fungsi Jaminan 3. Jenis Jaminan C. Tinjauan Yuridis Kredit Tanpa Agunan antara Bank dengan Debitur 1. Praktek Pemberian Kredit Tanpa Agunan 2. Tinjauan Yuridis Mengenai Pengertian Jaminan Menurut Kitab Undang Undang Hukum Perdata dan Pengertian Agunan Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. 3. Pelaksanaan Perjanjian Kredit tanpa Agunan tidak Bertentangan dengan Ketentuan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Bab III : Penutup Bab Penutup ini berisi tentang kesimpulan dan saran.