BAB I PENDAHULUAN. konsumennya. Dalam dunia bisnis, setiap pengusaha memiliki pilihan masingmasing

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bergeser menjadi text-based communication melalui media sosial. Penggunaan

Judul : Pengaruh Retail Marketing Mix

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia usaha di Indonesia telah memasuki persaingan yang sangat ketat.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan teknologi. Perusahaan melihat apa yang dibutuhkan oleh. bisa sebagai edukasi bagi masyarakat pada saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini permintaan dan kebutuhan konsumen mengalami perubahan dari waktu

BAB I PENDAHULUAN. ritel yang telah mengglobalisasi pada operasi-operasi ritel. Pengertian ritel secara

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Globalisasi menuntut kebutuhan akan arus informasi dan pengetahuan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, sehingga menciptakan persaingan bisnis yang amat ketat.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam sektor industri manufaktur maupun jasa. Perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan antara lain membentuk identitas produk melalui merek. Selama dekade

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik daripada pesaingnya. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. ritel tertinggi yang pernah dicapai Indonesia dalam indeks sejak 2001.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut aspek pemasaran sangat berperan dalam menunjang daya saing

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan konsumen dengan harga yang pantas (reasonable). Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat kota-kota besar. Untuk memenuhi keinginan dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis. Sehingga menimbulkan persaingan-persaingan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dipertahankan dan mampu bersaing dengan perusahaan lain (Pandini, 2016).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. halnya bertransaksi secara langsung. Konsumen juga bisa menulusuri (surfing)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia dihadapkan pada berbagai macam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu bersikap dan bertindak cepat dan tepat dalam. yaitu salah satunya melalui persaingan merek.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, terjadi pula pergeseran tata kehidupan masyarakat secara menyeluruh

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang ada, baik politik, sosial budaya, ekonomi dan teknologi. Sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat di era globalisasi ini dan keadaan tersebut memunculkan

BAB I PENDAHULUAN. (JBE), hlm Dani Mohamad Dahwilani, Pertumbuhan Ritel Indonesia Peringkat 12 Dunia,

1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mereka memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri, perdagangan maupun jasa. Selain itu banyak produk

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah persaingan bisnis saat ini, para pelaku bisnis harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat

BAB I PENDAHULUAN. para peritel asing. Salah satu faktornya karena penduduk Indonesia adalah negara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan dunia modern dan juga di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar ritel di Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi besar

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis ritel di Indonesia terus berkembang dari tahun ke tahun. Berdasarkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik

BAB I PENDAHULUAN. untuk tetap menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya guna mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan para pengusaha ritel memicu persaingan bisinis yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan pada lingkungan yang bersifat dinamis. Bentuk persaingan salah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ritel modern seperti minimarket daripada pasar tradisional. strategis serta promosi yang menarik minat beli.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. buka-tutup, mati-hidup dan terus bergulir tanpa henti dengan berbagai macam

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Niat pembelian untuk produk sehari-hari jadi di toko ritel telah mendapat perhatian dalam dekade terakhir sejak

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang semakin ketat baik antar perusahaan domestik

I. PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan oleh konsumen dan tidak mengetahui bagaimana cara

BAB I PENDAHULUAN. ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern

PENGARUH WORD OF MOUTH COMMUNICATION TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN KARTU SELULER PRABAYAR IM3 (Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. udara, angkutan rel, dan jasa penunjang angkutan. Perkembangan bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia usaha mengalami kemajuan yang. tersebut. Banyak produk elektronik yang beragam jenis dan variasi yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin meningkat dan beragam seiring dengan perkembangan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Untuk hal itu, orang mencari tempat berbelanja kebutuhan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam dunia usaha mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masyarakat sangatlah beraneka

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan perlu melakukan perpaduan dari aktifitas-aktifitas yang saling

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan seberapa pentingnya kualitas pelayanan, kepuasan dan. kepada keberhasilan memenangkan persaingan dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, banyak bermunculan produsen atau

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya perusahaan-perusahaan yang mampu menawarkan produk

BAB I PENDAHULUAN. berupa pusat-pusat pertokoan, plaza, minimarket baru bermunculan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam skala kecil dan besar, juga adanya berbagai kebebasan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era yang modern, pertumbuhan ekonomi terus berkembang seiring

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini persaingan bisnis antar industri ritel sangat ketat, baik di pasar

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan yang baik, dan bisa menciptakan kepercayaan pada pembeli.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan yang cukup besar. Hingga saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membuat para pebisnis berusaha untuk mencari strategi yang tepat dalam memasarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan simbol kota Surakarta yang saat ini batik mulai

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dari produsen ataupun pengusaha dalam merebut pasar. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. keras untuk memasarkan produknya dikarenakan persaingan yang semakin ketat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan kelas menengah dan perluasan basis ekonomi merupakan dua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini internet menjadi peran penting untuk mencari informasi, sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Keberadaan perusahaan ritel yang bermunculan di dalam negeri

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini setiap perusahaan selalu dihadapkan pada suatu persaingan yang ketat. Meningkatnya persaingan tentu saja menuntut tiap perusahaan untuk dapat memperhatikan dan memuaskan keinginan para konsumennya. Dalam dunia bisnis, setiap pengusaha memiliki pilihan masingmasing dengan aspek mana yang hendak menjadi target sasaran. Bisnis dalam bidang retail juga merupakan satu dari beberapa pilihan bisnis yang dapat dijadikan target pasar untuk berbisnis. Perkembangan industri ritel pada dekade ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan, hal ini dirilis oleh AT Kearney (2015) bahwa Indonesia berada di peringakat 12 dunia dalam Indeks Pembangunan Retail Global (GRDI) 2015 yang dirilis AT Kearney dan Angka ini adalah tingkat pertumbuhan nilai tertinggi yang pernah dicapai Indonesia dalam indeks sejak 2001 total penjualan retail tumbuh 14,5%. Meningkatnya industri retail ini harus dicermati dengan strategi pemasaran yang baik bagi masing-masing peritel. Toko ritel saat ini sudah semakin berkembang dan sudah terdapat beberapa gerai ritel yang dinaungi oleh suatu managemen ritel yang besar dan moderen secara internasional, maupun lokal.

Ekspansi peritel asing merupakan fenomena lain dalam dunia peritelan di Indonesia. Catatan Business Watch Indonesia menunjukkan bahwa perkembangan ritel modern di Indonesia sejak tahun 2000 semakin pesat terutama setelah masuknya peritel asing (Satwika, 2007). Maka dari itu, dengan sengaja membentuk identitasnya sendiri dan kemudian bersatu dengan kelompok yang selaras dengannya. Inovasi-inovasi toko retail saat ini sudah banyak berkembang. Peritel berlomba-lomba menciptakan memberikan kemudahan kepada konsumen dalam memenuhi kebutuhan mereka.sehingga membuat pemasaran menjadi semakin bervariasi. Pujianto (2011) berpendapat bahwa pertumbuhan ritel saat ini di Indonesia meningkat 11 persen, pertumbuhan yang sangat baik tersebut tetapi dipengaruhi inflasi dan daya beli masyarakat. Dengan kata lain, fenomena meningkatnya pertumbuhan ritel salah satu faktor yang mempengaruhi adalah daya beli masyarakat atau dapat dikatakan kemampuan dan Purchase Intention konsumen terhadap suatu produk. Untuk mendapatkan Purchase Intention dari konsumen dilakukan berbagai aktifitas pemasaran yang menarik konsumen untuk melakukan pembelian. Upaya-upaya pemasaran dilakukan secara mendalam baik berupa pemasaran yang sederhana maupun pemasaran yang kompleks dan melibatkan banyak hal. Hal tersebut dilakukan sesuai dengan tujuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Minat beli merupakan masalah yang sangat kompleks namun harus tetap menjadi perhatian pemasar, minat beli dapat muncul sebagai akibat dari adanya

stimulus (rangsangan) yang ditawarkan oleh perusahaan masing-masing, stimulus tersebut dirancang untuk menghasilkan tindakan pembelian dari konsumen. Selain akibat rangsangan dari suatu produk Purchase Intention timbul akibat adanya keharusan dalam memenuhi kebutuhan, namun terdapat kontrol prilaku konsumen dalam membeli produk agar tidak melakukan kelebihan dalam mengkomsumsi maka pembelianya dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Menurut Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Albari (2002) menyatakan bahwa motivasi sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk melakukan tindakan. Jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap obyek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk tersebut. Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk menghindari obyek yang bersangkutan. Implikasinya dalam pemasaran adalah kemungkinan orang tersebut berminat untuk membeli produk atau merek yang ditawarkan pemasaran atau tidak. American Marketing Association dalam Peter dan Olson (2013:3) mendefinisikan perilaku konsumen (consumer behavior) sebagai dinamika interaksi antara pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan tempat manusia melakukan pertukaran aspek-aspek kehidupan. Menurut Kotler dan Keller (2012:173), faktor yang memengaruhi perilaku konsumen adalah budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Faktor tersebut merupakan dasar penentu seseorang melakukan pembelian.

Secara umum, semakin individu merasakan banyak faktor pendukung dan sedikit faktor penghambat untuk dapat melakukan suatu perilaku, maka individu akan cenderung mempersepsikan diri dengan mudah untuk melakukan perilaku tersebut; sebaliknya, semakin sedikit individu merasakan faktor pendukung dan banyaknya faktor penghambat untuk dapat melakukan suatu perilaku, maka individu akan cenderung mempersepsikan diri sulit untuk melakukan perilaku tersebut (Ajzen, 2006). Minimarket Minang Mart adalah salah toko ritel modern yang baru saja hadir di-kota Padang. Berhubungan dengan Minimarket,waralaba milik swasta yang telah memiliki jaringan yang besar setiap provinsi seperti Alfamart atau Indomart dan sejenisnya dilarang beroperasi di Sumatera Barat oleh pemerintah daerah setempat dengan alasan akan mematikan perekonomian pemilik-pemilik warung dan pengusaha kecil. Oleh karena itu pemerintah provinsi Sumatra Barat meluncurkan waralaba milik pemerintah daerah yaitu program Minang Mart, yang beroperasi di bawah bendera PT Ritel Modern Minang (PT RMM). Minang Mart adalah sebuah program ritel yang diklaim untuk menggerakkan ekonomi masyarakat. Minimarket Minang Mart adalah sebuah terobosan baru dalam ritel di Sumatra Barat akan sebuah cara berbelanja yang praktis,mudah dan harga yang murah. Gerai Minang Mart pertama dibuka pada 18 November 2016 yang berlokasi di Lubuk Begalung dan Gurun Laweh Padang. Hingga akhir tahun 2016, akan dibuka sedikitnya 9 gerai Minang Mart.. Selain itu Minimarket Minang Mart mulai meluncurkan applikasi belanja online Minimarket Minang Mart

di dapat digunakan dengan Smartphone untuk melayani jasa delivery service yang dikirimkan melalui MHS (Minang Mart Home Service) Kehadiran Minimarket Minang Mart telah memberikan penawaranpenawaran yang bersifat baru dan berbeda dengan toko ritel lainnya untuk menciptakan Purchase Intention kepada konsumen. Penelitian ini akan membahas beberapa hal yang mempengaruhi Purchase Intention. Untuk melihat faktorfaktor apa saja yang berpengaruh terhadap Purchase Intention berdasarkan jurnal yang direplikasi, akan diteliti apakah faktor-faktor variabel Brand Awareness, Brand Attitude, dan Word of Mouth memiliki pengaruh positif dalam terciptanya Purchase Intention terhadap Minang Mart. Brand Awareness (kesadaran merek) merupakan langkah awal untuk membangun sebuah merek produk. Brand Awareness meliputi suatu proses mulai dari perasaan tidak mengenal merek itu hingga yakin bahwa merek itu adalah satu-satunya dalam kelas produk atau jasa tertentu. Dalam hal ini apabila suatu merek sudah dapat merebut suatu tempat yang tetap di benak konsumen maka akan sulit bagi merek tersebut untuk digeser oleh merek lain, sehingga meskipun setiap hari konsumen dipenuhi dengan pesan-pesan pemasaran yang berbedabeda, konsumen akan selalu mengingat merek yang telah dikenal sebelumnya. Semakin tinggi Brand Awareness (kesadaran merek) konsumen terhadap suatu produk, maka semakin positif Brand Attitude produk tersebut,bisa disimpulkan bahwa Brand Awareness (kesadaran merek) berbanding lurus dengan Brand Attitude.

Brand Attitude (sikap Terhadap Merek) adalah evaluasi keseluruhan konsumen terhadap merek, dalam model ekuitas merek ditemukan bahwa peningkatan pangsa pasar terjadi ketika sikap terhadap merek makin positif. Sikap terhadap merek tertentu sering mempengaruhi apakah konsumen akan membeli atau tidak. Sikap positif terhadap merek tertentu akan memungkinkan konsumen melakukan pembelian terhadap merek tersebut, sebaliknya jika negatif akan menghalangi konsumen tersebut untuk melakukan pembelian (Sutisna, 2002; 98). Sikap positif tidak selalu mengarah pada pembelian. Menurut pendapat Rangkuti (2006), beberapa kondisi yang dapat menyebabkan renggangnya hubungan sikap dan perilaku adalah harga, ketersediaan produk dan perubahan kondisi pasar. Salah satu strategi pemasaran yang menarik untuk dibicarakan adalah Word of mouth atau (WOM) dan juga biasa disebut dengan promosi dari mulut ke mulut. Beberapa pemasar mempunyai pandangan skeptis dan memandang rendah promosi semacam ini, karena seringkali promosi ini membutuhkan pendapat yang sulit ditemui. Selain itu WOM cenderung lebih sulit dikontrol. Padahal WOM bisa jadi lebih efektif dibandingkan iklan. Beberapa perusahaan yang sukses menggunakan WOM adalah Jco Donut, Google atau You Tube dan hampir dua per tiga dari keseluruhan penjualan yang terjadi di Amerika dipengaruhi oleh promosi WOM baik secara langsung atau tidak, menurut Kinsey (2007). Pelanggan yang terpuaskan akan menjadi juru bicara produk Anda secara lebih efektif dan meyakinkan ketimbang iklan jenis apapun. Kepuasan semacam itu mustahil terjadi tanpa servis yang prima.

Minat beli (Purchase Intention) merupakan sikap konsumen dalam perilaku pembelian yang tertarik akan suatu produk. Ferdinand (2006), Soesanto dkk (2007). Purchase Intention (minat beli) adalah bagian dari kompenen perilaku dalam sikap mengkonsumsi kemungkinan bila pembeli bermasksud untuk membeli. Konsumen tidak hanya akan tertarik pada iklan yang dikeluarkan, terlebih saat ini penyebaran informasi melalui internet sangat pesat dan mempengaruhi Purchase Intention konsumen pada suatu produk,namun juga konsumen masih tak lepas dari informasi langsung yang didapartkan berdasarkan pengalam seseorang sehingga terciptanya suatu nilai yang di-mata konsumen. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengajukan judul Analisis Brand Awareness, Brand Attitude, Word of Mouth, dan Pengaruhnya Terhadap Purchase Intention Kasus Pada Minimarket MINANG MART. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan penelitian sebelumnya, akan dibahas Hubungann antara variabel-variabel yang mempengaruhi Purchase Intention,pada akhirnya permasalahan yang ingin dijawab adalah: 1. Bagaimana pengaruh Brand Awareness terhadap Purchase Intention? 2. Bagaimana pengaruh Brand Attitude terhadap Purchase Intention? 3. Bagaimana pengaruh Word of Mouth terhadap Purchase Intention? 1.3 Tujuan Peneliatian

Sesuai dengan pokok permasalahan di atas,tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh Brand Awareness terhadap Purchase Intention 2. Untuk Mengetahui pengaruh Brand Attitude berpengaruh terhadap Purchase Intention 3. Untuk mengetahui pengaruh Word of Mouth terhadap Purchase Intention 1.4. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantara lain sebagai berikut : A. Manfaat Praktek 1. Memberi informasi tentang perilaku konsumen dalam perencanaan belanja yg dipengaruhi oleh Brand Awareness, Brand Attitud, Word of Mouth, dan memiliki pengaruh positif dalam terciptanya Purchase Intention pada Minimarket Minang Mart 2. Sebagai masukan dalam menerapkan strategy pemasaran yang dilakukan untuk meningkatkan penjualan dari pengaruh variabelvaribel penelitian terhadap peformance penjualan produk di Minang Mart. B. Manfaat Akademis 1. Bagi akademis akan bermanfaat sebagai informasi dalam menyajikan materi yang berkaitan dengan Purchase Intention yang dipengaruhi oleh Brand Awareness, Brand Attitude, dan

Word of Mouth, dan dengan Purchase Intention di Minimarket Minang Mart. 2. Sebagai informasi awal untuk penelitian selanjutnya. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah respon lingkungan belanja (shopping environtment) yang melibatkan beberapa unsur yaitu Brand Awareness, Brand Attitude, dan Word of Mouth, sebagai stimulus terjadinya Purchase Intention pada konsumen. Penelitian ini dilakukan kepada konsumen yang belum pernah melakukan transaksi belanja di mini market Minang Mart. Hal ini ditujukan agar konsumen dapat merasakan dan melakukan pembelian terutama pembelian yang tidak direncanakan yang dipengaruhi oleh yaitu Brand Awareness,Brand Attitude, dan Word of Mouth,di mini market Minang Mart. Waktu yang dilaksanakan untuk menjangkau responden ditargetkan selama kurang lebih 30 hari. Agar responden masih berada dalam satu sistem dan suasana toko yang sama, terkait dengan strategi pemasaran yang dilakukan oleh manajemen Minang Mart. 1.6 Sistematika Penulis Kerangka Penelitian secara garis besar dan secara keseluruhan terdiri dari 5 bab utama, yaitu : BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah (research problem),identifikasi masalah,tujuan dan manfaaat penelitian,metodologi penelitian serta sistematika penulisan. BAB II KERANGKA TEORI Pada bab ini akan diuraikan hasil tinjauan atau riset data sekunder berupa serangkaian teori yang relevan untuk digunakan sebagai landasan penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjabarkan bagaimana penelitian dilakukan. Termasuk didalamnya adalah objek penelitian, populasi dan sampel, sumber data,metode dan variable penelitian,serta rencana analisi data yang akan digunakan. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi pembahasan analisis atas hasil-hasil penelitian (foundings), yang kemudian dibahas untuk menemukan jawaban atas masalah-maslah penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisiskan pernyataan-pernyataan singkat yang merupakan jawaban atasdan masalah-masalh penelitian. Dalam bab ini juga,penelitian memberikan masukan dan saran kepada perusahaan dan pihak lainnya agar dapat memperoleh manfaat dari penelitian.