BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang andal. Kualitas SDM sangat penting, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. menyadarkan manusia akan potensi-potensi yang dimilikinya untuk dikembangkan.

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu dan masyarakat serta melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. sulit untuk dientaskan diantaranya adalah karena rendahnya kemampuan. adalah dengan didirikannya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Karakter guru mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan di desain sedemikian rupa untuk memudahkan. siswa memahami pelajaran. Hampir semua dari faktor pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. didik untuk menjadi manusia yang berakhlak mulia (bermoral). Sebab bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya ini mengakibatkan ilmu pengetahuan memiliki. dampak positif dan negatif. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah). 2

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. jauh lebih banyak dan lebih komplek dibandingkan pada masa-masa sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah sedang giat menggalakkan pembangunan disegala bidang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

PEMBELAJARAN MELALUI DISKUSI KELOMPOK DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada kedewasaan dalam berbagai aspek kehidupan. Pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa sekarang Bangsa Indonesia hidup di zaman global yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pendidikan dapat digunakan sebagai wahana dalam membangun

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. sangat membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

BAB I PENDAHULUAN. berarti menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan, karena pendidikan berperan dalam. Orang yang memiliki ilmu pengetahuan, kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dan tujuan yang berbeda dari disiplin ilmu yang lain. Bahkan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Maka dari itu, potensi manusia diposisikan sebagai makhluk yang istimewa

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional pada pasal 3 yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada sekat secara tidak langsung menciptakan batas batas moralitas

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, suatu bangsa menyongsong masa depan yang lebih baik. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi menuntut setiap bangsa memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas SDM sangat penting, karena kemakmuran suatu bangsa tidak lagi ditentukan oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga. Sangat memprihatinkan di saat SDM bangsa Indonesia berada di peringkat 105 dari173 negara-negara di ASEAN. Rendahnya SDM di Negara kita, dikarenakan rendahnya mutu pendidikan. Selanjutnya, pendidikan adalah kunci untuk membangun SDM. 1 Dengan kata lain, kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Schoorl (1982) berpendapat bahwa praktik -praktik pendidikan merupakan wahana terbaik dalam menyiapkan sumber daya manusia dengan derajat moralitas tinggi. Di negara kita tujuan pendidikan nasional diidealisasikan sebagaimana termuat dalam UU RI No. 2 Tahun 1989, Pasal 4,dimana Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, 1 Munawar Shaleh, Politik Pendidikan: Membangun Sumber Daya Bangsa dengan Peningkatan Kualitas Pendidikan, (Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2005), 12. 1

2 memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Jika idealisasi itu menjelma dalam realita, maka arus siswa akan memasuki pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, dan tatkala mereka lulus, mereka akan menjadi modal utama lahirnya SDM yang terampil, duduk pada jajaran terdepan memiliki moralitas tinggi. Karenanya, pendidikan moral dan agama di sekolah-sekolah atau di dalam keluarga, dan moralitas perilaku pendidikan harus dimapankan secara berlanjut dan konsisten dari zaman ke zaman. 2 Teladan kepribadian dan kewibawaan yang dimiliki oleh guru akan mempengaruhi positif atau negatifnya pembentukan kepribadian dan watak anak. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Ahzab ayat 21, sebagai berikut: Artinya : Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. 3 Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Rasulullah adalah suri tauladan dan gurunya-guru adalah Rasulullah, oleh karena itu guru dituntut memiliki kepribadian yang baik seperti apa yang ada pada diri Rasulullah SAW. 2 Sudarwan Danim, Agenda Pembaharuan Sistem Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset, 2003), 63. 3 Departemen Agama RI, Al-Qur an Dan Terjemahnya (Surabaya: Mahkota, 1990), 670.

3 Kedudukan guru yang demikian, senantiasa relevan dengan zaman dan sampai kapanpun diperlukan. Lebih-lebih untuk mendidik kader-kader bangsa yang berbudi pekerti luhur (akhlaqul karimah). Dengan bekal pendidikan akhlaqul karimah yang kuat diharapkan akan lahir anak-anak masa depan yang memiliki keunggulan kompetitif yang ditandai dengan kemampuan intelektual yang tinggi (ilmu pengetahuan dan teknologi) yang diimbangi dengan penghayatan nilai keimanan, akhlak, psikologis, dan sosial yang baik. 4 Oleh karena itu dari uraian di atas sebagai penerus bangsa yang konsen di bidang pendidikan, dipandang penting melakukan kajian secara mendalam dalam bentuk penelitian akhlak siswa di masa pubertas pada jenjang pendidikan menengah pertama.mengapa penerapan akhlak yang penulis teliti?karena akhlak merupakan hal yang sangat penting bagi manusia sebagai penuntun untuk menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam.Terlebih pada masa pubertas, yaitu masa yang dianggap sebagai periode sensitif yang memiliki pengaruh sangat besar bagi kehidupan individu. Periode ini menandai perpindahan dari tahap anak-anak menjadi tahap dewasa. Oleh sebab itu peran serta guru sebagai pembimbing sangatlah penting dan sangat diperlukan. Melihat fenomena tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menerapkan Pendidikan 4 Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Misaka Galiza, 2003), 9.

4 Akhlak Di SMP 01 Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2015/2016. B. Fokus Penelitian Bagian ini mencantumkan semua rumusan masalah yang dicari jawabannya melalui proses penelitian. Perumusan masalah harus disusun secara singkat, jelas, tegas, spesifik, operasional yang dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. 5 Terdapat perbedaan antara masalah dengan rumusan masalah. Seperti yang dikemukakan bahwa, masalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi. Sedangkan rumusan masalah adalah pertanyaan yang disusun berdasarkan masalah yang harus dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. 6 Rumusan masalah sangat penting, yakni dalam rangka mencari dan menemukan jawaban dari masalah yang diteliti.isi rumusan masalah tersebut mencerminkan adanya permasalahan yang perlu dipecahkan atau perlu dijawab. 7 Adapun masalah yang dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Kelas Untuk Menerapkan Pendidikan Akhlaq Di SMPN 01 Arjasa Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2015/2016? 5 Tim Penyusunan IAIN, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Jember. STAIN Press, 2013), 72. 6 Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D ( Jakarta: Erlangga, 2005), 284. 7 Triton & Hariwijaya, Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal dan Skripsi (Yogyakarta: Oryza, 2008), 46.

5 2. Bagaimana Peran Guru Pendidikan Agama Islam Diluar Kelas Untuk Menerapkan Pendidikan Akhlaq Di SMPN 01 Arjasa Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2015/2016? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju dalam melakukan penelitian. Dan tujuan penelitian, juga harus mengacu pada masalah yang telah dirumuskan sebelumnya. 8 Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Kelas Untuk Menerapkan Pendidikan Akhlaq Di SMPN 01 Arjasa Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2015/2016? 2. Mendeskripsikan Peran Guru Pendidikan Agama Islam Diluar Kelas Untuk Menerapkan Pendidikan Akhlaq Di SMPN 01 Arjasa Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2015/2016? D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang akan diberikan setelah selesai penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang bersifat teoritis dan kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi penulis, instansi dan masyarakat secara keseluruhan 9 Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut: 8 IAIN, Pedoman Penulisan, 72-73. 9 Ibid.,73.

6 1. Bagi Peneliti a. Penelitian ini untuk melengkapi syarat memperoleh gelar sarjanah di jurusan tarbiyah program studi Pendidikan Agama Islam. b. Untuk memperdalam ilmu pengetahuan, latihan penerapan Pendidikan Agama Islam serta belajar untuk dapat memecahkan suatu permasalahan secara tepat, dengan didukung informasi yang ada. c. Sebagai tuangan disiplin ilmu. 2. Bagi lembaga a. Memberikan informasi kepada Sekolah Di SMP 01 Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember berkaitan dengan manajemen pembelajaran pendidikan agama Islam. b. Memberikan alternatif pemecahan masalah berkaitan dengan manajemen pembelajaran pendidikan agama Islam. 3. Bagi Lembaga IAIN a. Sebagai uji hasil dari sytem pembelajaran yang ada. c. Dapat menambah hasanah perpustakaan, wawasan keilmuan dan keagamaan. 10 E. Definisi Istilah Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti didalam judul penelitian. Tujuannya agar tidak 10 IAIN, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah, 45

7 terjadi kesalah pahaman terhadap makna istilah sebagaimana di maksud oleh peneliti. 11 Berikut ini akan dijelaskan definisi istilah yang terkandung di dalam judul penelitian ini yang meliputi: 1. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Peranan adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa. 12 Guru adalah seseorang yang membuat orang lain tahu atau mampu untuk melakukan sesuatu, atau memberikan pengetahuan atau keahlian. Menurut Zakiah Daradjat, guru adalah seseorang yang memiliki kemampuan atau pengalaman yang dapat memudahkan melaksanakan peranannya membimbing muridnya 13 Dalam kamus besar bahasa Indonesia, guru PAI berarti orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar mata pelajaran PAI. Jadi peranan guru PAI yang dimaksud disini adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh orang yang pekerjaannya mengajar mata pelajaran PAI sehingga membuat seseorang tahu atau mampu untuk melaksanakan sesuatu, atau memberikan pengetahuan dan keahlian dalam suatu peristiwa. 2. Pendidikan Akhlak Pengertian pendidikan Akhlak adalah perpaduan antara pengertian Pendidikan dan Akhlak. Jadi yang dimaksud dengan Pendidikan Akhlak adalah bimbingan, asuhan dan pertolongan dari orang dewasa untuk 11 Ibid., 45. 12 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III, (Jakarta : Balai Pustaka,2005), 751. 13 Zakiah Daradjat, dkk.,metode Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara,1996), 266.

8 membawa anak didik ke tingkat kedewasaan yang mampu membiasakan diri dengan sifat-sifat yang terpuji dan menghindari sifat-sifat yang tercela. Kedewasaan di sini meliputi aspek kesempurnaan jasmani dan kesempurnaan rohani yang patut dimiliki oleh setiap manusia, sehingga ia dapat membedakan mana yang harus dikerjakan dan mana yang harus ditinggalkan. Oleh sebab itu kedua perbuatan tersebut memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, sehingga dapat dijadikan sebagai ukuran tinggi rendahnya iman. Iman yang sempurna akan melahirkan akhlak. Dengan kata lain bahwa keindahan akhlak adalah manifestasi dari kesempurnaan iman. Sebaliknya jika imannya belum sempurna, maka indikasi yang muncul adalah perbuatan-perbuatan yang tercela. Kehidupan berakhlak tidak dapat dipisahkan dengan keyakinan beragama.nabi Muhammad SAW diutus untuk menyempurnakan agama yang telah dibawa oleh rasul sebelumnya.maka jelas bahwa inti ajaran Islam adalah memberikan bimbingan mental dan jiwa manusia, sebab dalam bidang ini terletak hakekat kemanusiaannya dan hal itulah yang menentukan bentuk hidup manusia.tujuan pendidikan akhlak menurut Prof. Dr. M. Athiyah al-abrasyi adalah membentuk orang-orang yang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam berbicara dan perbuatan,

9 mulia dalam tingkah laku dan perangai, bersifat bijaksana, ikhlas, jujur dan suci. 14 F. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup. Format penulisan sistematika pembahasan adalah dalam bentuk deskriptif naratif bukan seperti daftar isi. 15 Gambaran umum secara singkat dari pembahasan skripsi ini adalah: BAB I. Pendahuluan, bab ini membahas tentang deskripsi tentang latar belakang masalah, kemudian dilanjutkan dengan fokus penelitian, diuraikan pula tentang tujuan penelitian, manfaat penelitian secara teoritis maupun praktis, definisi istilah dan diakhiri sistematika pembahasan. BAB II. Kajian kepustakaan, bab ini berisi tentang penelitian terdahulu sebagai perbandingan untuk menyusun kepustakaan dan kajian teori sebagai pendukung karya ilmiah ini. Dilanjutkan kerangka teoritik tentang manajemen pembelajaran pendidikan agama islam. BAB III. Metode Penelitian, bab ini membahas tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data dan tahap-tahap penelitian. BAB IV. Merupakan penyajian data dan analisis yang tersusun dari gambaran obyek penelitian, penyajian data dan analisis serta pembahasan temuan. 14 Muhammad Athiyah al-abrasyi, Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Islam, (Pustaka Setia: Bandung, 2003), 14. 15 STAIN, Pedoman Penulisan,73.

10 BAB V. Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Bab ini merupakan akhir dari penulisan karya ilmiah dan merupakan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, dan sebagai akhir dari penelitian ini ditutup dengan saran-saran serta daftar pustaka.