WORLD TRADE ORGANIZATION Structure & Membership FETRYCIA ANGELA OCTORY/ 1206183161 KEN SWARI MAHARANI / 1206307164
World Trade Organization (WTO) atau Organisasi Pedagangan Dunia, berlaku efektif 1 Januari 1995. Badan internasional yang khusus mengatur masalah perdagangan antar negara. Tujuan utama: untuk membantu para produsen barang dan jasa, eksportir dan importir dalam kegiatan perdagangan
Tugas utama: mendorong perdagangan bebas, dengan mengurangi dan menghilangkan hambatanhambatan perdagangan seperti tariff dan non tariff (misalnya regulasi); menyediakan forum perundingan perdagangan internasional; penyelesaian sengketa dagang dan memantau kebijakan perdagangan di negara-negara anggotanya.
Gagasan untuk mendirikan suatu organisasi perdagangan multilateral telah mulai dirintis dengan disepakatinya General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) pada tahun 1947, sebagai awal dari rencana pembentukan International Trade Organization (ITO), yang merupakan satu dari 3 (tiga) kerangka Bretton Woods Institution.
Kedua organisasi lainnya adalah International Monetary Fund (IMF) dan International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) yang sering dikenal dengan World Bank
Kedua organisasi lainnya adalah International Monetary Fund (IMF) dan International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) yang sering dikenal dengan World Bank. Perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam hubungan perdagangan internasional sejak berdirinya GATT menimbulkan perlunya beberapa peraturan dan prosedur diperbaharui, khususnya didasarkan akan kebutuhan untuk memperketat prosedur penyelesaian sengketa.
Dalam Perundingan Perdagangan Multilateral Putaran Uruguay (Uruguay Round), Punta Del Este, 20 September 2006, pemikiran tentang pembentukan suatu organisasi perdagangan multilateral dimaksud secara implisit termuat di dalam Deklarasi Punta del Este.
Sesudah melalui tahapan-tahapan proses perundingan yang alot dan konsultasi-konsultasi maraton yang intensif atas draft-draft yang diusulkan lebih dari 120 negara, akhirnya pada Pertemuan Tingkat Menteri Contracting Parties GATT di Marrakesh, Maroko, pada tanggal 12-15 April 1994, disahkan Final Act tanggal 15 April 1994 dan tanggal berlakunya WTO.
Persetujuan pembentukan WTO terbuka bagi ratifikasi oleh negara-negara dan diharapkan dapat diberlakukan efektif pada 1 Januari 1995. Untuk mengatasi kekosongan antara Pertemuan Tingkat Menteri di Marrakesh, Maroko sampai dengan tanggal berlakunya WTO, dibentuk lembaga sementara: Implementation Committee, bertugas memperhatikan program kerja WTO, masalah anggaran dan kontribusi serta masalah keanggotaan WTO.
Ministerial Conference: Badan tertinggi WTO yang bertemu paling sedikit satu kali dalam setiap dua tahun. Membuat keputusan atas semua masalah yang terjadi berdasarkan perjanjian perdagangan multilateral.
The General Council: Badan pelaksana untuk mengawasi operasi dari perjanjian WTO dan putusan-putusan yang diambil oleh Ministerial Conference dengan mengadakan pertemuan-pertemuan secara reguler, sekurangkurangnya dua kali dalam setahun
The General Council: Badan pelaksana untuk mengawasi operasi dari perjanjian WTO dan putusan-putusan yang diambil oleh Ministerial Conference dengan mengadakan pertemuan-pertemuan secara reguler, sekurangkurangnya dua kali dalam setahun General Council juga berfungsi dan bertindak sebagai Dispute Settlement Body dan sebagai Trade Policy Review Body.
The General Council: General Council membentuk beberapa badan di bawahnya yang dianggap perlu: (the Councils for Trade in Goods, Trade in Services and Trade-Related Aspects of Intellectual Property)
Sejak KTM Doha, sekretariat WTO membentuk badan khusus untuk merundingkan putaran Doha, yang disebut Komite Perundingan Perdagangan (Trade Negotiations Committee/TNC) yang terdiri atas Dewan yang bertugas mengadakan sidang khusus/special sessions (untuk Jasa; TRIPs; Penyelesaian Sengketa; Pertanian; Perdagangan dan Pembangunan; dan Perdagangan dan Lingkungan. Serta Kelompok Perundingan (Negotiating Groups) untuk akses pasar; aturan-aturan dan fasilitasi perdagangan.
Sekretariat dipimpin oleh seorang Director-General. This is the structure as of 1 October 2013.
Director-General Roberto Azevêdo Biodata Office of the Director-General Council and Trade Negotiations Committee Division Human Resources Division Office of Internal Audit Information and External Relations Division Deputy Director-General Yonov Frederick AGAH Trade Policies Review Division Development Division Institute for Training and Technical Cooperation Deputy Director-General Karl BRAUNER Legal Affairs Division Rules Division Administration and General Services Division Deputy Director-General David SHARK Agriculture and Commodities Division Trade and Environment Division Accessions Division Information Technology Solutions Division Languages Documentation and Information Management Division Deputy Director-General Xiaozhun YI Market Access Division Trade in Services Division Intellectual Property Division Economic Research and Statistics Division
Any state or customs territory having full autonomy in the conduct of its trade policies is eligible to accede to the WTO on terms agreed between it and WTO Members. (Article XII of the WTO Agreement). Most of the members are the founding members and other have acceded since the establishment of WTO in 1995
1. Tell us about yourself 2. Work out with us individually what you have to offer 3. Let s draft membership terms 4. The decision
Article XII of Marrakesh Agreement Establishing the World Trade Organization ( the WTO Agreement) accession 1. Any State or separate customs territory possessing full autonomy in the conduct of its external commercial relations and of the other matters provided for in this Agreement and the Multilateral Trade Agreements may accede to this Agreement, on terms to be agreed between it and the WTO. Such accession shall apply to this Agreement and the Multilateral Trade Agreements annexed thereto. 2. Decisions on accession shall be taken by the Ministerial Conference. The Ministerial Conference shall approve the agreement on the terms of accession by a two-thirds majority of the Members of the WTO. 3. Accession to a Plurilateral Trade Agreement shall be governed by the provisions of that Agreement.
Artticle XII bersifat umum dan tidak memiliki atran tertentu terkait syarat dan ketentuan yang harus disepakati negosiasi tersendiri antara anggota WTO dan kandidat negara anggota Important features in accession to the WTO: 1. Preparation for application 2. Formal application (notification) 3. Working Party Formation 4. Preparation of the Foreign Trade Regime Memorandum by the Acceding Country 5. Questions and Comments from Existing Members 6. Negotiations (market access, membership status, transition rules) 7. Draft Protocol and Vote
Dimulai dengan proses notifikasi informal dan konsultasi dengan Sekretariat WTO. WTO dapat mengirim delegasi untuk mengetahui kondisi negara terkait Negosiasi informal dengan negara-negara anggota WTO lainnya untuk mendapat dukungan
Negara memberikan aplikasi formal untuk diproses Director-General General Council consideration
General Council meninjau aplikasi jika diterima Sekretariat membentuk Working Party biasanya negaranegara yang memiliki relasi ekonomi & politik, terbuka untuk semua negara, jumlah anggota tidak selalu sama Working Party penting dalam menentukan keanggotaan suatu negara lobi informal perlu dilakukan
Negara kandidat anggota wajib untuk mempersiapkan Foreign Trade Regime Memorandum (the Memorandum) : kebijakan perdagangan hambatan tarif dan non tarif partisipasi negara dalam perdagangan Memorandum menjadi dasar negosiasi antara Working Party dan negara calon anggota WTO komitmen kebijakan market-oriented Negara kandidat dapat meminta bantuan dari Sekretariat dalam persiapannya
Sekretariat menyebarkan Memorandum kepada semua negara anggota questions and comments Sekretariat mengumpulkan dan memberikan kepada negara kandidat Working Party mendiskusikan isu-isu terkait Memorandum, termasuk questions and comments & jawabannya
Negosiasi formal antara negara calon anggota dan Working Party (dan negara-negara lain yang terkait) Negosiasi multilateral: persetujuan terhadap penurunan tarif maupun peraturan terkait barang, jasa, dan TRIPs. Negosiasi bilateral: akses pasar untuk barang dan komitmen dalam sektor jasa dicatat oleh Sekretariat dalam Schedules Tiga hal utama dalam negosiasi: 1. Akses pasar 2. Status keanggotaan 3. Peraturan transisi
Working Party mempersiapkan Report and Draft Protocol of Accession dan laporan untuk General Council Working Party mengadopsi Draft Decision Schedules of Concession and Commitments dan Setelah menerima Draft Protocol, negara-negara anggota melakukan voting (2/3 majority for approval) Setelah disepakati, negara kandidat menjadi anggota resmi WTO setelah 30 hari. Negara tersebut menerima Protocol of Accession dan Trade and Review Mechanism