BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 22/4/32/Th XVII, 1 April 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2015 SEBESAR 105,45 (2012=100) Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Barat pada Maret 2015 (2012 =100) tercatat sebesar 105,45 atau turun 0,23 persen dibandingkan NTP Februari 2015 sebesar 105,69. Hal ini disebabkan Indeks Harga Diterima Petani (IT) naik sebesar 0,31 persen sementara Indeks Harga Dibayar Petani (IB) naik lebih tinggi yaitu sebesar 0,54 persen. Maret 2015, tiga dari lima subsektor pertanian mengalami penurunan NTP yaitu NTP Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan sebesar 0,71 persen dari 110,04 menjadi 109,25, diikuti NTP Subsektor Peternakan turun 0,26 persen dari 107,39 menjadi 107,10 dan NTP Subsektor Hortikultura turun 0,09 persen dari 103,63 menjadi 103,54, sedangkan NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 1,21 persen dari 95,09 menjadi 96,24 dan NTP Subsektor Perikanan naik 0,25 persen dari 99,17 menjadi 99,42. Di Daerah Pedesaan Jawa Barat Maret 2015 terjadi inflasi sebesar 0,57 persen. Ketujuh kelompok pengeluaran serentak mengalami inflasi, tertinggi terjadi pada Kelompok Transportasi & Komunikasi sebesar 1,27 persen, diikuti Kelompok Perumahan 0,89 persen, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,80 persen, Kelompok Kesehatan 0,68 persen, Kelompok Sandang 0,33 persen, Kelompok Bahan Makanan 0,25 persen, dan Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0,12 persen. Maret 2015 berdasarkan 157 transaksi gabah yang terpantau di Jawa Barat, harga rata-rata Gabah Kering Panen (GKP) di Tingkat Petani Jawa Barat sebesar Rp. 4.988,00,- per kilogram atau mengalami penurunan sebesar 5,71 persen dibandingkan harga GKP Februari 2015 yang tercatat sebesar Rp. 5.255,00,-. Gabah Kering Giling (GKG) di Tingkat Petani naik 2,06 persen dari Rp. 5.702,27,- menjadi Rp. 5.820,00,- per kilogram. Gabah Kualitas Rendah turun sebesar 8,54 persen dari Rp. 3.679,67,- menjadi Rp. 3.365,00,-. Maret 2015, rata-rata harga beras di penggilingan Rp, 9.864,13 per kilogram atau turun 1,88 persen dibandingkan harga beras Februari 2015 yang tercatat sebesar Rp, 10.053,33. Berdasarkan kualitas beras yang dikelompokkan menurut patahan (broken) beras, harga Beras Premium naik 1,42 persen dari Rp, 10.100,48 menjadi Rp, 10.244,24, Beras Medium turun 1,13 persen dari Rp, 10.061,76 menjadi Rp, 9.948,33 demikian juga Beras kualitas Rendah turun cukup tinggi sebesar 10,33 persen dari Rp, 9.600,00 menjadi Rp, 8.608,33. Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 22/4/32/Th.XVII, 1 April 2015 1
A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani Sebagai proxy indikator kesejahteraan petani, Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dengan membandingkan Indeks Harga Diterima Petani dengan Indeks Harga Dibayar Petani. NTP menunjukkan kemampuan tukar (term of trade) komoditas hasil pertanian dengan barang & jasa konsumsi petani baik untuk keperluan rumah tangga maupun proses produksi. Semakin tinggi NTP berarti semakin kuat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. Berdasarkan hasil pemantauan harga di 17 kabupaten di Provinsi Jawa Barat pada Maret 2015, NTP Jawa Barat mengalami penurunan sebesar 0,23 persen dibandingkan NTP Februari 2015 yaitu turun dari 105,69 menjadi 105,45. Hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga petani atau dengan kata lain Indeks Harga Diterima Petani (IT) naik sebesar 0,31 persen sementara Indeks Harga Dibayar Petani (IB) naik lebih tinggi yaitu sebesar 0,54 persen. Maret 2015, tiga dari lima subsektor pertanian mengalami penurunan NTP yaitu NTP Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan sebesar 0,71 persen dari 110,04 menjadi 109,25, diikuti NTP Subsektor Peternakan turun 0,26 persen dari 107,39 menjadi 107,10 dan NTP Subsektor Hortikultura turun 0,09 persen dari 103,63 menjadi 103,54, sedangkan NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 1,21 persen dari 95,09 menjadi 96,24 dan NTP Subsektor Perikanan naik 0,25 persen dari 99,17 menjadi 99,42. 2 Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 22/4/32/Th.XVII, 1 April 2015
2. Indeks Harga Diterima Petani (IT) Perkembangan yang terjadi pada Indeks Harga Diterima Petani (IT) menunjukkan fluktuasi harga dari komoditas-komoditas yang dihasilkan petani. Pada Maret 2015, IT Gabungan dari lima subsektor pertanian naik sebesar 0,31 persen dibandingkan dengan IT Februari 2015 yaitu dari 125,27 menjadi 125,66. Bila dirinci menurut subsektor, IT Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami kenaikan tertinggi yaitu 1,71 persen, diikuti IT Subsektor Perikanan 0,57 persen, IT Subsektor Hortikultura naik 0,49 persen dan IT Subsektor Peternakan naik 0,36 persen, sedangkan IT Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan sebesar 0,20 persen. 3. Indeks Harga Dibayar Petani (IB) Fluktuasi harga barang & jasa yang dikonsumsi rumah tangga petani serta barang & jasa yang diperlukan petani dalam proses produksi terlihat mengalami kenaikan. Pada Maret 2015, indeks harga yang dibayar petani (IB) naik sebesar 0,54 persen dari 118,53 menjadi 119,17. Kelima subsektor serentak mengalami kenaikan IB, tertinggi terjadi pada IB subsektor Peternakan naik sebesar 0,63 persen, diikuti IB Subsektor Hortikultura sebesar 0,58 persen, IB Subsektor Tanaman Pangan 0,52 persen, IB Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat 0,50 persen dan IB Subsektor Perikanan 0,32 persen. Di Daerah Pedesaan Jawa Barat Maret 2015 terjadi inflasi sebesar 0,57 persen. Ketujuh kelompok pengeluaran serentak mengalami inflasi, tertinggi terjadi pada Kelompok Transportasi & Komunikasi sebesar 1,27 persen, diikuti Kelompok Perumahan 0,89 persen, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,80 persen, Kelompok Kesehatan 0,68 persen, Kelompok Sandang 0,33 persen, Kelompok Bahan Makanan 0,25 persen, dan Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0,12 persen. Khusus Indeks yang dibayar petani untuk keperluan proses produksi pada Maret 2015 mengalami inflasi sebesar 0,46 persen. Berdasarkan kelompok pengeluaran, keenam kelompok serentak mengalami inflasi yaitu Kelompok Transportasi mengalami inflasi tertinggi sebesar 1,64 persen, Kelompok Upah Buruh 0,43 persen, Kelompok Pupuk, Obat-obatan & Pakan dan Kelompok Penambahan Barang Modal mengalami inflasi sama besar yaitu 0,38 persen, Kelompok Bibit 0,24 persen dan Kelompok Biaya Sewa & Pengeluaran Lain 0,13 persen. 4. Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Subsektor Pertanian a. NTP Tanaman Pangan NTP Subsektor Tanaman Pangan pada Maret 2015 mengalami penurunan sebesar 0,71 persen yaitu turun dari 110,04 menjadi 109,25, hal ini disebabkan oleh indeks yang diterima petani (IT) turun sebesar 0,20 sementara indeks yang dibayar petani (IB) mengalami kenaikan sebesar 0,52 persen. Turunnya IT Subsektor Tanaman Pangan dikarenakan oleh IT Subkelompok Padi turun sebesar 0,45 persen, sementara IT Subkelompok Palawija naik sebesar 1,54 persen. Pada sisi pengeluaran petani, IB mengalami inflasi sebesar 0,52 persen akibat IB Subkelompok Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) inflasi sebesar 0,43 persen demikian juga IB Sub Kelompok Konsumsi Rumah tangga (IKRT) mengalami inflasi sebesar 0,54 persen. Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 22/4/32/Th.XVII, 1 April 2015 3
b. NTP Hortikultura Pada Maret 2015, Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura mengalami penurunan sebesar 0,09 persen, hal ini disebabkan karena indeks yang diterima petani (IT) naik sebesar 0,49 persen demikian juga indeks yang dibayar petani (IB) naik lebih tinggi 0,58 persen. Kenaikan IT dipengaruhi oleh kenaikan IT Subkelompok Sayur-sayuran yang naik sebesar 1,58 persen demikian juga IT Subsektor Tanaman Obat naik sebesar 1,52 persen, sementara IT Subkelompok Buah-buahan mengalami penurunan sebesar 0,49 persen. Di sisi pengeluaran, IB Subsektor Hortikultura mengalami kenaikan sebesar 0,58 persen akibat IB indeks Konsumsi Rumah Tangga naik 0,61 persen demikian juga IB Subkelompok Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal naik 0,47 persen. c. NTP Tanaman Perkebunan Rakyat NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat pada Maret 2015 mengalami kenaikan sebesar 1,21 persen dari 95,09 menjadi 96,24. Hal ini disebabkan oleh Indeks Diterima Petani (IT) naik sebesar 1,71 persen dan Indeks Dibayar Petani (IB) naik lebih rendah sebesar 0,50 persen. Bila dirinci menurut penggunaan, IB Subkelompok Konsumsi Rumah Tangga naik 0,53 persen demikian juga IB Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal naik sebesar 0,42 persen. d. NTP Peternakan Maret 2015, NTP Subsektor Peternakan berada pada posisi 107,10 tercatat mengalami penurunan dari NTP Februari 2015 yang memiliki indeks sebesar 107,39 atau turun sebesar 0,26 persen. Indeks Diterima Petani (IT) naik 0,36 persen dan Indeks yang Dibayar Petani (IB) naik lebih tinggi sebesar 0,63 persen. Bila dirinci per subkelompok, IT Subkelompok Hasil Ternak naik 1,41 persen, IT Subkelompok Ternak Besar naik 1,11 persen demikian juga IT Subkelompok Ternak Kecil naik 1,06 persen, sementara IT Subkelompok Unggas mengalami penurunan sebesar 1,06 persen, Di sisi pengeluaran petani, Indeks Dibayar Petani (IB) mengalami kenaikan sebesar 0,63 persen akibat IB Konsumsi Rumah Tangga naik sebesar 0,65 persen demikian juga IB Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal naik sebesar 0,60 persen. e. NTP Perikanan Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan mengalami kenaikan sebesar 0,25 persen yaitu dari 99,17 pada Februari 2015 menjadi 99,42 pada Maret 2015. Hal ini disebabkan oleh Indeks Diterima Petani (IT) naik sebesar 0,57 persen lebih tinggi dari kenaikan Indeks Dibayar Petani (IB) yang naik sebesar 0,32 persen. Dari sisi pendapatan Petani, IT Subkelompok Penangkapan Ikan naik sebesar 0,62 persen demikian juga IT Subkelompok Budidaya naik sebesar 0,57 persen. Dari sisi pengeluaran, Indeks yang dibayar (IB) naik sebesar 0,32 persen akibat IB Konsumsi Rumah tangga dan IB Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal masing-masing naik sebesar 0,40 persen dan 0,13 persen. 4 Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 22/4/32/Th.XVII, 1 April 2015
Tabel 1 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jawa Barat per Subsektor Pertanian serta Perubahannya (2012=100), Maret 2015 Indeks Subsektor Feb 2015 Maret 2015 Perubahan (%) [1] [2] [3] [4] 1, Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima Petani (IT) 132,62 132,35-0,20 b. Indeks yang Dibayar Petani (IB) 120,52 121,14 0,52 c. Nilai Tukar Petani (NTP-TP) 110,04 109,25-0,71 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 114,74 114,02-0,63 2, Hortikultura a. Indeks yang Diterima Petani (IT) 124,61 125,22 0,49 b. Indeks yang Dibayar Petani (IB) 120,24 120,94 0,58 c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 103,63 103,54-0,09 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 109,74 109,76 0,01 3, Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima Petani (IT) 111,98 113,89 1,71 b. Indeks yang Dibayar Petani (IB) 117,75 118,34 0,50 c. Nilai Tukar Petani (NTP-R) 95,09 96,24 1,21 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 101,54 102,84 1,28 4, Peternakan a. Indeks yang Diterima Petani (IT) 121,77 122,21 0,36 b. Indeks yang Dibayar Petani (IB) 113,40 114,11 0,63 c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 107,39 107,10-0,26 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 113,98 113,71-0,24 5, Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (IT) 116,35 117,01 0,57 b. Indeks yang Dibayar Petani (IB) 117,32 117,70 0,32 c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 99,17 99,42 0,25 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 106,99 107,46 0,44 6, Gabungan a. Indeks yang Diterima Petani (IT) 125,27 125,66 0,31 b. Indeks yang Dibayar Petani (IB) 118,53 119,17 0,54 c. Nilai Tukar Petani (NTP) 105,69 105,45-0,23 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 111,47 111,31-0,15 Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 22/4/32/Th.XVII, 1 April 2015 5
Tabel 2 Indeks Harga Diterima Petani, Indeks Harga Dibayar Petani per Subkelompok Pengeluaran serta Perubahannya [2012=100], Maret 2015 Kelompok/Sub Kelompok Indeks Gabungan Subsektor Februari 2015 Maret 2015 Perubahan Maret 2015 Thd Februari 2015 [1] [3] [3] [4] 1. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI 125,27 125,66 0,31 2. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI 118,53 119,17 0,54 2.1. KONSUMSI RUMAH TANGGA 122,30 122,99 0,57 2.1.1. Bahan Makanan 128,78 129,10 0,25 2.1.2. Makanan Jadi 120,14 121,09 0,80 2.1.3. Perumahan 116,08 117,12 0,89 2.1.4. Sandang 115,27 115,66 0,33 2.1.5. Kesehatan 111,30 112,05 0,68 2.1.6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 115,79 115,93 0,12 2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 121,28 122,82 1,27 2.2 BIAYA PRODUKSI DAN PENAMBAHAN 112,38 112,90 0,46 BARANG MODAL 2.2.1. Bibit 113,05 113,31 0,24 2.2.2. Pupuk dan Obat-obatan 109,85 110,27 0,38 2.2.3. Biaya Sewa dan Pngeluaran Lain 109,46 109,60 0,13 2.2.4. Transportasi 127,76 129,85 1,64 2.2.5. Penambahan Barang Modal 110,61 111,04 0,38 2.2.6. Upah Buruh 114,12 114,61 0,43 3. NILAI TUKAR PETANI 105,69 105,45-0,23 4. NILAI TUKAR USAHA PERTANIAN 111,47 111,31-0,15 6 Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 22/4/32/Th.XVII, 1 April 2015
5. Perbandingan NTP Enam Provinsi di Pulau Jawa Lima dari enam provinsi di Pulau Jawa mengalami penurunan NTP pada Maret 2015, penurunan tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Timur yang turun sebesar 1,75 persen, diikuti NTP Jawa Tengah turun 1,54 persen, NTP DI Yogyakarta turun 1,29 persen, NTP Jawa Barat turun 0,23 dan NTP Banten turun 0,09 persen, sedangkan NTP DKI Jakarta naik sebesar 0,29 persen. Secara Nasional, NTP Maret 2015 dibandingkan Februari 2015 juga mengalami penurunan sebesar 0,64 persen yaitu dari 102,19 menjadi 101,53. Tabel 3 Perbandingan NTP Enam Provinsi di Pulau Jawa dan Nasional [2012=100], Maret 2015 Provinsi NTP Feb 2015 Maret 2015 Perubahan (%) [1] [2] [3] [4] DKI Jakarta 99,12 99,42 0,29 Jawa Barat 105,69 105,45-0,23 Jawa Tengah 101,48 99,92-1,54 DI Yogyakarta 100,79 99,48-1,29 Jawa Timur 106,18 104,32-1,75 Banten 105,19 105,09-0,09 Nasional 102,19 101,53-0,64 Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 22/4/32/Th.XVII, 1 April 2015 7
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH Maret 2015, harga rata-rata Gabah Kering Panen (GKP) di Tingkat Petani Jawa Barat sebesar Rp. 4.988,00 per kilogram atau mengalami penurunan sebesar 5,71 persen dibandingkan harga GKP Februari 2015 yang tercatat sebesar Rp. 5.255,00,-. Gabah Kering Giling (GKG) di Tingkat Petani mengalami kenaikan harga sebesar 2,06 persen dari Rp. 5.702,27,- menjadi Rp. 5.820,00,- per kilogram. Kualitas yang ketiga yaitu Gabah Kualitas Rendah turun sebesar 8,54 persen dari Rp. 3.679,25,- menjadi Rp. 3.365,00,-. Hal ini terjadi karena adanya panen di beberapa sentra produksi di Jawa Barat. Gambar 1 Perkembangan Harga Rata-rata Gabah di Tingkat Petani Jawa Barat (Rp/Kg) 6000,00 5000,00 4000,00 3000,00 2000,00 GKP GKG Gabah Kualitas Rendah MARET'14 MEI'14 JULI'14 SEPT'14 NOV'14 JAN'15 MAR'15 1, Harga Gabah Tertinggi dan Terendah Maret 2015, jumlah transaksi yang terpantau melalui Survei Monitoring Gabah di Jawa Barat berjumlah 157 transaksi yang tersebar di 15 Kabupaten Jawa Barat. Diantaranya transaksi GKP sebanyak 112 observasi (71,34 persen), transaksi GKG sebanyak 30 observasi (19,11 persen) dan transaksi Gabah Kualitas Rendah sebanyak 15 observasi (9,55 persen). Dari hasil pengamatan harga, GKP di Tingkat Petani terendah sebesar Rp, 3,800,00 per kilogram terjadi di Kabupaten Cianjur (3 observasi) dengan harga di tingkat penggilingan sebesar Rp, 4.200,00 akibat adanya ongkos angkut dari lokasi transaksi GKP ke penggilingan terdekat sebesar Rp, 400,00 per kilogram. Sementara harga GKP tertinggi di Tingkat Petani sebesar Rp, 6,000,00 dijumpai di Kabupaten Bekasi (2 observasi) dengan harga di tingkat penggilingan sebesar Rp, 6,200,00. Untuk kualitas GKG di Jawa Barat pada Maret 2015, terhitung rata-rata harga GKG di Tingkat Penggilingan sebesar Rp. 5.936,00 per kilogram. Harga GKG Penggilingan terendah sebesar Rp, 5.450,00 per kilogram dijumpai di Kabupaten Bandung (1 observasi), Harga GKG Penggilingan tertinggi sebesar Rp, 6.200,00 per kilogram dijumpai di Kabupaten Subang (2 observasi). Secara keseluruhan pada Maret 2015 di Jawa Barat, harga transaksi Gabah baik GKP maupun GKG berada di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang baru yaitu berdasarkan Inpres Nomor 5 tahun 2015 tentang kebijakan pengadaan gabah/beras dan penyaluran beras oleh pemerintah. 8 Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 22/4/32/Th.XVII, 1 April 2015
Tabel 4 Jumlah Observasi Gabah, Harga Gabah serta Harga Pembelian Pemerintah (HPP) menurut Kelompok Kualitas Gabah di Jawa Barat, Maret 2015 Kelompok Kualitas Gabah Jumlah Observasi (%) Harga Gabah di Tingkat Petani (Rp/Kg) Terendah Tertinggi Rata-Rata Rata-rata Harga di Tingkat Penggilingan HPP Di Tingkat Penggilingan [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] GKG 30 (19,11 %) 5.400,00 6.100,00 5.820,00 5.936,00 4.600,00 GKP 112 (71,34 %) 3.800,00 6.000,00 4.988,00 5.139,64 3.750,00 Rendah 15 (9,55 %) 3.200,00 5.000,00 3.365,00 3.919,33 - Jumlah 157 (100,00 %) Keterangan : GKG (Gabah Kering Giling) : Kadar Air 14,00 % dan Kadar Hampa/Kotoran 3,00 % GKP (Gabah Kering Panen) : Kadar Air (14,01 % - 25,00 %) dan Kadar Hampa/Kotoran (3,01 % - 10,00 %) Rendah (di luar Kualitas) : Kadar Air > 25,00 % dan Kadar Hampa/Kotoran > 10,00 % 2. Kasus Gabah Kualitas Rendah Transaksi Gabah Kualitas Rendah pada Maret 2015 terpantau sebanyak 15 observasi dari total transaksi sebanyak 157 atau 9,55 persen, yaitu terjadi di Kabupaten Sukabumi sebanyak 10 observasi dan di Kabupaten Bogor sebanyak 5 observasi. Harga terendah Gabah Kualitas Rendah di Tingkat Petani Rp, 3.200,00,00 per kilogram terjadi di Kabupaten Bogor (1 observasi) demikian juga harga Gabah Kualitas Rendah tertinggi sebesar Rp, 5.000,00 terjadi di Kabupaten Bogor (1 observasi). C. PERKEMBANGAN HARGA BERAS DI TINGKAT PENGGILINGAN Pemantauan harga beras di tingkat penggilingan pada Maret 2015 dilakukan di 15 Kabupaten Jawa Barat yang tersebar di 35 Kecamatan dengan jumlah observasi sebanyak 75. Diantaranya observasi Beras Premium sebanyak 33 observasi (44,00 persen), Beras Medium 40 observasi (40,00 persen), Beras kualitas Rendah 16 observasi (16,00 persen). Pada Maret 2015, rata-rata harga beras di penggilingan sebesar Rp, 9.864,13 atau turun 1,88 persen dibandingkan harga beras Februari 2015 yang tercatat sebesar Rp, 10.053,33. Berdasarkan kualitas beras yang dikelompokkan menurut patahan (broken) beras, harga Beras Premium naik 1,42 persen dari Rp, 10.100,48 menjadi Rp, 10.244,24, Beras Medium turun 1,13 persen dari Rp, 10.061,76 menjadi Rp, 9.948,33 demikian juga Beras kualitas Rendah turun cukup tinggi sebesar 10,33 persen dari Rp, 9.600,00 menjadi Rp, 8.608,33. Perkembangan harga beras di penggilingan menunjukkan pola yang fluktuatif. Sepanjang April sampai Maret 2015, penurunan harga terjadi di lima bulan terakhir yaitu April, Mei, Agustus dan September serta Maret 2015. Dalam rentang waktu itu rata-rata harga beras terendah sebesar Rp, 8.270,00 per kilogram yaitu terjadi pada Mei. Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 22/4/32/Th.XVII, 1 April 2015 9
Gambar 2 Perkembangan Harga Beras di Tingkat Penggilingan Di Jawa Barat (Rp/Kg) 11000,00 10000,00 9000,00 8000,00 7000,00 6000,00 PREMIU M MEDIU M REND AH RATA-RATA APR'14 JUNI'14 AGS'14 OKT'14 DES'14 FEB'15 Tabel 5 Rata-rata Harga Beras di Tingkat Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas Beras di Jawa Barat Kelompok Kualitas Apr Mei Juni Rata-rata Harga Beras di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Juli Ags Sept [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] Premium 8.533 8.589 8.517 8.755 8.772 8.652 8.785 8.745 9.346 9.377 10.100 10.244 Medium 8.436 8.057 8.372 8.570 8.252 8.184 8.450 8.483 8.940 9.364 10.062 9.948 Rendah 8.225 7.846 7.629 7.665 7.733 7.813 8.086 8.382 8.732 9.121 9.600 8.608 Rata-rata 8.427 8.270 8.305 8.470 8.411 8.352 8.561 8.598 9.140 9.330 10.053 9.864 Keterangan : Premium : Kadar Broken 10,00 % Medium : Kadar Broken (10,01 % - 20,00 %) Rendah : Kadar Broken > 20,00 % Okt Nov Des Jan 2015 Feb 2015 Mar 2015 10 Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 22/4/32/Th.XVII, 1 April 2015