B-15-1 EVALUASI JENIS DAN AREA POTENSIL KECELAKAAN KERJA PADA INDUSTRI PABRIK X Suharman Hamzah Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar, 90245 (P) : 0411-587636 (F) : 0411-580505 suharmanhz@yahoo.com ABSTRAK Industri merupakan aktifitas yang melibatkan tenaga kerja, alat, metode, biaya dan material serta waktu yang cukup besar. Kondisi sedemikian itu memiliki kemungkinan terjadinya bahaya maupun kecelakaan dalam pelaksanaan kegiatan ataupun aktifitasnya. Kecelakaan kerja yang terjadi tidak saja merugikan bagi tenaga kerja, tetapi juga akan berpengaruh terhadap proses produksi dalam industri tersebut. Kecelakaan yang terjadi akan berimplikasi pada biaya yang mesti dikeluarkan sebagai biaya tambahan serta kualitas yang dihasilkan kemungkinan akan berbeda dengan kualitas yang diinginkan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui jenis dan area ataupun lokasi potensil terjadinya kecelakaan kerja pada industri khususnya pada proses produksi pabrik. Penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu mengidentifikasi jenis kecelakaan kerja dan selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap jenis kecelakaan kerja yang dominan serta area/lokasi potensil terjadinya kecelakaan kerja. Penelitian dilakukan berdasarkan safety record dan safety environment yang dimiliki oleh industri pabrik yang dijadikan lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kecelakaan kerja diurutkan berdasarkan tingkat kejadian, yaitu: terbentur, terjatuh, tersiram, tertimpa, dan terjepit. Berdasarkan akibat yang terjadi yaitu luka lecet, luka robek, luka bakar, luka iris, iritasi mata, trauma tumpul, dan luka tertusuk. Area potensil terjadinya kecelakaan kerja berdasarkan tingkat kejadian, yaitu: production department, maintenance department, quarry department, administration department, dan purchasing/warehouse department. Kata kunci : kecelakaan kerja, jenis kecelakaan, lokasi potensial PENDAHULUAN Industri merupakan aktifitas yang melibatkan tenaga kerja, alat, metode, biaya dan material serta waktu yang cukup besar. Kondisi sedemikian itu memiliki kemungkinan terjadinya bahaya maupun kecelakaan dalam pelaksanaan kegiatan ataupun aktifitasnya. Kecelakaan kerja yang terjadi tidak saja merugikan bagi tenaga kerja, tetapi juga akan berpengaruh terhadap proses produksi dalam industri tersebut. Kecelakaan yang terjadi akan berimplikasi pada biaya yang mesti dikeluarkan sebagai biaya tambahan serta kualitas yang dihasilkan kemungkinan akan berbeda dengan kualitas yang diinginkan. Kecelakaan kerja di sisi lain akan menimbulkan penurunan kondisi kesehatan dan keselamatan kerja yang mana tidak saja akan mengakibatkan kerugian secara ekonomi
B-15-2 seperti penurunan efisiensi dan produktifitas tapi juga mengakibatkan kerugian non ekonomi misalnya citra perusahaan yang negatif. Menurut data dari Depnakertrans terjadi 105.846 kasus kecelakaan kerja selama tahun 2003 dan untuk tahun 2004 turun sekitar 30%. Oleh karena itu perusahaan atau industri dituntut untuk memiliki program yang jelas terhadap lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja (HSE: Health, Safety and Environment) dengan mengacu pada standar internasional untuk kesehatan dan keselamatan kerja (OHSA: Occupational Health and Safety Assesment) Berdasarkan kondisi tersebut di atas maka diperlukan langkah awal untuk mengetahui jenis dan area potensil terjadinya kecelakaan kerja sehingga selanjutnya dapat dilakukan tindakan preventif unatuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. KAJIAN PUSTAKA Kesehatan dan Keselamatan Kerja Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja ditempat kerja serta mengendalikan kerugian. Kesehatan dan keselamatan kerja menjadi hal yang penting untuk disadari oleh pihak pemilik industri maupun pekerja karena akan berdampak terhadap faktor atau proses produksi yang lainnya. Manajemen kesehatan dan keselamatan kerja merupakan bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Kesadaran akan pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja sejak dini akan menjamin pekerja industri bekerja dengan tenang serta proses produksi berjalan secara lancar. Hal lain yang patut dipahami bahwa biaya yang dikeluarkan untuk kesehatan dan keselamatan kerja bukan sebuah biaya melainkan sebuah investasi.. Kecelakaan Kerja Kecelakaan kerja menurut Heinrich merupakan suatu kejadian yang tidak direncanakan dan tidak dikehendaki yang mengakibatkan luka dan cedera sedangkan insiden diartikan sebagai suatu kejadian yang tidak dikehendaki yang mengakibatkan turunnya efisiensi dari suatu kegiatan atau aktifitas. Kecelakaan yang terjadi pada proyek konstruksi akan berpengaruh pada biaya proyek secara keseluruhan. Biaya yang timbul akibat kecelakaan kerja dapat digolongkan dalam biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung yang harus dikeluarkan akibat adanya kecelakaan meliputi : 1. Kompensasi 2. Kesehatan (medical) 3. Dampak hukum (legal) Sedangkan biaya tidak langsung yang timbul meliputi : 1. Penurunan kemapuan mesin/peralatan 2. Biaya training dan biaya penggantian 3. Kerusakan peralatan 4. Material waste 5. Penurunan tingkat produksi
B-15-3 Kecelakaan dalam proses produksi atau industri tidak terjadi secara kebetulan, tetapi ada faktor yang menjadi pemicu terjadinya kecelakaan di tempat kerja. Industri dengan kegiatan maupun aktifitas yang beragam dan berinteraksi dengan alat dan manusia mengandung kemungkinan yang cukup besar untuk terjadinya kecelakaan kerja. Faktor-faktor Penyebab Kecelakaan Kerja Faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja menurut Henrich dari Industrial Accident Prevention, penyebab dasar dari terjadinya kecelakaan kerja yaitu tindakan tidak aman (unsafe action), kondisi tidak aman (unsafe condition) dan faktor nasib atau kejadian yang tidak bisa diramalkan (unsafe of good) Tindakan tidak aman meliputi : 1. Tidak mengindahkan peraturan 2. Bekerja tanpa kewenangan 3. Tidak memakai peralatan pengaman 4. Tidak aman dalam mengangkat, menarik atau mendorong Sedangkan kondisi tidak aman, terdiri atas : 1. Layout pekerjaan 2. Penggunaan peralatan 3. Kebisingan 4. Kondisi atmosfir kerja Adapun menurut Summa mur kecelakaan kerja disebabkan karena dua golongan. Golongan pertama adalah faktor manusia yang menjadi sebab kecelakaan. Golongan kedua adalah faktor lingkungan dan alat yang meliputi segala sesuatu selain manusia. Keselamatan Kerja dan Produktifitas Keselamatan kerja berkaitan erat dengan peningkatan efisiensi dan produktifitas. Produktivitas adalah perbandingan antara hasil kerja (out put) dan upaya yang dipergunakan (input). Oleh karena itu Keselamatan kerja dapat membantu peningkatan produksi dan produktivitas atas dasar : a. Dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan yang menjadi sebab sakit, cacat, dan kematian dapat dikurangi atau ditekan sekecil-kecilnya, sehingga pembiayaan yang tidak perlu dapat dihindari. b. Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan pemeliharaan dan peningkatan tingkat produksi dan produktifitas yang tinggi. c. Pada berbagai hal, tingkat keselamatan yang tinggi menciptakan kondisikondisi yang mendukung kenyamanan serta kegairahan kerja, sehingga faktor manusia dapat diserasikan dengan tingkat efisiensi yang tnggi pula. d. Praktek keselamatan tidak dapat dipisahkan dari keterampilan, keduanya berjalan sejajar dan merupakan unsur-unsur esensial bagi kelangsungan proses produksi. e. Keselamatan kerja yang dilaksanakan sebaik-baiknya dengan partisipasi pemilik dan pekerja akan membawa iklim keamanan dan ketenangan bekerja sehingga akan membantu terwujudnya hubungan harmonis pemilik dan pekerja sebagai dasar kuat untuk kelancaran produksi.
B-15-4 METODA Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian pendahuluan yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui jenis kecelakaan kerja dan area/lokasi potensil terjadinya kecelakaan kerja pada proses produksi dari suatu pabrik ataupun industri dengan sumber data dari industri pabrik yang dijadikan lokasi penelitian. Data diperoleh berdasarkan safety record dan safety environment. Tujuan akhir penelitian ini adalah untuk menjawab persoalan mengenai jenis kecelakaan kerja yang dominan serta lokasi potensial terjadinya kecelakaan kerja. Dari safety record dan safety environment yang dimiliki oleh industri pabrik tersebut selanjutnya dikelompokkan berdasarkan jenis kecelakaan dan akibat yang ditimbulkan oleh kecelakaan yang terjadi. Kelompok jenis kecelakaan dan akibat yang ditimbulkan kemudian dilakukan pembobotan berdasarkan prosentase terjadinya dari keseluruhan kecelakaan yang terjadi. Demikian pula untuk area atau lokasi potensial terjadinya kecelakaan kerja dikelompokkan dalam unit kerja di perusahaan atau pabrik tersebut. Kelompok unit kerja kemudian dilakukan pembobotan berdasarkan prosentase terjadinya dari keseluruhan kecelakaan yang terjadi. HASIL DAN DISKUSI Jenis Kecelakaan Kerja Penilaian secara kuantitatif terhadap jenis kecelakaan kerja dilakukan berdasarkan jumlah kejadian kecelakaan kerja. Jumlah kejadian setiap jenis kecelakaan diprosentasekan terhadap jumlah kejadian kecelakaan kerja keseluruhan. Adapun hasil perhitungan yang didapatkan berdasarkan tingkat prosentasenya sebagai berikut : Tabel. 1. Prosentase Jenis Kecelakaan No. Jenis Kecelakaan Prosentase 1 Terbentur 34,04 2 Terjatuh 21,28 3 Tersiram 18,44 4 Tertimpa 17,02 5 Terjepit 9,22 17.02 9.22 34.04 18.44 21.28 Terbentur Terjatuh Tersiram Tertimpa Terjepit Gambar 1. Grafik Prosentase Jenis Kecelakaan
B-15-5 Akibat yang Ditimbulkan Penilaian secara kuantitatif terhadap akibat yang ditimbulkan oleh kecelakaan kerja dilakukan berdasarkan jumlah akibat yang ditimbulkan oleh kecelakaan kerja. Jumlah jenis akibat diprosentasekan terhadap jumlah akibat yang ditimbulkan secara keseluruhan. Adapun hasil perhitungan yang didapatkan berdasarkan tingkat prosentasenya sebagai berikut : Tabel. 2. Akibat yang Ditimbulkan No Jenis Kecelakaan Prosentase 1 Luka lecet 37,58 2 Luka robek 17,45 3 Luka bakar 13,42 4 Luka iris 10,74 5 Iritasi mata 9,40 6 Trauma tumpul 8,72 7 Luka tertusuk 2,68 9.40 8.72 2.68 37.58 10.74 13.42 17.45 Luka lecet Luka robek Luka bakar Luka iris Iritasi mata Trauma tumpul Luka tertusuk Gambar 2. Grafik Akibat yang Ditimbulkan Area Potensil Kecelakaan Kerja Penilaian secara kuantitatif terhadap area potensil kecelakaan kerja dilakukan berdasarkan jumlah kejadian kecelakaan kerja. Jumlah kejadian setiap area atau lokasi unit kerja diprosentasekan terhadap jumlah kejadian kecelakaan kerja keseluruhan unit kerja perusahaan. Adapun hasil perhitungan yang didapatkan berdasarkan tingkat prosentasenya sebagai berikut : Tabel. 3. Area potensil Kecelakaan Kerja No Departemen Prosentase 1 Production 47,83 2 Maintenance 26,09 3 Quarry 19,57 4 Administration 5,43 5 Purchasing/warehouse 1,09
B-15-6 19.57 5.43 1.09 47.83 26.09 Production Quarry Purchasing/Warehouse Maintenance Administration Gambar 3. Grafik Area potensil Kecelakaan Kerja KESIMPULAN Jenis kecelakaan kerja diurutkan berdasarkan tingkat kejadian, yaitu: terbentur, terjatuh, tersiram, tertimpa, dan terjepit. Untuk akibat yang ditimbulkan yaitu luka lecet, luka robek, luka bakar, luka iris, iritasi mata, trauma tumpul, dan luka tertusuk. Sedangkan area potensil terjadinya kecelakaan kerja berdasarkan tingkat kejadian, yaitu: production department, maintenance department, quarry department, administration department, dan purchasing/warehouse department. DAFTAR PUSTAKA Heinrich, M.W. (1980). Industrial Accident Prevention. McGraw-Hill. New York. Suma mur. (1988). Higyne Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Gunung Agung. Bandung. Suma mur. (1987). Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Gunung Agung. Bandung. Frick, H. (1993). Mencegah Kecelakaan Pekerja Dalam Pembangunan. Kanisius. Yogyakarta Santoso, S. (2004). Buku Latihan SPSS Untuk Statistik Parametrik. Elex Media Komputindo. Jakarta Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung