BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan pendidikan. Anak-anak menerima pendidikan dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah suatu determinasi. Dalam undang-undang sistem. pendidikan nasional tahun 2003 disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan. atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan memiliki keterampilan. Dewasa ini bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan, pendidikan di madrasah-madrasah juga telah

BAB I PENDAHULUAN. tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi tersebut bisa berlangsung di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. professional dalam meningkatkan mutu kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB 1 PENDAHULUAN. mensosialisasikan kemampuan baru kepada mereka agar mampu. mengantisipasi tuntutan masyarakat yang dinamis. 3

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. penguasaan IPTEK oleh masyarakat Indonesia. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. inovatif. Mampu beradaptasi dengan perubahan kehidupan yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia, terutama dalam proses pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. ini sesuai pendapat Didi Supriadie yang menyatakan bahwa pendidikan. dapat menjalankan hidup dan kehidupannya sesuai dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Hal ini dapat terlihat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan potensi diri menjadi kompetensi yang beragam, harus

BAB I PENDAHULUAN. penting dan dominan menetukan maju mundurnya suatu bangsa, serta. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan

BAB I PENDAHULUAN. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. kemajuan pendidikan adalah suatu determinasi. Dalam undang-undang sistem

BAB I PENDAHULUAN. yang cerdas, terbuka dan demokratis. Salah satu diantara masalah besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

memberikan gairah dan motivasi kepada para siswa. Sesuai dengan Undang dengan visi misi pendidikan nasional dan reformasi pendidikan menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. macamnya, maka masalah-masalah kehidupan itu pun muncul dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menuntut kita untuk mengimbangi dengan ilmu pengetahuan yang modern. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh

BAB 1 PENDAHULUAN. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN. sampai berakhirnya kehidupan di muka bumi ini. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang akan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun tentang Pendidikan Nasional yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang berlangsung di

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri, masyarakat maupun bangsa. Di dalam Undang-undang nomor 20 tahun. 2003Pasal 1 tentang sistem Pendidikan Nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang paripurna, sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar haluan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. penambahan, pengurangan, penggantian dan pengembangan yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai fasilitas yang memudahkan untuk mengakses pengetahuan, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB I PENDAHULUAN. yang paripurna, sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar haluan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. yang telah maju. Pendidikan mepunyai peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, persoalan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak aspek yang harus diperbaiki secara terus-menerus. Diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga. mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. guru agar anak didik mudah memahami materi yang diberikan. Jika guru kurang

BAB I PENDAHULUAN. guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tanpa adanya pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perkembangan dan perwujudan dari individu, terutama bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional, (Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi,2003), hlm Pasal 3 Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru. 1. Menurut kurikulum 2006 salah satu tujuan dari pembelajaran matematika di SD/

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan adalah persoalan khas manusia. Hal ini berarti bahwa hanya manusia saja yang di dalam hidup dan kehidupannya mempunyai masalah kependidikan. Dengan pendidikan, kebutuhan manusia tentang perubahan dan perkembangan dapat dipenuhi. Hampir semua manusia dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan. Anak-anak menerima pendidikan dari orangtuanya dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan berkeluarga mereka juga akan mendidik anak-anaknya. Begitu pula di Sekolah dan Perguruan Tinggi, para siswa dan mahasiswa dididik oleh guru dan dosen. 1 Madrasah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam terselenggaranya proses pembelajaran. Sekolah sebagai institusi ilmu pengetahuan bagi generasi muda tidak lagi cukup untuk menghadapi tantangan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 2 Madrasah merupakan salah satu lingkungan pendidikan yang bersifat formal. 3 Madrasah kini berfungsi sebagai institusi yang memungkinkan siswa mengakses, menginterpretasi, mengkritik, mengkreasi, dan menggunakan ilmu 1 Suparlan Suhartono, Wawasan Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), cet. 1, hal. 41 2 Kunandar, Guru Profesional:Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2009) hal 24 3 Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi, (Yogyakarta: Teras, 2009), hal 14

2 pengetahuan bagi dirinya dan orang lain, serta memungkinkan siswa untuk mengembangkan kapasitasnya untuk belajar sepanjang hayat. Sekolah harus mampu menyelenggarakan proses pendidikan yang terarah dan menjamin para siswa untuk dapat memperoleh informasi yang lengkap sehingga tujuan pendidikan nasional akan terwujud. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk suatu profesi atau jabatan tertentu, akan tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter akan mengantarkan siswa untuk belajar memaknai kearifan. 4 Guru harus mengajarkan bagaimana siswa bersikap bijak dan arif dalam menghadapi tantangan globalisasi yang semakin hari terus masuk untuk memudarkan nilai-nilai bangsa ini. Guru dapat menggunakan berbagai macam strategi pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan sehingga dalam pembelajaran akan tercipta kondisi yang kondusif dan juga nilai-nilai karakter akan dengan mudah ditanamkan kepada siswa. Mengajar pada umumnya adalah usaha guru untuk menciptakan kondisi-kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa, sehingga terjadi interaksi antar murid dengan lingkungan, termasuk guru, alat pelajaran, dan sebagainya yang disebut proses belajar sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. 4 Asmaun Sahlan dan Angga Teguh Pasty, Desain Pembelajarn Berbasis Pendidikan Karakter,( Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012) hal. 15.

3 Adapun tujuan dari setiap satuan pendidikan harus mengacu ke arah pencapaian tujuan pendidikan nasional, sebagaimana telah diterapkan dalam Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3. Tujuan Pendidikan nasional adalah : Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 5 Berdasarkan Tujuan Pendidikan Nasional yang telah ditetapkan pemerintah, sudah seharusnya para guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan efesien sehingga para siswa merasa senang dan tertarik ketika proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa yang didesain secara sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Interaksi yang dilakukan guru dan siswa akan menghasilkan suatu pengetahuan baru yang bermanfaat bagi proses pembelajaran. Pembelajaran yang bernuansa edukatif akan memberikan pengalaman baru bagi siswa untuk menghadapi segala permasalahan yang terjadi di dalam hidup siswa. Dalam proses belajar mengajar guru secara sadar melaksanakan strategi pembelajaran yaitu mendesain bagaimana proses pelaksanaannya 5 Depatemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasinal.(Jakarta), hal 3.

4 sampai bentuk evaluasi yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru merupakan ujung tombak dunia pendidikan yang memiliki peran penting dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Tugas dan peran guru dari hari kehari semakin berat seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. 6 Melalui guru di sekolah diharapkan mampu menghasilkan siswa yang memiliki kompetensi tinggi dan siap mengahadapi tantangan hidup yang semakin berat dengan penuh keyakinan dan percaya diri yang tinggi.selain itu, perkembangan arus informasi dan teknologi yang semakin pesat harus disikapi dengan arif dan bijaksana oleh semua orang termasuk oleh siswa. Guru harus mengarahkan siswa untuk menyeleksi tentang segala sumber informasi atau kebudayaan yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Siswa perlu dibina dan dibimbing agar memiliki keyakinan yang kuat untuk terjun ke gelanggang luar bersama bangsa lain secara tangguh dan tetap memiliki konsistensi ucapan dan tindakan yang penuh kejujuran. 7 Dalam pembelajaran tugas dan tanggung jawab guru bukan hanya mentransformasikan ilmu pengetahuan semata, namun lebih dari itu, guru harus mampu menginternalisasikan pendidikan nilai yang bersumber pada moralitas dan spiritual islam sehingga akan terbentuk kepribadian siswa yang berkarakter dan tercipta suatu pembelajaran yang bermutu. 6 Kunandar, Guru Profesional... hal 37. 7 Marno dan M.Idris, Strategi dan Metode Pengajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), hal 49.

5 Namun pada kenyataannya, proses pembelajaran saat ini cenderung masih berpusat pada guru dengan bercerita atau ceramah 8. Siswa kurang terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran karena peran guru sangat dominan sebagai satu-satunya sumber belajar. Hal ini menyebabkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran rendah dan hasil belajar yang diharapkan tidak tercapai dengan maksimal. Selain itu, guru jarang menggunakan media belajar yang menarik bagi siswa sehingga proses pembelajaran kurang bermakna dan membosankan. Akibatnya bagi guru melakukan proses pembelajaran hanya untuk menggugurkan kewajibannya sebagai pendidik. Bagi guru asalkan tugasnya sudah dilaksanakan sesuai dengan perintah dan waktu yang ditentukan tanpa peduli materi yang telah diajarkannya dipahami atau tidak. Dalam proses pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku siswa. 9 Perubahan perilaku yang dilakukan siswa diharapkan tidak akan menimbulkan masalah dalam belajarnya. Masalah belajar yang dihadapi siswa akan mengganggu proses belajarnya. Permasalahan belajar yang dialami siswa harus dimengerti oleh seorang guru. Guru harus tanggap terhadap perubahan perilaku para siswa. Karena bisa jadi perubahan perilaku siswa bernilai positif maupun negatif. 8 Kokon Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT Revika Aditama, 2010), hal. 2 9 Kunandar, Guru Profesional...hal 287

6 Dalam strategi pembelajaran aktif siswa didorong untuk berpikir, menganalisa, membentuk opini, praktek, dan mengaplikasikan pembelajarannya dan bukan hanya menjadi pendengar pasif atas apa yang disampaikan oleh guru, tetapi guru benar-benar mengarahakan siswa agar ikut menikmati suasana pembelajaran yang didesain oleh guru 10. Begitu banyak permasalahan yang terjadi dalam pendidikan, akhirnya peneliti menawarkan strategi pembelajaran aktif tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk memecahkan masalah ini, meskipun terdapat banyak strategi pembelajaran namun juga harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan maksimal. Tehnik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja mereka. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia siswa, dengan teknik ini mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka. 11 Dari hasil pengamatan di MI Thoriqul Huda Kromasan Ngunut Tulungagung ketika proses pembelajaran, peneliti menemukan bahwa terdapat beberapa permasalahan belajar yang dihadapi dalam proses pembelajaran IPS, yaitu: (1) Penggunaan model, strategi dan media pembelajaran yang kurang bervariasi, (2) siswa kurang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, (3) 10 Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi...hal 78 11 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif, Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta didik, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), hal 113

7 Pembelajaran yang berlangsung masih berpusat pada guru. 12.Selain itu, peneliti juga memperoleh informasi dari Guru mata pelajaran IPS yaitu Ibu Alatik, S.Pd menyatakan bahwa masih terdapat sekitar 40% dari jumlah siswa-siswi kelas IV belum mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPS. Beliau juga mengungkapkan KKM untuk mata pelajaran IPS adalah 70, apabila ada siswa yang nilainya berada di bawah KKM harus mengikuti remidi atau perbaikan. Ibu Alatik, S.Pd juga mengungkapkan bahwa hal itu terjadi karena ada sebagian siswa yang tidak memperhatikan ketika proses pembelajaran serta beliau jarang menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi. Rata-ratanya sekitar 60-65 karena yang nilainya bagus dan kurang jumlahnya sebanding. 13 Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik dan merasa perlu untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan model Pembelajaran Aktif tipe Numbered Heads Together NHT) untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mempelajari materi Perkembangan teknologi. Adapun judul skripsi peneliti adalah Penerapan Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS peserta didik Kelas IV MI Thoriqul Huda Kromasan Ngunut Tulungagung Tahun Ajaran 2015/2016 12 Observasi di MI Thoriqul Huda Kromasan Ngunut Tulungagung kelas IV pada tanggal 21 April 2015 13 Hasil wawancara dengan guru IPS ( Alatik, S.Pd) pada tanggal 21 April 2016.

8 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam meningkatkan hasil belajar IPS pokok bahasan perkembangan teknologi peserta didik Kelas IV MI Thoriqul Huda Kromasan Ngunut Tulungagung tahun ajaran 2015/2016? 2. Bagaimana hasil belajar IPS pokok bahasan perkembangan teknologi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada peserta didik kelas IV MI Thoriqul Huda Kromasan Ngunut Tulungagung tahun ajaran 2015/2016? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menjelaskan langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam meningkatkan hasil belajar IPS pokok bahasan perkembangan teknologi pada Kelas IV MI Thoriqul Huda Kromasan Ngunut Tulungagung tahun ajaran 2015/2016. 2. Untuk menjelaskan hasil belajar peserta didik dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada mata pelajaran IPS pokok bahasan perkembangan teknologi pada Kelas IV MI Thoriqul Huda Kromasan Ngunut Tulungagung tahun ajaran 2015/2016.

9 D. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan tentang penerapan model Kooperative tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS. 2. Secara praktis a. Bagi lembaga MI Thoriqul Huda 1) Bagi Kepala MI Thoriqul Huda Kromasan a) Hasil ini diharapkan mampu menambah informasi tentang model-model pembelajaran khususnya model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). b) Sebagai masukan untuk menentukan haluan kebijakan dalam membantu meningkatkan hasil belajar IPS. 2) Bagi guru MI Thoriqul Huda Kromasan a) Memberikan pertimbangan model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga guru dapat memilih model pembelajaran apa yang paling tepat digunakan serta dapat memotivasi siswa lebih giat belajar. b) Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam proses belajar mengajar. b. Bagi siswa MI Thoriqul Huda Kromasan

10 1. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Menumbuhkan motivasi belajar siswa untuk belajar lebih giat dengan penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) 3. Mampu memacu semangat siswa dalam melakukan kreatifitas belajar terhadap mata pelajaran IPS. c. Bagi perpustakaan IAIN Tulungagung Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dan dapat digunakan untuk menambah khasanah referensi dunia ilmu pengetahuan, khususnya dalam hal yang berkaitan dengan dunia pendidikan. d. Bagi pembaca / Peneliti lain Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi untuk memperdalam ilmu pengetahuan di bidang pendidikan yang menjadi latar belakang pendidikan penelitian. Dan dapat digunakan sebagai acuan untuk mengadakan penelitian serupa yang lebih lanjut. E. Hipotesis Tindakan Hipotesis penelitian ini adalah jika model pembelajaran cooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) diterapkan pada mata pelajaran IPS pokok bahasan Perkembangan Teknologi pada peserta didik kelas IV MI Thoriqul Huda Komasan Ngunut Tulungagung, maka hasil belajar peseta didik akan meningkat.

11 F. Definisi Istilah Menurut Johnson dalam Isjoni dan Ismail cooperative Learning adalah kegiatan belajar mengajar secara kelompok-kelompok kecil. Siswa belajar dan bekerjasama untuk sampai kepada pengalaman belajar yang berkelompok, sama dengan pengalaman individu maupun kelompok 14. Selain itu, Model pembelajaran Koperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) adalah strategi pembelajaran untuk meninjau ulang materimateri yang sudah disampaikan. Peninjauan ini berguna untuk memudahkan peserta didik dalam mengingat-ingat kembali materi apa yang telah disampaikan. Sehingga, peserta didik mampu mencapai tujuan pembelajaran baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. 15 G. Sistematika Penulisan Skripsi Secara garis besar penyusunan skripsi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari: halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar lampiran, transliterasi, dan abstrak. Bab inti, terdiri dari lima bab dan masing-masing bab berisi sub-sub bab, antara lain: Bab I Pendahuluan, terdiri dari : a) latar belakang masalah, 14 Isjoni dan Moh. Arif Hj. Ismail, Model-model pembelaran Mutakhir: perpaduan Indonesia Malaysia, (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2008), hal 152. 15 Hisyam Zaini,dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008) hal. 71.

12 b) rumusan masalah, c) tujuan penelitian, d) manfaat penelitian, e) hipotesis tindakan, f) definisi istilah, g) sistematika penulisan skripsi. Bab II Kajian Pustaka, terdiri dari: a) kajian teori, b) penelitian terdahulu, c) kerangka pemikiran. Bab III Metode Penelitian, terdiri dari: a) jenis penelitian, b) lokasi dan subyek penelitian, c) teknik pengumpulan data, d) teknik analisis data, e) indikator keberhasilan, f) tahap-tahap penelitian. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri dari: a) deskripsi hasil penelitian (siklus), b) pembahasan hasil penelitian. Bab V penutup terdiri dari: a) simpulan, b) rekomendasi/saran. Bagian akhir terdiri dari: a) daftar rujukan, b) lampiran-lampiran, c) surat pernyataan keaslian, d) dan riwayat hidup.