BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

BAB.II. KAJIAN PUSTAKA. seseorang, sehinga menyebabkan munculnya perubahan prilaku (Wina Sanjaya,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belum diketahui serta memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar

Oleh Saryana PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

PENINGKATAN MINAT DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE INQUIRY KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. KAJIAN PUSTAKA. dari diri siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Djojoesoediro (2010) istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga

II. TINJAUAN PUSTAKA. salah satunya adalah teknik Numbered Head Together (NHT). Menurut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

TINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching And Learning (CTL)

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dari penelitian tindakan kelas ini yang terdiri dari : Hasil Belajar, Belajar dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari kehidupan manusia, bahkan sejak manusia lahir sampai akhir hayat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

PENERAPAN STRATEGI BOWLING KAMPUS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berarti tengah, perantara, atau pengantar atau dengan kata lain media

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa yang melakukan kegitan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Sanjaya, 2009: ), pembelajaran kooperatif merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling

Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Kegiatan yang

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia

Transkripsi:

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar adalah tindakan atau perbuatan yang dilakukan dalam belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. (Sardiman, 2011: 30) Menurut Gagne dalam Suwarjo (2008: 33) bahwa aktivitas belajar adalah kondisi jiwa dan raga seseorang yang aktif dalam menerima informasi/materi, dan melakukan pengolahan dan transformasi. Sedangkan menurut Nasution (2006: 88) aktivitas belajar adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan siswa dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan atau yang dicita-citakan. Selanjutnya menurut Dierich dalam Hamalik (2004: 2) jenis-jenis aktivitas dibagi dalam delapan kelompok sebagai berikut : a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar, mengamati logaritma penyelesaian soal, demonstrasi, percobaan pekerjaan orang lain. b. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, membuat pertanyaan, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi interupsi. c. Listening activities, seperti misalnya mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. d. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan angket, menyalin. e. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram. f. Motor activities, misalnya melakukan percobaan, membuat konstruksi model, mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

9 g. Mental activities, sebagai contoh menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan. h. Emotional activities, seperti misalnya merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup Dari jenis-jenis aktivitas di atas, penulis menyimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan kegiatan atau prilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar Matematika seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, serta tanggug jawab terhadap tugas yang diberikan. 2.2. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan serangkaian tes yang dilakukan guru untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran khusus telah tercapai dan apakah pengetahuan sikap dan keterampilan telah benar-benar dimiliki oleh peserta didik Menurut Sudjana (2009: 111) Hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan, maupun tes perbuatan. Sedangkan Nasution dalam Sardiman, (2011: 106) berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi, individu yang belajar. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif.

10 Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru yang berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi dasar setelah mengikuti proses pembelajaran. Menurut cullen dalam Kunandar, (2008: 272) Penilaian merupakan upaya sistematis yang dikembangkan oleh suatu institusi pendidikan untuk menjamin tercapainya kualitas proses pendidikan serta kualitas kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), ulangan tengah semester, dan nilai ulangan semester. Dalam penelitian tindakan kelas ini yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah hasil nilai ulangan harian yang diperoleh siswa dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Ulangan harian dilakukan setelah selesai proses pembelajaran dalam kompetensi dasar tertentu. Ulangan harian ini berupa soal yang harus diselesaikan para peserta didik. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan uraian kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam pencapaian kompetensi dasar tertentu. 2.3. Model Pembelajaran 2.3.1. Pengertian Model Pembelajaran Dalam pembelajaran guru harus selalu mencari cara-cara baru untuk menyesuaikan pengajarannya dengan situasi yang dihadapi. Model yang digunakan pun haruslah bervariasi untuk menghindari kejenuhan kepada siswa. Menurut Sagala (2003: 15) model pembelajaran merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pembelajaran

11 karena apabila cara dalam menyampaikan materi baik dan benar, maka hasil pelajaranpun akan baik pula. Namun apabila cara menyampaikan materi kurang benar, maka hasilnyapun kurang maksimal. Sedangkan menurut Subroto (1997: 148) model pembelajaran adalah cara-cara pelaksanaan dari suatu proses pengajaran, atau soal bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada murid-murid di sekolah. Selanjutnya menurut Kardi (2010: 12) model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Dari beberapa pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar 2.3.2. Jenis-jenis Model Pembelajaran Banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Hamzah, (2008: 45) bahwa model pembelajaran terdiri dari: a. Model Pembelajaran Kontekstual Model pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Pembelajaran ini juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika siswa belajar. b. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja

12 sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. c. Model Pembelajaran Kuantum Model pembelajaran kuantum merupakan rakitan dari berbagai teori atau pandangan psikologi kognitif dan pemrograman neurologi yang jauh sebelumnya sudah ada. d. Model Pembelajaran Terpadu Model pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik. Pembelajaran ini merupakan model yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan. e. Model Pembelajaran Inquiry Model pembelajaran Inqiry merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal Berdasarkan jenis-jenis model pembelajaran di atas, penulis memilih model pembelajaran inquiry karena model pembelajaran inquri sangat tepat diterapkan dalam pembelajaran IPA. 2.4. Model Pembelajaran Inquiry 2.4.1. Pengertian Model Pembelajaran Inquiry Pengertian model pembelajaran inquiry banyak dikemukakan oleh para ahli, seperti yang diungkapkan oleh Nanang dan Cucu (2009: 78) bahwa model pembelajaran inquiry merupakan suatu rangkaian pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan ketrampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku. Sedangkan menurut Roestiyah (2009: 79) model pembelajaran inquiry merupakan suatu tehnik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar

13 didepan kelas, dimana guru membagi tugas suatu masalah di dalam kelas. Hal senada juga dikemukakan oleh Rohani (2004: 39) bahwa model pembelajaran inquiry adalah cara pembelajaran yang berangkat dari suatu pandangan bahwa siswa sebagai subjek disamping sebagai objek pengajaran (belajar). Mereka memiliki kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa model pembelajaran inquiry yaitu suatu rangkaian pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan ketrampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku. 2.4.2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Inquiry Adapun langkah-langkah model pembelajaran Inquiry menurut Sanjaya (2011: 61) adalah sebagai berukut : a. Menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai kepada siswa b. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. c. Melontarkan suatu masalah yang menarik, misterius dan menantang bagi siswa. d. Menumbuhkan partisipasi siswa dalam pembelajaran. e. Memberikan petunjuk kepada siswa cara melakukan pengamatan / penelitian untuk memecahkan masalah. f. Memantau kemajuan belajar siswa dalam proses pembelajaran. g. Menyampaikan hasil pengamatan di depan kelas h. Melakukan kegiatan refleksi.

14 Berdasarkan pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa langkahlangkah model pembelajaran inquiry diawali dengan menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai kepada siswa, kemudian membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang, dilanjutkan dengan melontarkan suatu masalah yang menarik, misterius dan menantang bagi siswa, kemudian memantau kemajuan belajar siswa dalam proses pembelajaran. Selanjutnya, Menyampaikan hasil pengamatan di depan kelas, dan diakhiri dengan melakukan kegiatan refleksi. 2.4.3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inquiry Setiap model pembelajaran dalam proses pembelajaran tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan, seperti halnya model inquiry. Seperti yang diungkapkan oleh Sanjaya (2011: 66) adalah sebagai berikut : Kelebihan model pembelajaran inquiry yaitu: a. Menekankan kepada proses pengolahan informasi oleh siswa sendiri. b. Membuat konsep diri siswa bertambah dengan penemuan-penemuan yang diperolehnya. c. Memiliki kemungkinan besar untuk memperbaiki dan memperluas persediaan dan penguasaan keterampilan dalam proses kognitif para siswa. d. Tidak menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar, karena siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar. Kekurangan model pembelajaran inquiry yaitu: a. Tidak sesuai untuk kelas yang besar jumlah siswanya. b. Memerlukan fasilitas yang memadai. c. Sangat sulit mengubah cara belajar siswa dari kebiasaan menerima informasi dari guru menjadi aktif mencari dan menemukan sendiri. d. Kebebasan yang diberikan kepada siswa tidak selamanya dapat dimanfaatkan secara optimal, kadang siswa malah kebingungan memanfaatkannya.

15 2.5. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar 2.5.1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilahsains. Kata sains ini berasal dari bahasa latin yaitu scienta yang berarti saya tahu. Dalam bahasa inggris, kata sains berasal dari kata science yang berarti pengetahuan.science kemudian berkembang menjadi natural science yang dalam bahasa indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan alam (IPA). Sains menurut Suyoso (2006: 23), merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal. Kemudian menurut Abdullah (2007: 18), IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara khas atau khusus yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, pengumpulan, penyusunan teori, demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. Berdasarkan beberapa batasan di atas disimpulkan, bahwa IPA adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui kegiatan observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori tentang alam yang berlaku secara universal. 2.5.2. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Setiap mata pelajaran pasti memiliki tujuan, seperti halnya mata pelajaran IPA, Menurut Abullah (2007: 13) mata pelajaran IPA SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

16 a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan- Nya b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa tujuan IPA di SD yaitu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan IPA serta meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 2.5.3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di SD Ruang lingkup mata pelajaran IPA bukan hanya sekedar makhluk hidup saja, melainkan semua yang ada di alam semesta, seperti yang diungkapkan oleh Sanjaya (2007: 14), bahwa ruang lingkup pembelajaran IPA di SD sebagai berikut : a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan, b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana, d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan bendabenda langit lainnya. Berdasarkan uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa ruang lingkup pembelajaran IPA yaitu mahkluk hidup, benda, energi dan alam semesta.

17 2.6. Hipotesis Tindakan Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut: a. Apabila dalam pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran Inquiry dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Margosari tahun pelajaran 2014/2015. b. Apabila dalam pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran Inquiry dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Margosari tahun pelajaran 2014/2015.