Gambar 2. Lokasi Penelitian Bekas TPA Pasir Impun Secara Administratif (http://www.asiamaya.com/peta/bandung/suka_miskin/karang_pamulang.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Raden Ario Wicaksono/

Umur GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM

Gambar 2.8. Model tiga dimensi (3D) stratigrafi daerah penelitian (pandangan menghadap arah barat laut).

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ibukota Jawa Barat berada disekitar gunung Tangkuban Perahu (Gambar 1).

KONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP SEBARAN ENDAPAN KIPAS BAWAH LAUT DI DAERAH GOMBONG, KEBUMEN, JAWA TENGAH

BAB II TINJAUAN UMUM

PEDOMAN PRAKTIKUM GEOLOGI UNTUK PENGAMATAN BATUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kastowo (1973), Silitonga (1975), dan Rosidi (1976) litologi daerah

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Bab III Geologi Daerah Penelitian

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

III.1 Morfologi Daerah Penelitian

Geologi Daerah Sirnajaya dan Sekitarnya, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 27

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM

MENGENAL JENIS BATUAN DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III STRATIGRAFI 3. 1 Stratigrafi Regional Pegunungan Selatan

BAB I PENDAHULUAN. pembangkit tenaga listrik. Secara kuantitas, jumlah air yang ada di bumi relatif

Lampiran 1. Citra Landsat DAS Cipunagara Tahun 1972 (Kombinasi Band 421)

PENYELIDIKAN HIDROGEOLOGI CEKUNGAN AIRTANAH BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

RESUME HASIL KEGIATAN PEMETAAN GEOLOGI TEKNIK PULAU LOMBOK SEKALA 1:

DAFTAR ISI COVER HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN 1. I.1.

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

berukuran antara 0,05-0,2 mm, tekstur granoblastik dan lepidoblastik, dengan struktur slaty oleh kuarsa dan biotit.

BAB IV HIDROGEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

3.2.3 Satuan Batulempung. A. Penyebaran dan Ketebalan

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II GEOLOGI REGIONAL

Foto 3.21 Singkapan Batupasir Sisipan Batulempung Karbonan pada Lokasi GD-4 di Daerah Gandasoli

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB IV GEOMORFOLOGI DAN TATA GUNA LAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara administratif, daerah penelitian termasuk dalam wilayah Jawa Barat. Secara

3.2.3 Satuan lava basalt Gambar 3-2 Singkapan Lava Basalt di RCH-9

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II Geomorfologi. 1. Zona Dataran Pantai Jakarta,

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dan Satuan Batulempung diendapkan dalam lingkungan kipas bawah laut model Walker (1978) (Gambar 3.8).

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GEOLOGI DAERAH KLABANG

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Metamorfisme dan Lingkungan Pengendapan

BAB II TATANAN GEOLOGI

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB 2 TATANAN GEOLOGI

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

Geologi dan Studi Fasies Karbonat Gunung Sekerat, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Lampiran 1 Lokasi, altitude, koordinat geografis dan formasi geologi titik pengambilan sampel bahan induk tuf volkan Altitude

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumatera terletak di sepanjang tepi Barat Daya Paparan Sunda, pada perpanjangan

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

PENTINGNYA PENELITIAN DETIL DI CEKUNGAN BATURETNO

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Transkripsi:

BAB II KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 2.1 Geografis dan Administrasi Secara geografis daerah penelitian bekas TPA Pasir Impun terletak di sebelah timur pusat kota bandung tepatnya pada koordinat 9236241 9237622 lintang selatan dan 795772 796370 bujur timur dan dicapai dengan kendaraan roda empat selama 45 menit. Secara administratif daerah penelitian termasuk ke dalam wilayah Desa Karang Pamulang, Kecamatan Cicadas, Kotamadya Bandung. Luas total bekas TPA Pasir Impun adalah 35700 m 2 dengan luas penimbunan 17500 m 2. Daerah Penelitian Gambar 2. Lokasi Penelitian Bekas TPA Pasir Impun Secara Administratif (http://www.asiamaya.com/peta/bandung/suka_miskin/karang_pamulang.htm) 5

2.2 Geomorfologi Daerah penelitian merupakan sebagian kecil dari satuan geomorfologi pegunungan yang terletak di kaki Gunung Palasari atau kaki Gunung Manglayang dengan elevasi tertinggi 810 m di atas permukaan laut, yang miring ke arah selatan (timur laut-barat daya) dengan besar kemiringan 15 25 % dan berbatasan dengan satuan geomorfologi dataran di sebelah selatannya. Puncak tersebut yang merupakan puncak bukit terisolir yang terletak di sebelah utara lokasi TPA. Daerah penelitian diapit oleh dua buah lembah sungai yang berarah utara selatan yaitu Sungai Cisaraten di sebelah timur dan Sungai Cikadut di sebelah barat. Kedua sungai ini bermuara ke Sungai Citarum. 2.2 Kondisi Iklim Bekas TPA Pasir Impun terletak pada bagian utara dari cekungan Bandung mempunyai curah hujan rata-rata 1.734 mm/tahun yang terhitung dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2007, temperatur 23,6 C, kelembaban nisbi (relatif) 87 %, evapotranspirasi 4,1 mm pada bulan November 2007, evapotranspirasi tahun 2007 sebesar 49,2 mm dan kecepatan angin 3 knot yang bertiup dari barat ke timur (data-data iklim daerah penelitian diperoleh dari Badan Metereologi dan Geofisika Bandung). Penelitian dilaksanakan mulai bulan September sampai bulan November sehingga masih termasuk dalam musim hujan. 2.3 Stratigrafi Regional Berdasarkan peta geologi cekungan bandung (Suhirman,1993) secara regional daerah penelitian memiliki satuan batuan sebagai berikut: 1. Satuan Endapan Gunung Api Tak Teruraikan (QPI V) 2. Satuan Endapan Gunung Api Tak Teruraikan (QPm V) 3. Satuan Endapan Kipas Aluvial dan Gunung Api Klastik (QPu f) 4. Satuan Tufa Pasiran (Qpu t) 5. Satuan Endapan Aluvial dan Koluvial (QH a) 6

Satuan endapan gunung api tak teruraikan (QPI V) berumur pliosen atas plistosen bawah dan satuan gunung api (QPm V) berumur plistosen bawah plistosen tengah tersusun oleh campuran hasil endapan gunung api terkonsolidasi seperti breksi, konglomerat, tufa dan aliran lava andesit hasil kegiatan Gunung Tangkuban Perahu (Silitonga 1973). Satuan endapan kipas aluvial dan batuan gunung api klastik (QPu f) menempati sebagian besar kota Bandung, tersusun oleh pasir tufaan, lapili, bom-bom, lava berongga dan kepingan-kepingan andesit padat yang bersudut dengan banyak bongkah-bongkah dan pecahan-pecahan batuapung berumur plistosen atas. Satuan tufa pasiran (QPu t) berumur plistosen atas merupakan endapan tufa yang berasal dari Gunung Tangkuban Perahu, berupa pasir berwarna coklat sangat jarang, mengandung kristal-kristal hornblenda kasar, lahar lapuk kemerahan dan lapisan-lapisan lapili dan breksi. Satuan endapan aluvial dan koluvial (QH a) terdapat di sekitar Cicaheum memanjang ke arah timur berasal dari reruntuhan pegunungan-pegunungan hasil gunung api tua berupa bongkah-bongkah batuan beku, breksi, batupasir tufaan, dan lempung tufaan. Gambar 3. Diagram Stratigrafi Regional Daerah Jawa Barat, (Martodjojo, 2003) 7

Dago 1000 Cianjur Cihampelas Balubur Bojongkoneng Cicendo Kebonkawung BANDUNG Kebonwaru Cicaheum Ujungberung : QPu't : Sungai : Garis Batas Litologi : QPu'f : QH'a : Garis Kontur : Jalan : Sumur Artois (Artesian Well) : Lokasi Penelitian : QPm'V : QPI'V SKALA SCALE 1 : 100.000 2 1 0 2 Km Gambar 4. Peta Geologi Daerah Bandung dan Sekitarnya 2.4 Stratigrafi Lokal Berdasarkan hasil pemboran BH-1 (Widodo, 1998 dari hasil PT Kwarsa Hexagon, 1987 dan PT Supra Indodril dalam Evaluation of Sanitary Landfill Site, 1987) daerah penelitian tersusun atas batupasir tufaan, berwarna putih kecoklatan hingga kelabu kehitaman, dengan besar butir pasir halus sampai kasar, pemilahan buruk hingga sedang, lunak, mudah diremas, porositas sedang-tinggi, mineral utamanya adalah gelas vulkanik dan mineral mafik (hornblenda dan piroksen) tebal perlapisan 25 cm hingga 1 m. Lempung tufaan, berwarna kuning kecoklatan hinga kehijauan, lunak, ketebalannya 7 cm hingga 15 cm, berselang-seling dengan pasir tufaan. Breksi berwarna kelabu kehitaman, keras menyudut tanggung, fragmen utamanya batuan andesit dengan matriks pasir tufaan. 8

Singkapan dapat dijumpai dengan baik di Sungai Cikadut yang terletak di sebelah barat daerah penelitian berupa perlapisan batupasir tufaan dan batulempung tufaan dengan kedudukan N 114 E / 10 semakin ke bawah semakin banyak bongkahbongkah andesit. 2.5 Kondisi Hidrogeologi Daerah penelitian bekas TPA Pasir Impun memiliki dua jenis sistem akuifer, yaitu akuifer bebas dan akuifer tertekan (Widodo, 1998 setelah PT Kwarsa Hexagon, 1987 dan setelah PT. Supra Indodril dalam Evaluation of Sanitary Landfill Site, 1987). Akuifer bebas berada pada kedalaman kurang dari 30 m, terdiri dari satuan breksi beserta pelapukannya dengan kisaran permeabilitas (k) 9,8 x 10-5 cm/s sampai 1,51 x 10-4 cm/s. Tinggi muka airtanah bebas bervariasi dari -3,8 m hingga -10 m dari permukaan tanah setempat dengan fluktuasi musiman berkisar 1 2 m. Berdasarkan peta hidrogeologi daerah penelitian termasuk dalam akuifer dengan produktivitas sedang dan dari segi konservasi airtanah pengambilan airtanah masih dapat dilakukan pada kedalaman kurang dari 60 m yang diprioritaskan untuk keperluan air minum dan rumah tangga. Arah aliran dangkal mengarah ke selatan dan tenggara sesuai dengan bentuk topografi. Akuifer tertekan terdapat pada kedalaman lebih dari 30 m dengan litologi berupa pasir tufaan. Litologi akuifer tertekan di lokasi bekas TPA Pasir Impun dapat dilihat pada tabel 1 berdasarkan hasil yang diperoleh PT. Kwarsa Hexagon. Tabel 1. Litologi Akuifer Tertekan di Lokasi Bekas TPA Pasir Impun (PT Kwarsa Hexagon, 1987) Kedalaman (m) Litologi 75-80 Kerikil, Pasir Tufaan 120-130 Batupasir Kerikilan 130-135 Pasir Kasar Kerikilan 145-150 Pasir Kerikilan Tufaan 9