Korosi merupakan efek yang paling merusak pada logam, oleh karena itu untuk melindungi bagian-bagian logam dari korosi dapat digunakan banyak cara,

dokumen-dokumen yang mirip
J. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,-

EKSTRAKSI DAUN GAMBIR MENGGUNAKAN PELARUT ETANOL-AIR Oleh: Komalasari, ST.,MT., Ir.Rozanna Sri Irianty, M.Si, Dr. Ahmad Fadli.

Abstrak. Tumbuhan perdu setengah merambat dengan percabangan memanjang. Daun

EKSTRAK DAUN GAMBIR SEBAGAI INHIBITOR KOROSI Oleh: Dr. Ahmad Fadli, Ir.Rozanna Sri Irianty, M.Si, Komalasari, ST., MT. Abstralc

INHIBITOR KOROSI BAJA KARBON DALAM LARUTAN 1% 4 JENUH CO2

BAB I PENDAHULUAN. Cooling tower system merupakan sarana sirkulasi air pendingin yang

SAT. Ekstraksi Daun Gambir Menggunakan Pelarut Metanol-Air Sebagai Inhibitor Korosi. Rozanna Sri Irianty dan Komalasari. 1.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi 4 jenis yaitu nikel titanium, kobalt-kromiun-nikel, stainless steel dan

PENGARUH KONSENTRASI INHIBITOR EKSTRAK DAUN GAMBIR DENGAN PELARUT ETANOL-AIR TERHADAP LAJU KOROSI BESI PADA AIR LAUT

BAB I PENDAHULUAN. Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan tambang yang cukup luas di beberapa wilayahnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Baja atau besi banyak digunakan di masyarakat, mulai dari peralatan rumah

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya inhibitor korosi berasal dari senyawa-senyawa organik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, mulai dari teh, kopi, karet, kakao, kelapa, rempah-rempah

TANIN. IWAN RISNASARI Shut Fakultas Pertanian Jurusan Ilmu Kehutanan Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN

Handout. Bahan Ajar Korosi

PENGHAMBATAN KOROSI BAJA BETON DALAM LARUTAN GARAM DAN ASAM DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN SENYAWA BUTILAMINA DAN OKTILAMINA

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa korosi sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. gigi secara bersamaan, dan dapat melakukan penggerakan gigi yang tidak mungkin

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada bidang industri di Indonesia saat ini mengalami kemajuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya

PENDAHULUAN. Gambir adalah sejenis getah yang dikeringkan. Gambir berasal dari. (Uncaria gambir Roxb.). Menurut Manan (2008), gambir merupakan tanaman

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dihambat (Suhartono, 2002). Berdasarkan sumber. perolehannya ada 2 macam antioksidan, yaitu antioksidan alami dan

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

Pengendalian Laju Korosi pada Baja API 5L Grade B N Menggunakan Ekstrak Daun Gambir (Uncaria gambir Roxb)

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Korosi merupakan fenomena kimia yang dapat menurunkan kualitas suatu

INHIBITOR KOROSI PADA AIR LAUT MENGGUNAKAN EKSTRAK TANIN DARI DAUN GAMBIR DENGAN PELARUT ETANOL-AIR

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ekstrak Bahan Alam sebagai Inhibitor Korosi

BAB II LANDASAN TEORI. didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari

Penghambatan Korosi Baja Beton dalam Larutan Garam dan Asam dengan Menggunakan Campuran Senyawa Butilamina dan Oktilamina

Elektrokimia. Sel Volta

PEMANFAATAN BIO INHIBITOR DAUN SUKUN TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DI LINGKUNGAN 3,5 % NaCl DAN 1 M H 2 SO 4

ANTI KOROSI BETON DI LINGKUNGAN LAUT

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI

Oksidasi dan Reduksi

Efisiensi PLTU batubara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan energi panas bumi.

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

PEMANFAATAN SUPLEMEN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1 M HCl

Laporan Tugas Akhir. Saudah Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA

I. PENDAHULUAN. dari kemiringan rendah hingga sangat curam (Gumbira-Sa id et al., 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Buah kelapa merupakan salah satu bahan pangan yang banyak. digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan akan produk kelapa bagi

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMANFAATAN OBAT SAKIT KEPALA SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3,5% NaCl DAN 0,1M HCl

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Korosi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 3. ASAM, BASA, DAN GARAMLatihan Soal 3.1

KIMIA ELEKTROLISIS

LATIHAN ULANGAN SEMESTER

PENGARUH PERBANDINGAN PELARUT ETANOL-AIR TERHADAP KADAR TANIN PADA SOKLETASI DAUN GAMBIR (Uncaria gambir Roxb)

I. PENDAHULUAN. Telur merupakan sumber protein hewani yang baik, murah dan mudah

Review I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan:

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

PENGARUH INHIBITOR EKSTRAK DAUN PEPAYA TERHADAP KOROSI BAJA KARBON SCHEDULE 40 GRADE B ERW DALAM MEDIUM AIR LAUT DAN AIR TAWAR

UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A

REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Pertemuan <<22>> <<PENCEGAHAN KOROSI>>

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tiurma Sagita Roselina Siahaan, 2013

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT

KLASIFIKASI ZAT. 1. Identifikasi Sifat Asam, Basa, dan Garam

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketersediaan energi yang berkelanjutan merupakan salah satu isu yang cukup

I. PENDAHULUAN. elektrokimia (Fontana, 1986). Korosi merupakan masalah besar bagi peralatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

1. PENDAHULUAN. Proses pengendapan senyawa-senyawa anorganik biasa terjadi pada peralatanperalatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Soal dan jawaban tentang Kimia Unsur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan unsur lingkungan hidup lainnya (SNI ).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air

STUDI INHIBISI KOROSI BAJA 304 DALAM 2 M HCl DENGAN INHIBITOR CAMPURAN ASAM LEMAK HASIL HIDROLISA MINYAK BIJI KAPUK (Ceiba petandra)

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

Prarancangan Pabrik Asam Oksalat dari Tetes dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

PA YUNG PENELITIAN : PROSES PENGENDALIAN KOROSI A. LATAR BELAKANG MASALAH Tanpa disadari, setiap hari kita berurusan dengan korosi atmosferik, misalnya karat pada pagar, mobil, atau peralatan rumah tangga lainnya. Korosi atmosferik merupakan hasil interaksi logam dengan atmosfer ambient di sekitamya, yang terjadi akibat kelembaban dan oksigen di udara, dan diperparah dengan adanya polutan seperti gas-gas atau garam-garam yang terkandung di udara. Atmosfer yang berpengaruh pada korosi atmosferik dapat dikategorikan menjadi: a. Rural. Daerah rural paling tidak korosif karena hanya mengandung sedikit polutan, dan lebih banyak dipengaruhi oleh embun, oksigen dan CO2. b. Urban. Bahan korosif pada daerah urban adalah SOx dan NOx yang berasal dari emisi kendaraan bermotor dan sedikit aktivitas industri. c. Industri. Kondisi atmosfer daerah industri sangat berkaitan dengan polutan yang dihasilkan oleh industri, seperti SO2, klorida, phospat dan nitrat. d. Pantai/laut. Pantai/laut merupakan daerah paling korosif, karena atmosfernya mengandung partikel klorida yang bersifat agresif dan mempercepat laju korosi. Pada saat ini kelompok industri masih dihadapi oleh masalah korosi, Peralatan industri minyak bumi (misalnya anjungan produksi, kilang minyak, tangki timbun, sistem perpipaan, kapal tanker) umumnya berada di daerah industri atau laut atau gabungan keduanya, di mana kondisi atmosfer mengandung polutan-polutan yang korosif berupa sulfur dan klorida, sehingga peralatan tersebut sangat rawan terhadap serangan korosi atmosferik. Apabila tidak dilakukan tindakan yang tepat, dampak korosi atmosferik dapat berakibat mulai dari kegagalan peralatan hingga membahayakan keselamatan pekerja, misalnya tiang anjungan produksi lepas pantai yang keropos, atau tangga tangki timbun yang berkarat. Secara awam korosi dikenal sebagai pengkaratan, merupakan suatu peristiwa kerusakan atau penurunan kualitas suatu logam yang disebabkan terjadinya reaksi dengan lingkungan. Proses korosi logam berlangsung secara elektrokimia yang terjadi secara simultan pada daerah anoda dan katoda yang membentuk rangkaian arus listrik tertutup. 1

Korosi merupakan efek yang paling merusak pada logam, oleh karena itu untuk melindungi bagian-bagian logam dari korosi dapat digunakan banyak cara, yang semuanya ditujukan agar logam tidak cepat rusak karena korosi. Kerusakan karena korosi bisa mencapai 1000 kali lipat lebih cepat pada logam dibandingkan karena pengaruh yang lain. Karena itu timbul berbagai penelitian untuk melindungi logam ini dari pengaruh korosi, dari cara cara yang sederhana seperti hanya dengan melapisi permukaan logam dengan mengecat sampai cara cara yang paling modem dengan membuat logam paduan yang tahan terhadap korosi. Proses pencegahan korosi dapat dilakukan, diantaranya dengan pelapisan pada permukaan logam, perlindungan katodik, penambahan inhibitor-korosi, dan Iain-lain. Inhibitor korosi didefisikan sebagai suatu zat yang apabila ditambahkan dalam jumlah sedikit ke dalam lingkungan akan menurunkan serangan korosi lingkungan terhadap logam. Umumnya inhibitor korosi berasal dari senyawa-senyawa organik dan anorganik yang mengandung gugus-gugus yang memiliki pasangan elektron bebas, seperti nitrit, kromat, fospat, urea, fenilalanin, dan senyawa-senyawa amina. Namun demikian, pada kenyataannya bahan-bahan kimia sintesis ini merupakan bahan kimia yang berbahaya, harganya mahal, dan tidak ramah lingkungan, maka sering industriindustri kecil dan menengah jarang menggunakan inhibitor pada sistem pendingin, sistem perpipaan, dan sistem pengolahan air, untuk melindungi besi baja dari serangan korosi. Untuk itu penggunaan inhibitor yang aman, mudah didapatkan, bersifat biodegradable, biaya murah, dan ramah lingkungan sangatlah diperlukan. Inhibitor dari ekstrak bahan alam adalah solusinya karena aman, mudah didapatkan, bersifat biodegradable, biaya murah, dan ramah lingkungan. Ekstrak bahan alam khususnya senyawa yang mengandung atom N, O, P, S, dan atom-atom yang memiliki pasangan elektron bebas. Unsur-unsur yang mengandung pasangan elektron bebas ini nantinya dapat berfungsi sebagai ligan yang akan membentuk senyawa konpleks dengan logam. Efektivitas ekstrak bahan alam sebagai inhibitor korosi tidak terlepas dari kandungan nitrogen yang terdapat dalam senyawa kimianya ' Getah gambir yang di ekstrak dari daun tanaman gambir (Uncaria gambir Roxb). mempunyai kandungan tanin sebesar 24,56% Tanin kaya akan senyawa polifenol yang mampu menghambat proses oksidasi. Polifenol merupakan senyawa turunan fenol yang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan. Fungsi polifenol dapat sebagai penangkap dan pengikat radikal bebas dari rusaknya ion-ion logam. Tanin 2

memiliki sifat antara lain dapat larut dalam air atau alkohol karena tanin banyak mengandung fenol yang memiliki gugus OH, yang dapat mengikat logam berat (Carter etal, 1978). > Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan ekstrak tanin sebagai bahan inhibitor korosi logam. Dalam penelitian ini akan dilakukan ekstraksi daun gambir menggunakan pelarut etanol-air dan methanol-air, serta menghitung keefektifan inhibitor organik dari ekstrak daun gambir, berdasarkan tingkat penurunan laju korosinya terhadap logam. B. PERMASALAHAN Menurut Sjostrom (1981) tanin adalah suatu senyawa polifenol dan dari struktur kimianya dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu tanin terhidrolisis {hidrolizable tannin) dan tanin terkondensasi {condensed tannin). Ekstrak dari tanin tidak dapat murni 100%, karena selain terdiri dari tanin ada juga zat non tanin seperti glukosa dan hidrokoloid yang memiliki berat molekul tinggi (Pizzi, 1983). Tanin dapat diekstrak dengan menggunakan campuran pelarut campuran (bertingkat) atau pelarut tunggal. Umumnya tanin diekstrak dengan menggunakan pelarut air, karena lebih murah dengan hasil yang relatif cukup tinggi, tetapi tidak menjamin jumlah senyawaan polifenol yang ada dalam bahan tanin tersebut (Hathway, 1962). Browning (1966) menjelaskan bahwa untuk memperoleh ekstrak dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi, maka umumnya digunakan etanol atau methanol dengan perbandingan volume air yang sebanding. Adapun tahapan persiapan dan ekstraksi yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: Tahap persiapan bahan dan pelarut ; Tahap pembuatan serbuk bahan dengan ukuran yang tepat sesuai keperluan ekstraksi Tahap ekstraksi Tahap pemekatan larutan ekstrak i.-!'^ ^ ' >' Proses ekstraksi dapat dilakukan secara tunggal atau bertahap sesuai kepentingan dan tujuan ekstraksi yang ingin dicapai. Salah satu proses ekstraksi yang biasa dilakukan adalah dengan menggunakan beberapa unit otoklaf yang terbuat dari stainless stell atau tembaga (karena tanin dapat mengkompleks ion logam berat/ion Fe^"^), dimana masing-masing otoklaf secara berkelompok dengan menggunakan aliran counter current. 3

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan sebagaimana tersebut didepan, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah: 1. Pemakaian jenis pelarut mana yang lebih efektif antara pelarut etanol-air dan methanol-air ditinjau dari hasil ekstrak daun gambir dengan kandungan tanin yang besar? 2. Pengendalian laju korosi logam dengan pemakaian inhibitor ekstrak gambir C. TUJUAN dan LUARAN Tujuan penelitian ini adalah: 1. Menggali potensi pelarut yang lebih efektif antara pelarut etanol-air dan methanol-air untuk mengektraks daun gambir ditinjau dari hasil ekstrak dengan kandungan tanin yang besar? 2. Menggali efektivitas ekstrak gambir sebagai bahan inhibitor korosi dalam hal pengendalian laju korosi logam. Luaran penelitian ini adalah: 1. Pelarut yang dapat mengekstrak daun gambir dengan kandungan tannin terbesar. 2. Hubungan jumlah ekstrak gambir sebagai bahan inhibitor korosi dengan laju korosi logam. D. METODELOGI Pelaksanaa penelitian ini dibagi dalam 3 kegiatan penelitian, yaitu: 1. Ekstraksi Daun Gambir Menggunakan Pelarut Etanol-Air 2. Ekstraksi Daun Gambir Menggunakan Pelarut Methanol-Air 3. Ekstrak Daun Gambir sebagai Inhibitor korosi KEGIATAN 1 Judul : Ektraksi Daun Gambir Menggunakan Pelarut Etanol-Air Latar Belakang Gambir {Uncaria gambir Roxb) merupakan salah satu komoditas perkebunan rakyat yang berorientasi ekspor. Varietas unggul gambir menurut Departemen Pertanian (SK Mentan tahun 2007) adalah varietas udang (asalnya dari Muarapaiti Lima Puluh Kota), varietas Riau (asalnya dari Siguntur Pesisir Selatan), dan varietas Cubadak (asalnya dari Siguntur Pesisir Selatan). 4

Sebagian besar pertanaman gambir ditanam di luar pulau Jawa terutama di Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Bengkulu. Sekitar 90% produksi gambir dihasilkan dari Sumatera Barat. Negara tujuan ekspor gambir adalah negara India, Pakistan, Singapura, Bangladesh, Bolivia, dan Panama. Saat ini nilai ekspor gambir Indonesia relatif kecil dibandingkan nilai ekspor komoditi non migas dari sektor pertanian, tetapi gambir mempunyai keunggulan, kegunaannya cukup luas. Kegunaan gambir adalah sebagai sumber bahan penyamak, pewarna batik (tekstil), bahan untuk memperoleh kenikmatan dalam menginang (menyirih), campuran pembuatan bedak, penjernih bir, astringent, antiseptik, dan bisa digunakan untuk menyembuhkan beberapa penyakit seperti diare, disentri, kumur-kumur, penghilang ketombe, dll. Gambar 1. Tanaman Gambir Bagian tanaman gambir yang dipanen adalah daun dan ranting yang selanjutnya diolah untuk menghasilkan ekstrak gambir yang bernilai ekonomis. Gambir diperoleh dari hasil pengepresan atau ekstraksi daun dan cabang muda tanaman gambir. Masalah utama pengolahan gambir di Indonesia adalah produksi yang rendah, dan mutu hasil pengolahan gambir yang rendah pula. Mutu hasil pengolahan yang rendah disebabkan cara pengolahannya yang masih tradisional, kurang memperhatikan kebersihan hasil olahan, dan rendahnya kadar Catechutannat. Rendahnya kadar catechutannat mengakibatkan pendapatan petani gambir jadi rendah. Tanin yang berasal dari tumbuh-tumbuhan pada dasarnya ada 2 jenis, yaitu pirogalol tanin dan catechol tanin. Pirogalol tanin adalah tanin yang 5

mudah dihidrolisis, sedang catechol tanin adalah tanin yang tidak dapat dihidrolisis. Tanin mengandung senyawa polifenol tinggi (Carter et al, 1978).Tanin dapat dijumpai pada hampir semua jenis tumbuhan hijau di seluruh dunia baik tumbuhan tingkat tinggi maupun tingkat rendah dengan kadar dan kualitas yang berbeda-beda. Di Indonesia sumber tanin antara lain diperoleh dari jenis bakau-bakauan atau jenis-jenis dari Hutan Tanaman Industri seperti akasia (Acacia sp), ekaliptus (Eucalyptus sp), pinus (Pinus sp) dan sebagainya. Tanin memiliki sifat antara lain dapat larut dalam air atau alkohol karena tanin banyak mengandung fenol yang memiliki gugus OH, dapat mengikat logam berat (Carter et al, 1978). Tanin yang terdapat pada gambir adalah golongan catechol tanin yang tidak dapat dihidrolisis dan bersifat asam lemah. Getah gambir yang di ekstrak dari daun tanaman gambir {Uncaria gambir Roxb). mempunyai kandungan tanin sebesar 24,56% Tanin kaya akan senyawa polifenol yang mampu menghambat proses oksidasi. Polifenol merupakan senyawa turunan fenol yang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan. Fungsi polifenol dapat sebagai penangkap dan pengikat radikal bebas dari rusaknya ion-ion logam. Masalahnya adalah bagaimana metoda yang digunakan untuk mengisolasi bahan antioksidan yang terdapat dalam bahan alam tersebut. Penelitian ini akan mencoba mengisolasi bahan antioksidan tsb (tanin) dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut etanol-air. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan ekstrak gambir dengan kandungan tanin terbesar. Luaran Luaran penelitian ini adalah waktu ekstraksi menggunakan pelarut etanol-air untuk menghasilkan ekstrak dengan kandungan tanin terbesar. Metode Bahan: daun gambir, etanol teknis, aquades Alat : satu set alat ekstraksi soxhlet, satu set alat destilasi, dan alat-alat gelas. 6

Cara Penelitian: Pengambilan ekstrak daun gambir sebagai inhibitor dengan cara ekstraksi memakai alat ektraksi soxhlet dilanjutkan dengan distilasi. Sejumlah daun gambir yang sudah dihaluskan dibungkus dengan kertas saring dan dimasukkan kedalam soxhlet. Proses ekstraksi dilakukan dengan pelarut etanol-air. perbandingan jumlah etanol dan air adalah sebanding, dan suhu 80 '^C. Dengan memvariasikan waktu ektraksi maka setiap ekstrak yang dihasilkan dilanjutkan dengan proses distilasi untuk mengurangi jumlah pelarut. Selanjutnya ekstrak yang dihasilkan ini dianalisa kandungan tanin (total polifenol) dengan cara volumetric (metode stara Asam Tannat, SAT) atau dengan spektrofotometer (metode kolorimeter, pembentukan warna biru oleh reduksi asam phosphotungtatmolybdic) Rencana Pelaksanaan Tabel 1. Jadual Pelaksanaan Penelitian NO KEGIATAN Pemesanan daun gambir Persiapan bahan dan alat Ekstraksi daun gambir dan analisa hasil Penyusunan laporan kemajuan Penyusunan laporan akhir Seminar 7. Penyerahan laporan akhir 7