BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang kesehatan No. 23 tahun 1992 pasal 10 menyebutkan bahwa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. manusia, air diperlukan untuk menunjang kehidupan, antara lain dalam kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam makanan. Kurangnya perhatian terhadap hal ini telah sering

sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,

BAB 1 PENDAHULUAN. Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun makluk hidup

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Isu Pengelolaan Higiene Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN. kimia fisika dan radio aktif (Menteri Kesehatan RI, 2010). Air di dalam tubuh

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Faktor-faktor yang menentukan kualitas makanan baik, dapat ditinjau dari

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013)

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan suatu hak asasi manusia dan juga investasi sumber

BAB I PENDAHULUAN. asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyelenggaraan makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak memenuhi syarat, dan terhadap kerugian sebagai akibat produksi,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Letusan penyakit akibat pangan (food borne diseases) dan kejadiankejadian

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mendapatkan energi, membantu pertumbuhan badan dan otak.

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

I. PENDAHULUAN. terkontaminasi baik secara bakteriologis, kimiawi maupun fisik, agar

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dan merata. Maksudnya bahwa dalam pembangunan kesehatan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang cukup, kehidupan manusia akan terganggu sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Rancangan sistem..., Putih Sujatmiko, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB 1 : PENDAHULUAN. aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan lain yang

BAB I PENDAHULUAN. klien kekurangan cairan / dehidrasi. Keadaan kekurangan cairan apabila tidak

BAB I PENDAHULUAN. untuk dikonsumsi. Maka dari itu, dalam hal ini higienitas sangat berperan penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan

4. Menurut anda jenis es batu apa yang baik digunakan?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam beberapa tahun belakangan ini, media di Indonesia sangat gencar

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga dari hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup. Dengan demikian menyediakan air

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri ini merupakan indikator kualitas air karena keberadaannya menunjukan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak

BAB I PENDAHULUAN. untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Manusia menggunakan air untuk

BAB I PENDAHULUAN. bisa melaksanakan rutinitasnya setiap hari(depkesri,2004).

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun

HIGIENE DAN SANITASI PENGOLAHAN ROTI PADA PABRIK ROTI DI DESA KAMPUNG LALANG KECAMATAN SUNGGAL MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI. Oleh :

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24

BAB I PENDAHULUAN. terbagi menjadi dua macam yaitu komersial dengan orientasi pada profit dan non

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk

BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 48 telah. kesehatan keluarga, perbaikan gizi, pengawasan makanan dan minuman,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang ada di Provinsi Gorontalo,

SUKOHARJO. Oleh : Kesehatan Bidang J NIM FAKULTAS

KARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENJAMAH MAKANAN TENTANG HIGIENE DAN SANITASI DAN DAYA TERIMA MAKAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti

BAB I PENDAHULUAN. harus memenuhi kebutuhan zat gizi, makanan juga harus aman dari

Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu faktor yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia

BAB I PENDAHULUAN. kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG SERTIFIKASI LAIK SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh enzim, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan derajat kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi

BAB I PENDAHULUAN. Daging merupakan salah satu bahan pangan sumber protein hewani. Daging

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996

BAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh globalisasi perdagangan pangan sudah mulai meluas ke berbagai

ASPEK HYGIENE SANITASI MAKANAN PADA RUMAH MAKAN DI TERMINAL 42 ANDALAS KOTA GORONTALO 2012 ABSTRAK

Karakteristik Responden

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga yang murah, menarik dan bervariasi. Menurut FAO (Food

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya mikroorganisme patogen pada makanan dan minuman sehingga bisa

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan penyusunan dan penelitian tugas akhir ini dilakukan di Usaha Kecil Menengah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah melakukan pembangunan berwawasan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan kualitas yang baik. Kehidupan tidak akan berlangsung tanpa air.

BAB I PENDAHULUAN. Bakso merupakan makanan jajanan yang paling populer di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Transmitted Helminths. Jenis cacing yang sering ditemukan adalah Ascaris

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup

BAB IV KURSUS HIGIENE SANITASI MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk manusia melakukan aktivitas sehari-hari. Untuk menunjang

BAB 1 : PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai

BAB I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah adalah kebiasaan jajan dikantin atau warung di sekitar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahan pangan adalah bahan yang memungkinkan manusia tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah Sakit sebagai salah satu institusi kesehatan mempunyai peran penting

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, makanan harus baik, dan aman untuk dikonsumsi.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang kesehatan No. 23 tahun 1992 pasal 10 menyebutkan bahwa peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan diselenggarakan melalui 15 macam kegiatan, yang salah satu diantaranya adalah pengawasan terhadap penyehatan makanan dan minuman agar mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat Pengawasan terhadap penyehatan makanan merupakan upaya untuk mengendalikan faktor tempat, peralatan dan makanan yang memungkinkan menimbulkan gangguan kesehatan atau keracunan makanan. Makanan merupakan salah satu bahan pokok dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa serta mempunyai peranan penting dalam pembangunan nasional. Oleh karena itu, masyarakat perlu dilindungi keselamatan dan kesehatannya terhadap produksi dan peredaran makanan yang tidak memenuhi syarat. Cara produksi makanan yang baik merupakan salah satu faktor yang penting untuk memenuhi standard mutu atau persyaratan yang ditetapkan untuk makanan. (Depkes RI,1996) Perkembangan teknologi dewasa ini mengakibatkan perubahan dalam kebiasaan makan, yang mempunyai dampak dalam perkembangan teknik produksi dan distribusi makanan. Oleh karena itu cara produksi makanan secara efektif merupakan hal yang penting untuk mencegah gangguan kesehatan manusia dan dampak ekonomi sebagai akibat dari penyakit yang ditimbulkan oleh makanan (DepkesRI,1996).

Pentingnya tindakan higiene sanitasi dalam memproduksi makanan merupakan salah satu upaya untuk menghindari terjadinya pencemaran terhadap hasil produksi. Dalam rencana pembangunan jangka panjang dibidang kesehatan seperti disebutkan dalam sistem kesehatan nasional, salah satu upaya yang diprogramkan adalah peningkatan kesehatan lingkungan. Kesehatan lingkungan mencakup aspek yang sangat luas, salah satu diantaranya adalah higiene dan sanitasi makanan. Makanan berkualitas baik, merupakan standard utama yang harus dilaksanakan dalam penyediaan makanan serta aman untuk dikonsumsi masyarakat luas terutama yang menyangkut higiene sanitasi pengolahan pada pabrik yang memproduksi makanan dan minuman, merupakan suatu usaha yang mutlak dalam penyediaan makanan bermutu dan aman bagi masyarakat. Untuk meningkatkan upaya kesehatan dalam pengolahan makanan, maka perlu diselenggarakan program kesehatan yaitu dengan cara memperhatikan enam prinsip higiene dan sanitasi makanan, seperti dalam pengadaan makanan yang bertujuan untuk mendapatkan makanan yang terjamin dari segi kualitas maupun kuantitas, maka aspek keamanan makanannya pun perlu dijaga dan diawasi. Untuk hal tersebut maka diperlukan keamanan higiene dan sanitasi pengelolaan makanan yang baik dan yang memenuhi syarat untuk kesehatan, sehingga makanan tersebut layak untuk dikonsumsi karena terhindar dari segala bahaya yang dapat mengganggu kesehatan. Keadaan higiene dan sanitasi pengelolaan makanan sangat perlu diperhatikan karena makanan tersebut dapat menjadi media penularan penyakit. Higiene dan sanitasi tempat pengolahan makanan dari segi suatu usaha industri atau pabrik, juga perlu memperhatikan enam prinsip sanitasi makanan yaitu keadaan bahan makanan, Cara

penyimpanan makanan, cara pengolahan makanan, pengangkutan makanan masak, cara penyimpanan makanan masak dan cara penyajian makanan. Untuk menjamin terwujudnya keadaan higiene dan sanitasi tempat pengolahan makanan dari suatu industri yang memenuhi syarat-syarat kesehatan salah satunya adalah dengan melakukan pengawasan secara periodik 6 bulan sekali. Berdasarkan kasus keracunan roti yang terjadi di riau (Saiful, 2004) yang mengakibatkan 1 orang meninggal setelah memakan roti tanpa merek dan dari hasil laboratorium dapat disimpulkan bahwa terdapat bakteri staphylococcus dan streptococcus pada roti selai dan bakteri clostrodium dan streptococcus pada roti kelapa. Kemudian keracunan juga terjadi di panti asuhan sutejo putri (Muhtadin, 2005) yang mengakibatkan 12 anak panti asuhan mengalami sakit perut, pusing dan muntah-muntah setelah memakan roti bolu gulung, penyebab keracunan diduga berasal dari roti bolu gulung, sebab roti tersebut sudah berjamur. Berdasarkan hasil penelitian Betty (2004) diketahui bahwa Higiene tenaga penjamah makanan pada dua perusahaan Biskuit dikota medan belum memenuhi syarat kesehatan seperti pengadaan bahan makanan, penyimpanan makanan pengolahan makanan, pengangkutan makanan, penyimpanan makanan serta higiene dan sanitasi pengolahan makanan juga belum memenuhi syarat kesehatan. Roti merupakan makanan jajanan yang dijual tanpa kemasan khusus yang dijual oleh pedagang roti yang dijual secara keliling dan dikonsumsi oleh masyarakat umum. Makanan dan minuman yang baik bila diproduksi dan diedarkan kepada

masyarakat luas haruslah memenuhi persyaratan KepmenKes No.942/MenKes/SK/VII/2003. Berdasarkan hal di atas maka penulis ingin mengetahui gambaran mengenai penerapan higiene dan sanitasi pengolahan makanan yang dilaksanakan pada pabrik roti dan hasil yang didapat pabrik ini akan penulis sesuaikan dengan KepmenKes No.942/MenKes/SK/VII/2003. 1.2 Perumusam Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini belum diketahuinya Bagaimana Gambaran Higiene dan Sanitasi Pengolahan makanan pada Pabrik Roti. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran tentang penerapan higiene dan sanitasi pengolahan makanan pada tenaga penjamah makanan dan tempat pengolahan makanan di Pabrik Roti di Desa kampung Lalang Kecamatan Sunggal Medan. 1.3.2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui keadaan higiene dan sanitasi pengolahan makanan pada 5 pabrik roti di desa kampung Lalang Kecamatan Sunggal Kota Medan yang meliputi: 1. Untuk mengetahui higiene sanitasi pemilihan bahan baku makanan. 2. Untuk mengetahui higiene sanitasi penyimpanan bahan baku makanan. 3. Untuk mengetahui higiene sanitasi pengolahan makanan. 4. Untuk mengetahui higiene sanitasi penyimpanan makanan.

5. Untuk mengetahui higiene sanitasi pengangkutan makanan. 6. Untuk mengetahui higiene sanitasi penyajian makanan. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai masukan bagi pengusaha pabrik untuk mempertahankan higiene dan sanitasi pengolahan roti. 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para konsumen agar lebih teliti dalam membeli roti. 3. Sebagai masukan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian selanjutnya.