1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang merupakan tumpuan peradaban manusia, karena matematika mempunyai peranan penting dalam perkembangan di berbagai bidang, salah satunya bidang pendidikan. Oleh sebab itu setiap jenjang pendidikan diberikan pembelajaran matematika. Hasil belajar matematika tidak hanya dilihat dari aspek kognitif saja, tapi juga dilihat pada aspek afektif dan psikomotor. Kenyataanya di lapangan, di SD Negeri 4 Teluk penilaian hasil belajar lebih banyak dilakukan pada aspek kognitif, namun penilaian terhadap aspek afektif dan psikomotor belum sepenuhnya dilakukan dan belum ada bukti yang autentik. Berikut ini akan disajikan rata-rata nilai hasil Ujian Nasional selama dua tahun terakhir SD Negeri 4 Teluk. Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Ujian Nasional Matematika SD Negeri 4 Teluk (Dokumen SD Negeri 4 Teluk) Mata Pelajaran Tahun Nilai Bahasa Ajaran Matematika IPA Indonesia Rata-rata 8,30 6,44 7,32 2010/2011 Terendah 5,80 2,50 4,25 Tertinggi 9,80 9.50 9.50 Rata-rata 7,90 7,95 7,70 2011/2012 Terendah 6,20 5,25 5,25 Tertinggi 9,40 10.00 9,50 1
2 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata Ujian Nasional mata pelajaran matematika pada tahun 2010/2011 adalah 6,44. Kemudian, pada tahun berikutnya 2011/2012 rata-rata nilai tersebut tidak mengalami kenaikan yang maksimal yaitu hanya 7,95. Hasil Ujian Nasional di atas sebanding dengan hasil belajar matematika kelas V semester I pada Ulangan Tengah Semester (UTS), yaitu sebagai berikut : Tabel 1.2 Data Hasil Nilai Ulangan Tengah Semester Mata Pelajaran Matematika SD Negeri 4 Teluk Tahun Pelajaran 2012/2013 Kelas Jumlah Siswa Tuntas Tidak Tuntas A 31 67,75% 32,25% B 32 62,5% 37,5% Berdasarkan analisis data di atas terlihat bahwa ketuntasan hasil belajar matematika masih relatif rendah. Siswa kelas VA yang dinyatakan tuntas yaitu mendapatkan nilai diatas 60 sebesar 67,75% (sebanyak 21 siswa dari 31 siswa) dan yang dinyatakan tidak tuntas yaitu sebesar 32,25% (sebanyak 10 siswa dari 31 siswa). Sedangkan siswa kelas VB yang belum mendapat nilai diatas 60 sebesar 37, 5% (sebanyak 12 siswa dari 32 siswa) dan yang dinyatakan tuntas sebesar 62,5% (sebanyak 20 siswa dari 32 siswa). Kondisi tersebut masih jauh dari ketuntasan belajar yang harus dicapai siswa. Hal di atas sejalan dengan hasil wawancara dengan guru bahwa pembelajaran matematika yang dilaksanakan di SD Negeri 4 Teluk sudah dilaksanakan dengan metode yang bervariasi diantaranya dengan metode demonstrasi, diskusi dan penugasan. Namun, pada kenyataannya masih banyak siswa yang belum mencapai KKM, maka harus dilakukan remidial
3 sampai peserta didik mencapai KKM. [hasil wawancara 14 Novenber 2012 pada guru kelas V A dan kelas V B]. Rendahnya hasil belajar tersebut terjadi karena beberapa faktor yang menyebabkannya, diantaranya adalah masih banyak siswa yang menganggap mata pelajaran matematika bersifat abstrak, sulit dan menakutkan, selain itu faktor kedisiplinan juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Kedisiplinan ini berkaitan dengan aspek afektif dalam pembelajaran. Menurut guru, masih banyak peserta didik yang belum disiplin dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, padahal dalam pembelajaran matematika diperlukan kedisiplinan dalam menyelesaikan soalsoal yang diberikan, agar soal-soal tersebut dapat diselesaikan tepat waktu. Sementara itu, penyelesaian soal matematika memerlukan waktu yang lama untuk memecahkannya sehingga mengakibatkan tugas-tugas tersebut tidak diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti berinisiatif untuk melaksanakan penelitian eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui model pembelajaran yang paling sesuai dengan hasil belajar siswa meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor dalam menghitung luas trapesium dan layang-layang. Dari sejumlah model pembelajaran yang ada, salah satu model pembelajaran yang dianggap tepat adalah model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS). Model Pembelajaran Creative Problem Solving merupakan segala cara yang dikerahkan oleh seseorang dalam berpikir kreatif, dengan tujuan menyelesaikan suatu permasalahan secara kreatif.
4 Diharapkan dengan menggunakan model Creative Problem Solving (CPS) siswa dapat memecahkan permasalahan yang ada dalam soal matematika secara kreatif dan dengan menyimpulkan sumbang saran (brain storming) bukan lagi teks book thingking. Pembelajaran kreatif pemecahan masalah ini memberikan kesempatan kepada peserta didik secara luas untuk berpikir kreatif dan aktif dalam memecahkan masalah ketika proses pembelajaran sehingga peserta didik akan lebih memahami pelajaran (kognitif). Pada aspek afektif proses berpikir kreatif ini juga dapat meningkatkan kedisiplinan siswa, karena dengan berpikir kreatif siswa akan lebih efisien waktu sehingga dapat disiplin dalam menyelesaikan tugastugasnya, pada aspek psikomotor siswa akan lebih terampil dalam membuat karya yang dapat digunakan sebagai alat peraga dalam pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut di atas perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap hasil belajar matematika materi menghitung luas trapesium dan layang-layang di kelas V SDN 4 Teluk. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti dapat menemukan beberapa hal yang mempengaruhi penalaran matematika peserta didik, diantaranya: 1. Belum ada penilaian secara autentik terhadap hasil belajar aspek afektif dan psikomotor.
5 2. Pembelajaran yang dilaksanakan belum melibatkan peserta didik secara disiplin dalam pengalaman belajar peserta didik. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh model Creative Problem Solving terhadap hasil belajar aspek kognitif peserta didik pada materi menghitung luas trapesium dan layang-layang di kelas V SD Negeri 4 Teluk. 2. Apakah ada pengaruh model Creative Problem Solving terhadap hasil belajar aspek afektif peserta didik pada materi menghitung luas trapesium dan layang-layang di kelas V SD Negeri 4 Teluk. 3. Apakah ada pengaruh model Creative Problem Solving terhadap hasil belajar aspek psikomotor peserta didik pada materi menghitung luas trapesium dan layang-layang di kelas V SD Negeri 4 Teluk. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dibedakan menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving terhadap kualitas mutu pendidikan. Sementara, tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving terhadap hasil belajar aspek kognitif peserta didik pada materi
6 menghitung luas trapesium dan layang-layang di kelas V SD Negeri 4 Teluk. 2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajarn Creative Problem Solving terhadap hasil belajar aspek afektif peserta didik pada materi menemukan luas trapesium dan layang-layang di kelas V SD Negeri 4 Teluk. 3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving terhadap hasil belajar aspek psikomotor peserta didik pada materi menemukan luas trapesium dan layang-layang di kelas V SD Negeri 4 Teluk. E. Manfaat Penelitian Secara teoritis, penelitian ini akan bermanfaat dalam memberikan sumbangan pemikiran tentang model Creative Problem Solving terhadap prestasi belajar matematika peserta didik. Sedangkan manfaat praktis yang dapat disumbangkan dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagi Peserta didik Diharapkan melalui model Creative Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. 2. Bagi Guru Diharapkan melalui model pembelajaran Creative Problem Solving dapat membantu guru dalam mengajarkan konsep matematika
7 kepada siswa. Menambahkan wawasan mengenai model pembelajaran yang yang sesuai dengan permasalahan yang ada. 3. Sekolah Diharapkan melalui penelitian eksperimen dapat memberikan sumbangan dalam upaya memilih modelpembelajaran Creative Problem Solving yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. 4. Peneliti Diharapkan dengan adanya penelitian eksperimen ini menjadikan peneliti untuk dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam perkuliahan tentang model pembelajaran Creative Problem Solving dalam rangka untuk meningkatkan mutu dan keberhasilan belajar khususnya pada tingkat sekolah dasar