BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Manusia memerlukan bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk menyampaikan ide,

BAB I PENDAHULUAN. konkret; sejak bayi seorang anak yang hidup di lingkungan serigala, maka

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena kurangnya minat dan motivasi belajar bahasa Jawa. lingkungan sekolah maupun luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu warisan budaya bangsa. Pemerintah mengeluarkan

2 pelajaran bahasa Jawa diajarkan secara terpisah sebagai mata pelakaran muatan lokal wajib diseluruh sekolah/madrasah. Pembelajaran bahasa Jawa harus

BAB 1 PENDAHULUAN. wajib untuk Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Dasar. Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

PENDAHULUAN. sekitar serta individu lainnya, maupun berdirinya suatu komunitas bangsa dan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas yang dalam Bahasa Inggris biasa disebut Clasroom Action Research

keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada (Yamin, 2010:64). Tetapi terkadang dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan produktif dapat turut tertingkatkan pada tahap-tahap

JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7

95. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

Standar Kompetensi Lulusan. Bahasa Arab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi utama untuk saling berinteraksi satu sama lain. Bahasa adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kebudayaan masyarakat. Implikasinya, jika tuntutan zaman. harus diarahkan pada pencapaian kompetensi tersebut.

91. Mata Pelajaran Bahasa Arab untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penutur bahasa yang sopan, maka terkesan seseorang tersebut berkarakter. meningkatkan kualitas penggunaan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

93. Mata Pelajaran Bahasa Jerman untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. lisan. Secara tertulis merupakan hubungan tidak langsung, sedangkan secara. sebuah percakapan antar individual atau kelompok.

2016 PENGGUNAAN TINGKAT TUTUR BAHASA JAWA CIREBON DI KALANGAN GENERASI MUDA

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai penjuru dunia. Oleh karena itu bahasa asing selain bahasa Inggris

19. Mata Pelajaran Bahasa Arab Untuk Paket C Program Bahasa

96. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

BAB I PENDAHULUAN. berbicara dipelajari sebelum memasuki jenjang sekolah, sedangkan menulis

NASKAH PUBLIKASI. PENGELOLAAN PENDIDIKAN BAHASA JAWA DALAM MENINGKATKAN KESANTUNAN BERBAHASA SISWA DI SEKOLAH (Studi Kasus di MI Muhammadiyah

92. Mata Pelajaran Bahasa Arab untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

I. PENDAHULUAN. komunikasi, baik komunikasi secara lisan, maupun komunikasi secara tertulis.

100. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

94. Mata Pelajaran Bahasa Jerman untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

99. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Anak sekolah di taman kanak-kanak hingga mahasiswa di

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Kencana, 2013),hlm Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara agraris (terdiri dari banyak pulau)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa pergaulan dalam kehidupan sehari-hari selain Bahasa Indonesia

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

97. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

98. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan sosial dan keterampilan berbicara merupakan hal yang paling

23. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin Untuk Paket C Program Bahasa

20. Mata Pelajaran Bahasa Jerman Untuk Paket C Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan di tingkat Sekolah Dasar. Pembelajaran Bahasa Jawa di SD/MI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. Jawa memiliki berbagai karya yang mencerminkan pemikiran, perilaku, aturan

PERANGKAT PEMBELAJARAN MADRASAH TSANAWIYAH

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. menulis (St. Y. Slamet, 2008: 57). Keterampilan menulis dan membaca

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. individu karena adanya interaksi dengan antar individu dan lingkungannya. 1

BAB III DATA DAN TEORY

BAB I PENDAHULUAN. dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan karena bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Keberadaan bahasa daerah merupakan salah satu kebanggaan Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk berkomunikasi antar manusia. Bahasa sebagai alat. mempunyai kemampuan berbahasa yang baik.

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iin Indriyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. satu ciri pembeda utama antara manusia dengan makhluk hidup lainnya. Selain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi daya tarik itu sendiri yaitu bahasa Indonesia. Dewasa ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memerlukan bahasa untuk dapat berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, baik untuk bertutur maupun untuk memahami atau mengapresiasi


22. Mata Pelajaran Bahasa Jepang Untuk Paket C Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek dasar, yaitu berbicara, menyimak, membaca dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Proses tersebut sekaligus

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak pernah terlepas dari bahasa. Manusia memerlukan bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa bagaikan udara bagi manusia untuk tetap hidup. Menurut Kridalaksana, bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri 1. Bahasa merupakan alat yang dipakai sekelompok masyarakat di daerah tertentu untuk saling berkomunikasi dan menyampaikan informasi. Tanpa bahasa, manusia tidak bisa berinteraksi dengan lingkungannya. Sebagai bangsa yang mempunyai kebudayaan yang majemuk, Indonesia juga mempunyai berbagai macam bahasa daerah. Kurang lebih ada 100 bahasa yang ada di wawasan nusantara. Setiap suku bangsa dan daerah mempunyai bahasa sendiri. bahasa tersebut merupakan peninggalan nenek moyang yang harus dilestarikan karena merupakan sebuah kekayaan budaya yang telah ada sejak zaman dahulu. Meskipun terlihat kolot, bahasa daerah mempunyai tingkat kesopanan yang tinggi di daerah 1 Abdul chaer,linguistik Umum,(jakarta:Rineka Cipta,2007) 32 1

2 setempat, dan masyarakat percaya bahwa dengan menggunakan bahasa daerah, berarti sebuah penghormatan terhadap orang yang lebih tua. Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa daerah yang ada di indonesia. Bahasa Jawa digunakan oleh sebagian besar penduduk di pulau Jawa, diantaranya adalah Surakarta, Yogyakarta dan provinsi Jawa Timur. Walaupun demikian, bahasa Jawa yang digunakan di tempat-tempat tersebut tidaklah sama. Rendahnya intensitas pertemuan (rendahnya mobilitas), menyebabkan bergeser dan berubahnya sebuah kata, pengertian dan maknanya, dan juga menyebabkan perbedaan menyusun kata dalam sebuah kalimat, sehingga muncul bermacam-macam cengkok bahasa (dialek). Menurut beberapa pendapat sampai saat ini, cengkok bahasa yang dianggap paling halus dan baik adalah cengkok Surakarta dan Yogyakarta. 2 hal tersebut terjadi karena di situlah tempat orang-orang yang mengolah keindahan bahasa, sehingga sudah semestinya di kedua tempat itu bahasanya masih diangap murni. Dalam undak usuk (tingkatan bahasa dalam bahasa Jawa), bahasa krama merupakan tingkatan tertinggi. Didalamnya, akan dibagi lagi jenisjenis bahasa krama. Bahasa krama biasanya digunakan ketika berbicara kepada orang yang strata sosialnya lebih tinggi, kepada orang yang dihormati, dan kepada orang yang lebih tua. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk lebih menghormati mitra tutur. Umumnya, masyarakat biasa 2 Aryo Bimo Setianto,Paramasastra Bahasa jawa(yogyakarta:panji Pustaka,2010)23

3 atau yang mempunyai strata sosial sama, menggunakan bahasa krama ketika berbicara dengan orang yang lebih tua. Biasanya digunakan oleh seorang anak ketika berbicara dengan kedua orang tuanya. Beberapa tahun terakhir, penggunaan bahasa krama sudah mulai berkurang. Arus globalisasi dan pergeseran budaya mempengaruhi penggunaan bahasa ini dalam kehidupan sehari-hari. Banyak anak yang tidak menggunakan bahasa krama ketika berbicara kepada orang tua atau orang yang lebih tua. Sangat disayangkan ketika budaya daerah yang baik seharusnya dilestarikan, namun tergerus oleh arus globalisasi dan budaya asing. Seiring dengan adanya hal tersebut, maka bahasa jawa yang juga merupakan mata pelajaran muatan lokal di Sekolah Dasar, diharapkan bisa menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berbicara bahasa krama kepada siswa. Namun, alokasi waktu pembelajaran Bahasa Jawa yang disediakan semakin berkurang. Hal ini menjadikan banyaknya keterampilan bahasa serta khazanah lain tentang bahasa jawa tidak bisa dipelajari lebih dalam. Sehingga, bahasa Jawa terus tergeser oleh bahasa asing. Semakin hari, siswa semakin tidak mengenal bahasa daerahnya sendiri. Layaknya pembelajaran bahasa Indonesia, pembelajaran bahasa Jawa mempunyai 4 (empat) komponen yaitu, ngrungokake (mendengarkan), micara (berbicara), maca (membaca), nulis (menulis).

4 Keempat komponen tersebut harus dikembangkan dalam pembelajaran bahasa Jawa. Salah satu keterampilan bahasa yang sangat penting dalam bahasa Jawa adalah keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara bahasa Jawa harus diajarkan sejak dini. Karena jika hal tersebut dilalaikan, maka seorang anak tidak akan bisa berbicara bahasa Jawa. Contoh konkret; sejak bayi seorang anak yang hidup di lingkungan serigala, maka anak tersebut tidak pernah mempunyai kemampuan berbicara dan bahkan tidak mampu berpikir selayaknya anak manusia (Pirozzi dalam Zulela, 2012:3). Bahasa Jawa yang mempunyai banyak ragam dan dialek di daerah satu dengan yang lain, membuat bahasa ini mempunyai banyak kosakata. Dengan adanya hal tersebut, Bahasa Jawa krama yang merupakan kearifan lokal masyarakat Jawa, menurun seiring dengan berkurangnya alokasi waktu pelajaran bahasa Jawa dan berkurangnya penggunaan bahasa Jawa krama dalam kehidupan sehari-hari. untuk itu, diperlukan sebuah pembelajaran yang intensif dan komunikatif agar anak terbiasa menggunakan bahasa Jawa krama dalam kehidupan sehari-hari. selain itu juga perlu pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari dalam menggunakan bahasa Jawa krama. Sekolah Dasar sebagai jenjang pertama pendidikan dasar, seyogyanya dapat membentuk landasan yang kuat untuk tingkat pendidikan selanjutnya. Ini berarti bahwa sekolah harus membekali

5 lulusannya dengan kemampuan dan keterampilan dasar yang memadai, diantaranya kemampuan proses strategis (Zulela 2012:2) Untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama, diperlukan sebuah stimulus dan contoh yang tepat, agar penggunaan kosakata bahasa Jawa krama tidak tertukar dengan bahasa Jawa ngoko. Keterampilan berbicara dapat diasah melalui metode dialog berpasangan. Dalam metode ini, siswa akan melakukan percakapan menggunakan bahasa Jawa krama dengan lawan bicaranya dengan tema tertentu. Dengan metode ini siswa akan terstimulus dengan kata-kata dari lawan bicara. Sedangkan guru harus selalu memberikan kosakata baru agar siswa tidak terbatasi ketika berbicara. Dengan adanya permasalahan tersebut, maka penulis ingin mengadakan sebuah penelitian dengan judul Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama Madya Melalui Metode Dialog Berpasangan Pada Siswa Kelas IV MINU Wedoro Waru Sidoarjo B. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan metode dialog berpasangan dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama madya pada siswa kelas IV di MINU Wedoro Waru, Sidoarjo?

6 2. Bagaimana peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama madya pada siswa kelas IV di MINU Wedoro Waru Sidoarjo dengan menggunakan metode dialog berpasangan? C. Tindakan Yang Dipilih Tindakan yang dipilih untuk meningkatkan keterampilan berbicara yang mencakup penilaian pengucapan, tata bahasa, struktur dan kelancaran bahasa Jawa krama pada siswa kelas IV MINU Wedoro Waru, Sidoarjo adalah metode dialog berpasangan. Penggunaan metode dialog berpasangan ini karena, metode dialog berpasangan adalah aktifitas percakapan bahasa yang biasa dilakukan oleh dua orang siswa secara berpasangan baik di tempat duduk maupun di depan kelas dengan tema tertentu 3. Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan jenis penelitian tindakan guru sebagai peneliti. Dalam PTK bentuk ini, guru berperan sebagai peneliti dan pelaksana kegiatan pembelajaran. Ciri pentingnya adalah guru mempunyai peran yang sangat penting dalam proses penelitian tindakan kelas. Jika didalam penelitian ini, peneliti melibatkan pihak lain, maka perananya tidak dominan. Sebaliknya, keterlibatan pihak lain dari luar hanya bersifat konsultatif, dalam mencari dan mempertajam persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapi guru 3 Taufik,Pembelajaran Bahasa Arab MI(Surabaya:PNM,2011)92

7 yang sekiranya layak untuk dipecahkan melalui penelitian-penelitian tindakan kelas (Basrowi & Suwandi:2008) D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, peneliti dapat merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penerapan metode dialog berpasangan dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahsa Jawa krama madya pada siswa kelas IV di MINU Wedoro Waru, Sidoarjo 2. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama madya siswa kelas IV di MINU Wedoro Waru, Sidoarjo dengan metode dilaog berpasangan E. Lingkup Penelitian Agar penelitian menjadi lebih terfokus, sehingga hasil penelitiannya akurat, permasalahan tersebut akan dibatasi pada hal-hal berikut: 1. Subjek penelitian adalah pada siswa kelas IV B MINU Wedoro Waru Sidoarjo semester genap tahun ajaran 2013/2014, karena di kelas ini terdapat kesulitan pada mata pelajaran bahasa Jawa terutama pada keterampilan berbicara. PTK ini dilakukan sebanyak 2 siklus. 2. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran bahasa Jawa kelas IV semester genap dengan standar kompetensi berbicara yaitu, mampu memahami cerita, puisi dan drama serta dapat memberikan kesan dan

8 dapat mengemukakan perasaan dan gagasan untuk berbagai keperluan dalam berbagai situasi dengan tata cara yang sopan dan santun secara lisan. sedangkan kompetensi dasarnya adalah tentang unggah ungguh basa. Melihat SK dan KD diatas diharapkan siswa dapat mengungkapkan informasi dan dapat melakukan percakapan sederhana dengan tema tertentu. Sedangkan ragam bahasa jawa yang digunakan untuk penelitian disini adalah bahasa Jawa krama madya. Dimana bahasa Jawa krama sendiri dibagi menjadi 3 (tiga) macam yaitu, krama inggil, krama biasa, dan krama madya. 3. Keterampilan atau kemampuan yang dipilih dalam penelitian ini adalah keterampilan berbicara, meskipun pada dasarnya bahasa Jawa di Madrasah dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi dasar berbahasa yang mencakup empat keterampilan yang diajarkan secara integral, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Namun pada tingkat dasar ini dititik beratkan pada kecakapan berbicara sebagai landasan berbahasa. F. Manfaat Hasil Penelitian Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap akan mempunyai manfaat sebagai berikut:

9 1. Manfaat Teoritis Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan penyusunan dan sumber referensi bagi penelitian penulis karya selanjutnya. Dan hasilnya dapat dijadikan gambaran dalam melaksanakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini dapat menjadikan gambaran bahwa metode dialog berpasangan sangat tepat digunakan pada mata pelajaran bahasa Jawa khususnya di MI 2. Manfaat praktis a. Manfaat bagi guru adalah guru dapat menerapkan metode dialog berpasangan sebagai alternatif dalam merancang program pengajaran serta memperkaya studi tentang belajar mengajar dalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara siswa. b. Manfaat bagi siswa adalah dapat memberi pengalaman langsung melalui penerapan metode dialog berpasangan kepada siswa selama proses pembelajaran berlangsung. c. Manfaat bagi sekolah adalah sekolah menjadi lebih maju karena siswa dan guru mempunyai kualitas yang baik dalam proses pembelajaran.