1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya pembelajaran bahasa indonesia hanya berpusat pada empat keterampilan saja yaitu menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Yang membedakan pada pembelajarannya adalah topic atau materi pokok yang akan diajarkan. Dalam hal ini, permasalahan yang biasa terjadi di lapangan yaitu keterampilan menyimak, membaca dan menulis dalam pembelajaran bahasa Indonesia mengenai menulis puisi, membaca cerita, membuat karangan, mengidentifikasi kalimat utama, mengidentifikasi unsur instrinsik dan ekstrinsik dan lain lain. Masalahmasalah ini dapat diperbaiki dan diatasi yaitu dengan penggunaan metode pembelajaran yang baik dan sesuai. Permasalahan yang lebih condong dan sangat terlihat dalam proses pembelajaran adalah pembelajaran karya sastra. Menurut Huck dkk. 1987:630-632 (dalam buku Djuanda D dan Iswara P, 2006, hlm. 377) bahwa pembelajaran sastra di SD harus memberi pengalaman pada siswa yang akan berkontribusi pada empat tujuan, yakni (1) pencarian kesenangan pada buku, (2) menginterpretasi bacaan pada sastra, (3) mengembangkan kesadaran bersastra dan (4) mengembangkan apresiasi. Hal ini serupa dengan permasalahan yang terjadi di SDN Kamanisan beberapa masalah yang terjadi pada siswa pada saat pembelajaran bahasa Indonesia tidak jauh beda mengenai pembelajaran sastra seperti yang diungkapkan diatas. Pembelajaran sastra kadang membuat siswa kesulitan dalam proses pembelajaran dan penyelesaiannya. Dengan itu, pembelajaran yang sekiranya sulit untuk diikuti oleh siswa harus diiringi dengan penggunaan metode yang baik dan sesuai. Setidaknya dapat membantu dan memudahkan siswa dalam proses pembelajarannya. Dengan penggunaan metode, bahan ajar dan pengajaran yang baik atau
2 sesuai dapat memberikan kesenangan tersendiri untuk siswa sehingga hasil yang diperoleh adalah siswa menyenangi pembelajaran bahasa Indonesia dengan apapun topik atau materi pokok yang diajarkan. Apresiasi bukanlah pengetahuan sastra yang harus dihafalkan, melainkan bentuk aktivitas jiwa artinya dalam mengapresiasi, siswa tidak sekedar mengambil informasi yang berkaitan dengan isi atau mencari beberapa simpulan logis melainkan melalui apresiasi sastra idealnya siswa dapat mengindera atau merasakan kehadiran pelaku, peristiwa, suasana, dan gambaran obyek secara imajinatif. (Djuanda, D dan Iswara, D : 2006. hlm.377) Pada kenyataannya siswa kurang dibekali hal tersebut, siswa hanya tahu apa saja yang terdapat pada karya sastra tanpa mengetahui maksud dan arti di dalamnya dan apa saja yang termasuk ke dalam cerita fiksi ataupun non fiksi. Saat ini banyak siswa yang tidak cukup mengetahui cerita-cerita zaman dahulu atau kisah-kisah cerita terdahulu dan anehnya siswa lebih mengetahui cerita atau kisah anak-anak muda yang sebenarnya tidak layak untuk di baca. Hal ini dipengaruhi oleh perubahan zaman dan kurang terkontrolnya buku bacaan yang di baca oleh anak-anak SD. Sebenarnya karya sastra merupakan hal yang menyenangkan untuk di pelajari. Namun, dalam prosesnya siswa merasa kesulitan dalam proses pembelajaran ini. Hal ini menjadi tugas peneliti untuk memperbaiki proses pembelajaran dan pemahaman siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Banyak factor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa seperti tidak senangnya siswa dalam pembelajaran tersebut sehingga materi yang di sampaikan sulit untuk di serap oleh siswa, atau factor utamanya adalah metode yang di gunakan kurang memberikan inovasi seperti halnya metode yang di gunakan terlalu biasa (ceramah, latihan dan lain-lain) hal itu membuat proses pembelajaran menjadi biasa dan tidak menyenangkan bagi siswa. Sehingga menjadi pemicu siswa untuk sulit memahami materi yang disampaikan dan malas belajar. Metode, bahan ajar dan cara mengajar yang harus diperbaiki oleh seluruh pendidik untuk menciptakan
3 proses pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa mengurangi konsep materi yang diajarkan. Salah satu metode yang peneliti gunakan adalah metode cooperative leraning type jigsaw. Metode ini, merupakan cara mengajar dengan konsep belajar kelompok, bukan belajar kelompok biasa yang pembagiannya asal. Namun, metode ini menekankan dan mengajarkan siswa untuk bertanggungjawab atas apa yang ditugaskan dan keberhasilan menjadi poin utama dalam proses pembelajaran. Karena, jika salah satu teman kelompoknya belum mengerti atau memahami materi yang diajarkan pembelajaran ini belum dianggap selesai sampai masingmasing individu dan seluruh anggota kelompok benar-benar mengerti atas materi yang diajarkan. Kesulitan belajar yang sangat terlihat itu adalah dalam mengidentifikasi unsur instrinsik cerita baik cerita rakyat ataupun cerita pendek. Dalam mengidentifikasi unsur instrinsik ada beberapa hal yang harus di perhatikan seperti tema, tokoh dan penokohan, alur, latar dan amanat yang terkandung dalam cerita. Dengan pembelajaran yang seperti itu maka harus memberikan inovasi dalam pembelajaran dan penggunaan metode. Metode yang akan di gunakan di sesuaikan dengan pembahasan dan minat siswa seperti metode yang akan di gunakan oleh peneliti yaitu metode cooperatie learning type jigsaw. Cooperative learning type jigsaw artinya pembelajaran kelompok yang menekankan kepada siswa untuk belajar bertanggungjawab baik terhadap diri sendiri maupun teman sekelompoknya untuk saling membantu dalam proses pembelajaran (tutor sebaya). Dengan metode tersebut diharapkan siswa benar-benar memahami karya sastra dan unsur-unsur yang terkait di dalamnya. Sebenarnya bukan hanya pembelajaran karya sastra saja melainkan pembelajaran yang lainnya. Namun, peneliti mengutamakan pembelajaran mengidentifikasi unsur instrinsik. Pembelajaran yang ideal adalah pembelajaran yang didalamnya ada timbal balik antar guru dan siswa ataupun sebaliknya. Adanya timbal balik tersebut, memberikan pengalaman kepada siswa untuk tidak malu atau
4 segan untuk bertanya dan memberikan respon atas apa yang disampaikan oleh guru. Penggunaan metode cooprative learning type jigsaw menekankan siswa untuk belajar kelompok yang masing-masingnya memiliki tanggungjawab atas apa yang dikerjakan dan keberhasilan teman di kelompoknya. Metode ini diyakini cukup baik digunakan dalam pembelajaran apapun namun, pembelajaran yang disertai pembagian kelompok. Adapun dampak positif maupun negatifnya perlu di perhatikan. Seperti siswa dapat mengetahui apa saja yang terdapat dalam karya sastra baik fiksi maupun non fiksi dan dapat menentukan unsur-unsur yang terdapat di dalamnya. Adapun dampak negatif yang di miliki siswa yaitu siswa lebih mengetahui cerita non fiksi sehingga kurangnya pengetahuan siswa terhadap cerita atau kisah terdahulu seperti sangkuriang, tangkuban perahu, danau toba dan lain-lain. Tapi, peneliti berusaha untuk tidak menghilangkan pengetahuan siswa mengenai cerita fiksi. Hal ini membuat saya merasa prihatin terhadap wawasan siswa terhadap karya sastra cerita rakyat atau cerita pendek yang memiliki nilai sejarah tinggi. Maka dari itu saya mengambil judul mengenai Peningakatan Hasil Belajar Siswa Dalam Mengidentifikasi Unsur Instrinsik Cerita Melalui Metode Cooperative Learning Type Jigsaw Di Kelas V SDN Kamanisan B. IDENTIFIKASI MASALAH PENELITIAN Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat disimpulkan bahwa identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Kurangnya minat siswa dalam pembelajaran karya sastra 2. Kesulitan mengidentifikasi unsur instrinsik cerita 3. Kurangnya penerapan metode lain seperti cooperative learning type jigsaw dalam pembelajaran bahasa Indonesia terutama dalam mengidentifikasi unsur instrinsik cerita
5 C. Rumusan Masalah Penelitian 1. Bagaimana penerapan metode cooperative learning type jigsaw dalam mengidentifikasi unsur instrinsik cerita pada siswa kelas V SDN Kamanisan? 2. Bagaimana keaktifan siswa dalam mengidentifikasi unsur instrinsik cerita dengan menggunakan metode cooperative learning type jigsaw pada siswa kelas V SDN Kamanisan? 3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi unsur instrinsik cerita dengan menggunakan metode cooperative learning type jigsaw pada siswa kelas V SDN Kamanisan? D. Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan penerapan metode cooperative learning type jigsaw dalam mengidentifikasi unsur instrinsik cerita pada siswa kelas V SDN Kamanisan 2. Mengeksplorasi keaktifan siswa dalam mengidentifikasi unsur instrinsik cerita dengan menggunakan metode cooperative learning type jigsaw pada siswa kelas V SDN Kamanisan 3. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi unsur instrinsik cerita dengan menggunakan metode cooperative learning type jigsaw pada siswa kelas V SDN Kamanisan E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: 1. Secara teoritis a. Dapat membantu siswa dalam mengidentifikasi unsur instrinsik cerita b. Dengan adanya metode cooperative learning type jigsaw dapat memberikan pembaharuan dalam pembelajaran berkelompok
6 2. Secara praktis a. Manfaat bagi siswa 1). Dapat memahami konsep karya sastra fiksi 2). Dapat membantu dalam mengidentifikasi unsure inmstrik cerita rakyat 3). Memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas dan teman sebayanya b. Manfaat bagi guru 1). Dapat menambah wawasan pngetahuan mengenai konsep karya sastra fiksi 2). Memberikan inovasi terhadap proses pembelajaran c. Manfaat bagi peneliti 1). Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai apresiasi karya sastra fiksi 2) Memberi inovasi terhadap proses pembelajaran terutama dalam penggunaan metode F. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan skripsi ini peneliti melakukan serangkaian proses atau tahapan-tahapan yang harus peneliti lalui agar terciptanya skripsi yang sesuai dengan aturan penulisan skripsi. Bab I pendahuluan yang berisi latar belakang masalah penelitian yang didalamnya mengungkapkan masalah-masalah yang timbul sampai kepada masalah tersebut harus dan perlu untuk di teliti. Bab II kajian pustaka yang didalamnya terdapat garis besar dari beberapa teori-teori yang di teliti, disertakan dengan penelitian yang relevan sebagai penguat dan pengacu terhadap hasil belajar yang akan diperoleh.
7 Bab III metode penelitian yang didalamnya terdapat desain, prosedur dan instrument penelitian disertai dengan populasi dan sampel, definisi operasional dan teknik pengumpulan data serta analisis data yang berkaitan dengan penelitian tindakan kelas. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan mengenai penelitian itu sendiri yang dilakukan di lapangan sampai kepada evaluasi yang dilakukan sehingga respon siswa meningkat baik dari segi pemahaman materi yang diajarkan. Bab V simpulan dan saran yang berisi penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.