Economics Development Analysis Journal

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH ( )

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN

Economics Development Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di segala sektor diharapkan dapat mewujudkan struktur ekonomi yang

Economics Development Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

49 Analisis Pengaruh Suku Bunga terhadap Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Provinsi Jambi

Rizka Febiana Putri / Economics Development Analysis Journal 4 (2) (2015)

PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP PENYALURAN KREDIT PERBANKAN BANK UMUM DI RIAU

PENERAPAN MODEL SOLOW-SWAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DEMAK

Economics Development Analysis Journal

Economics Development Analysis Journal

PENGARUH PDRB, INFLASI DAN UMR TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TIMUR TAHUN

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Kredit Konsumsi Bank Persero di Indonesia Tahun

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DI KOTA BOGOR PERIODE

V. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan hasil estimasi dapat diketahui bahwa secara parsial variabel

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mengelola sumber daya daerah tersebut. menentukan kebijakan untuk masa mendatang.

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INVESTASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TANGERANG PADA TAHUN

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA DAN KONSUMSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA PADANG. Oleh AMINAH NPM.

Keywords : GDRP, learning distribution, work opportunity

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam

Analisis Estimasi Permintaan dan Penawaran Kredit Konsumsi di Sumatera Utara (Periode ) Martin Hansen Simaremare Paidi Hidayat

PENGARUH INFLASI DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) TERHADAP TINGKAT SUKU BUNGA RIIL DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAYLOR RULE

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat guna memperoleh gelar. Sarjana Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

Wahyuningsih Dondo, Suku Bunga Kredit

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

PERBANDINGAN REGRESI METODE ROBUST DENGAN METODE OLS STUDY KASUS PENGARUH INFLASI DAN PDRB TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI JAWA TEGAH

SKRIPSI ANALISIS ELASTISITAS PERMINTAAN TERHADAP KREDIT KONSUMSI DI SUMATERA UTARA OLEH PAULINA PUTRI A. HUTAGALUNG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Abstrak. Abstract. Pendahuluan

PEMODELAN LAJU INFLASI DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI DATA PANEL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SRAGEN TAHUN

Economics Development Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat berkembang dengan baik hal terburuk yang akan muncul salah. satunya adalah masalah pengangguran.

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

Economics Development Analysis Journal

PENGARUH NILAI PDRB, TINGKAT UPAH DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI BALI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 2001, maka setiap daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Akan tetapi masih banyak ditemui penduduk yang tidak

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN SEKTOR PERDAGANGAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. terhadap agregat makro ekonomi. Pertama, inflasi domestik yang tinggi

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING PADA INDUSTRI MANUFAKTUR DI JAWA TIMUR. Suwarno Fakultas Ekonomi UPN Veteran Jatim

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT

PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP PENYALURAN KREDIT PERBANKAN BANK UMUM PEMERINTAH DI INDONESIA

ANALISIS TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR

III. METODELOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI DKI JAKARTA

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Jambi

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi

Economics Development Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Pengaruh pertumbuhan ekonomi dan upah minimum terhadap kemiskinan di Kota Jambi

ANALISIS KETIMPANGAN PEMBANGUNAN ANTAR KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA BARAT DAN KEBIJAKAN PENANGGULANNYA. Oleh: Bakri, Syafrizal, Hasdi Aimon.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif.

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

PENGARUH KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI Oleh : Mahdi, Hasdi Aimon, Efrizal Syofyan ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan merangsang proses produksi barang. maupun jasa dalam kegiatan masyarakat (Arta, 2013).

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

BAB I PENDAHULUAN. (Groos Domestic Product) dan GNP (Gross National Product) tanpa

semua data, baik variabel dependen maupun variable independen tersebut dihitung

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2005 SAMPAI 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

ABSTRAK. Kata kunci : Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS PENGARUH INFLASI, EKSPOR, INVESTASI ASING LANGSUNG (FDI), DAN PENGANGGURAN TERHADAP PDB INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

PENENTUAN TINGKAT KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT DI PASAR VALUTA ASING INDONESIA (PERIODE )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Economics Development Analysis Journal

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TENGAH TAHUN (Dengan Model Panel Data)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH KREDIT KONSUMTIF PADA BANK UMUM DI BALI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang

ANALISIS TINGKAT PENGANGGURAN DI JAWA TENGAH TAHUN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi

Economics Development Analysis Journal

Transkripsi:

EDAJ 6 (3) (2017) Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj PENGARUH PDRB, PENGANGGURAN, DAN INFLASI TERHADAP PENYALURAN DANA KREDIT PT. PEGADAIAN (PERSERO) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 1984-2013 Norma Yuristyana 1, Karsinah 2 Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima April 2017 Disetujui Juni 2017 Dipublikasikan Agustus 2017 Keywords: GDRP, Unemployment, Inflation, Credit Disbursement, Pawnshops Abstrak Pegadaian sebagai lembaga keuangan nonbank yang usaha intinya adalah bidang jasa penyaluran dana kredit kepada masyarakat atas dasar hukum gadai yang ditujukkan untuk membiayai investasi perusahaan, kegiatan konsumsi, serta kegiatan distribusi barang dan jasa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh produk domestik regional bruto, jumlah pengangguran, dan tingkat inflasi terhadap penyaluran dana kredit pada PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah tahun 1984 sampai 2013. Variabel penelitian ini produk domestik regional bruto, jumlah pengangguran, dan tingkat inflasi Jawa Tengah. Dalam penelitian ini, digunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian ini diketahui bahwa produk domestik regional bruto berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran dana kredit, jumlah pengangguran tidak berpengaruh terhadap penyaluran dana kredit, dan tingkat inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran dana kredit. Variabel produk domestik regional bruto, pengangguran, dan inflasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap penyaluran dana kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah adapun pengaruhnya secara positif dan signifikan. Abstract Pawnshops as nonbank financial institutions whose core business is credit fund distribution services to the public on the legal basis is recomended to pay the company's investment, consumption activities, as well as the activities of the distribution of goods and services. This study aims to analyze how much influence the gross domestic regional product, unemployment, and inflation rates against the disbursement of credit at Central Java Pawnshops. This study uses secondary data from the Central Statistics Agency of Central Java province from 1984 to 2013. The variables of this study gross domestic regional product, unemployment and inflation rates in Central Java. In this study, we used quantitative study methods by using multiple linear regression analysis with Ordinary Least Square method (OLS). The results of this study note that gross domestic regional product and a significant positive effect on the disbursement of credit, unemployment did not effect the disbursement of credit, and inflation rates positive and significant impact on the distribution of credit funds. Variables gross domestic regional product, unemployment, and inflation together effect the disbursement of credit funds pawnshops in Central Java as for its influence positively and significantly. Alamat korespondensi: 2017 Universitas Negeri Semarang Gedung L2 Lantai 2 FE Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: norma_yuristyana@yahoo.com 262

PENDAHULUAN Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 792 Tahun 1990 tentang Lembaga Keuangan, lembaga keuangan diberi batasan sebagai semua badan yang kegiatannya di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Meskipun dalam peraturan tersebut lembaga keuangan diutamakan untuk membiayai investasi perusahaan, namun peraturan tersebut tidak berarti membatasi kegiatan pembiayaan lembaga keuangan hanya untuk investasi perusahaan. Dalam kenyataannya, kegiatan pembiayaan lembaga keuangan bisa diperuntukkan bagi investasi perusahaan, kegiatan konsumsi, serta kegiatan distribusi barang dan jasa. Menurut Kholisudin (2012), permintaan kredit di Indonesia secara nominal senantiasa mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Hal itu sangat wajar mengingat Indonesia sebagai negara berkembang memerlukan pembangunan di segala bidang yang ada di masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa uang atau capital sangatlah vital. Uang yang dimiliki masyarakat yang terbatas mendorong mereka untuk melakukan pinjaman uang dalam bentuk kredit pada lembaga keuangan guna mencukupi kebutuhan finansial mereka dalam kegiatan ekonomi. Pada tahun 1998 terjadi krisis ekonomi yang membuat ekonomi Indonesia menjadi terpuruk dan inflasi juga melonjak tinggi. Kondisi ekonomi tersebut membuat memburuknya perbankan dan lembaga keuangan lainnya kecuali dana pensiun dan pegadaian. Kondisi perbankan nasional yang rapuh sebagai akibat dari adanya berbagai kelemahan internal dan semakin diperburuk oleh adanya tekanan-tekanan eksternal, seperti gejolak nilai tukar dan tingkat suku bunga yang tinggi telah memperburuk kinerja debitur sehingga kredit bermasalah semakin menumpuk. Oleh karena itu, bank-bank cenderung menanamkan dana di pasar uang antar bank (PUAB) dan SBI daripada di sektor riil yang dipandang mengandung risiko kredit lebih tinggi. 263 Keadaan tersebut menyebabkan perbankan mengalami kesulitan dalam menyalurkan dana kepada nasabah, maka sebagian nasabah perbankan beralih ke pegadaian sehingga kegiatan usaha pegadaian menunjukkan peningkatan yang tinggi (Laporan Perekonomian Indonesia, 1998/1999). PT. Pegadaian (Persero) di provinsi Jawa Tengah memiliki cabang yang tersebar diseluruh wilayah Jawa Tengah dari kota besar hingga kecamatan yaitu sebanyak 456 cabang. Perkembangan jumlah keseluruhan kredit yang disalurkan oleh PT. Pegadaian (Persero) kantor wilayah Jawa Tengah mengalami fluktuatif yang terlihat dalam 17 tahun terakhir. Ditunjukkan pada tabel 1.1 bahwa permintaan kredit mengalami fluktuatif dimana dari tahun 1998 hingga tahun 2004 mengalami kenaikan, kemudian pada tahun 2005 mengalami penurunan yaitu sebesar Rp 1.001.210 (Juta). Pada tahun 2006 hingga tahun 2012 mengalami kenaikan, dan mengalami penurunan lagi pada tahun 2013 sebesar Rp 7.153.188 (Juta). Adapun Perkembangan Usaha PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah Tahun 1997-2013 dapat dilihat pada tabel 1. Pada saat ekonomi Indonesia sedang terpuruk pada tahun 1998 dimana sebagian besar kinerja/indikator ekonomi merosot membuat memburuknya perbankan dan lembaga keuangan lainnya, kecuali dana pensiun dan pegadaian. Dalam masa krisis ekonomi tersebut pegadaian telah ikut berperan membantu masyarakat dalam pemberian kredit sehingga pegadaian di Indonesia mengalami pelonjakan nasabah. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), jumlah pengangguran, dan tingkat inflasi. Hal ini dikarenakan ketiga variabel tersebut merupakan salah satu variabel yang penting untuk mengukur kinerja perekonomian pada suatu daerah. Ketiga variabel yang digunakan dalam penlitian ini termasuk ke dalam indikator makroekonomi. Indikator makroekonomi merupakan alat pengamat prestasi kegiatan perekonomian (Sukirno, 2010:17).

Tabel 1. Perkembangan Usaha PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah Tahun 1997-2013 Tahun / Bulan Pemberian Kredit (Juta Rp) Pelunasan Kredit (Juta Rp) 1997 275.635 259.516 1998 431.052 399.630 1999 437.320 443.062 2000 575.624 544.818 2001 780.381 737.030 2002 983.679 852.206 2003 981.317 988.831 2004 1.421.778 1.358.988 2005 1.242.814 1.140.819 2006 1.645.775 1.530.955 2007 1.955.601 1.849.450 2008 3.427.528 3.127.879 2009 4.611.057 4.242.409 2010 5.825.396 5.259.321 2011 7.007.451 6.506.525 2012 7.562.359 7.239.813 2013 7.153.188 6.807.159 Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa tengah, 1997-2013 Lapangan Usaha di Jawa Tengah Tahun 1997- PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah (BPS, 2015). Menurut penelitian yang dilakukan Sutarno (2002), PDRB wilayah semarang memiliki pengaruh terhadap kredit pegadaian namun tidak signifikan. Hal ini disebabkan oleh bagian terbesar balas jasa dalam PDRB diterima oleh kelompok yang mempunyai rekening bank, kartu debet maupun kartu kredit yaitu pemilik modal, pemilik alat-alat usaha, pengusaha dan pekerja, sehingga pada saat membutuhkan likuiditas/uang kas, mereka dapat menggunakannya. Pada tabel 2 menunjukkan data PDRB Jawa Tengah dan laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha di Jawa Tengah. Adapun Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut 264 2013 dapat dilihat pada tabel 2. Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tahun 2013 yang ditunjukkan oleh laju PDRB atas dasar harga konstan 2000 dalam tabel 1.2 secara agregat cukup dinamis yaitu mencapai 5,81 persen dengan nominal sebesar 223.099.740,34 (Juta Rupiah). Laju pertumbuhan PDRB Jawa Tengah periode 1998-2003 menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonominya dibawah 5% karena masih dalam masa pemulihan akibat adanya krisis ekonomi tahun 1998 yang membuat pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah merosot turun. Sedangkan pada tahun 2004-2013, ekonomi Jawa Tengah setiap tahunnya tumbuh di atas 5 persen meskipun masih mengalami fluktuatif. Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja (15-64 tahun) ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya (Sukirno, 2010:13).

Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha di Jawa Tengah Tahun 1997-2013 Tahun PDRB (Juta Rupiah) Pertumbuhan PDRB (%) 1997 43.129.838,90-1998 38.065.273,35-13,43 1999 39.362.404,92 3,43 2000 114.701.304,81 3,60 2001 118.816.400,29 3,17 2002 123.038.541,13 3,55 2003 129.166.462,45 4,98 2004 135.789.872,31 5,13 2005 143.051.213,88 5,35 2006 150.682.654,74 5,33 2007 159.110.253,77 5,59 2008 167.790.369,85 5,46 2009 176.673.456,57 5,14 2010 186.992.985,50 5,84 2011 198.270.117,92 6,03 2012 210.848.424,06 6,34 2013 223.099.740,34 5,81 Sumber : Badan Pusat Statistika, 1997-2013 Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sutarno (2002), tingkat pengangguran di Jawa Tengah berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit pegadaian kantor wilayah Semarang. Koefisien regresinya menunjukkan bahwa jumlah orang yang menganggur meningkat maka kredit pegadaian juga meningkat, begitu sebaliknya. Inflasi diartikan sebagai kenaikan hargaharga umum yang berlaku dalam suatu perekonomian dari satu periode ke periode lainnya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Titi widiarti dan Sinarti (2008-2012), secara parsial tingkat inflasi di kota Batam tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit Perum Pegadaian Cabang Batam, namun secara simultan tingkat inflasi kota Batam mempengaruhi penyaluran kredit Pegadaian Cabang Batam. Koefisien regresinya menunjukkan bahwa kenaikan tingkat inflasi di kota Batam tidak mempengaruhi secara signifikan akan pandangan kepercayaan masyarakat yang telah terbentuk untuk menggunakan jasa kredit dari pegadaian. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Sumber Data Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersumber dari data sekunder. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang bersumber pada laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 1984 sampai dengan tahun 2014, data yang diteliti meliputi data PDRB, jumlah pengangguran, tingkat inflasi, dan penyaluran dana kredit PT. Pegadaian (Persero). Jenis data yang digunakan adalah data runtut waktu (time series) yaitu data yang secara kronologis disusun menurut waktu pada satu variabel tertentu. Data time series dalam penelitian ini menggunakan periode tahun 1984-2013. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel yaitu variabel dependen dan variabel 265

independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah penyaluran dana kredit PT. Pegadaian (Persero), sedangkan variabel independennya adalah PDRB, pengangguran, dan inflasi. AR et t = Autoregressive = Error term = Waktu Metode Pengumpulan data Dalam penelitian ini sesuai dengan pendekatan penelitian kuantitatif maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi. Dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan data runtut waktu (time series). Menurut Kuncoro (2007:24), data runtut waktu digunakan untuk melihat pengaruh dalam rentang waktu tertentu. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen akan dianalisis menggunakan model regresi linier berganda dengan metode OLS (Ordinary Least Square). Alat yang digunakan untuk mempermudah pengolahan data yaitu dengan menggunakan software Eviews 6.0. Spesifikasi Model Regresi Secara ekonometrika pengaruh PDRB (logpdrb), pengangguran (logjp), dan inflasi (INFL) terhadap penyaluran dana kredit (logpkred) PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah dapat dianalisis dengan menggunakan persamaan sebagai berikut ini : LogPKREDt = 0 + 1LogPDRBt + 2LogJPt + 3INFLt + AR(1) + AR(2) + et Keterangan : LogPKRED = Penyaluran Dana Kredit Pegadaian (Jutaan Rupiah) LogPDRB = PDRB atas dasar harga konstan (Jutaan Rupiah) LogJP = Jumlah Pengangguran (Jiwa) INFL = Tingkat Inflasi (Satuan persen) 0 = Intersep 1, 2, 3 = Koefisien regresi parsial HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Spesifikasi Model Model regresi terkait pengaruh PDRB, pengangguran, dan inflasi terhadap penyaluran dana kredit PT. Pegadaian (Persero) menggunakan model regresi linier berganda metode OLS (Ordinary Least Square). Persamaan model regresi linier berganda sebagai berikut : LogPKREDt = 0 + 1LogPDRBt + 2LogJPt + 3INFL t + AR (1) + AR (2) + e t Log(PKRED) = -62.17630 + 3.991346*Log(PDRB) + 0.079711*Log(JP) + 0.007196*INFL + [AR(1)=0.799966134331,AR(2)= 0.0461383076395] Adapun Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Metode Ordinary Least Square dapat dilihat pada tabel 3. Berdasarkan hasil estimasi menunjukkan bahwa PDRB berpengaruh positif dan signifikan pada taraf nyata 5% dengan koefisien sebesar 3,991346 dengan probabilitas sebesar 0,0000. Hal ini menunjukkan bahwa apabila PDRB mengalami kenaikan sebesar Rp 1.000.000 maka penyaluran dana kredit PT. Pegadaian (persero) Provinsi Jawa Tengah juga mengalami kenaikan sebesar 3.99% dengan asumsi ceteris paribus. Sementara untuk pengangguran berpengaruh positif dan tidak signifikan pada taraf nyata 5% dengan koefisien sebesar 0,079711 dengan probabilitas sebesar 0,7635 lebih besar dari taraf nyata 5%. Hal tersebut berarti pengangguran tidak mempengaruhi penyaluran dana kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan inflasi berpengaruh positif dan signifikan pada taraf nyata 5% dengan koefisien sebesar 0,007196 dengan probabilitas sebesar 0,0412. Hal ini menunjukkan bahwa apabila inflasi mengalami peningkatan sebesar 1% maka penyaluran dana kredit akan mengalami peningkatan sebesar 0,007%. 266

Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Metode Ordinary Least Square Variabel Koefisien Std. Error Probabilitas R-squared C -62.17630 11.41499 0.0000 LOG(PDRB) 3.991346 0.649137 0.0000 LOG(JP) 0.079711 0.261649 0.7635 INFL 0.007196 0.003319 0.0412 0.977071 Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Penyaluran Dana Kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah Tahun 1984-2013 Berdasarkan hasil estimasi pada variabel produk domestik regional bruto (PDRB) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap penyaluran dana kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah. Peningkatan PDRB dapat meningkatkan konsumsi masyarakat, dengan kata lain jika masyarakat meningkatkan konsumsinya, maka para investor dan pengusaha melakukan ekspansi usaha dengan cara meningkatkan produksi barang dan jasa serta meningkatkan barang-barang keperluan perusahaan sendiri dan juga persediaan, dan untuk membiayai pengeluaran ini diperlukan dana yang cukup besar. Maka agar masyarakat dapat mencukupi kebutuhan konsumsinya atau bahkan perusahaan yang ingin meningkatkan produksi mereka memerlukan sejumlah uang kas, dan disinilah peluang Pegadaian untuk dapat meningkatkan penyaluran kreditnya. Peningkatan kebutuhan baik untuk konsumsi maupun produksi menyebabkan permintaan terhadap kredit Pegadaian juga meningkat untuk pemenuhan kebutuhan tersebut. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori basis ekonomi yang dikemukakan oleh Harry W. Richardson (1973) yang menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah. Peningkatan permintaan barang dan jasa dapat meningkatkan produksi barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan, sehingga perusahaan membutuhkan uang yang cukup besar untuk biaya peningkatan produksi barang dan jasa tersebut dan disinilah peluang Pegadaian dalam menyalurkan dananya kepada perusahaan dan masyarakat. Pengaruh Pengangguran Terhadap Penyaluran Dana Kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah Tahun 1984-2013 Berdasarkan hasil estimasi pada variabel pengangguran tidak berpengaruh terhadap penyaluran dana kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah. Pengangguran menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimumkan tingkat kesejahteraannya yang mungkin dicapainya, menghambat pertumbuhan ekonomi, perekonomian menjadi tidak stabil, masyarakat kehilangan mata pencaharian dan pendapatan, menimbulkan ketidakstabilan sosial-ekonomi dan politik serta menambah kemiskinan (Prasetyo, 2009:230). Seseorang yang menganggur berarti kehilangan mata pencaharian dan pendapatan maka ia harus mengurangi pengeluaran konsumsinya. Karena tidak memiliki pendapatan apabila seseorang tersebut mengambil kredit maka ia harus menghemat pada masa-masa setelah pengambilan kredit tersebut untuk dapat menebus barang yang telah digadaikannya. Seseorang yang menganggur atau kehilangan pendapatan akan memiliki pemikiran bagaimana cara menebus kembali barang-barang yang telah digadaikannya dan mereka menjadi ragu-ragu karena apabila tidak ditebus kembali maka barang yang telah digadaikan akan dilelang oleh pegadaian. Kebanyakan masyarakat yang melakukan permintaan kredit di pegadaian karena terdesak oleh kebutuhan yang mendesak, untuk memperlancar transaksi seperti menggaji 267

karyawan dan membeli bahan-bahan baku, atau untuk tujuan spekulasi yang memerlukan dana untuk membeli surat-surat berharga. Jadi, pengangguran tidak berpengaruh terhadap penyaluran dana kredit pegadaian. Pengaruh Inflasi Terhadap Penyaluran Dana Kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah Tahun 1984-2013 Berdasarkan hasil estimasi pada variabel tingkat inlasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap penyaluran dana kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah. Tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan meningkatnya biaya-biaya produksi dan ini menyulitkan dunia usaha karena meningkatnya produksi membutuhkan biaya yang lebih banyak. Peningkatan inflasi berarti juga peningkatan harga-harga barang dan jasa dan ini menyebabkan masyarakat membutuhkan dana untuk memenuhi/menutup kebutuhan konsumsinya. Dengan kata lain, ketika harga naik maka orang harus membayar lebih untuk membeli barang dan jasa. Semakin tinggi tingkat harga maka akan semakin banyak orang membutuhkan dana untuk memenuhi atau menutup biaya konsumsinya dan pengusaha yang menutup biaya produksi, dan disinilah peluang Pegadaian. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Rifai (2007), inflasi sangat berpengaruh dengan permintaan kredit, dikarenakan inflasi berarti juga kenaikan harga. Semakin naiknya harga, maka seseorang akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan, dan dalam pemenuhan kebutuhan tersebut bisa dengan cara mengajukan permintaan kredit dengan menggunakan asumsi suku bunga riil. Oleh karena itu maka dengan adanya kenaikan inflasi maka permintaan akan kredit juga semakin meningkat. Penelitian ini sesuai dengan teori inflasi dari sudut pandang teori kuantitas, jumlah uang yang diminta oleh masyarakat untuk transaksi bergantung pada tingkat harga barang dan jasa yang tersedia. Semakin tinggi tingkat harga maka semakin tinggi jumlah uang yang diminta. Saat nilai uang tinggi, maka tingkat harga akan rendah, dan saat nilai uang rendah, maka tingkat 268 harga akan tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa saat nilai uang rendah dan tingkat harga tinggi maka permintaan terhadap uang akan tinggi. Pengaruh PDRB, Pengangguran, dan Inflasi Terhadap Penyaluran Dana Kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah Secara Bersama-sama Berdasarkan hasil estimasi uji F-statistik pada semua variabel independen yaitu PDRB, jumlah pengangguran, dan inflasi secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran dana kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan produk domestik regional bruto (PDRB) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran dana kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah. Pengangguran tidak berpengaruh terhadap penyaluran dana kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah. Inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran dana kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah. Variabel produk domestik regional bruto (PDRB), pengangguran, dan inflasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap penyaluran dana kredit PT. Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah adapun pengaruhnya secara positif dan signifikan. Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan maka saran dalam penelitian ini adalah bagi pihak PT. Pegadaian (Persero) diharapkan dapat menyalurkan dana yang dimilikinya dengan baik, sehingga dapat melakukan kegiatan operasionalnya secara maksimal dan mampu merangsang pertumbuhan ekonomi. Peningkatan PDRB dan inflasi dapat meningkatkan permintaan kredit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baik untuk konsumsi maupun produksi dan disinilah peluang pegadaian untuk dapat meningatkan penyaluran kreditnya. Sebaiknya PT. Pegadaian (Persero) meningkatkan perannya sebagai

lembaga penyedia dana instant yang terkemuka dan terpercaya sehingga dapat melayani masyarakat berpenghasilan rendah termasuk masyarakat yang menganggur atau sedang mencari pekerjaan dengan cara menerima barang jaminan yang dimiliki, meringankan tingkat bunga, dan memberikan jangka waktu yang lebih panjang. Hal ini dilakukan agar masyarakat berpenghasilan rendah dapat terhindar dari praktek lintah darat dan pinjaman tidak wajar lainnya. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang penyaluran dana kredit pada PT. Pegadaian (Persero) sebaiknya dapat menggunakan variabel lain yang diduga masih berpengaruh seperti harga emas, tingkat bunga, tingkat pendapatan, jumlah nasabah, kualitas pelayanan, dan sebagainya. Pegadaian Studi Kasus Pada Perum Pegadaian Kantor Wilayah Semarang. Tesis. Semarang : Program Pascasarjana UNDIP. Widiarti, T. & Sinarti. Pengaruh Pendapatan, Jumlah Nasabah, dan Tingkat Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit Pada Perum Pegadaian Cabang Batam Periode 2008-2012. Jurnal Manajemen Bisnis. Batam : Politeknik Negeri Batam.. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 1997-2013. Statistik Indonesia. Badan Pusat Statistik Jakarta-Indonesia. BPS Jawa Tengah. 1984-2014. Jawa Tengah Dalam Angka. Jawa Tengah: BPS Jawa Tengah. Bank Indonesia. 1998. Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 1998/1999. Kholisudin. 2012. DETERMINAN PERMINTAAN KREDIT PADA BANK UMUM DI JAWA TENGAH 2006-2010. Economics Development Analysis Journal, 1(1). doi:10.15294/edaj.v1i1.193 Kuncoro, Mudrajad. 2007. Metode Kuantitatif Teori Aplikasi Untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) STIM YKPN. Prasetyo, P. E. 2009. Fundamental Makro Ekonomi. Yogyakarta : Beta Offset Yogyakarta. Rifai, M. F. 2007. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Kredit. Sukirno, Sadono. 2010. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta : Rajawali pers. Sutarno. 2002. Analisis Pengaruh Indikator Ekonomi Makro dan Kredit Usaha Kecil Terhadap Kredit 269