BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang kesehatan No. 23 tahun 1992 pasal 10 menyebutkan bahwa peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan diselenggarakan melalui 15 macam kegiatan, yang salah satu diantaranya adalah pengawasan terhadap penyehatan makanan dan minuman agar mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat Pengawasan terhadap penyehatan makanan merupakan upaya untuk mengendalikan faktor tempat, peralatan dan makanan yang memungkinkan menimbulkan gangguan kesehatan atau keracunan makanan. Makanan merupakan salah satu bahan pokok dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa serta mempunyai peranan penting dalam pembangunan nasional. Oleh karena itu, masyarakat perlu dilindungi keselamatan dan kesehatannya terhadap produksi dan peredaran makanan yang tidak memenuhi syarat. Cara produksi makanan yang baik merupakan salah satu faktor yang penting untuk memenuhi standard mutu atau persyaratan yang ditetapkan untuk makanan. (Depkes RI,1996) Perkembangan teknologi dewasa ini mengakibatkan perubahan dalam kebiasaan makan, yang mempunyai dampak dalam perkembangan teknik produksi dan distribusi makanan. Oleh karena itu cara produksi makanan secara efektif merupakan hal yang penting untuk mencegah gangguan kesehatan manusia dan dampak ekonomi sebagai akibat dari penyakit yang ditimbulkan oleh makanan (DepkesRI,1996).
Pentingnya tindakan higiene sanitasi dalam memproduksi makanan merupakan salah satu upaya untuk menghindari terjadinya pencemaran terhadap hasil produksi. Dalam rencana pembangunan jangka panjang dibidang kesehatan seperti disebutkan dalam sistem kesehatan nasional, salah satu upaya yang diprogramkan adalah peningkatan kesehatan lingkungan. Kesehatan lingkungan mencakup aspek yang sangat luas, salah satu diantaranya adalah higiene dan sanitasi makanan. Makanan berkualitas baik, merupakan standard utama yang harus dilaksanakan dalam penyediaan makanan serta aman untuk dikonsumsi masyarakat luas terutama yang menyangkut higiene sanitasi pengolahan pada pabrik yang memproduksi makanan dan minuman, merupakan suatu usaha yang mutlak dalam penyediaan makanan bermutu dan aman bagi masyarakat. Untuk meningkatkan upaya kesehatan dalam pengolahan makanan, maka perlu diselenggarakan program kesehatan yaitu dengan cara memperhatikan enam prinsip higiene dan sanitasi makanan, seperti dalam pengadaan makanan yang bertujuan untuk mendapatkan makanan yang terjamin dari segi kualitas maupun kuantitas, maka aspek keamanan makanannya pun perlu dijaga dan diawasi. Untuk hal tersebut maka diperlukan keamanan higiene dan sanitasi pengelolaan makanan yang baik dan yang memenuhi syarat untuk kesehatan, sehingga makanan tersebut layak untuk dikonsumsi karena terhindar dari segala bahaya yang dapat mengganggu kesehatan. Keadaan higiene dan sanitasi pengelolaan makanan sangat perlu diperhatikan karena makanan tersebut dapat menjadi media penularan penyakit. Higiene dan sanitasi tempat pengolahan makanan dari segi suatu usaha industri atau pabrik, juga perlu memperhatikan enam prinsip sanitasi makanan yaitu keadaan bahan makanan, Cara
penyimpanan makanan, cara pengolahan makanan, pengangkutan makanan masak, cara penyimpanan makanan masak dan cara penyajian makanan. Untuk menjamin terwujudnya keadaan higiene dan sanitasi tempat pengolahan makanan dari suatu industri yang memenuhi syarat-syarat kesehatan salah satunya adalah dengan melakukan pengawasan secara periodik 6 bulan sekali. Berdasarkan kasus keracunan roti yang terjadi di riau (Saiful, 2004) yang mengakibatkan 1 orang meninggal setelah memakan roti tanpa merek dan dari hasil laboratorium dapat disimpulkan bahwa terdapat bakteri staphylococcus dan streptococcus pada roti selai dan bakteri clostrodium dan streptococcus pada roti kelapa. Kemudian keracunan juga terjadi di panti asuhan sutejo putri (Muhtadin, 2005) yang mengakibatkan 12 anak panti asuhan mengalami sakit perut, pusing dan muntah-muntah setelah memakan roti bolu gulung, penyebab keracunan diduga berasal dari roti bolu gulung, sebab roti tersebut sudah berjamur. Berdasarkan hasil penelitian Betty (2004) diketahui bahwa Higiene tenaga penjamah makanan pada dua perusahaan Biskuit dikota medan belum memenuhi syarat kesehatan seperti pengadaan bahan makanan, penyimpanan makanan pengolahan makanan, pengangkutan makanan, penyimpanan makanan serta higiene dan sanitasi pengolahan makanan juga belum memenuhi syarat kesehatan. Roti merupakan makanan jajanan yang dijual tanpa kemasan khusus yang dijual oleh pedagang roti yang dijual secara keliling dan dikonsumsi oleh masyarakat umum. Makanan dan minuman yang baik bila diproduksi dan diedarkan kepada
masyarakat luas haruslah memenuhi persyaratan KepmenKes No.942/MenKes/SK/VII/2003. Berdasarkan hal di atas maka penulis ingin mengetahui gambaran mengenai penerapan higiene dan sanitasi pengolahan makanan yang dilaksanakan pada pabrik roti dan hasil yang didapat pabrik ini akan penulis sesuaikan dengan KepmenKes No.942/MenKes/SK/VII/2003. 1.2 Perumusam Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini belum diketahuinya Bagaimana Gambaran Higiene dan Sanitasi Pengolahan makanan pada Pabrik Roti. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran tentang penerapan higiene dan sanitasi pengolahan makanan pada tenaga penjamah makanan dan tempat pengolahan makanan di Pabrik Roti di Desa kampung Lalang Kecamatan Sunggal Medan. 1.3.2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui keadaan higiene dan sanitasi pengolahan makanan pada 5 pabrik roti di desa kampung Lalang Kecamatan Sunggal Kota Medan yang meliputi: 1. Untuk mengetahui higiene sanitasi pemilihan bahan baku makanan. 2. Untuk mengetahui higiene sanitasi penyimpanan bahan baku makanan. 3. Untuk mengetahui higiene sanitasi pengolahan makanan. 4. Untuk mengetahui higiene sanitasi penyimpanan makanan.
5. Untuk mengetahui higiene sanitasi pengangkutan makanan. 6. Untuk mengetahui higiene sanitasi penyajian makanan. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai masukan bagi pengusaha pabrik untuk mempertahankan higiene dan sanitasi pengolahan roti. 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para konsumen agar lebih teliti dalam membeli roti. 3. Sebagai masukan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian selanjutnya.