1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cerita fiksi merupakan suatu ciptaan imajinatif dari seorang pengarang dengan menggunakan media bahasa untuk menyampaikan sesuatu kepada pembacanya. Melalui karya sastra, pengarang dapat mengungkapkan perasaan, ide, dan segala permasalahan hidup dan kehidupan manusia. Dalam menciptakan suatu karya sastra, pengarang mengungkapkan fenomena-fenomena kejiwaan melalui perilaku para tokoh. Perilaku tersebut akan mengarahkan pada suatu karakter tokoh yang dibentuk oleh pengarang dalam menyampaikan ide cerita. Kemampuan pengarang dalam mendeskripsikan karakter tokoh cerita yang diciptakan sesuai dengan tuntutan cerita dapat digunakan sebagai indikator kekuatan sebuah cerita fiksi salah satunya adalah novel. Karya sastra bersifat dulce et utile yaitu sebagai sesuatu yang dapat menghibur dan juga bermanfaat bagi kehidupan para penikmatnya. Oleh karena itu, sastra disampaikan dengan bahasa yang unik, indah, dan artistik serta mengandung nilai-nilai kehidupan dan ajaran moral sehingga mampu menggugah pengalaman, kesadaran moral, spiritual, dan emosional pembaca. Apabila karya sastra dapat menunjukkan sifat-sifat menyenangkan dan berguna, maka karya sastra itu dianggap sebagai karya sastra yang bernilai. Seperti yang telah dijelaskan bahwa sastra berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan manusia sehingga persoalan yang berkaitan dengan karya sastra sampai saat ini masih banyak dibicarakan. Persoalanpersoalan tersebut antara lain mengenai apresiasi, kritik, dan terutama persoalan mengenai penelitian sastra. 1
2 Perkembangan penelitian sastra khususnya novel dewasa ini terlihat semakin pesat. Permasalahan karakter tokoh sudah lama menjadi objek di dalam penelitian sastra. Tokoh dalam karya sastra biasanya memiliki karakter yang unik untuk diteliti. Selain itu, sifat karya sastra yang berguna dimana karya sastra juga dapat dijadikan sebagai alat untuk mengarahkan, mengajar, dan memberi petunjuk kepada pembacanya melalui berbagai kisah dan peristiwa yang terjadi pada tokoh dalam cerita. Tokoh yang memiliki cerminan perilaku baik dapat dijadikan teladan dan cerminan bagi pembaca dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Novel Aku Masenja karya Rumasi Pasaribu bercerita tentang perjuangan seorang guru muda yang mengajar di daerah perkebunan kelapa sawit di Bengkulu Utara. Dari berbagai konflik yang dialami Rona Masenja, penulis juga menggambarkan bagaimana karakter yang baik untuk menjadi seorang pendidik. Melalui tokoh Masenja, penulis berusaha menjelaskan kepada pembaca tentang beratnya mengemban tugas sebagai seorang guru. Bahwa tugas seorang guru atau pendidik bukan hanya sekadar mengajarkan materi pelajaran kepada siswanya, melainkan juga dapat mendidik siswa untuk menjadi manusia dewasa yang bermoral. Guru adalah cerminan atau teladan bagi siswa-siswinya. Untuk itu, guru harus memiliki sikap dan sifat yang baik sebagai seorang pendidik. Contoh karakter pendidik yang dimiliki oleh tokoh utama dalam novel Aku Masenja karya Rumasi Pasaribu adalah sikap adil. Bersikap adil bagi seorang guru artinya menyamakan hak dan kewajiban siswa. Bagi guru yang memiliki sikap adil, semua siswa harus mendapat cinta dan kasih sayang yang sama. Sikap adil ini ditunjukkan saat tokoh Masenja selaku wali kelas begitu menyayangi dan ingin membela seluruh siswanya tanpa terkecuali. Sebagai seorang guru, tokoh utama tidak
3 membeda-bedakan antara siswa satu dengan yang lain. Hal ini dapat dibuktikan melalui kutipan novel berikut ini: Ingin kubelai kepala mereka sebagai anakku sendiri, sehingga aku mendapat energi luar biasa untuk bertahan pada keputusanku, membela mereka tanpa terkecuali (AM:35). Selain bersikap baik terhadap siswa, seorang guru yang baik harus pula bersikap baik terhadap teman sejawatnya. Guru harus menjaga tali silaturahmi sesama guru. Ia harus mampu menjaga nama baik guru lain di hadapan siswa. Sikap baik seorang guru hendaknya tidak hanya dilakukan di sekolah, melainkan di lingkungan luar sekolah. Tokoh utama dalam novel Aku Masenja karya Rumasi Pasaribu adalah sosok yang hormat dan bersikap baik terhadap guru-guru di sekolah tempatnya mengajar. Sikap ini ia tujukan kepada semua guru di sekolah, termasuk kepada seniornya. Hal ini dapat dibuktikan melalui kutipan berikut : Kali ini aku agak kesal. Namun berbicara kasar hanya akan membuat kami renggang. Hubunganku dengannya sejak kasus Bunga Malasari agak berjarak. Tapi bagaimanapun, aku tetap menghargainya sebagai guru senior (AM: 81-82). Penelitian ini berusaha menjelaskan bagaimana peran dan perjuangan seorang guru dalam mendidik siswa-siswinya. Kehadiran seorang guru sebagai pendidik berjasa berjasa besar terhadap masyarakat dan bangsa. Tinggi rendahnya kebudayaan masyarakat, maju mundurnya tingkat kebudayaan suatu masyarakat dan negara sebagian besar bergantung pada pendidikan dan pengajaran yang diberikan oleh seorang guru. Oleh sebab itu, guru harus bertanggung jawab dan bangga terhadap profesinya. Seorang guru harus dapat menjalankan tugas dan kewajiban dengan sebaik-baiknya, sehingga masyarakat menginsafi dengan sungguh-sungguh betapa berat dan mulianya menjadi seorang pendidik.
4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah bagaimana karakter pendidik yang terdapat dalam novel Aku Masenja karya Rumasi Pasaribu? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan karakter pendidik yang terdapat dalam novel Aku Masenja karya Rumasi Pasaribu. D. Manfaat Penelitian Ada dua manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis : 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada pembaca mengenai karakter pendidik yang terdapat dalam novel Aku Masenja karya Rumasi Pasaribu. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat menjadi modal bagi guru dan calon guru agar dapat menanamkan karakter yang baik pada dirinya sebagai seorang pendidik dalam mengajar materi dan mendidik moral siswa untuk menjadi manusia yang cerdas dan berakhlak mulia.
5 b. Bagi Pembaca Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat turut serta mengantarkan pembaca agar mengetahui peran dan karakter seorang guru serta memahami tugas guru sebagai seorang pendidik. c. Bagi Peneliti Sastra Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti tentang karakter tokoh yang terdapat di dalam novel. E. Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri atas lima bab, yang terdiri dari : Bab satu yaitu pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab dua yaitu landasan teori yang berisi penelitian yang relevan, teori, dan kerangka berpikir. Bab tiga adalah metodologi penelitian yang berisi objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, pendekatan penelitian, metode penelitian, dan langkah kerja penelitian. Bab empat adalah hasil penelitian dan pembahasan yang berisi penjelasan tentang karakter pendidik dalam novel Aku Masenja karya Rumasi Pasaribu. Bab lima yaitu penutup yang berisi simpulan dan saran.