BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI KARAKTER MANDIRI DAN KERJA KERAS DALAM MASYARAKAT NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16),

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. saat ini, para bapak pendiri bangsa (the founding fathers) menyadari bahwa paling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan berperan untuk menyiapkan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Zico Oktorachman, 2013

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Nilai karakter merupakan sebuah istilah yang semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik. mewujudkan hasil pembelajaran yang efektif dan efesien, peranan guru sangat

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan. Pendidikan adalah usaha alternatif yang bersifat preventif dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pernah statis. Sejak lahir bahkan sejak pembuahan hingga meninggal dunia selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan akhir dari proses pendidikan. dan ilmu pengetahuan yang mereka miliki sangatlah minim sekali.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan bangsa didasarkan pada karakter yang harus dimiliki oleh generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki kebiasaan-kebiasaan kurang kondusif untuk membangun bangsa yang lebih unggul. Semakin generasi bangsa memiliki bekal karakter yang kuat maka akan lebih maju. Karakter itu sendiri sudah tidak dapat dipungkiri lagi mengenai keberadaanya, karena telah lama hidup di masyarakat maupun lingkungan instansi pemerintahan. Mengingat batas antara dinding sekolah dengan masyarakat sekarang ini menjadi semakin tipis, untuk itulah pendidikan karakter mesti melibatkan masyarakat sekitar sehingga karakter dapat berkembang dengan realistis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) sebagaimana dikutip Samani (2012:42), karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan normanorma agama, hukum, tata krama, budaya, adat istiadat dan estetika. Orang berkarakter itu berarti seseorang yang berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat atau berwatak. 1

2 Mengacu pada implementasi pendidikan karakter sebagai pengalaman di negara maju, nilai-nilai karakter sudah lama hadir di bumi Indonesia, baik dari tradisi budaya, ajaran agama, maupun ajaran kepemimpinan. Hal ini bisa dilihat dengan banyak nilai karakter yang dapat diacu bagi implementasi pendidikan karakter di Indonesia baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Agar implementasi pendidikan karakter bisa efektif dan efisien, solusi yang tepat dengan cara melaksanakan manajemen khususnya dalam pendidikan karakter di masyarakat. Di tengah perkembangan dunia yang begitu cepat, canggih dan kompleks prinsip pendidikan untuk membangun karakter tetap harus dipegang. Seseorang dapat dikatakan berkarakter jika berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya. Nilai karakter terbagi menjadi 18 macam sebagai bentuk dalam memahami diri sendiri. Berbicara mengenai karakter, yakni ada karakter mandiri dan kerja keras sebagai wujud karakter yang diteliti. Mandiri dapat dimaknai sebagai suatu sikap yang tidak mudah tergantung pada orang lain. Karakter ini bisa dilihat seperti mampu menciptakan suasana yang memberikan kesempatan untuk bekerja mandiri dan melakukan sesuatu sesuai dengan keyakinan. Kerja keras dilakukan dengan cara berangkat pagi pulang sore untuk memenuhi semua kebutuhan serta sangat penting dalam tercapainya pembangunan masyarakat desa yang sejahtera. Selain itu kerja keras juga dapat dilakukan dengan bekerja secara sungguhsungguh demi tercapai kehidupan yang tentram.

3 Masyarakat merupakan produk manusia begitu sebaliknya, manusia merupakan produk di dalam masyarakat. Pelaksanaan karakter di masyarakat menjadi sangat kurang sebagai akibat dari implitan ekonomi. Semua sibuk memikirkan pemenuhan kebutuhan hidup. Namun dalam kenyataan, karakter mandiri dan kerja keras yang dimiliki warga masyarakat Dusun Pandakan mampu memiliki etos kerja yang tinggi dalam meningkatkan hasil produksi pangan khususnya pada sektor pertanian yang sebagian besar warga sekitar bermata pencaharian sebagai petani. Usaha tersebut dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil yang optimal. Karena banyak masyarakat desa selalu berusaha dalam memenuhi segala kebutuhan serta menambah perekonomian keluarga dengan bercocok tanam. Ellen G White sebagaimana dikutip Hidayatullah (2010:17) mengemukakan bahwa pembangunan karakter adalah usaha paling penting yang pernah diberikan kepada manusia. Pembangunan karakter merupakan tujuan luar biasa dari sistem pendidikan yang benar. Ada dua pendapat tentang pembentukan atau pembangunan karakter. Pertama, ada yang berpendapat bahwa karakter merupakan sifat bawaan dari lahir yang tidak dapat diubah melalui pendidikan. Kedua, berpendapat bahwa karakter dapat diubah melalui pendidikan. Pendidikan karakter yang diterapkan dalam lembaga pendidikan menjadi salah satu sarana pembudayaan dan pemanusiaan. Menciptakan sebuah lingkungan hidup yang mampu menghargai kehidupan manusia, kebutuhan dan keunikan ciptaan, serta menghasilkan sosok pribadi yang memiliki kemampuan intelektual dan moral seimbang sehingga masyarakat akan menjadi semakin manusiawi. Pendidikan karakter adalah hal positif apa saja yang dilakukan guru dan berpengaruh kepada

4 karakter siswa yang diajarnya. Pendidikan karakter juga dapat dimaknai sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Kesenjangan dalam implementasi karakter pada masyarakat desa tidak hanya dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal yang dimiliki oleh pribadi individu. Melainkan karakter itu penting dimiliki oleh diri pribadi seseorang sebagai patokan dalam bertingkah laku di masyarakat. Hidup di lingkungan masyarakat pedesaan perlu memiliki sikap santun, ramah, bekerja keras, mandiri, serta toleran terhadap perbedaan yang ada di sekitar. Tinggal di lingkungan masyarakat desa yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, karakter mandiri dan kerja keras sangat diperlukan untuk menunjang seluruh kebutuhan dalam mengembangkan hasil produksi tani secara maksimal. Keberadaan kegiatan gabungan kelompok tani tersebut sangat membantu warga masyarakat khususnya bagi petani untuk mencapai hidup yang lebih sejahtera. Berkaitan dengan implementasi pendidikan karakter di Indonesia, Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional dalam Publikasinya berjudul Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter (2011), sebagaimana dikutip Samani (2012:9) menyatakan: Bahwa pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong-royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan

5 teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. Sebagaimana dijelaskan di atas karakter mempunyai tujuan, namun tidak hanya nilai karakter yang memiliki tujuan, begitu juga dengan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan mempunyai tujuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 dan No. 23 tahun 2006, yaitu: 1. Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. 2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat berbangsa dan bernegara serta anti korupsi. 3. Berkembang secara positif dan demokrasi untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. 4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung atau tidak langsung memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai implementasi karakter mandiri dan kerja keras dalam masyarakat pada Kelompok Tani Ngudi Subur II di Dusun Pandakan, Desa Blorong karena untuk mengembangkan hasil produksi pangan beras melalui karakter mandiri dan kerja keras pada petani. Selain itu dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pedesaan yang sebagian besar didasarkan pada kegiatan disektor pertanian. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dipandang cukup penting untuk melakukan penelitian tentang Implementasi Karakter Mandiri dan Kerja Keras dalam Masyarakat (Studi kasus pada Gabungan Kelompok Tani Ngudi Subur II Dusun Pandakan, Desa Blorong, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar Tahun 2015).

6 B. Perumusan Penelitian Perumusan masalah merupakan bagian terpenting yang harus ada di dalam penelitian karya ilmiah. Adanya perumusan masalah diharapkan proses pemecahan masalah dapat terinci secara jelas, lebih terarah, dan terfokus, maka dari itu sebelum melakukan penelitian haruslah mengetahui terlebih dahulu pokok permasalahan yang ada. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana implementasi karakter mandiri pada gabungan kelompok tani Ngudi Subur II Dusun Pandakan, Desa Blorong, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar Tahun 2015? 2. Bagaimana implementasi karakter kerja keras pada gabungan kelompok tani Ngudi Subur II Dusun pandakan, Desa Blorong, Kecamatan Jumantono, kabupaten Karanganyar Tahun 2015? 3. Apa saja yang menjadi hambatan dalam mengimplementasikan karakter mandiri dan kerja keras pada gabungan kelompok tani Ngudi Subur II Dusun Pandakan, Desa Blorong, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar Tahun 2015? 4. Bagaimana solusi untuk mengatasi hambatan dalam mengimplementasikan karakter mandiri dan kerja keras pada gabungan kelompok tani Ngudi Subur II Dusun Pandakan, Desa Blorong, Kecamatan Jumantono, kabupaten Karanganyar Tahun 2015?

7 C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan titik pijak dalam realisasi aktivitas yang akan dilaksanakan, sehingga dapat dirumuskan secara jelas. Tujuan penelitian berfungsi sebagai acuan pokok terhadap masalah yang akan diteliti agar mempermudah dalam mencari data sampai pemecahan permasalahannya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan implementasi karakter mandiri padagabungan kelompok tani Ngudi Subur II Dusun Pandakan, Desa Blorong, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar Tahun 2015. 2. Untuk mendeskripsikan implementasi karakter kerja keras pada gabungan kelompok tani Ngudi Subur II Dusun Pandakan, Desa Blorong, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar Tahun 2015. 3. Untuk mendeskripsikan hambatan dalam mengimplementasikan karakter mandiri dan kerja keras pada gabungan kelompok tani Ngudi Subur II Dusun Pandakan, Desa Blorong, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar Tahun 2015. 4. Untuk mendeskripsikan solusi dalam mengimplementasikan karakter mendiri dan kerja keras pada gabungan kelompok tani Ngudi Subur II Dusun Pandakan, Desa Blorong, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar Tahun 2015.

8 D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian 1. Manfaat teoritis a. Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya, maupun bagi masyarakat pada umumnya. b. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas cakrawala pengetahuan, khususnya mengenai karakter mandiri dan kerja keras pada gabungan kelompok tani Ngudi Subur II Dusun Pandakan, Desa Blorong, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar sebagai wadah dalam mengembangkan produksi dan ekonomi masyarakat sekitar. c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman penelitian berikutnya yang sejenis. 2. Manfaat praktis a. Menyebarluaskan informasi mengenai program gabungan kelompok tani Ngudi Subur II di Dusun Pandakan. b. Sebagai calon pendidik pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, pengetahuan, dan pengalaman selama mengadakan penelitian ini dapat ditrasformasikan kepada peserta didik pada khususnya, serta bagi masyarakat luas pada umumnya. E. Daftar Istilah 1. Implementasi. Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2008:580), implementasi diartikan pelaksanaan.

9 2. Karakter mandiri. Menurut Hidayatullah (2010: 89), karakter mandiri diartikan suatu keadaan yang dapat berdiri sendiri, tidak bergantung kepada orang lain. 3. Karakter kerja keras. Menurut Kesuma (2011:17), karakter kerja keras diartikan suatu upaya yang terus dilakukan (tidak menyerah) dalam menyelesaikan pekerjaan/ yang menjadi tugasnya sampai tuntas. 4. Gabungan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:246) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, gabungan diartikan ikatan dan himpunan atau perserikatan yang terjadi atas beberapa perkumpulan. 5. Kelompok. Menurut Kamus Besar Indonesia (1988:412) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kelompok diartikan kumpulan, golongan, atau kumpulan orang yang memiliki beberapa atribut sama atau hubungan dengan pihak yang sama. 6. Petani. Petani diartikan sebagai usaha yang ditujukan untuk mengejar keuntungan dengan menggunakan teknologi dengan sistem pengelolaan modern dalam menanam tanaman yang laku dipasaran.