BAB I PENDAHULUAN. berkuasa selama 32 tahun penuh dengan kejayaan pembangunan kemudian jatuh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini korupsi sudah menjadi penyakit

Dokumentasi Peristiwa Reformasi 1998

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kerusuhan di berbagai tempat di Indonesia hendaknya kita cermati sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Reformasi adalah suatu perubahan menuju kearah yang lebih baik. Menjelang reformasi

I.PENDAHULUAN. telah disaksikan tata pola penguasa negara. Jika dilihat kembali awal berdirinya Orde

BAB I PENDAHULUAN. berposisi di baris depan, sebagai komunitas sosial yang memotori perwujudan

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan organisasi politik yang dapat berperan sebagai

BAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar

BAB IV KESIMPULAN Prosperity Outhority faktor sosial ekonomi politik

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan dari Kota Binjai sendiri. Kota Binjai merupakan kota yang dulunya

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara yang menganut paham demokrasi. Sebagaimana dikemukakan Abraham Lincoln bahwa demokrasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

Demokrasi Sudah Digagas Jauh Sebelum Merdeka

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu media komunikasi yang efektif untuk menyebarkan. bagi mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Kutipan Wawancara dengan Wartawan Waspada yang Meliput Demo Mahasiswa terkait Kenaikan Harga BBM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aam Amaliah Rahmat, 2013

I. PENDAHULUAN. Media massa memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi kepada

BAB I PENDAHULUAN. : Setiap orang berhak atas kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan. mengeluarkan pendapat. Serta ditegaskan dalam Pasal 28F, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sekarang berada pada satu zaman dengan kecepatan yang sangat tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. bahwa hakekat Pembangunan Nasional adalah Pembangunan Manusia Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA

BAB I PENDAHULUAN. sejak masa reformasi ditandai dengan adanya kebebasan terhadap pers dalam

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di negara berkembang, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

TRAGEDI TRISAKTI 12 MEI 1998 DAN BERAKHIRNYA REZIM SOEHARTO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Masyarakat informasi saat ini, telah menjadikan berita sebagai kebutuhan

WACANA PENDIDIKAN POLITIK DALAM FILM GIE (ANALISIS SEMIOTIK KONSTRUKTIVISME)

BAB I PENDAHULUAN. Presiden dan kepala daerah Pilihan Rakyat. Pilihan ini diambil sebagai. menunjukkan eksistensi sebagai individu yang merdeka.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Sebagai Negara berkembang, Indonesia membutuhkan banyak langkah dan

BAB I PENDAHULUAN. dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih dan terus

MEDIA WATCH DAN PELAKSANAAN KEBEBASAN PERS. Djoko Walujo 1

BAB II PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA YANG DITUANGKAN DALAM UNJUK RASA (DEMONSTRASI) SEBAGAI HAK DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebihlebihkan.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di

I. PENDAHULUAN. keadilan. Seluruh proses produksi dan distribusi yang terjadi dalam masyarakat

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia seringkali menjadi sorotan karena konflik pertanahan. Hafid

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan. pendapatan perkapita suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang

POLITICS AND GOVERNANCE IN INDONESIA:

PENGARUSUTAMAAN GENDER SEBAGAI UPAYA STRATEGIS UNTUK MEWUJUDKAN DEMOKRATISASI DALAM BIDANG EKONOMI. Murbanto Sinaga

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan. Persoalan ini selain menyangkut sebagian besar (±75%) masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, dalam upaya untuk meningkatkan taraf hidup maupun kesejahteraan rakyat.

KEDUDUKAN DAN PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DI KABUPATEN SUKOHARJO T E S I S

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.

BAB I PENDAHULUAN. sejarah ekonomi dan selalu menarik untuk dibicarakan. Pengangguran adalah

BAB I PENDAHULUAN. Alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. organisasi atau instansi. Dapat kita lihat di berbagai instansi, baik instansi

PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 34 provinsi yang kini telah tumbuh menjadi beberapa wacana

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan daerah lain di pulau Jawa yang merupakan pusat dari pembangunan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, media massa telah menjadi konsumsi sehari-hari di tengah masyarakat, dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jatuhnya pemerintahan Orde Baru sesungguhnya, sebagaimana dikatakan Amien

BAB I PENDAHULUAN. Kasus sengketa lahan di Indonesia lebih banyak merupakan. dengan akses dan kepemilikan lahan yang kemudian berujung pada konflik

BAB I PENDAHULUAN. media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. penting dalam peta perkembangan informasi bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. adanya amandemen besar menuju penyelenggaraan negara yang lebih demokratis, transparan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebebasan pers Indonesia ditandai dengan datangnya era reformasi dimulai

Habibi Serahkan Dokumen Tragedi 98

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat akan dapat dengan mudah mengetahui informasi tersebut.

PELAKSANAAN UUD 1945 PADA MASA ORDE LAMA DAN ORDE BARU FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Bangsa dan negara Indonesia sejak proklamasi pada tanggal 17 Agustus

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 40 tahun 1999 Tentang Pers, telah ditetapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengamati sejarah perkembangan ekonomi Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup masyarakatnya agar menjadi manusia seutuhnya yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang

kinerja DPR-GR mengalami perubahan, manakala ada keberanian dari lembaga legislatif untuk kritis terhadap kinerja eksekutif. Pada masa Orde Baru,

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur yang merata, materiil dan sepiritual serta guna peningkatan. termasuk perubahan dalam pengambilan keputusan oleh

BAB V. Kesimpulan. dari revolusi di kerdua Negara tersebut. Bahkan di Mesir media sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. oleh masyarakat menunjukkan bahwa Indonesia sudah menjadi negara yang telah

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal. Bila kita cermati, dalam keseharian kita pastilah penuh dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA PAPUA BARAT

Tim Analisis Isi Media. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Medan. Kementerian Komunikasi dan Informatika

Dalam Tabel 1.1 terlihat bahwa pertumbuhan penduduk Kota Depok menunjukkan peningkatan secara signifikan. Peningkatan jumlah penduduk

I. PENDAHULUAN. menjadi isu global dan hangat yang selalu ingin disajikan media kepada. peristiwa yang banyak menarik perhatian dan minat masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. kata-kata serta suara yang tertulis (Koendoro,2007:25). Komik terbentuk dari

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan gerak yang tidak dapat dibendung akibat sistem penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, khususnya terhadap media massa semakin kritis dalam

Problem Jurnalis Lingkungan di SKH Riau Pos. Oleh : Ayu Puspita Sari / Bonaventura Satya Bharata. Program Studi Ilmu Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

KOMUNIKASI POLITIK DALAM MEDIA MASSA

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendarah daging menjadi sebuah budaya di Indonesia. Transparency

I. PENDAHULUAN. akuntabilitas bagi mereka yang menjalankan kekuasaan. Hal ini juga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Masalah Sejarah akan selalu jadi kenangan bagi hidup manusia. Sejarah tidak selalu datang dengan penuh keramahan, tetapi juga datang dengan cara tidak terduga, dengan kepahitan. Sejarah datang kepada bangsa Indonesia penuh dengan kepahitan. Soekarno memperoleh sejarah kejayaan dengan memerdekakan bangsa Indonesia penuh dengan penuh kepahitan. Kemudian ia digantikan Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun penuh dengan kejayaan pembangunan kemudian jatuh dalam sejarah kepahitan. Pada masanya, Indonesia malah terpuruk dalam kemiskinan. Keberhasilan aspek kehidupan yang telah dicapai selama 32 tahun pemerintahan Orde baru, mengalami kemerosotan tajam. Krisis multidimensi yang memprihatinkan karena adanya krisis moneter dan ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997. Kemudian berkembang menjadi krisis multidimensi yang meliputi seluruh aspek kehidupan politik, sosial dan budaya di negeri ini, ditandai dengan rusaknya tatanan ekonomi dan keuangan, timbulnya pengangguran yang meluas dan meningkatnya kemiskinan yang menjurus pada ketidakberdayaan masyarakat. Landasan ekonomi yang tadinya dianggap kuat, ternyata tidak berdaya menghadapi krisis keuangan eksternal serta kesulitankesulitan ekonomi makro dan mikro, yang akhirnya berkembang menjadi inflasi

yang terus meningkat tajam. Situasi tersebut tidak mampu diatasi pemerintah, sehingga akhirnya menyebabkan timbulnya krisis kepercayaan rakyat terhadap pemerintah. Kejayaan Soeharto ternyata hanya merupakan fantasi-fantasi. Kekayaan negara yang dibangunnya hanya diperuntukkan demi kepentingan segolongan orang, keluarga, kroni, dan para pejabat pemerintah. Sementara itu, rakyat harus menanggung beban yang begitu berat, yakni semisal kemiskinan. Aritonang (1999:317) Kondisi kehidupan sosial dan ekonomi yang makin memprihatinkan, harga kebutuhan Sembilan bahan pokok dan obat-obatan tidak lagi mampu terjangkau oleh daya beli masyarakat, serta taraf hidup rakyat terus menurun tajam, kualitas hasil didik tidak memberikan harapan, jumlah peseta didik yang putus sekolah makin meningkat dan jumlah pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja meningkat, telah memicu masyarakat Indonesia untuk melengserkan pemerintah Orde baru yang kemudian diganti dengan pemerintahan reformasi. Tambun (2008:78) Selama masa pemerintahan Orde Baru, DPR tidak dapat berfungsi dengan baik. DPR tidak lagi mampu merefleksikan dirinya sebagai lembaga perwakilan rakyat, akan tetapi lebih merupakan wakil dan perpanjangan tangan pemerintah yang berkuasa waktu itu. Rakyat tidak dapat menyuarakan dan menyalurkan aspirasi dan kepentingannya melalui DPR sebab DPR mengalami keterputusan keterwakilan poltik dengan rakyat pemilih atau yang diwakilinya. Ada hubungan

yang jauh antara rakyat dan wakil-wakil mereka di DPR. Oleh karena itu, pada akhirnya rakyat tidak dapat mempercayai lagi wakil-wakil mereka di DPR. Tohadi (2000:60) Dalam hal ini penulis menganalisa bahwa timbulnya krisis kepercayaan rakyat terhadap pemerintah telah mendorong keinginan rakyat untuk melakukan gerakan yang bertujuan untuk menumbangkan kekuasaan pemeritah. Selain gerakan yang dilakukan oleh rakyat, Gerakan yang kemudian berkembang menjadi perjuangan reformasi yang sejak awal 1998 dilakukan oleh para mahasiswa di seluruh Indonesia yang mempunyai sifat dan tujuan yang sama seperti gerakan-gerakan pendahulu. Tujuan para mahasiswa adalah untuk menghentikan kekuatan-kekuatan politik dan sosial yang secara otoriter dan represif menyesakkan masyarakat. Dalam konteksnya di Indonesia titik klimaks gerakan reformasi terjadi pada hari dan jam-jam seputar keputusan lengsernya Soeharto. Saat-saat itu tak mudah memperhitungkan seluruh deretan peristiwa yang terjadi dalam logika politik dan skenario yang berkembang dalam konteks waktu itu. Misalnya saja, turunnya masyarakat secara serentak hampir menyerupai gerakan people power di Plilipina adalah sesuatu yang tidak mudah diduga sebelumnya, demikian juga dengan gerakan mahasiswa yang secara dramatis makin menunjukkan eksistensinya dibawah tekanan tentera yang justru meningkatkan keterampilan mereka dalam mengorganisasikan dan mengolah massa. Hingga akhirnya meski beberapa pihak memahaminya sebagai kebaikan hati pihak militer gerakan

mahasiswa menemui titik klimaksnya manakala mereka mampu secara beriringiringan memasuki areal gedung rakyat untuk mendudukinya. Peristiwa lain yang mudah dipahami lewat alam pikir dan logika politik waktu itu adalah munculnya keadaan para profesional yang terdiri dari para eksekutif muda untuk berpartisipasi turun kejalan meneriakkan tuntutan yang sangat politis secara lantang mereka menuntut Soeharto mundur dari takhta singgasana yang telah dikuasainya selama lebih dari tiga puluh tahun. Ditengah kebebalan kelompok menengah Indonesia yang tak mau lepas kekuasaan rezim yang telah menguntungkan mereka itu kaum berdasi dengan segala perlengkapan tipikal kelasnya memulai era baru dibidang politik. Prasetyantoko (1999:159) Untuk dapat mencermati perkembangan gerakan mahasiswa,dalam hal ini gerakan mahasiswa pada tahun 1998 dibedakan tiga periode. Periodisasi ini dibuat dengan mendasarkan diri pada momen-momen penting dalam gerakan mahasiswa tahun 1998 yaitu: tanggal Sidang Umum MPR 1-11 Maret 1998, insiden berdarah Universitas Trisakti 12 Mei dan mundurnya Presiden Soeharto tanggal 21 Mei 1998. Soemardjan (1999:141) Suatu aliran yang deras sepertinya telah menyeret Indonesia ke dalam pusaran prahara di hari-hari yang berat di bulan Mei 1998. Konflik tragedi Mei dipetik dari hasil investigasi Tim Asistensi pada Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) meliputi beberapa daerah di Indonesia, yaitu Jakarta dan sekitarnya, Solo, dan kota-kota di Sumatera Utara. Di propinsi Sumatera Utara, Tragedi Mei bukan hanya berlangsung lebih dini, melainkan juga lebih lama dalam cakupan wilayah

yang cukup luas. Sebagaimana dikemukakan dalam laporan TGPF, rentetan kerusuhan tersebut dapat ditelusuri mulai dari Medan, ibukota Sumatera Utara. Di kota ini dan wilayah di sekitarnya, perusakan dan penjarahan dimulai pada 2 Mei dan berlangsung hingga 8 Mei. Kerusuhan lalu merembet ke daerah tingkat dua lainnya di Sumatera Utara, yakni Deli Serdang (5-6 Mei), Tebing Tinggi (6-7 Mei), Simalungun (7 Mei), dan Tanjung Balai (27 Mei). Dalam laporannya, TGPF menekankan bahwa pola-pola kerusuhan yang terjadi di medan dan sekitarnya ini tampaknya dapat dipakai sebagai suatu gambaran awal untuk melihat pola-pola kerusuhan di tempat lainnya. Hawe (1999:13) Salah satu demontrasi mahasiswa terbesar pada periode ini terjadi di kampus Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang menyebabkan diliburkannya kampus dari kegiatan akademik sejak 29 April hingga 7 Mei 1998. Aksi ini sempat disebut sebagai aksi yang paling bringas yang melibatkan aksi saling melempar batu antara mahasiswa dan aparat, penembakan gas air mata, pembakaran 2 motor aparat kemanan dan sebagainya. Soemardjan (1999:147) Perjuangan reformasi telah melibatkan banyak pihak, mulai dari berbagai lapisan masyarakat, mahasiswa, kaum professional, bahkan media massa. Di satu sisi, pers Indonesia didorong oleh kebutuhan untuk memproduksi informasi bahkan hiburan sesuai dengan permintaan pasar pembaca dan pemirsa. Namun, di sisi lain pers dibatasi pula oleh berbagai Undang-undang, peraturan dan ketentuan hukum, ataupun tuntutan-tuntutan yang diciptakan oleh elite penguasa demi menjaga legitimasi kekuasaan mereka. Slogan yang banyak dipakai selama orde

baru untuk mengekang kebebasan menggunakan pikiran, yaitu pers Indonesia adalah bebas tapi bertanggung jawab (kepada istana). Media,baik cetak maupun elektronik turut andil dalam memberitakan peristiwa, merefleksikan realitas sosial-politik seputar aksi-aksi reformasi selama periode akhir 1997 hingga Mei 1998, bahkan secara aktif berperan mendefinisikan dan menciptakan realitas sosial-politik yang berkaitan dengan reformasi. Akan tetapi media massa mendapat pengawasan yang begitu ketat dari pihak Pemerintah. Di tengah pengawasan yang begitu ketat, berbagai surat kabar di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara, Harian Waspada berperan aktif sebagai medium yang memberitakan berbagai informasi seputar perjuangan Reformasi 1998. Berdasarkan kenyataan yang telah diuraikan di atas, ada alasan mengapa hal ini perlu untuk diungkap dan dituliskan, yakni: pertama peristiwa seputar reformasi akan selalu menarik untuk dikaji, karena ini merupakan satu moment yang menentukan arah perekembangan atau perubahan Indonesia sebagai bangsa. Pengungkapan jejak rekamnya akan memberi manfaat tersendiri untuk masa sekarang dan masa depan. Alasan kedua, secara umum belum ditemukan penelitian yang mengkhususkan kajian pada sejarah reformasi yang dikaitkan dengan pemberitaan di Harian Waspada. Selain itu, sampai saat sekarang belum ada karya yang secara khusus mencoba melakukan tinjauan historiografis terhadap sejarah Harian Waspada dalam pemeberitaan seputar gerakan reformasi.

I.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan paparan latar belakang di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah adalah: 1. Berita Gerakan Reformasi 1998 yang dimuat dalam Harian Waspada. 2. Opini Harian Waspada seputar Gerakan Reformasi dalam Harian Waspada. 3. Pemberitaan Gerakan Reformasi yang berlangsung di Sumatera Utara dalam Harian Waspada. I.3. Pembatasan Masalah Untuk lebih memaksimalkan hasil penelitian, maka peneliti membatasi masalah penelitian yaitu : Analisis Pemberitaan Gerakan Reformasi di Sumatera Utara 1998 (Harian Waspada Medan Januari-Desember 1998) I.4. Perumusan Masalah Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apa saja berita Gerakan Reformasi 1998 yang dimuat dalam Harian Waspada? 2. Apa saja Opini harian Waspada seputar Gerakan Reformasi dalam Harian Waspada? 3. Bagaimana pemberitaan Perjuangan Reformasi yang berlangsung di Sumatera Utara dalam Harian Waspada?

I.5. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengidentifikasi berita Gerakan Reformasi 1998 yang dimuat dalam Harian Waspada. 2. Untuk mengidentifikasi Opini harian Waspada seputar Gerakan Reformasi dalam Harian Waspada 3. Untuk menganalisis berita Perjuangan Reformasi yang berlangsung di Sumatera Utara dalam Harian Waspada. I.6. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin diperoleh sesudah melaksanakan penelitian ini adalah : 1. Memberikan pengetahuan dan wawasan kepada peneliti dan pembaca mengenai Analisis Pemberitaan Gerakan Reformasi di Sumatera Utara 1998 (Harian Waspada Medan Januari-Desember 1998). 2. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti lain yang bermaksud mengadakan penelitian dalam masalah yang sama. 3. Sebagai landasan bagi masyarakat, penggiat pers dan Pemerintah baik Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat dalam usaha pendokumentasian hal yang berkaitan dengan peristiwa reformasi. 4. Menambah perbendaharaan karya ilmiah bagi lembaga pendidikan terkhusus Universitas Negeri Medan