BAB II DESKRIPSI INDUSTRI MANUFAKTUR 2.1. Sekilas Tentang Perusahaan Manufaktur Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Istilah ini bisa digunakan untuk aktivitas manusia, dari kerajinan tangan sampai ke produksi dengan teknologi tinggi, namun demikian istilah ini lebih sering digunakan untuk dunia industri, di mana bahan baku diubah menjadi barang jadi dalam skala yang besar. Manufaktur ada dalam segala bidang sistem ekonomi. Dalam ekonomi pasar bebas, manufakturing biasanya selalu berarti produksi secara masal untuk dijual ke pelanggan untuk mendapatkan keuntungan. Manus Factus yang berarti dibuat dengan tangan dalam bahasa latin untuk kata manufakturing. Industri manufaktur adalah suatu industri yang memiliki fungsi mengubah suatu input (masukan) menjadi output (keluaran) atau dengan kata lain merupakan industri yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi. Pada akhir periode pada perusahaan manufaktur biasanya terdapat produk yang belum selesai dikerjakan yang dinamakan persediaan barang dalam proses. Sehingga pada perusahaan manufaktur terdapat 3 unsur persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi. 14
15 Industri manufaktur merupakan jenis sektor sekunder atau industry pengolahan. Menurut Buku Panduan IDX, semua emiten yang tercatat di BEI di klasifikasikan kedalam 9 sektor menurut klasifikasi industri yang telah ditetapkan BEI yang diberi nama JASICA ( Jakarta Industrial Classification). Dan Indutri manufaktur mencakup 3 sektor,yang terdiri dari : Sektor sektor sekunder ( Industri Pengolahan / Manufaktur) 1. Sektor 1 : Industri dasar dan kimia 2. Sektor 2 : aneka industry 3. Sektor 3 : Industri barang konsumsi 2.2. Perkembangan Sektor Manufaktur Sektor industry manufaktur di Negara berkembang mengalami perkembangan pesat dalam tiga dekade terakhir. Dari tahun 1970-1995, industry manufaktur menjadi kontributor utama. Dalam kelompok ASEAN, kontribusi dari sektor industry manufaktur terhadap pembentukan PDB di Indonesia masih relative kecil. Struktur ini menandakan Indonesia belum merupakan negara dengan tingkat industrialisasi yang tinggi dibandingkan Malaysia dan Thailand. Tabel 2.1. Kontribusi Sektor Industri Manufaktur di Jawa dan Luar Jawa (Dalam Persen) Wilayah 2011 2012 2013 2014 2015 Jawa 73.41 73.07 72.78 72.64 71.03 Luar Jawa 26.59 26.93 27.22 27.36 28.97 Nasional 100 100 100 100 100 Sumber: BPS diolah Kemenperin
16 Dalam 3 tahun terakhir menunjukkan adanya kecenderungan meningkatnya peranan sektor industri manufaktur di luar Pulau Jawa. Kondisi yang diharapkan adalah secara perlahan-lahan kontribusi sektor industri manufaktur di luar Pulau Jawa meningkat sehingga dalam jangka panjang yaitu pada tahun 2025 kontribusinya menjadi sekitar 40 persen. 2.3. Permasalahan Dalam Industri Manufaktur Industri manufaktur di Indonesia kini menghadapi masalah hampir dari segala penjuru. Dari dalam negeri, industri padat karya ini seperti tergencet oleh ketidakkeberpihakan regulasi, terbelit masalah permodalan, infrastruktur, dan tentu saja persoalan ketenagakerjaan atau buruh. Sementara dari faktor eksternal, krisis finansial di Eropa dan Amerika Serikat nyata-nyata telah memukul kinerja ekspor produk manufaktur, dan di saat yang sama juga menghambat produksi lantaran mayoritas bahan baku dan bahan penolong masih tergantung dengan produk impor. Itulah sebabnya, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), lewat ketua umumnya, menyatakan rasa pesimismenya terhadap target pertumbuhan industri manufaktur yang dipatok oleh Kementerian Perindustrian sebesar 7% lebih sepanjang 2012 ini. Apindo memperkirakan pertumbuhan sektor manufaktur bisa menyusut dari pencapaian tahun lalu sebesar 7%. Hal ini tentu saja merujuk pada begitu banyak persoalan yang membelit industri manufaktur menyusul aksi sweeping yang marak dilakukan buruh belakangan ini.
17 Pemerintah dalam hal ini menurunkan target pertumbuhan industri pada ketiga sektor yaitu industri tekstil, barang kulit dan alas kaki. Pihaknya menurunkan target pertumbuhan industri di tiga sektor pada tahun ini dari 3,75% menjadi 2,65%. Selain itu penurunan target juga disebabkan oleh praktek penyelundupan. Aksi demo dan sweeping juga mempengaruhi pertumbuhan industri manufaktur. 2.4. Tantangan Resiko Perusahaan Manufaktur Resiko yang melekat pada perusahaan manufaktur tidak terlepas dari karakteristik usaha perusahaan yaitu dalam kegiatan memperoleh sumberdaya, mengelola sumberdaya menjadi barang jadi. Oleh karena itu resiko perusahaan manufaktur sebagai berikut : 1. Resiko sulit memperoleh bahan baku, yang dapat disebabkan karena kelangkaan bahan baku, ketergantungan terhadap bahan impor; 2. Resiko fluktuasi nilai tukar rupiah dimana sangat berpengaruh terhadap perusahaan yang mengandalkan bahan baku impor ketika rupiah terdepresiasi. 3. Resiko kapasitas produksi yang tidak terpakai karenakurangnya daya serap pasar terhadap produk, perubahan teknologi, resiko pemogokan serta kondisi politik yang tidak stabil; 4. Putusnya hak paten bagi perusahaan yang produknya terkait erat dengan hak paten tersebut yang akan mempengaruhi pendapatannya;
18 5. Resiko kewajiban perusahaan yang pendanaannya berasal dari luar perusahaan ( external financing ); 6. Resiko dampak usaha terhadap lingkungan yang tercermin dari peringkat analisis amdal serta unjuk rasa ketidakpuasan penduduk lingkungan setempat; 7. Resiko tidak tertagihnya piutang, dikarenakan industri manufaktur sistem penjualannya tidak dilakukan secara tunai. 2.5. Ruang Lingkup Usaha Manufaktur Dalam suatu usaha manufaktur harus dapat menghasilkan produkproduk dengan ongkos yang rendah dan menghasilkan kualitas yang tinggi. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan cara menata ulang tata letak pabrik. Dengan tata letak yang baik diharapkan perusahaan dapat bekerja secara maksimal. Dalam hal ini penelitian dilakukan pada perusahaan yang go publik di BEI antara tahun 2010 2015. Penelitian meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada perusahaan perusahaan manufaktur yang go publik di BEI. 2.6. Sumber Daya Perusahaan Manufaktur Perusahaan manufaktur di BEI meliputi sektor perusahaan di bidang sektor industri dasar dan kimia. Selain itu terdapat pula sektor di bidang farmasi, keramik, otomotif, pakan ternak, rokok dan semen. Dalam hal ini di dalam penelitian akan mencoba meneliti dengan
19 mengambil sample pada masing-masing sektor untuk melihat faktor yang mempengaruhi kebijakan pembagian dividen. 2.7. Proses Usaha Manufaktur Perusahaan manufaktur adalah perusahaan industri pengolahan yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Perusahaan manufaktur dalam hal ini identik dengan pabrik. Dari segi produk yang dihasilkan, perusahaan manufaktur mencakup berbagai jenis usaha antara lain industri dasar dan kimia yang meliputi industri semen, industri keramik, industri porselen, industri logam, industri plastik dan kemasan, industri pakan ternak, industri kimia. Aneka industri yang terdiri dari industri mesin dan alat berat, industri perakitan, industri otomotif dan komponennya, industri sepatu dan alas kaki, industri barang elektronika. 2.8. 11 perusahaan manufaktur di BEI Dalam hal ini terdapat 11 perusahaan manufaktur yang akan diambil sebagai objek penelitian yaitu : 1. Charoen Pokphand Indonesia Tbk 2. Kalbe Farma 3. Lion Metal Works Tbk 4. PT Indofood Sukses Makmur Tbk 5. Astra International 6. Unilever Indonesia
20 7. PT. Surya Toto 8. Gudang Garam 9. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia 10. Asahi Mas Flat Glass 11. Semen Gresik
21