JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) F-266

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061

Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Dimensi Cil dalam (Internal Chill) terhadap Cacat Penyusutan (Shrinkage) pada Pengecoran Aluminium 6061

PENGARUH JUMLAH SALURAN MASUK TERHADAP CACAT CORAN PADA PEMBUATAN POROS ENGKOL (CRANKSHAFT) FCD 600 MENGGUNAKAN PENGECORAN PASIR

Gambar 1 Sistem Saluran

Analisa Pengaruh Penambahan Abu Serbuk Kayu Meranti Terhadap Karakteristik Pasir Cetak dan Cacat Porositas Hasil Pengecoran Aluminium 6061

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN ABU SERBUK KAYU TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061 SIDANG TUGAS AKHIR

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PENAMBAHAN BUBUK KAYU MERANTI TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061

Studi Eksperimen Pengaruh Jenis Saluran pada Aluminium Sand Casting terhadap Porositas Produk Toroidal Piston

PEMBUATAN POLA dan CETAKAN HOLDER MESIN UJI IMPAK CHARPY TYPE Hung Ta 8041A MENGGUNAKAN METODE SAND CASTING

STUDI SIMULASI DAN EKSPERIMEN PENGARUH KETEBALAN DINDING EXOTHERMIC RISER TERHADAP CACAT SHRINKAGE PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 METODE SAND CASTING

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) B-80

PENGARUH JUMLAH SALURAN MASUK TERHADAP CACAT CORAN PADA PEMBUATAN CRANKSHAFT MESIN SINAS METODE PENGECORAN PASIR DENGAN BAHAN FCD 600

RANCANG BANGUN DAN ANALISA SISTEM SALURAN TERHADAP CACAT PENGECORAN PADA BLOK SILINDER (CYLINDER BLOCK) FCD 450 DENGAN MENGGUNAKAN PASIR CETAK KERING

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENIUPAN PADA METODA DEGASSING JENIS LANCE PIPE, DAN POROUS PLUG TERHADAP KUALITAS CORAN PADUAN ALUMINIUM A356.

PENGARUH VOLUME EXOTHERMIC RISER TERHADAP CACAT SHRINKAGE PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE SAND CASTING

PENGARUH MODEL SALURAN TUANG PADA CETAKAN PASIR TERHADAP HASIL COR LOGAM

PENGARUH UKURAN RISER TERHADAP CACAT PENYUSUTAN DAN CACAT POROSITAS PRODUK COR ALUMINIUM CETAKAN PASIR

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH KOMPOSISI CERAMIC SHELL PADA INVESTMENT CASTING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN DAN POROSITAS PRODUK TOROIDAL PISTON

ANALISA PENGARUH JUMLAH SALURAN MASUK TERHADAP ADANYA CACAT PENGECORAN PADA BLOK SILINDER (CYLINDER BLOCK) FCD 450

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM

ANALISIS PERBANDINGAN MODEL CACAT CORAN PADA BAHAN BESI COR DAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI TEMPERATUR TUANG SISTEM CETAKAN PASIR

Pengaruh kadar air pasir cetak terhadap kualitas coran paduan Aluminium

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

ANALISIS HASIL PENGECORAN MATERIAL KUNINGAN

Metal Casting Processes. Teknik Pembentukan Material

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

PENGECORAN SUDU TURBIN AIR AKSIAL KAPASITAS DAYA 102 kw DENGAN BAHAN PADUAN TEMBAGA ALLOY 8A

PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN TERHADAP POROSITAS PADA CETAKAN LOGAM DENGAN BAHAN ALUMINIUM BEKAS

ANALISA PERBANDINGAN PEMAKAIAN RISER RING DAN CROWN PADA PENGECORAN VELG TIPE MS 366 DENGAN UJI SIMULASI MENGGUNAKAN CAE ADSTEFAN

ANALISA PEMILIHAN GFN PASIR SILIKA SEBAGAI BAHAN CETAKAN PASIR TERHADAP JENIS BAHAN LOGAM YANG DICETAK. Abstrak

ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM

Multiple Channel Fluidity Test Castings Pengujian ini digunakan untuk mengetahui fluiditas aliran logam cair saat

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. Silinder liner adalah komponen mesin yang dipasang pada blok silinder yang

11 BAB II LANDASAN TEORI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN:

Studi Penambahan Gula Tetes Pada Cetakan Pasir Terhadap Kuantitas Cacat Blow-hole

PENGARUH VOLUME EXOTHERMIC RISER TERHADAP CACAT SHRINKAGE PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE SAND CASTING

Cacat shrinkage. 1 1,0964 % Bentuk : merupakan HASIL DAN ANALISA DATA. 5.1 Hasil Percobaan

PENGARUH DEOKSIDASI ALUMINIUM TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA MATERIAL SCH 22 Yusup zaelani (1) (1) Mahasiswa Teknik Pengecoran Logam

Proses Pengecoran Hingga Proses Heat Treatment Piston Di PT. Federal Izumi Manufacturing NAMA : MUHAMMAD FAISAL NPM : KELAS : 4IC04

BAB I PENDAHULUAN. melakukan rekayasa guna memenuhi kebutuhan yang semakin kompleks, tak terkecuali dalam hal teknologi yang berperan penting akan

BAB 2 PROSES PENGECORAN

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST

BAB I PENDAHULUAN. industri terus berkembang dan di era modernisasi yang terjadi saat. ini, menuntut manusia untuk melaksanakan rekayasa guna

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

III. METODE PENELITIAN. waktu pada bulan September 2015 hingga bulan November Adapun material yang digunakan pada penelitian ini adalah:

PENGECORAN SENTRIFUGAL (CENTRIFUGAL CASTING) dimana : N = Kecepatan putar (rpm) G factor = Faktor gaya normal gravitasi selama berputar

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

Pengaruh Bentuk Riser Terhadap Cacat Penyusutan Produk Cor Aluminium Cetakan Pasir

PENGARUH UKURAN NECK RISER TERHADAP CACAT PENYUSUTAN DAN CACAT POROSITAS PADA PROSES PENGECORAN ALUMINIUM MENGGUNAKAN CETAKAN PASIR SKRIPSI

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal ISSN , e-issn

Komposisi Distribusi Butir Pasir Cetak terhadap Tingkat

MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR II LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

Pengaruh Modulus Cor Riser Terhadap Cacat Penyusutan Pada Produk Paduan Al-Si

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK DRY CELL SEBAGAI PENGIKAT TERAK PADA PENGECORAN LOGAM TERHADAP KUALITAS HASIL CORAN

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

XI. KEGIATAN BELAJAR 11 CACAT CORAN DAN PENCEGAHANNYA. Cacat coran dan pencegahannya dapat dijelaskan dengan benar

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi zaman sekarang berkembang sangat cepat dan pesat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP BEBAN IMPAK MATERIAL ALUMINIUM CORAN

KAJIAN JUMLAH SALURAN MASUK (INGATE) TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO HASIL PENGECORAN Al-11Si DENGAN CETAKAN PASIR

Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. 6 No. 4, Oktober 2017 ( )

BAB V PROSES PENGECORAN BAB V PROSES PENGECORAN

Desain Sistem Saluran Coran Arbor Press Frame Dengan Metode Resin Coated Sand Untuk Penerapan Pada Mesin Universal Resin Coated Sand Mold Maker

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

PENERAPAN MODEL SALURAN DAN CAWAN TUANG UNTUK MENGATASI CACAT POROSITAS PRODUK COR DI IKM BUDI JAYA LOGAM JUWANA KABUPATEN PATI

Analisa Pengaruh Variasi Temperatur Tuang Pada Pengecoran...

K. Roziqin H. Purwanto I. Syafa at. Kata kunci: Pengecoran Cetakan Pasir, Aluminium Daur Ulang, Struktur Mikro, Kekerasan.

POTENSI PASIR LOKAL TANJUNG BINTANG PADA ALUMINIUM SAND CASTING TERHADAP POROSITAS PRODUK HASIL COR ALUMINIUM

PENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP CACAT COR FLUIDITAS DAN KEKERASAN COR

Pemanfaatan Pasir Sungai Rokan Sebagai Pasir Cetak Pengecoran Logam Aluminium Kaleng Minuman Bekas

ANALISIS HASIL PENGECORAN LOGAM AL-SI MENGGUNAKAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK

L.H. Ashar, H. Purwanto, S.M.B. Respati. produk puli pada pengecoran evoporatif (lost foam casting) dengan berbagai sistem saluran.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro

PENGARUH VARIASI DIMENSI SALURAN TUANG TERHADAP FLUIDITAS, POROSITAS DAN KEKERASAN PENGECORAN DENGAN BAHAN BAKU ALUMINIUM BEKAS

Pengaruh Variasi Komposisi Kimia dan Kecepatan Kemiringan Cetakan Tilt Casting Terhadap Kerentanan Hot Tearing Paduan Al-Si-Cu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

Shrinkage pada Plastik Bushing dengan Variabel Temperatur Injeksi Plastik

Studi Eksperimen pada Investment Casting dengan Komposisi Ceramic Shell yang Berbeda dalam Pembuatan Produk Toroidal Piston

PENGARUH UKURAN PASIR TERHADAP POROSITAS DAN DENSITAS PADA PENGECORAN ALUMINIUM SILIKON (95% Al- 5% Si) DENGAN METODE PENGECORAN EVAPORATIF

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si

Pengaruh Permeabilitas dan Temperatur Tuang Terhadap Cacat dan Densitas Hasil Pengecoran Aluminium Silikon (Al-Si) Menggunakan Sand Casting

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEKNIK PENGECORAN KODE / SKS : KK / 2 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

POTENSI PASIR LOKAL TANJUNG BINTANG PADA ALUMINIUM SAND CASTING TERHADAP POROSITAS PRODUK HASIL COR ALUMINIUM

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, baik kalangan

ANALISA STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM HASIL PENGECORAN CETAKAN PASIR

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

Diagram TEKNIK MESIN ITS

PENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE

REDESAIN DAN PENGGUNAAN MESIN CENTRIFUGAL CASTING

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., () ISSN: -97 Pengaruh Variasi Komposisi Serbuk Kayu Dengan Pengikat Semen Pada Pasir Cetak Terhadap Cacat Porositas Dan Kekasaran Permukaan Hasil Pengecoran Aluminium Alloy 66 Fatkhur M Rohman, Indra Sidharta, Soeharto Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 6 Indonesia e-mail: Sidarta@me.its.ac.id & Muh_elfaroh@yahoo.com Abstrak Proses pengecoran dilakukan dengan cara mencairkan logam dalam dapur pelebur, kemudian dituangkan ke dalam cetakan dan dibiarkan membeku hingga dapat dikeluarkan dari dalam cetakan. Faktor yang berpengaruh terhadap kualitas hasil pengecoran cetakan pasir, diantaranya adalah komposisi cetakan pasir dan perancangan sistem saluran (gatting system). Pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh variasi komposisi serbuk kayu dengan pengikat semen pada pasir cetak terhadap cacat porositas dan kekasaran permukaan hasil pengecoran aluminium alloy 66. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah aluminium Alloy 66 dan komposisi semen dan air sebesar 6%, komposisi serbuk kayu sebesar %, %, %, 4%, 5% dan 6% komposisi pasir silika sebesar 87%, 86%, 85%, 84%, 8% dan 8%. Dari hasil penelitian ini didapatkan nilai uji permeabilitas pasir cetak cenderung bertambah seiring dengan bertambahnya serbuk kayu. Nilai uji kompresi pasir cetak cenderung berkurang seiring dengan bertambahnya serbuk kayu.. Nilai pengujian porositas benda hasil coran didapatkan nilai terkecil terletak pada komposisi serbuk kayu 6% dan nilainya sebesar,5%, sedangkan nilai pengujian porositas benda hasil coran terbesar terletak pada komposisi serbuk kayu % dengan nilai sebesar 4,96%. Nilai pengujian kekasaran permukaan benda hasil coran didapatkan nilai terkecil terletak pada komposisi serbuk kayu 6% dan nilainya sebesar,6µm, sedangkan nilai pengujian kekasaran permukaan benda hasil coran terbesar terletak pada komposisi serbuk kayu % dengan nilai sebesar,µm. Kata Kunci ; Sand Casting, Aluminium Alloy 66, Porositas, Kekasaran Permukaan cacat yang sering terjadi (shrinkage, inklusi pasir, porosity, dan crack) dan untuk mendapatkan hasil coran yang optimal. Salah satu komposisi utama cetakan pasir adalah pasir silika, semen, dan air sebagai pelarut. Cetakan pasir ini dapat ditambah dengan bubuk arang ataupun serbuk kayu yang berfungsi untuk meningkatkan sifat colapsability dari sebuah cetakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh variasi komposisi serbuk kayu dengan pengikat semen pada pasir cetak terhadap cacat porositas dan kekasaran permukaan hasil pengecoran aluminium alloy 66. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Saluran Secara garis besar sistem saluran didefinisikan sebagai jalan masuk atau saluran bagi logam cair yang diituangkan dari ladel menuju ke dalam rongga cetakan. Perancangan sistem saluran yang tepat merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya cacat pada hasil coran. Pada umumnya sistem saluran dirancang untuk mengisi cetakan secepat mungkin, seragam dan tidak menimbulkan terbentuknya turbulensi pada aliran saat mengisi rongga cetak agar proses pengecoran tidak menimbulkan cacat. Sistem saluran diharapkan mampu menangkap kotoran dan terak selama proses penuangan. I. PENDAHULUAN erkembangan teknologi saat ini berkembang dengan Ppesat, yang kemudian mempengaruhi meningkatnya kebutuhan proses produksi yang salah satunya menggunakan aluminium. Penggunaan aluminium sangat luas, mulai dari perabotan rumah tangga hingga industri pesawat terbang. Proses produksi salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan metode pengecoran. Proses pengecoran dilakukan dengan cara mencairkan logam dalam dapur pelebur, kemudian dituangkan ke dalam cetakan dan dibiarkan hingga membeku hingga dapat dikeluarkan dari dalam cetakan. Satu dari sekian banyak metode pengecoran yang paling sering digunakan adalah pengecoran cetakan pasir (sand casting). Logam cair yang digunakan untuk penelitian ini adalah Aluminium Alloy 66. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap kualitas hasil pengecoran cetakan pasir, diantaranya adalah komposisi cetakan pasir dan perancangan sistem saluran (gatting system). Penentuan komposisi cetakan pasir dan perancangan sistem saluran harus tepat untuk mencegah Gambar.. Sistem Saluran [4] B. Perancangan Sistem Saluran Berdasarkan American Foundrymen s Society (AFS), sistem saluran yang optimal dapat dibuat berdasarkan ketentuan sebagai. Sistem saluran menggunakan sistem tanpa tekanan (non pressurized) dimana perbandingan antara luasan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., () ISSN: -97 saluran turun bawah : pengalir : saluran masuk adalah : 4 : 4. Saluran turun yang digunakan adalah saluran turun yang berbentuk tirus persegi empat.. Menggunakan cawan tuang. 4. Saluran turun dasar digunakan untuk mengurangi energi kinetik yang muncul karena efek jatuh bebas pada saluran turun. 5. Pengalir diletakan di drag dan saluran masuk diletakan di cope. 6. Menggunakan perpanjangan pengalir yang berguna untuk menjebak slag atau pengotor dari logam cair. C. Penentuan berat benda coran Karena benda coran tidak dapat ditimbang sebelum melakukan pengecoran, maka untuk menghitung berat benda coran digunakan perumusan sebagai Dimana, W = V. ρ V = volume benda (in ) ρ = densitas logam cair (lb/ in ) D. Penentuan waktu tuang Penentuan waktu tuang untuk coran dapat dihitung dengan menggunakan perumusan sebagai Dimana, t = f. W t = waktu tuang (sec) f = nilai konstanta (,9.6) E. Penentuan choke area Choke area dapat dihitung berdasarkan persamaan W A B = ρ.t.c.g.h Dimana, A B = luasan penyempitan bawah (in ) ρ = densitas logam cair (lb/ in ) t = waktu tuang (sec) H = ketinggian efektif saluran turun (in) g = percepatan gravitasi (86, in/sec ) c = faktor efisiensi saluran turun (,74,88) F. Penentuan top area of sprue Top Area of Sprue dapat dihitung dengan persamaan A T = A B h b Dimana, A B = luasan penyempitan bawah (in ) A T = luasan penyempitan atas (in ) h = ketinggian saluran turun (in) b = kedalaman cawan tuang (in) G. Penentuan runner dan gate Area saluran masuk dapat ditentukan dari perbandingan antara area penyempitan bawah (choke area), area pengalir (runner area) dan area saluran masuk (ingate area). Sesuai dengan rekomendasi AFS sistem saluran horizontal, nilai perbandingannya yaitu saluran turun bawah : pengalir : saluran masuk adalah : 4 : 4, maka dapat disimpulkan area pengalir dan saluran masuk sama dengan empat kali area penyempitan bawah. Karena material yang digunakan adalah material non ferrous, maka jenis pengalir yang digunakan adalah pengalir yang berbentuk dangkal dan lebar. H. Penentuan sprue base Saluran turun dasar dapat dihitung dengan persamaan Well Base = 5 x A B Kedalaman Well Base = x tinggi pengalir Dimana, A B = Choke Area (in ) I. Permeabilitas Pasir Cetak Permeabilitas atau kemampuan pasir cetak untuk mengalirkan gas adalah sifat yang paling penting terhadap hasil dari benda coran. Pasir cetak yang telah dipadatkan harus dapat mengalirkan uap dan gas gas yang dilepaskan oleh logam panas pada waktu dilakukan penuangan ke dalam cetakan. Apabila cetakan tak dapat mengeluarkan atau mengalirkan gas gas dengan baik, maka kan terjadi cacat coran berupa rongga udara atau lubang lubang pada hasil coran. Permeabilitas ini tergantung pada beberaapa faktor antara lain : a. Bentuk butiran pasir b. Kahalusan pasir c. Kadar air d. Jumlah bahan pengikat e. Cara memadatkan pasir Perhitungan permeabilitas : Dimana, P = Q.L p.a.t P = permeabilitas (cm/mnt) A = luas irisan (9,65 cm ) Q = volume udara yang lewat melalui spesimen (cm ) L = panjang spesimen (5cm) T = waktu untuk melewatkan Q (mnt) p = tekanan udara (cm water) J. Porositas Porositas adalah suatu cacat pada produk coran yang dapat menurunkan kualitas benda tuang. Salah satu penyebab terjadinya porositas pada penuangan paduan aluminium adalah gas hidrogen. Porositas oleh gas hidrogen dalam logam paduan aluminium akanmemberikan pengaruh yang buruk pada sifat mekanik, serta kesempurnaan dari benda tuang tersebut. Penyebab lain porositas adalah kontrol yang kurang sempurna terhadap absorbsi gas oleh paduan, pengeluaran gas dari dalam logam karena interaksi antara gas dengan logam selama peleburan dan penuangan. Perhitungan porositas : P = VVVV VVVV x % VVVV VVVV P = x % VVVV

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., () ISSN: -97 VVVV MMMM ρρ P = VVVV x % Dimana, P = prosentase porositas (%) Vp = volume porositas (cm ) Vt = volume total spesimen (cm ) Ms = massa spesimen (gr) ρ = massa jenis spesimen (gr/cm ) Pola dan frame yang digunakan terbuat dari kayu meranti. Dari hasil perhitungan didapatkan dimensi pola, sistem saluran dan frame sebagai K. Kekasaran Permukaan Menurut istilah keteknikan, permukaan adalah suatu batas yang memisahkan benda padat dengan sekitarnya.profil atau bentuk yang dikaitkan dengan istilah permukaan mempunyai arti tersendiri yaitu garis hasil pemotongan secara normal atau serong dari suatu penampang permukaan. Kekasaran terdiri dari ketidakteraturan tekstur permukaan benda, yang pada umumnya mencakup ketidakteraturan yang diakibatkan oleh perlakuan selama proses produksi. (a) III. METODOLOGI PENELITIAN A. Langkah Langkah Percobaan Pasir cetak yang digunakan adalah jenis pasir silica dan berpengikat semen dengan memvariasikan komposisi serbuk kayu dengan masing komposisi sebagai Tabel. Komposisi pasir cetak No. Komposisi No. Komposisi Gambar.. Parameter dalam profil permukaan [] Pasir silika : 87% Pasir silika : 84% 4 Serbuk kayu : % Serbuk kayu : 4% Pasir silika : 86% Pasir silika : 8% 5 Serbuk kayu : % Serbuk kayu : 5% Pasir silika : 85% Pasir silika : 8% 6 Serbuk kayu : % Serbuk kayu : 6% Proses peleburan logam dilakukan hingga temperature 75 C, untuk menghindari penurunan temperature pada waktu logam cair dituang kedalam cetakan. IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Data Hasil Pengujian Permeabilitas (b) Gambar.. Parting line horizontal gatting system. (a)tampak samping (b)tampak depan Permeabilitas (cm/mnt) 56,7 67, 7, 8,9 5 8,7 5 5 4 5 6 Gambar. 4. Grafik pengujian permeabilitas

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., () ISSN: -97 4 Nilai pengujian permeabilitas pasir cetak cenderung meningkat dari tiap spesimen disebabkan penambahan serbuk kayu yang semakin banyak, Jika penambahan serbuk kayu semakin banyak, maka celah antara butiran pasir semakin terisi dengan serbuk kayu karena butiran serbuk kayu yang lebih halus jika dibandingkan dengan pasir silika dan serbuk kayu tersebar merata keseluruh cetakan, sehingga luasan dari celah tersebut menjadi kecil. Hal inilah yang mengakibatkan udara yang terjebak didalam rongga cetak dapat cepat keluar melalui celah pasir cetak akibat tekanan yang diberikan oleh logam cair. B. Pembahasan Data Hasil Pengujian Kompresi Kompresi (kn/m) Nilai pengujian kompresi pasir cetak cenderung menurun dari tiap spesimen disebabkan penambahan serbuk kayu yang semakin banyak. Jika penambahan serbuk kayu semakin banyak, maka ikatan butiran pasir semakin rendah. Hal ini disebabkan Butiran serbuk kayu tersebut lebih halus dari pada butiran pasir sehingga bahan pengikat berupa semen yang prosentasenya konstan dari tiap komposisi pasir cetak kurang mampu untuk mengikat antara pasir satu dengan yang lain. Jika ikatan butiran pasir semakin rendah, maka pasir akan mudah hancur. C. Pembahasan Data Hasil Pengujian Porositas Porositas (%) 5 5 5 5 6 5 4 88, 55 5, Gambar. 5. Grafik pengujian kompresi 8, 76,7 4 5 6 Bubuk Kayu (% berat) 4,96,6 Gambar. 6. Grafik pengujian porositas,5 4 6 Nilai prosentase porositas benda hasil coran cenderung menurun dari tiap komposisi dikarenakan serbuk kayu dapat menambah permeabilitas pasir cetak. Semakin tinggi nilai permeabilitas, semakin tinggi pula kecepatan udara didalam rongga cetak untuk dapat keluar melalui celah pasir cetak akibat tekanan yang diberikan oleh logam cair, sehingga porositas yang terjadi semakin berkurang. Posisi pengukuran porositas dilakukan diseluruh bagian benda hasil coran. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa udara dapat keluar melalui berbagai arah dari pasir cetak. D. Pembahasan Data Hasil Pengujian Kekasaran Permukaan Kekasaran Permukaan (µm),5,5,5,5,6 Gambar. 7. Grafik pengujian porositas,6 4 6 Nilai kekasaran permukaan benda hasil coran cenderung menurun dari tiap komposisi, disebabkan ukuran butiran serbuk kayu yang lebih kecil dari pada pasir silika. Dengan semakin banyaknya penambahan serbuk kayu, maka celah antara butiran pasir dapat terisi dengan serbuk kayu, sehingga permukaan benda hasil coran menjadi lebih halus. Posisi pengukuran kekasaran permukaan dilakukan pada bagian benda hasil coran yang terletak di drag. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa penambahan serbuk kayu dapat menjadikan permukaan benda hasil coran halus. V. KESIMPULAN. Pada pengujian permeabilitas pasir cetak didapatkan nilai terkecil terletak pada komposisi pertama dengan prosentase serbuk kayu sebesar % dan nilainya sebesar 84,7 cm/mnt, sedangkan nilai uji permeabilitas pasir cetak terbesar terletak pada komposisi keenam dengan prosentase serbuk kayu sebesar 6% dan nilainya sebesar 67, cm/mnt.. Pada pengujian kompresi pasir cetak didapatkan nilai terkecil terletak pada komposisi keenam dengan prosentase serbuk kayu sebesar 6% dan nilainya sebesar 76,7 kn/m, sedangkan nilai uji kompresi pasir cetak terbesar terletak pada komposisi pertama dengan prosentase serbuk kayu sebesar % dengan nilainya sebesar 88, kn/m. Nilai pengujian kompresi pasir cetak cenderung berkurang seiring dengan bertambahnya serbuk kayu.. Pada pengujian porositas benda hasil coran didapatkan nilai terkecil terletak pada komposisi serbuk kayu 6% dan nilainya sebesar,5%, sedangkan nilai pengujian porositas benda hasil coran terbesar terletak pada komposisi serbuk kayu % dengan nilai sebesar 4,96%. Nilai pengujian porositas benda hasil coran cenderung berkurang seiring dengan bertambahnya serbuk kayu. 4. Pada pengujian kekasaran permukaan benda hasil coran didapatkan nilai terkecil terletak pada komposisi serbuk

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., () ISSN: -97 5 kayu 6% dan nilainya sebesar,6µm, sedangkan nilai pengujian kekasaran permukaan benda hasil coran terbesar terletak pada komposisi serbuk kayu % dengan nilai sebesar,µm. Nilai pengujian kekasaran permukaan benda hasil coran cenderung berkurang seiring dengan bertambahnya serbuk kayu. DAFTAR PUSTAKA [] Surdia, Tata. Teknik Pengecoran Logam, 9 th edition, Jakarta : PT. Pradnya Paramita, 6. [] Surdia, Tata. Pengetahuan Bahan Teknik, 5 th edition, Jakarta : PT. Pradnya Paramita,. [] Rochim, Taufiq. Spesifikasi Metrologi dan Kontrol Kualitas Geometrik, Industrial Metrology Laboratory, Mechanical & Production Engineering (MPE) Mesin, FTI ITB, Bandung,. [4] ASM Handbook, Metal Handbook Ninth Edition Volume 5 Casting, University of Alabama, 998. [5] ASM Specialty Handbook, Aluminum and Aluminum Alloys, Material Information Society, 996 [6] Basic Principle of Gating & Risering, AFS Training & Research Institute, Golf & Wolf Roads, Des Plaines, Ill, 66. [7] Pratama, Rizal Mahendra. Studi Eksperimen Pengaruh Jenis Saluran Pada Aluminium Sand Casting Terhadap Porositas Produk Toroidal Piston, Skripsi, Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya,. [8] Budianto, Arif. Pengaruh Kadar Semen Sebagai Pengikat Pasir Cetak Terhadap Cacat Permukaan Hasil Pengecoran Aluminium Paduan, Thesis, Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Malang,.