BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum disetiap jenjang pendidikan di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Salah satu keterampilan berbahasa yaitu menulis.

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN. yang disampaikan secara terselubung atau tidak secara langsung.

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan produktif yang sangat diperlukan khususnya di bidang pendidikan. Dengan. memaparkan, bahkan mempengaruhi orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fitri Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MEDIA POSTER IKLAN BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menyunting memiliki berbagai macam bentuk, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting di

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Keterampilan tersebut adalah keterampilan menyimak (listening

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Di zaman yang modern ini kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. mengarungi kehidupannya di dunia. Pendidikan bahasa Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat keterampilan tersebut

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

dituntut untuk lebih produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

BAB I PENDAHULUAN. membaca, menulis, menyimak, berbicara. Setiap keterampilan erat sekali kaitannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Santosa, dkk (dalam Harjono, 2009:4) Mengungkapkan bahwa fungsi bahasa. adalah:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

Berdasarkan Kurikulum 2013 Pembelajaran Bahasa Indonesia bermula. pada pengembangan kompetensi dalam ranah sikap (KI-1 dan KI-2), pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan dalam berbahasa. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sarana komunikasi dalam kehidupan manusia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah. Hal ini dimaksudkan agar semua siswa mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Berbahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia. Dalam berbahasa terdapat beberapa keterampilan yang kesemuanya saling berhubungan. Ada empat keterampilan dalam berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan erat berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Setiap keterampilan erat pula berhubungan dengan proses-proses yang mendasari bahasa. Keempat keterampilan tersebut merupakan kompetensi yang harus dikuasai siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, kita tidak terlepas dari keterampilan membaca dan menulis. Bahkan permasalahan terbesar dan mendasar di dalam pembelajaran bahasa Indonesia saat ini adalah permasalahan berkenaan dengan kemampuan dan kebiasaan membaca dan menulis. Saat ini keterampilan membaca dan menulis mendapat porsi yang 1

2 lebih dibandingkan keterampilan yang lain. Hal ini dilakukan mengingat masih minimnya budaya membaca dan menulis pada siswa. Berdasarkan urutan pemerolehan bahasa, menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai seseorang setelah proses menyimak, berbicara, dan membaca. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Disebut sebagai kegiatan produktif karena kegiatan menulis menghasilkan tulisan, dan disebut kegiatan ekspresif karena kegiatan menulis sebagai tempat/wadah untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, pengalaman, dan pengetahuan. Pandangan umum meyakini bahwa ada hubungan yang positif antara perkembangan kemampuan membaca dan menulis. Membaca merupakan sarana yang tepat untuk mempromosikan suatu pembelajaran sepanjang hayat. Membaca dapat digunakan untuk membangun konsep, mengembangkan perbendaharaan kata, memberi pengetahuan, menambah proses pengayaan pribadi, mengembangkan intelektualitas, membantu mengerti, dan memahami masalah orang lain, mengembangkan konsep diri, dan sebagai suatu kesenangan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kegiatan membaca sangat bermanfaat dan dapat membuat seseorang menjadi berkembang. Pada tahap akhir keterampilan berbahasa seseorang dituntut untuk dapat menuangkan ide dalam bentuk bahasa tulis. Tahap ini merupakan suatu tingkatan yang paling rumit karena selain menuangkan ide, seseorang

3 dituntut untuk dapat menuangkan gagasan, konsep perasaan, dan kemauan atau harapan orang lain yang disampaikan melalui tulisannya. Namun, pada kenyataannya keterampilan menulis kurang disenangi siswa. Oleh sebab itu, siswa sering mendapat nilai kurang baik pada keterampilan menulis. Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis karya ilmiah disebabkan kurangnya minat siswa dalam menulis karya ilmiah. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian dari lapangan yaitu I Nengah Suandi, Ni made Halustini, dan Nyoman Widarsini dengan judul Meningkatkan Keterampilan Menulis Karya Ilmiah melalui Teknik Sispem pada Siswa SMA N 1 Singaraja dinyatakan bahwa kemampuan menulis karya ilmiah siswa tergolong masih kurang. Nilai rata-rata yang diperoleh masih dibawah nilai standar yang ditetapkan sekolah atau dibawah 75. Tegasnya, niali ratarata yang diperoleh siswa hanya 64. Hanya anak yang kebetulan memilih ekstra KIR (Karya Ilmiah Remaja), yang berhasil mendapat nilai diatas tujuh puluh lima atau diatas rata-rata standar sekolah. (Jurnal Pendidikan dan pengajaran, Jilid 42 Nomor 2, Juli 2009, hlm.80-88). Edu dalam tesisnya yang berjudul Pembelajaran Menulis Karangan Eksposisi dengan Pengembangan Portofolio untuk Meningkatkan kemampuan Belajar siswa mengatakan bahwa pelajaran menulis dianggap sebagai pelajaran paling sulit, khususnya eksposisi. (http/ind.sps.upi.edu). hal serupa juga dinyatakan oleh Nengsih Yusnidar dalam skripsinya berjudul Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi dengan Metode Discovery oleh siswa kelas XI SMA Santo Paulus Medan Tahun Pembelajaran 2009/2010.

4 Hasil pretest didapat skor mean siswa yaitu 64 dengan KKM sebesar 75. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa masih rendah. Komang Krisna Kurmawati mengatakan setelah menerapkan model STAD, perolehan skor siswa selalu mengalami peningkatan dari pratindakan hingga samapi kepada pelaksanaan model pembelajaran STAD. (Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Volume 3 No. 1 Tahun 2015). Menurut Tarigan (2008: 4), Keterampilan menulis sangat dibutuhkan di era kehidupan modern ini karena keterampilan menulis adalah ciri-ciri dari orang-orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Namun pada kenyataannya, aspek keterampilan menulis yang dinilai penting ini tidak sejalan dengan kemampuan dan minat siswa dalam pembelajaran menulis. Menulis karangan eksposisi adalah salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa. Dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X semester 1, salah satu standar kompetensi dari keterampilan menulis adalah mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragaraf (naratif, deskriptif, ekspositif). Adapun yang menjadi kompetensi dasarnya adalah menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk ragam paragraf ekspositif. Kemampuan menulis sangat penting, namun sering dihindari oleh siswa karena siswa kurang suka terhadap pelajaran menulis. Kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa masih rendah. Hal ini juga di ungkapkan oleh Fitri Rahmawati dalam jurnal penelitiannya yang mengatakan bahwa

5 Keterampilan menulis terabaikan karena kurangnya minat siswa terhadap pelajaran menulis, khususnya menulis karangan eksposisi. Siswa menganggap menulis kalimat efektif dalam karangan eksposisi itu sulit akibatnya siswa kurang mampu menulis sebuah kalimat efektif dalam karangan eksposisi. Fenomena yang terjadi dilapangan itu memperkuat anggapan bahwa kegiatan menulis sebagai kegiatan yang sulit dan sering diabaikan siswa. Di dalam pembelajaran disekolah diperlukan model pembelajaran yang efektif agar siswa lebih bersemangat dan termotivasi, karena tanpa model pembelajaran, proses belajar mengajar itu akan membosankan bagi siswa. Menulis paragraf eksposisi merupakan hal yang sulit bagi siswa. Hal ini dikarenakan guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional, di mana guru masih mnyampaikan materi dengan ceramah lalu siswa mendengarkan dan mencatat. Melihat kondisi itu, peneliti berusaha memberikan solusi dalam pembelajaran menulis supaya permasalahan serta kendala kurang mampunya siswa dalam menulis paragaraf eksposisi, serta menotonnya cara pengajaran yang dilakukan oleh guru dapat teratasi. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan model pembelajaran yang lebih efektif, yang lebih memberdayakan siswa. Model pembelajaran aktif ini salah satu diantaranya adalah Model STAD. STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai

6 menggunakan pembelajaran kooperatif. Tujuannya adalah untuk menyakinkan masing-masing pasangan dapat melakukan keterampilan dengan benar. Materi-materi yang bersifat psikomotorik adalah materi yang baik untuk diajarkan dengan model ini (Instarani, 2011:219). Berdasarkan uraian di atas dan pentingnya keterampilan menulis karangan eksposisi maka ditetapkan judul penelitian ini adalah : Pengaruh Penggunaan Model STAD Terhadap Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 10 Medan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa masih rendah 2. Siswa mengalami kesulitan menulis paragraf eksposisi. 3. Guru masih menggunakan model pembelajaran yang kurang efektif sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas terdapat tiga masalah, tidak mungkin dilakukan penelitian terhadap ketiga masalah tersebut. Maka agar pembahasan dalam penelitian ini tidak menyimpang dan lebih terarah, perlu dilakukan pembatasan masalah. Penelitian ini hanya dibatasi pada masalah ketiga yakni Guru masih menggunakan model pembelajaran yang kurang efektif sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.

7 Kurang efektifnya model pembelajaran yang digunakan guru tersebut menyebabkan kemampuan menulis siswa menjadi rendah. Untuk mengatasi masalah tersebut maka ditawarkan sebuah model pembelajaran yaitu model pembelajaran STAD yang secara teoretis hasilnya akan mengakibatkan kemampuan menulis siswa menjadi lebih baik. Peneliti memilih model pembelajaran berbasis masalah. Karena penggunaan model ini merupakan upaya untuk menciptakan suasana baru dalam pembelajaran menulis paragraf eksposisi. Dengan demikian, dengan penggunaan model pembelajaran STAD ini akan tercipta proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan sehingga memacu kreativitas siswa dalam menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 10 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016. D. Rumusan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah, maka perlu dirumuskan masalah yang akan diteliti. Dari pembatasan masalah di atas, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 10 Medan sebelum menggunakan model pembelajaran STAD? 2. Bagaimana kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 10 Medan setelah menggunakan model pembelajaran STAD?

8 3. Adakah pengaruh yang positif dan signifikan dalam penggunaan model pembelajaran STAD terhadap kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 10 Medan? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. untuk mengetahui kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa siswa kelas X SMA Negeri 10 Medan sebelum menggunakan model pembelajaran STAD 2. untuk mengetahui kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa siswa kelas X SMA Negeri 10 Medan sesudah menggunakan model pembelajaran STAD 3. untuk mengetahui pengaruh model STAD terhadap kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa siswa kelas X SMA Negeri 10 Medan. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Uraiannya sebagai berikut : 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis penelitian ini dapat memberi tambahan pengetahuan dalam pembelajaran bahasa, khususnya pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menggunakan model STAD

9 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberi motivasi bagi siswa dalam membuat paragraf eksposisi. 2. Membantu siswa agar dapat lebih mudah menguasai empat aspek keterampilan berbahasa. 3. Siswa diharapkan dapat mengubah pandangan tentang belajar bahasa Indonesia. b. Bagi guru 1. Mengatasi kesulitan pembelajaran menulis paragraf eksposisi yang dialami guru. 2. Penelitian bisa memberikan satu acuan kepada guru untuk membuat pembelajaran menulis paragraf eksposisi lebih kreatif dan inovatif. c. Bagi peneliti 1. Mengaplikasikan teori yang diperoleh ketika penulis nantinya sudah benar-benar menjadi seorang pendidik. 2. Menambah wawasan dan pengalaman penulis dalam penelitian yang terkait dengan pembelajaran menulis paragraf eksposisi. d. Bagi sekolah Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pengembangan proses pengajaran bahasa dan sastra indonesia dalam meningkatkan kemampuan menulis paragraf eksposisi. Dengan

10 demikian, sekolah akan menghasilkan siswa yang terampil menulis. e. Bagi pembaca Melalui penelitian pembaca diharapkan memperoleh pengetahuan dan dapat memperluas wawasan di bidang pendidikan dan bagaimana cara pengajaran yang baik di kelas.