BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa dan bersastra, yaitu kegiatan menggunakan bahasa dan estetika.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

BAB I PENDAHULUAN. Yulia, 2014 EFEKTIVITAS TEKNIK CLUSTERING (PENGELOMPOKAN) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilaksanakan di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya dunia pendidikan, pengajaran Bahasa

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan tidak pernah lepas dari kegiatan menyimak, berbicara,

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara

BAB I PENDAHULUAN. pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran bahasa bertujuan untuk memperoleh keterampilan

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Siti Amila Rafiani Silmi, 2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. membangun rasa percaya diri, dan sarana untuk berkreasi dan rekreasi. Di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuli Yuliani Disfana, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Liestia Lestari, 2013

kreatif yang dimiliki oleh anak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan pendidik tentang karakteristik peserta didik tersebut hendaknya

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN-SARAN. Pendidikan di alam bebas memberikan pengaruh yang besar kepada para siswa

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

BAB I PENDAHULUAAN. kaidah-kaidah tata bahasa kemudian menyusunnya dalam bentuk paragraf.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini.

Oleh Era Oktarina Sianturi Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini menyajikan simpulan hasil penelitian tentang penerapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu aktivitas yang dipengaruhi oleh daya pikir untuk

Ida Hamidah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

BAB I PENDAHULUAN. Risma Dwi Saraswati, SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rahayu Yulistia, 2013

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

Oleh Rudiansyah Siregar Dr. Wisman Hadi, M.Hum.

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bagi bangsa Indonesia adalah diterbitkannya Undang Undang

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM EKRANISASI

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurikulum 2013 terdapat pada Kompetensi Inti (KI) 4 yaitu Mencoba,

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Metode Shatred Reading Dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

I. PENDAHULUAN. karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DENGAN MEDIA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS X 5 SMA NEGERI 2 PATI TESIS

BAB I PENDAHULUAN. sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kemampuan Menulis. menghasilkan sebuah tulisan. memberdayakan pengetahuan dan perasaan.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam pembelajaran berbahasa dan bersastra dikehendaki terjadinya kegiatan berbahasa dan bersastra, yaitu kegiatan menggunakan bahasa dan estetika. Kegiatan berbahasa dan bersastra mencakup kegiatan mendengarkan, kegiatan berbicara, kegiatan membaca dan kegiatan menulis. Kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis itu digunakan dalam berkomunikasi yaitu seseorang dalam berhubungan dengan yang lainnya. Kegiatan berbahasa dan bersastra itu serempak dilakukan dalam kegiatan yang lain, baik kegiatan jasmani maupun kegiatan rohani, dalam merasa, berfikir, berimajinasi yang menggunakan panca indra dan sebagainya dalam konteks, berupa tempat,waktu, dan suasana. Salah satu keterampilan berbahasa adalah menulis. Kegiatan menulis merupakan bagian tak terpisahkan dari seluruh proses kegiatan belajar mengajar bidang studi bahasa dan sastra Indonesia. Para siswa dituntut dapat menuangkan ide atau gagasannya ke dalam bentuk tulisan, baik yang berkaitan dengan kebahasaan maupun kesastraan dengan harapan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang luas dan mendalam mengenai berbagai aspek. Menulis merupakan suatu proses untuk menghasilkan suatu pemikiran, pembayangan, atau perasaan dalam bentuk tertulis. Menulis bentuk apapun adalah sebuah proses kreatif yang keberhasilannya sangat ditentukan oleh banyaknya 1

2 latihan. Menulis merupakan sebuah kegiatan kreatif yang dapat mengungkapkan gagasan, perasaan, dan pikiran siswa. Yang menghambat kegiatan menulis adalah keraguan dalam memulai menulis. Keraguan itu dapat diatasi dengan latihan curah gagasan, siswa diminta untuk menulis sesuatu tanpa henti tentang sesuatu. Menurut Tarigan dalam Burhanuddin (2009 : 250) mengungkapkan bahwa keterampilan menulis dan membaca merupakan keterampilan yang kompleks dan sukar dibandingkan keterampilan berbicara dan menyimak. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar siswa perlu dibawa ke dalam proses kegiatan secara langsung yaitu proses berlatih menulis. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk mencurahkan segala pikiran, ide, gagasan, ataupun perasaan. Salah satu cara untuk mengungkapkan segala pikiran, ide, gagasan atau perasaan dengan cara menulis puisi. Puisi pada hakikatnya sebagai wujud ekspresi perasaan, atau pikiran pribadi penyair dengan menggunakan bahasa berimajinasi disertai irama yang membuat rasa indah (estetis). Puisi merupakan curahan perasaan dengan menggunakan bahasa yang indah. Perasaan pribadi penyair yang dicurahkan lewat puisinya berupa perasaan cinta, benci, senang, sedih, kecewa, takut, dan sebagainya. Semua perasaan itu merupakan refleksi dari hasil pengamatannya melalui pendengaran, penglihatan, dan perabaannya. Salah satu keterampilan berbahasa adalah menulis. Kegiatan menulis merupakan bagian tak terpisahkan dari seluruh proses kegiatan belajar mengajar bidang studi bahasa dan sastra Indonesia. Para siswa dituntut dapat menuangkan

3 ide atau gagasannya ke dalam bentuk tulisan, baik yang berkaitan dengan kebahasaan maupun kesastraan dengan harapan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang luas dan mendalam mengenai berbagai aspek. Dalam pembelajaran menulis khususnya menulis puisi, banyak siswa yang merasa kesulitan untuk menuangkan ide, gagasan atau perasaannya. Hal ini terjadi karena sebagian besar siswa tidak terbiasa dan tidak memiliki pengalaman untuk menuangkan ide, gagasan, atau perasaannya ke dalam bentuk puisi. Rendahnya kemampuan menulis mengindikasikan bahwa proses pembelajaran menulis puisi belumlah optimal. Hal ini menyiratkan bahwa proses pembelajaran menulis di sekolah selama ini menyimpan sejumlah permasalahan yang harus dipecahkan dan dicarikan alternatif penyelesaiannya. Konsep belajar masa kini adalah bagaimana cara peserta didik membangun pengalaman baru berdasarkan pengalaman awal. Prinsip ini mengarahkan kita bahwa sumber belajar yang paling otentik adalah pengalaman. Menurut Hamzah B. Uno (2009 :150) bahwa guru bertugas membantu siswa untuk menghubungkan materi yang dipelajari dengan kehidupan pribadi siswa. Menurut pendekatan konstruktivitis sosial bahwa siswa harus diberi kesempatan untuk menciptakan teks yang riil dalam pengertian menulis tentang situasi yang bermakna secara personal (Santrock, 2007 : 435). Dalam pelaksanaan belajar mengajar guru harus dapat memilih dan menentukan pendekatan dan metode yang disesuaikan dengan kemampuannya, kekhasan bahan pelajaran, keadaan sarana, dan keadaan siswa selain harus

4 memperhatikan asas-asas pengembangan kurikulum. Tugas utama guru dalam melaksanakan pembelajaran sastra harus dapat merangsang potensi dan minat siswa secara demokratis dan terbuka, tidak dengan pembelajaran yang otoriter. Guru harus mampu mengajak dan memotivasi siswa agar gemar membaca, menulis atau menonton pertunjukkan drama. Pada dasarnya ada dua tujuan utama pokok pembelajaran sastra yaitu pengetahuan sastra dan pengalaman bersastra. Walaupun kurikulum berganti-ganti seorang guru harus tetap mampu merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menyiapkan bahan yang akan diajarkan, metode yang akan dipakai, dan media yang akan dijadikan alat pendukung. Perencanaan yang matang akan menciptakan pembelajaran yang terorganisasi dengan baik. Semua guru sastra dituntut dapat mengelola kelas dan berusaha menciptakan KBM yang hangat, intim, bergairah, kritis, kreatif, terbuka dan demokratis. Menurut B. Rahmanto (200 : 16) pengajaran sastra dapat membantu pendidikan secara utuh apabila cakupannya meliputi empat manfaat yaitu (1) membantu keterampilan berbahasa, (2) meningkatkan pengetahuan budaya, (3) mengembangkan cipta dan karsa, (4) menunjang pembentukan watak. Pengajaran sastra mempunyai peranan dalam mencapai pelbagai aspek dari tujuan pendidikan dan pengajaran seperti aspek pendidikan, susila, sosial, perasaan, sikap penilaian dan keagamaan. Ekspresi sastra lebih bersentuhan dengan kehidupan siswa. Pengalaman batin, gejolak jiwa, dan persoalan-persoalan yang tidak mudah diatasi dalam berinteraksi dengan lingkungan adalah bahan-bahan yang bisa

5 diekspresikan dengan cara menulis sastra. Dengan menulis siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran dan perasaan yang dimiliki. Selain itu dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis. Seperti yang dijelaskan Hernowo (2009 : 64) ketika diri kita menulis, kita benar-benar mengeluarkan seluruh diri kita lewat kalimat-kalimat yang kita ciptakan, kita benar-benar menata diri kita terus membaik hari demi hari. Salah satunya dengan menulis puisi. Menulis puisi merupakan sebuah kegiatan kreatif yang dapat mengungkapkan gagasan, perasaan, dan pikiran siswa. Menurut Hernowo (2009 :64) puisi sebagai ekspresi kejiwaan penulis, melalui puisi penulis akan mengenal dirinya sendiri di sana, yakni dalam puisi hasil ciptaannya. Yang menghambat kegiatan menulis adalah keraguan untuk memulai apalagi untuk menulis puisi. Menulis puisi dirasakan siswa hal yang paling sulit karena terbentur bahwa kata-kata puisi terpilih, berimajinasi, bermakna, dan berima. Kemampuan menata diri kita agar terus membaik hari demi hari ketika kita menulis merupakan suatu hal yang sangat penting dalam diri seseorang. Menurut Gardner dalam Santrock (2007 : 322) setiap orang memiliki kecerdasan ganda. Sebagai bukti adanya kecerdasan ganda, Gardner menunjukkan kejadian-kejadian di mana kemampuan kognitif tertentu tetap bertahan meskipun adanya kerusakan otak. Orang pada umumnya dianggap berpotensi untuk mengembangkan tiap jenis kecerdasan yang dimilikinya. Menurut Gardner dalam Santrock (2007: 323)

6 seandainya para guru memberi anak-anak kesempatan untuk menggunakan tubuh, imajinasi, dan indera mereka, hampir setiap siswa akan menemukan bahwa dirinya sangat ahli dalam suatu hal tertentu. Seorang guru harus berupaya agar siswanya mengenali kombinasi jenis kecerdasan yang terbaik bagi dirinya, serta menyadarkan para siswa bahwa setiap orang memiliki jenis kombinasi yang berbeda dengan orang lain. Salah satu dari delapan kecerdasan ganda yang diungkapkan Gardner yaitu kecerdasan intrapersonal. Kecerdasan intrapersonal perlu dikembangkan oleh setiap orang karena kecerdasan ini merupakan kemampuan seseorang untuk memahami diri, bertindak secara adaftif, memiliki gambaran diri yang akurat tentang diri sendiri (kekuatan dan keterbatasan seseorang), kesadaran terhadap suasana hati dan batin, maksud, motivasi, temperamen, dan keinginan, serta kemampuan untuk mendisiplinkan diri, pemahaman diri dan harga diri. Kecerdasan intrapersonal melibatkan perasaan dan pemikiran kita, semakin baik kita membawakannya pada kesadaran semakin baik kita dapat menghubungkan dengan dunia batin kita ke pengalaman dunia luar. Kemampuan kecerdasan intrapersonal benar-benar penting bagi perkembangan keberhasilan siswa akan menjadi manusia yang bermoral, produktif, dan kreatif yang keduanya independen dan kolaboratif. Melalui kecerdasan intrapersonal yang dimiliki setiap orang, seseorang dapat mengungkapkan ekspresi jiwanya dengan cara menulis puisi. Puisi sebagai ekspresi kejiwaan seseorang selalu menuntut adanya kejujuran, yang dalam bahasa pilihan Sapardi dalam Hernowo (2009 :64) dinyatakan sebagai terbuka,

7 bersih dan telanjang, tanpa asap dan tirai. Menulis puisi merupakan salah satu aktivitas yang dapat mengeksplorasi kecerdasan intrapersonal siswa karena melalui kegiatan menulis puisi melibatkan pengerahan diri sendiri, pendekatan belajar mandiri, kesempatan untuk berimajinasi dan waktu serta ruang pribadi yang cukup untuk bekerja dan merenung. Hal-hal di atas mendorong penulis untuk meneliti permasalahan yang ada, sekaligus mengembangkan perencanaan dan menerapkan satu pola pembelajaran yang diharapkan dapat mengatasi masalah yang selama ini menghambat proses pembelajaran menulis puisi di sekolah. Pada proses pembelajaran konvensional siswa cenderung diarahkan untuk menghafal dan menimbun informasi, sehingga peserta didik pintar secara teoretis tetapi miskin aplikasi. Akibatnya kecerdasan intrapersonal siswa tidak berkembang. Proses pengembangan diri siswa khususnya kecerdasan intapersonal terkadang sulit berkembang ketika siswa dan guru belajar dengan ketidakleluasaan di dalam kelas tradisional. Hal tersebut dikarenakan pandangan yang dimiliki siswa dibatasi dinding ruang kelas. Ada beberapa penelitian yang sudah dilakukan, misalnya oleh mahasiswa pendidikan ilmu pengetahuan alam yang diteliti oleh Yulia Puspitasari (2010 : 117) dengan judul Penerapan Model Outdoor Experiental Learning pada Materi Keaneragaman Biota Laut untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Dari hasil penelitian ini pembelajaran outdoor experience learning menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga siswa aktif dalam belajar dan antusias mengikuti seluruh aktivitas belajar pada setiap

8 pembelajaran.pembelajaran ini mengubah siswa yang pasif menjadi aktif dan memotivasi siswa dalam belajar yaitu belajar lebih bisa menyenangkan dan mengeksplorasi pengalamannya. Model pembelajaran outdoor experience learning dikategorikan baik dan dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan kemampuan berpikir kritis siswa. Lalu Rohayati ( 2009 : 437) melakukan penelitian yang berjudul Model Pembelajaran Menulis Puisi Religius Islami dengan Teknik Pengamatan Objek yang berorientasi pada Pengembangan Karakter. Hasil dari penelitian Rohayati bahwa teknik pengamatan objek dapat mengembangkan karakter siswa dalam menulis puisi religius. Berdasarkan hasil observasi memperlihatkan bahwa dalam pembelajaran menulis puisi dengan model pembelajaran menulis puisi religius islami dengan teknik pengamatan objek siswa lebih aktif bekerja sama untuk saling melengkapi materi pembelajaran. Dalam kelas eksperimen terlihat interaksi antarsiswa lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang lebih berpusat pada guru. Kemampuan menulis siswa sebelum perlakuan 70,14 sedangkan setelah perlakuan dengan menggunakan model PMPRI adalah 82,12. Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen yang mendapat perlakuan pembelajaran dengan model PMPRI memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang mendapat perlakuan. Nursyamsiah (2010 : 477) melakukan penelitian yang berjudul Keefektifan Model Pembelajaran Menulis Puisi dengan Model Pembelajaran Terpadu Bentuk Nested Berorientasi Kecerdasan Berpikir dan Keterampilan Sosial. Menurut hasil penelitian Nursyamsiah bahwa model

9 pembelajaran berbentuk NESTED berorientasi kecerdasan berpikir dan keterampilan sosial dalam pembelajaran menulis puisi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis puisi. Yulianti Aslami (2007 :198) melakukan penelitian yang berjudul Nilai Kecerdasan Intrapersonal dan Kecerdasan Interpersonal dalam Novel di bawah Lindungan Ka bah dan Pemanfaatannya sebagai Pembelajaran Apresiasi Sastra. Dalam novel tersebut adanya indikator nilai-nilai kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan interpersonal. Dalam penelitiannya ditemukan beberapa nilai kecerdasan intrapersonal dalam novel DBLK antara lain : 1) menyadari wilayah emosi diri (keberanian, keyakinan, ketakutan, kecemasan, kemarahan, kebingungan, dan keraguan, 2) memahami kekurangan dan kelebihan diri dengan baik, 3) memiliki perencanaan diri yang baik dalam menghadapi masalah, 4) selalu optimis dalam memperjuangkan keinginan dan cita-cita, 5) berusaha hidup dengan didasarkan pada etika sosial dan agama, 6) menunjukkan sikap mandiri atau kemauan yang keras, 7) mampu belajar dari kegagalan dan keberhasilan yang pernah dialami, 8) berusaha mencari dan memahami pengalaman batinnya sendiri, 9) memiliki ras penghargaan terhadap diri sendiri dengan baik, 10) dapat hidup berdampingan dan dapat bekerjasama dengan orang lain. Bahan karya sastra untuk pengajaran harus ada kontak hubungan antara pengalaman karya sastra, subjek didik, tempat, tak hanya level luar (surface) saja tetapi pada level dibalik tema itu dan selalu memperhatikan fakta yang memuat interes dan penalaran.

10 Kardjono (2009 :212) telah melakukan penelitian dengan judul Pengendalian Diri (Self Control) melalui Outdoor Education. Menurut hasil penelitian Kardjono, pendidikan di alam bebas memberikan pengaruh yang besar kepada para siswa untuk mendapatkan pengalaman, dan merenungkannya. Keadaankeadaan yang dihadapi secara alami tersebut menempatkan para siswa menciptakan pembelajaran pengalaman untuk dapat berpikir jernih dan kritis. Implikasi outdoor educational dengan pengalaman ajar Hiking, merupakan sebuah program pembelajaran bermakna. Siswa dapat merasakan secara langsung sentuhan-sentuhan alam nyata dan melihat dengan mata kepala sendiri keindahan alam yang menakjubkan dan yang menyentuh emosi-emosi pribadinya. Penelitian tersebut membuktikan bahwa peran model pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi yang berorientasi kecerdasan intrapersonal. 1.2 Identifikasi Masalah Masalah pembelajaran sastra pada kenyataannya baik guru maupun siswa tidak memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk langsung bersentuhan dengan karya sastra, juga masalah kemampuan guru, minat siswa, metode pembelajaran, dan pelaksanaan KBM. Proses pengajaran di sekolah secara rutinitas proses belajar di dalam kelas yang cenderung kaku dan baku. Khususnya pembelajaran menulis puisi, guru mengalami kesulitan untuk mengajarkan dan memotivasi agar siswa dapat mengeksplor kemampuan dalam menulis puisi. Guru lebih

11 cenderung lebih banyak mengupas teori tentang puisi dan apresiasinya, namun kurang membelajarkan bagaimana cara menulis puisi. Sejalan dengan hal di atas siswa mengalami kesulitan untuk mengungkapkan kesulitan ide-ide abtraks ke dalam kata-kata yang puitis dalam menulis puisi.

12 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah penelitian yang telah diuraikan,masalah-masalah diatas dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimanakah bentuk rancangan pembelajaran menggunakan model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi keindahan alam? 2. Bagaimana kemampuan menulis puisi siswa dalam menulis puisi keindahan alam melalui pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal? 3. Bagaimanakah proses pembelajaran menulis puisi keindahan alam dengan menggunakan model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal? 4. Bagaimanakah keefektifan pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) dalam pembelajaran menulis puisi keindahan alam yang berorientasi kecerdasan intrapersonal? 5. Bagaimanakah respons siswa terhadap model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) dalam pembelajaran menulis puisi keindahan alam yang berorientasi kecerdasan intrapersonal?

13 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan tujuan penelitian ini adalah untuk 1. mendapatkan gambaran bentuk rancangan pembelajaran menggunakan model outdoor experiential learning yang berorientasi kcererdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi keindahan alam; 2. Mendapat gambaran kemampuan menulis puisi siswa dalam menulis puisi keindahan alam melalui model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal; 3. mendapatkan gambaran pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran outdoor experiential learning yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi keindahan alam; 4. mendapatkan gambaran keefektifan pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) dalam pembelajaran menulis puisi keindahan alam yang berorientasi kecerdasan intrapersonal; 5. mendapatkan gambaran respons dan sikap siswa terhadap model pembelajaran outdoor experiential learning yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi keindahan alam. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan berdampak pada hal-hal berikut.

14 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini mencoba menerapkan model outdoor experiential learning yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi keindahan alam. Dengan demikian, secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pengembangan prinsip-prinsip yang didasarkan pada efektivitas bagi pengembangan model pembelajaran menulis puisi keindahan alam. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi kepentingan pengajaran, terutama pengajar Bahasa Indonesia dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis puisi di tingkat sekolah menengah. Penelitian ini juga diharapkan dapat menumbuhkan dan mengembangkan motivasi belajar siswa dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi serta memupuk kebiasaan siswa untuk senantiasa mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan dalam bentuk puisi. 1.6 Anggapan Dasar 1. Penggunaan model pembelajaran outdoor experiential learning yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi keindahan alam dapat mengaktifkan siswa. 2. Siswa dapat menerapkan nilai-nilai kehidupan yang diperoleh melalui proses pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan.

15 3. Nilai-nilai kehidupan dan pengalaman dapat menumbuhkan kecerdasan intrapersonal siswa. 1.7 Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara mengenai suatu masalah yang perlu dibuktikan melalui penelitian. Berdasarkan anggapan dasar di atas maka penulis berhipotesis bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa SMP Negeri 1 Cimanggung tahun pelajaran 2013/2014 sebelum diberi model pembelajaran pengalaman di luarkelas (outdoor experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam menulis puisi keindahan alam dan sudah diberi model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam menulis puisi keindahan alam. 1.8 Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan salah pengertian terhadap judul penelitian, istilahistilah dalam judul didefinisikan sebagai berikut : 1. Model Pembelajaran Pengalaman di Luar Kelas (Outdoor Experience Learning) Model ourdoor experiental learning merupakan sebuah model pembelajaran yang menekankan pada pengalaman dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan siswa terhadap diri mereka sendiri, sosial, dan lingkungan alam sekitar.

16 1. Menulis Puisi Menulis puisi adalah kemampuan mengungkapkan pikiran, perasaan, pendapat dalam bentuk tulisan yang memiliki nilai-nilai keindahan pada diksi, pengimajian, kata konkret, majas, tipografi, tema, nilai rasa, nada, dan amanat. 2. Berorientasi Berorientasi adalah mempunyai kecenderungan pandangan terhadap sesuatu. Dalam penelitian ini penulis memiliki kecenderungan bahwa melalui pembelajaran sastra khususnya menulis puisi siswa memiliki kesadaran akan kecerdasan intrapersonal yang dimilikinya. 3. Kecerdasan Intrapersonal Kecerdasan intapersonal adalah kemampuan memahami perasaan diri sendiri, memahami situasi yang sedang dihadapi dirinya sendiri, kemampuan mengendalikan diri dan mengarahkan dirinya secara matang terutama ketika menghadapi konflik. Kemampuan menemukan cara atau jalan keluar untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran secara efektif. 1.9 Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Cimanggung Kabupaten Sumedang.

17 Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, Sugiono (2006 :90). Teknik Sampling yang digunakan adalah purposive sample yaitu pengambilan sampel secara acak. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah siswa kelas VII H sebagai kelas kontrol dan kelas VII I sebagai kelas eksperimen di SMP Negeri 1 Cimanggung Kabupaten Sumedang. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII Semester 2 Tahun Pelajaran 2013-2014 dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 90 siswa yaitu kelas VII H dengan jumlah siswa 45 dan kelas VII I dengan jumlah siswa 45. 1.10 Paradigma Penelitian Adapun langkah langkah desain penelitian tersebut dan alur penelitian digambarkan dalam bagan di bawah ini!

18

19 Identitas masalah Model Pembelajaran Outdoor Experiential Learning Penentuan Subjek Penentuan Kelompok Eksperimen en Prates Kelompok Kontrol Model Pembelajaran Outdoor Experiential Learning Pascates Pembelajaran Konvensional Observasi Pelaksanaan Model Pengolahan dan Analisis Data Hasil Temuan Kesimpulan