Kata kunci: aktivitas, hasil belajar, karakter, keterampilan proses sains, media, ranah kognitif, sikap.

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN MEDIA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TUTORIAL SEBAGAI SUPLEMEN EKSPERIMEN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada 21

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VII di SMPN 2 Way Tenong

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Miftahul Ulum

PEMANFAATAN MEDIA TIK TUTORIAL SEBAGAI KOMPLEMEN EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN ALAT UKUR DI SMP

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu siswa kelas VII SMPN 1 Gadingrejo pada semester

METODE PENELITIAN. akhir Agustus 2013 di SMP Negeri 3 Tulang Bawang Tengah (TBT) Desa Mulya

PEMANFAATAN MEDIA TIK SIMULASI SEBAGAI SUBSTITUTE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN ALAT UKUR DI SMP. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Unila

Kata kunci : aktivitas siswa, karakter siswa, keterampilan proses sains, komplemen demonstrasi, media TIK simulasi

I. PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa alam dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep fisika.

PEMANFAATAN MEDIA TIK TUTORIAL UNTUK REMEDIAL PADA PEMBELAJARAN ALAT UKUR DI SMP. Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unila;

Kata kunci: aktivitas, karakter, keterampilan proses sains siswa, komplemen eksperimen, media TIK simulasi.

PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

I. PENDAHULUAN. Keterbatasan alat-alat praktikum laboratorium yang dimiliki sekolah mengakibatkan

I. PENDAHULUAN. suasana pembelajaran yang kurang menarik dan tidak kondusif. Hal tersebut

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI

Keywords : Critical Thinking Skills, Learning Outcome, Empirical Inductive Learning Cycle, and Modified Free Discovery Inquiry.

Beti Juwita Sari (1), Abdurrahman (2), Nengah Maharta (2) Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unila, (2)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA ANTARA PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENGARUH KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 pada

PENGARUH METODE PRAKTIKUM DENGAN PENDEKATAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN DI SMP

Ari Soraya Nurilah, Sudarti, Nuriman

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN MTsN 2 PONTIANAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Agustus di SMP Pembangunan

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA PENGGUNAAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR

III. METODE PENELITIAN. bulan November 2010 di SMP Negeri 19 Bandar Lampung.

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pertama melakukan pretest, tiga kali pertemuan dilakukan pembelajaran dan

Auliya Puspitaningtyas, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

ANALISIS KEMAMPUAN MENYIMPULKAN PADA MATERI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA DENGAN INKUIRI TERBIMBING

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Solok tahun ajaran 2016/2017, maka diperoleh data motivasi belajar dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Unnes Physics Education Journal

PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

BAB V ANALISA. a. Hasil belajar pada ranah kognitif pada Kelas Direct Instruction dan Cooperative Learning

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

PERBANDINGAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DAN TTW

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN PERILAKU BERKARAKTER SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN EXCLUSIVE BERBASIS INKUIRI DENGAN VERIFIKASI

THE INFLUENCE OF THE INPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE MAKE A MATCH TOWARD STUDENTS MATHEMATICAL COCEPTUAL UNDERSTANDING

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2013 di SMP Negeri 2

PENERAPAN TEORI BRUNER BERBANTUAN KARTU SAPURA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimen yang

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

PENGGUNAAN TEKNIK PEMETAAN KONSEP TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN. (Artikel) Oleh: Dian Yustie Anggraeni

III. METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 12 Bandar

PENGARUH MODEL INKUIRI TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI HAMA PENYAKIT TUMBUHAN

Abstract. Key words: video demonstration, cognitive aspects of learning achivements and attitudes.

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONFIDENCE

BAB IV HASIL PENELITIAN. kontrol ditampilkan pada tabel 4.1 di bawah ini:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MA Ma arif 06 Pasir Sakti pada semester

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif eksperimen yang menggunakan

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

BAB IV HASIL PENELITIAN. Pada bagian ini akan dibahas atau diuraikan hasil-hasil penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengumpulan data penelitian, hasil analisis data dan pembahasannya. Dari uraian

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR BROSUR TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA. (Artikel) Oleh: Ely Fitri Astuti

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuasi. Quasi

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS MENGGUNAKAN PEER ASSESSMENT PADA PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN DIRECT INSTRUCTION

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian pengembangan yaitu media pembelajaran interaktif berbasis

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA. (Artikel) Oleh KARTIKA AYU WULANDARI

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMPN 1 Cileunyi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SAINS MENGGUNAKAN PA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DENGAN PA KONVENSIONAL

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL FISIKA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR

DAMPAK MODEL INKUIRI TERBIMBING DISERTAI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIOVISUAL

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SUPLEMEN PEMBELAJARAN SUB SUB MATERI TIPE TIPE GUNUNG BERAPI UNTUK SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN PENDEKATAN NILAI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

Transkripsi:

PEMANFAATAN MEDIA TIK TUTORIAL SEBAGAI SUPLEMEN DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN ALAT UKUR DI SMP David Nissius Siregar (1), Eko Suyanto (2), Feriansah Sesunan (3) (1) Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unila; David.siregar396@ymail.com; (2) Dosen Pendidikan Fisika FKIP Unila Abstract: The Use of ICT Tutorial Media As a Supplement To Demonstrate on Measuring Instrument Learning in Junior High School. The purposes of this study were: to determine the increasing of cognitive learning outcomes of students, to build the students Science Process Skills, to create character of students, to build activity, to build the attitudes of students toward the use of ICT media as a supplement tutorial demonstration on measuring instruments. This research was conducted in the first semester of the academic year 2013/2014 at the Junior High School 1 Pesisir Selatan, West Lampung. The population of this research was every students of class VII and the sample was class VII A of 26 students. The research design used is a One-Shot Case Study. The results is that by using the tutorial ICT media as a supplement to demonstrate on measuring instruments learning, there is an increase in cognitive learning outcomes of students, to build KPS students, to create the character of the students, to build the activities of the students, and to build a positive attitudes of the students. Abstrak: Pemanfaatan Media TIK Tutorial Sebagai Suplemen Demonstrasi Pada Pembelajaran Alat Ukur Di SMP. Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui pertambahan hasil belajar ranah kognitif, membangun KPS, menciptakan karakter, membangun aktivitas, membangun sikap siswa terhadap pemanfaatan media TIK Tutorial sebagai suplemen demonstrasi pada alat ukur. Penelitian ini dilakukan di semester ganjil pada tahun ajaran 2013/2014 di SMP Negeri 1 Pesisir Selatan, Lampung Barat. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII sedangkan sampel yaitu kelas VII A dengan jumlah 26 siswa. Pemilihan sampel dilakukan dengan memilih 1 kelas secara random dari 4 kelas yang ada. Hasil penelitian menggunakan media TIK tutorial sebagai suplemen demonstrasi pada pembelajaran alat ukur terdapat peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa, dapat membangun KPS siswa, dapat menciptakan karakter siswa, dapat membangun aktivitas siswa, dan dapat membangun sikap positif siswa. Kata kunci: aktivitas, hasil belajar, karakter, keterampilan proses sains, media, ranah kognitif, sikap. 95

PENDAHULUAN Fisika adalah salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari gejala-gejala alam tidak hidup. Dalam pembelajaran fisika sangat dibutuhkan sebuah metode untuk mengetahui dan menunjukan gejala-gejala alam tersebut. Metode ini disebut metode demonstrasi. Dalam melaksanakan demonstrasi sangat diperlukan sebuah media pembelajaran. Media pembelajaran dalam metode demonstrasi berfungsi untuk mempermudah guru dalam memberi informasi konsep fisika kepada siswa dan dapat meningkatkan pola berfikir logis, objektif, kritis sistematis dan rasional serta keterampilan proses sains (KPS). Selain itu dapat membangun karakter siswa yang tekun, disiplin, teliti dan memiliki rasa hormat dan tanggung jawab. Demonstrasi adalah cara pengolaan pembelajaran dengan memperagakan atau menunjukan kepada siswa suatu proses, atau situasi benda baik sebenarnya, model maupun tiruannya dan dijelaskan secara lisan. Menurut Sanjaya (2006) demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan pada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan yang harus didemonstrasikan. Metode Demonstrasi biasanya berkenaan dengan tindakan-tindakan atau prosedur yang dilakukan misalnya : proses mengerjakan sesuatu, proses menggunakan sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain, atau untuk mengetahui/melihat kebenaran sesuatu. Menggunakan media TIK Guru juga bisa melakukan demonstrasi yang digunakan untuk menampilkan suatu kegiatan di depan kelas. Dengan TIK, guru bisa membuat suatu film cara-cara melakukan suatu kegiatan misalnya cara melakukan pengukuran dengan jangka sorong yang benar sehingga dengan cara ini pelajar bisa diarahkan untuk melakukan kegiatan yang benar atau mengambil kesimpulan dari kegiatan tersebut. Pembelajaran yang dipadukan dengan pemanfaatan media TIK tutorial pada materi fisika dapat membantu siswa dalam memperkaya atau menambah wawasan dari materi pelajaran yang dicapai. Menurut Asyhar (2011): media pembelajaran memiliki cakupan yang sangat luas, yaitu termasuk manusia, materi atau kajian yang membangun suatu kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dalam pembelajaran, sehingga bentuknya bisa berupa perangkat keras (hardware), dan perangkat lunak (software) yang digunakan pada perangkat keras itu. Fungsi dari media Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam kegiatan pembelajaran di dalam sebuah kelas salah satunya adalah sebagai, suplemen (tambahan) yang artinya adalah dengan pemanfatkan media TIK tutorial siswa dapat memperkaya ilmu yang didapat melalui bahan tambahan materi yang diajarkan. Adanya pemanfaatan media TIK tutorial yaitu sebagai suplemen atau tambahan untuk mengoptimalkan pembelajaran fisika dikombinasikan dengan menggunakan metode demonstrasi. Menurut Siahaan (2002) menyatakan bahwa sebagai bagian dari pembelajaran, TIK memiliki peran yaitu sebagai suplemen. Dari latar belakang tersebut, dilakukanlah penelitian untuk dapat 96

meningkatkan hasil belajar siswa dalam semua aspek penilaian, seperti: meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa, menumbuhkan KPS, membangun karakter siswa, meningkatkan aktivitas siswa, dan menumbuhkan sikap positif siswa. METODE PENELITIAN Penelitian pemaanfaatan media TIK tutorial sebagai suplemen demonstrasi pada pembelajaran alat ukur ini dilaksanakan di SMPN 1 Pesisir Selatan pada tanggal 19 Agustus 2013 sampai 2 September 2013. Berdasarkan populasi yang terdiri dari 4 kelas diambil 1 kelas secara acak sebagai sampel. Sampel pada penelitian ini yaitu 26 Siswa kelas VIIA SMPN 1 Pesisir Selatan Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain One- Shot Case Study. Pada desain ini, dilakukan pretest sebelum diberikan perlakuan dan posttest setelah diberi perlakuan menggunakan media TIK tutorial. Pada penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebas adalah pemanfaatan media TIK tutorial sebagai suplemen demonstrasi, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar ranah kognitif, Keterampilan Proses Sains (KPS), karakter siswa, aktivitas siswa, dan sikap siswa. Analisis instrumen dilakukan dengan menggunakan uji validitas isi dan uji reliabilitas. Uji validitas isi dengan menyesuaikan soal pretes dan postes dengan tujuan RPP dan reliabilitas soal yang dikakukan dengan program SPSS. Teknik analisis data untuk data hasil belajar ranah kognitif yaitu dengan menghitung skor Gain, melakukan uji normalitas dengan SPSS, melakukan uji Paired Sample T-test dengan SPSS, dan mengambil keputusan terhadap hipotesis penelitian. Data KPS, karakter, aktivitas dan sikap dideskripsikan oleh peneliti. HASIL PENELITIAN 1. Uji Instrumen Uji relibialitas soal yaitu dengan cara menggunakan metode Alpha ronbach s yang diukur berdasarkan skala Alpha cronbach s sebesar 0,636 dan 0,610 dapat disimpulkan bahwa instrumen reliabel. 2. Tahap Pelaksanaan Sebelum melaksanakan pertemuan siswa terlebih dahulu diberi soal preetest. Proses pembelajaran berlangsung selama 3 kali tatap muka dengan alokasi waktu 2x40 menit setiap pertemuan. Pertemuan pertama yaitu praktek mengukur menggunakan alat ukur panjang dan massa. Pertemuan kedua dilakukan selama jam pelajaran dengan melakukan praktek mengukur dengan alat ukur suhu, waktu dan volume, dan. Terakhir, pertemuan ketiga melakukan praktek mengukur menggunakan alat ukur listrik. Siswa mengerjakan soal posttest dan mengisi angket sikap siswa terhadap penggunaan media TIK tutorial. Pemanfaatan media TIK tutorial sebagai suplemen demonstrasi pada pembelajaran alat ukur adalah pembelajaran dimana media TIK digunakan sebagai tambahan dalam pemaparan pesan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Secara keseluruhan proses pembelajaran dengan menggunakan media TIK tutorial disajikan dalam Tabel 1. 97

Tabel 1. Kegiatan Pembelajaran Alat Ukur dengan Memanfaatkan Media TIK Tutorial sebagai Suplemen Demonstrasi Tahap Kegiatan Pendahuluan Kegiatan inti : eksplorasi Kegiatan Inti: elaborasi Kegiatan inti: konfirmasi Penutup Kegiatan Pembelajaran Guru melakukan pengabsenan, menanyakan pertanyaan pembuka Untuk melecut siswa dalam pelajaran pengukuran dan menjelaskan Manfaat mengukuran dalam kehidupan sehari-hari. Guru menjelaskan prosedur mengukur dan membaca hasil ukurnya,siswa diminta untuk duduk berkelompok, memberikan alat ukur sebanyak satu alat ukur untuk setiap kelompok. Serta memandu siswa untuk melakukan praktikum dan mengerjakan lembar kerja siswa. Guru mempersilahkan siswa untuk mengerjakan LKS secaram berkelompok,mempersilahkan setiap kelompok untuk membaca dan kelompok lain menulis di kolom yang telah disiapkan di LKS dan mendiskusikan hasil jawaban antara perkelompok. Guru menilai setiap jawaban kelompok yang maju ke depan kelas, memberikan waktu untuk bertanya kepada siswa mengenai materi yang belum jelas dan memberikan penguatan menggunakan media TIK tutorial. Media TIK berupa program tutorial yang diberikan berupa satu laptop untuk setiap satu kelompok. Guru memberikan pendapat untuk perbaikan, guru memberikan tugas dan menutup pelajaran dengan salam. 3. Data Penelitian Terdapat 5 data yang diambil pada penelitian ini yaitu: a. Data Hasil Belajar Ranah Kognitif Tabel 2. Klasifikasi N-Gain hasil belajar ranah kognitif siswa Pembelajaran Perolehan Skor Pretest 33 Posttest 75,4 Gain Tertinggi 81 Gain Terendah 50 Rata-rata Gain 61 Rata-rata N-Gain 0,63 Kategori Sedang Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai N-Gain mempunyai kategori sedang dengan rata-rata N-Gain 0,63 yang artinya mengalami peningkatan setelah pembelajaran dengan pemanfaatan media TIK tutorial sebagai suplemen demonstrasi. b. Data Keterampilan Proses Sains (KPS) Tabel 3. Data Keterampilan Proses Sains No SUB KETERAMPILAN Skor Rata2 Pertemuan Per 1 Per 2 Per 3 Rata-Rata K1 Mengukur 2,4 2,4 2,5 2,4 97

No SUB KETERAMPILAN Skor Rata2 Pertemuan Per 1 Per 2 Per 3 Rata-Rata K2 Membandingkan 2,3 2,2 2,2 2,2 K3 Membuat data 2,2 2,5 2,3 2,3 K4 Infering Data 2 2,3 2 2,1 K5 Mengkomunikasikan 1,8 2,3 2 2 Rata Rata 2,1 2,3 2,2 2,2 Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa terdapat peningkatan rata-rata antara pertemuan pertama dan kedua. Hanya saja pada pertemuan tiga terjadi penurunan tetapi penurunan nilai ratarata tidak terlalu drastis menurun masih pada rentang yang tetap. c. Data Karakter Siswa No SUB KARAKTER Tabel 4 Data Karakter Siswa Skor Rata2 Pertemuan Per1 Per 2 Per 3 Rata - Rata K1 Tekun 3,2 3,5 3,1 3,2 K2 Teliti 3 3,2 3,2 3,1 K3 Tanggung Jawab 3,1 3,2 3,2 3,1 K4 Jujur 3 3,2 3,3 3,1 K5 Percaya Diri 3,1 3 3 3 K6 Menghargai Pendapat 2,9 3,1 3,3 3,1 K7 Kerjasama 3 3,1 3,1 3 Rata - Rata 3 3,3 3,1 3 Berdasarkan Tabel 4 terdapat tujuh karakter yang ingin diteliti oleh peneliti pada tiga kali pertemuan pembelajaran alat ukur. Ketujuh karakter tersebut K1 sampai dengan K7 menunjukkan nilai rata-rata yang cenderung tetap. d. Data Aktivitas Siswa Tabel 5 Tabel Aktivitas Siswa Nilai rata-rata Rata-rata Aktivitas No Per 1 Per 2 Per 3 1 Bertanya 19 28 29 25.33 2 Menjawab 14 9 17 13.33 3 Menanggapi 14 13 34 20.33 4 Memperhatikan 126 152 171 149.66 5 Mengerjakan LKS 51 52 76 6.88 6 Membuat catatan 37 29 31 3.73 7 Berdiskusi 28 30 35 3.577 8 Presentasi 2 4 8 4.66 Rata-rata 48,25 36.375 39.625 15.42 99

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa aktivitas paling sering dilakukan adalah aktivitas memperhatikan, dilanjutkan dengan aktivitas bertanya, menanggapi, menjawab, mengerjakan LKS, presentasi, membuat catatan dan paling rendah adalah berdiskusi. e. Data Sikap Siswa No. Uraian Pernyataan Tabel 6. Tabel Sikap Siswa SS S TS STS N % n % n % N % 1 Bertanya apabila mengalami kesulitan. 23 88 3 11 0 0 0 0 2 Terampil melakukan pengukuran 13 50 13 50 0 0 0 0 3 4 5 6 7 8 9 Menyenangkan menggunakan media TIK Materi mudah dipahami menggunakan media TIK Menggunakan media TIK minat belajar meningkat Menggunakan media TIK motivasi belajar meningkat Belajar mengukur menggunakan media tidak praktis Media TIK menjadikan materi lebih mudah Menggunakan alat ukur yang tepat sangan penting 12 46 14 54 0 0 0 0 13 50 12 46 1 4 0 0 5 19 19 73 2 8 0 0 5 19 18 69 2 8 1 4 0 0 0 0 13 50 13 50 8 31 13 50 3 12 2 8 15 58 11 43 0 0 0 0 10 Pengukuran berulang sangat penting 16 62 8 31 1 4 1 4 11 Lebih aktif menggunakan LKS 10 38 15 58 1 4 0 0 12 Penggunaan LKS membuat pelajaran lebih mudah 10 38 15 58 1 4 0 0 13 Penting memperhatikan ketelitian 16 62 10 38 0 0 0 0 14 15 16 Akan mengubah hasil pengukuran jika berbeda Hasil percobaan harus sama dengan guru Boleh mengubah data asal dapat tanggung jawab 2 8 4 15 13 50 7 23 2 8 15 58 6 23 3 12 2 8 12 46 6 23 6 23 17 Menulis data apa adanya 6 23 8 31 10 38 2 8 18 19 20 Mendengarkan saran dari teman apabila hasil beda LKS harus dikerjakan bersama, walau bias sendiri Bersama teman sekelompok harus mengerjakan walau sulit. 4 15 8 31 10 38 4 15 1 4 9 35 6 23 10 38 10 38 16 62 0 0 0 0 Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa persentase jawaban siswa menunjukkan respon positif yang artinya pembelajaran dengan memanfaatkan media TIK tutorial sebagai suplemen demonstrasi diterima oleh siswa. 99

1. Pengujian Hipotesis Pengujian dengan menggunakan uji Paired Sample T-Test. Perolehan disdistribisi normal dapat menggunakan program SPSS 17.0 dengan metode Kolmogorov-Smirnov akan diperoleh nilai probabilitas atau sig. untuk data pretest dan posttest yang dapat dilihat dari tabel 4.8 Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Data Nilai Prestest dan Posttest Data Asymp. Sig. (2-tailed) Keterangan Pretest 0,623 Normal Posttest 0,168 Normal Kemudian dilanjutkan dengan menguji hipotesis menggunakan Paired Sample T-Test untuk menguji apakah ada peningkatan hasil belajar setelah menggunakan media TIK tutorial sebagai suplemen demonstrasi pada pembelajaran alat ukur. Diketahui bahwa nilai sig dari pair pretest dan posttest sebesar 0,000 yang artinya lebih kecil dari 0,05 maka H 0 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar ranah kognitif pada pembelajaran alat ukur dengan pemanfaatan media TIK tutorial sebagai suplemen demonstrasi. PEMBAHASAN 1. Peningkatan hasil belajar ranah kognitif Data N-Gain hasil belajar kognitif tiap secara grafik pada Gambar 1. pertemuan dapat disajikan 20 10 0 tinggi sedang rendah Gambar1. Grafik Rata-Rata N-Gain Siswa Pembelajaran dengan pemanfaatan media TIK Tutorial sebagai suplemen demonstrasi membuat siswa tertarik, menciptakan pembelajaran yang aktif, serta lebih memberikan keleluasaan kepada siswa dalam melaksanakan praktek mengukur. Hal ini mempengaruhi pengetahuan dan pemahaman siswa dalam pembelajaran alat ukur sehingga terdapat perbedaan yaitu sebagai suplemen yang sifatnya pilihan/opsional, pelengkap (komplemen) atau pengganti (subtitusi). Pada pembelajaran menggunakan 100

media TIK tutorial sebagai suplemen demonstrasi digunakan ketika fase konfirmasi yaitu ketika semua proses menggunakan alat ukur yang sesungguhnya sudah digunakan, sehingga siswa lebih memahami materi hasil belajar ranah kognitif. Penggunaan media TIK tutorial merupakan contoh dari kegiatan mengajar belajar yang modern yang bertujuan memberikan ketuntasan materi secara mandiri kepada siswa. Ditambahkan dengan pernyataan 2. Keterampilan Proses Sains Siswa Nilai masing-masing keterampilan proses sains ditunjukkan Siahaan (2002) yang menyatakan bahwa media sebagai bagian dari pembelajaran, TIK memiliki peran melalui program yang digunakan. Berdasarkan analisis data dan pendapat yang pendukung, dapat dinyatakan pemanfaatan media TIK tutorial sebagai suplemen demonstrasi terdapat perbedaan hasil belajar ranah kognitif yaitu saat pretest dan saat posttes. dalam tingkatan sedang dengan ratarata N-Gain yang di dapat semakin besar. dalam grafik 2. dibawah ini 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 Skor rata2 pertemuan 1 Skor rata2 pertemuan 2 Skor rat2 pertemuan 3 Gambar 2. Grafik Rata-Rata KPS Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran alat ukur dengan memanfaatkan media TIK tutorial sebagai suplemen demonstrasi dapat menumbuhkan keterampilan proses sains siswa. Terlihat bahwa nilai ratarata KPS dari pertemuan ke pertemuan mengalami peningkatan. Keterampilan proses sains siswa yang diamati oleh peneliti adalah sejak siswa melakukan pengukuran, membandingkan, membuat data, infering data, dan mengomunikasikan data hasil pengukuran. Ketrerampilan mengukur siswa mendapat skor ratarata paling tinggi ini disebabkan karena, Semua siswa diwajibkan untuk melakukan pengukuran sendiri guna mengisi data pada LKS. Keterampilan megkomunikasikan merupakan keterampilan paling rendah karena hanya beberapa orang yang bertugas mempresentasikan data hasil pengukuran yang diperoleh. Penilaian KPS didasarkan kepada prediktor yang telah dibuat dan didukung dengan LKS. Pada keterampilan mengukur sebagian siswa sudah memenuhi ketentuan ketiga 102

prediktor dimana siswa mampu melakukan pengukuran yang sesuai dan menuliskan data dengan benar, selanjutnya keterampilan membandingkan rata-rata sudah bisa memilih alat ukur yang sesuai dengan benda yang akan diukur, kemudian keterampilan membuat data pada keterampilan ini rata-rata siswa memiliki nilai 2,3 dengan prediktor Membuat tabel data hasil pengukuran namun sebagian kecil tidak lengkap. Selanjutnya keterampilan infering data, pada keterampilan ini sebagian siswa tidak menuliskan kesimpulan sehingga ratarata siswa 2,1. Keterampilan terakhir yaitu mengomunikasikan dimana pada 3. Karakter Siswa Nilai masing-masing keterampilan roses sains ditunjukkan siswa dituntut untuk mampu menjelaskan data dengan grafik atau tabel serta menjelaskan secara lisan. Untuk membuat tabel sebagian siswa sudah benar tetapi mengungkapkan secara lisan masih kurang. Penjabaran di atas mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan memanfaatkan media TIK simulasi sebagai suplemen demonstrasi mampu menumbuhkan KPS. Hal ini sejalan dengan pendapat Djamarah (2010:88) tujuan keterampilan proses adalah mengembangkan kreativitas anak didik dalam belajar, sehingga anak didik secara aktif dapat mengembangkan dan menerapkan kemampuan-kemampuannya. dalam grafik 3. dibawah ini 3,5 4 Rata2 2,5 3 peretmuan 1 1,5 2 Rata2 pertemuan 2 0,5 1 0 Rata2 pertemuan 3 Gambar 3. Grafik Rata-Rata Karakter Siswa Ketika proses pembelajaran berlangsung siswa tekun dalam pengerjaan LKS yang telah diberikan. Karakter pertama tekun dalam bekerja ini juga memiliki keterkaitan dengan karakter tiga yaitu tanggung jawab dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas. Pengisian LKS dengan tekun menumbuhkan sikap tanggung jawab dalam pengisian LKS dapat terlihat ketika penelitian berlangsung siswa dengan antusias mengerjakan LKS. Bertanggung jawab dengan pengisian LKS juga berkaitan dengan karakter enam yaitu menghargai pendapat ketika berdiskusi, ini terjadi karena siswa dibuat berkelompok dan alat ukur yang disiapkan setiap pertemuan hanya terbatas yaitu berjumlah satu untuk setiap kelompok sehingga setelah pemakaian alat ukur secara bergantian dan menemukan hasil ukur yang berbeda terlihat siswa melakukan diskusi dan saling mencari jawaban yang paling tepat. Karakter enam yaitu menghargai pendapat ketika berdiskusi juga 103

berpengaruh terhadap karakter ketujuh yaitu kerjasama dalam melaksanakan tugas. Dikarenakan karakter ketujuh yaitu kerjasama dalam melaksanakan tugas, maka setiap kelompok lebih teliti dalam membaca hasil pengukuran karena pengukuran dilakukan berulangulang sehingga memunculkan juga karakter kelima yaitu percaya diri ketika menyajikan/melaporkan hasil pengukuran. Semua karakter yang 4. Aktivitas Siswa Nilai masing-masing aktivitas siswa ditunjukkan disebutkan sebelumnya membuat siswa dapat berlaku jujur dalam menuliskan data yang terdapat pada karakter keempat yaitu jujur dalam menuliskan data. Sejalan dengan pendapat Elkind dan Sweet dalam Gunawan (2012) pendidikan karakter adalah upaya yang disengaja untuk membantu memahami manusia, peduli dan inti atas nilai-nilai etis/susila. dalam grafik 4. dibawah ini 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 Rata2 pertemuan 1 Rata2 pertemuan 2 Rata2 pertemuan 3 Gambar 4. Grafik Rata-Rata Aktivitas Siswa Aktivitas siswa diamati mulai dari menit awal sampai ke menit akhir. Terdapat 8 aktivitas yang diamati pada proses pembelajaran ini. Untuk aktivitas pertama adalah bertanya dan menjawab pertanyaan, kegiatan bertanya dan menjawab ini sudah terjadi pada menit pertama pada saat pelajaran akan dimulai, dan frekuensi yang paling sering dilakukan adalah bertanya. Aktivitas menanggapi adalah aktivitas dimana siswa diberi keleluasaan untuk mengeluarkanpendapat atau sanggahan pada saat diskusi berlangsung. Aktivitas memperhatikan yang paling banyak dikarenakan siswa memperhatikan mulai dari menit pertama sampai menit terakhir. Aktivitas kelima adalah mengerjakan LKS diperhatikan dari menit pertama siswa dibagikan LKS yang pelaksanaannya bersamaan dengan aktivitas berdiskusi dan membuat catatan. Pengerjaan LKS mengalami peningkatan pada siswa hal ini dapat dilihat dari kenaikan grafik sejak pertemuan satu sampai dipertemuan terakhir. Aktivitas membuat catatan juga mengalami hal yang sama yaitu terjadi peningkatan sehingga siswa selalu membuat catatan yang siswa anggap penting. Aktivitas yang terakhir adalah presentasi, aktivitas ini 104

dilakukan pada menit terakhir. Siswa diperkenankan untuk mempresentasikan hasil pengukuran dan yang lain menyimak. Presentasi ini hanya untuk satu sampai dua orang untuk setiap perwakilan kelompok yang presentasi didepan dan yang lain menyimak. Berdasarkan hasil analisis gambar dan pemaparan diatas dapat dikatakan bahwa pembelajaran menggunakan pemanfaatan media TIK tutorial 5. Deskripsi Sikap Siswa Data penelitian yang diperoleh untuk sikap siswa menggunakan angket yang terdiri dari 20 soal pernyataan dengan empat kriteria jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Pernyataan 1-6 adalah pernyataan positif yang berkaitan dengan perasaan siswa saat pembelajaran berlangsung seperti: bertanya kepada guru saat mengalami kesulitan, terampil melakukan pengukuran sangat penting, pembbelajaran menggunakan media TIK menyenangkan, media TIK memudahkan memahami materi, minat belajar fisika meningkat, motivasi belajar fisika menigkat. Kemudian pernyataan 7 yaitu pernyataan negatif dengan konten media TIK tidak praktis memperoleh respon yang hampir semua siswa tidak setuju. Media TIK menjadikan materi lebih mudah, semua siswa menyetujui pernyataan ini. Menggunakan alat ukur yang tepat dan pengukuran berulangulang sangat penting merupakan pernyataan yang memperoleh respon sebagai suplemen eksperimen dapat menumbuhkan aktivitas siswa secara maksimal tiap pertemuan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Hartati (2011) memberikan kesimpulan bahwa dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK dengan menggunakan pendekatan pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan aktivitas belajar fisika siswa dari siklus ke siklus. hampir semua siswa menjawab setuju. Pernyataan 11-12 adalah pernyataan yang berhubungan dengan LKS, yang menyatakan bahwa LKS menjadikan saya lebih aktif dan LKS menjadikan pelajaran IPA lebih mudah, mendapatkan respon positif dengan semua siswa menjawab sangat setuju dan setuju. Selanjutnya adalah pernyataan yang berkaitan dengan pengukuran yang dilakukan oleh siswa seperti: lebih memahami pentingnya ketelitian, mengubah hasil pengukuran sesuai dengan teman, hasil pengu harus sama dengan guru, memanipulasi data secara bertanggungjawab, menulis data apa adanya, mendengarkan saran dari teman untuk perbaikan, mengerjakan LKS harus sama dengan teman dan yang terakhir yaitu menyelesaikan tugas kelompok, memperoleh respon yang cukup baik. Pemaparan tentang sikap siswa terhadap pembelajaran menggunakan media TIK simulasi berhasil membuat siswa lebih memahami materi dan pembelajaran menjadi menyenangka KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemanfaatan media TIK tutorial sebagai suplemen demonstrasi pada pembelajaran alat ukur dapat me- 105

ningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa, menumbuhkan keterampilan proses sains siswa, membentuk karakter siswa, mengembangkan aktivitas siswa, dan menumbuhkan sikap positif siswa. Saran Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dan juga analisis terhadap hasil pengamatan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1) Pemanfaatan media TIK tutorial sebagai suplemen demonstrasi ini dapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru-guru di sekolah untuk meningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif, menumbuhkan KPS siswa, membentuk karakter siswa, meningkatkan aktivitas siswa serta menumbuhkan sikap positif siswa; 2) Sebagai seorang guru sebelum memulai pelajaran hendaknya dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif dan efektif dengan jumlah waktu yang sedikit. Suasana yang kondusif dan pembagian waktu yang efektif dapat mempermudah siswa dalam memahami pembelajaran.; 3)Pemanfaatan media TIK tutorial sebagai suplemen eksperimen ini dapat berjalan secara maksimal apabila sarana dan prasarana yang mendukung, sehingga dukungan berupa pengadaan fasilitas sekolah sangat berperan. DAFTAR PUSTAKA Asyhar, Rayandra. 2011, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: GP. Press. Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta. Gunawan, Adi W. 2012. Genius Learning Strategy. Jakarta: Gramedia Pustaka Hartati, Risa. 2011. Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis TIK Menggunakan Pendekatan Konstruktivitas Untuk Meningkatkan Minat, Aktivitas, dan Hasil Belajar. skripsi tidak dipublikasikan Lampung : Universitas Lampung Siahaan, Sudirman. 2002. Penelitian Penjajagan Tentang Kemungkinan Pemanfaatan Internet Untuk Pembelajaran Di Slta Di Wilayah Jakarta Dan Sekitarnya. (online). (http://file.upi.edu/direktori/fp mipa/prodi._ilmu_ komputer/196603252001121- munir/pjj_tik/pjj_tikaplikasi_online_learning_dala Utama. m_pjj.pdf. Diakses 12 mei 2013).. 106