2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LATERAL MATEMATIS SISWA MELALUI PEND EKATAN OPEN-END ED

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pada era global yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika sebagai ilmu yang timbul dari pikiran-pikiran manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Becker dan Shimada (1997: 1) mengungkapkan bahwa we propose to call problem

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. teknologinya. Salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang

I. PENDAHULUAN. analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah salah satu ilmu dasar, yang sangat berperan penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju

BAB I PENDAHULUAN. Fery Ferdiansyah, Penerapan Model Pembelajaran Osborn Untuk Meningkatkan Literasi Dan Disposisi Matematis Siswa SMP

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

I. PENDAHULUAN. manusia. Hampir seluruh aspek kehidupan manusia berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda-beda. Jika kemampuan berpikir kreatif tidak dipupuk dan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang mendasari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

PENDEKATAN OPEN-ENDED (MASALAH, PERTANYAAN DAN EVALUASI) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Agustinus Sroyer FKIP Universitas Cenderawasih Jayapura

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999),

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan kehidupan manusia yang merupakan bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menunjukkan bahwa pendidikan perlu diselenggarakan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prahesti Tirta Safitri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak dapat berjalan baik, tanpa adanya kerja sama dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan siswa secara optimal baik secara kognitif, afektif dan. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya.

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA NEGERI 2 BIREUEN PADA MATERI KALOR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN - ENDED PROBLEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengajaran matematika tidak sekedar menyampaikan berbagai informasi seperti aturan, definisi, dan prosedur untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan zaman, siswa dituntut menjadi individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sementara Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan. bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang harus dimiliki individu dan tujuan yang akan dicapai dalam

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATISDAN DISPOSISI MATEMATISDALAM PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATANANG S FRAMEWORK FOR MATHEMATICAL MODELLING INSTRUCTION

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Noor Fajriah 1), R. Ati Sukmawati 2), Tisna Megawati 3) Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA. (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari anak-anak sampai dengan orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik yang dikehendaki dunia kerja (Career Center Maine Department

BAB I PENDAHULUAN. Matematika dalam implementasinya tidak hanya berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi suatu bangsa. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ditinjau dari aspek kehidupan manapun, kebutuhan akan kreativitas sangatlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang jika

BAB I PENDAHULUAN. diberikan sejak tingkat pendidikan dasar sampai dengan pendidikan menengah di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan sains dan teknologi merupakan salah satu alasan tentang

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN LOGIS MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP MELALUI LEARNING CYCLE 5E DAN DISCOVERY LEARNING

BABI PENDAHULUAN. Tuntutan dalam dunia pendidikan telah mengalami banyak perubahan.

2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan seorang akan menjadi manusia yang berkualitas. UU No 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mempunyai peran penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

BAB I PENDAHULUAN. secara kolaboratif dalam memecahkan masalah. Karena untuk menghadapi

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu ilmu yang dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tri Sulistiani Yuliza, 2013

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah La Moma, 2014

BAB I A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rena Ernawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perlu dikuasainya matematika oleh siswa. Matematika merupakan ilmu universal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. atau pengalaman (Ngalim Purwanto, 2007:85). Dimana pengalaman. merupakan guru yang paling baik dalam belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam upaya

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

I. PENDAHULUAN. dengan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu sasaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan suatu ilmu yang tersusun menurut struktur, maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik dengan tujuan membentuk kepribadian unggul, yaitu kepribadian yang bukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu pasti yang diterapkan dalam setiap bidang ilmu pengetahuan. Menurut Kline (Roswati, 2015), matematika bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika dapat membantu dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam. Pandangan tersebut jelas menegaskan bahwa matematika memang memiliki peran penting dalam berbagai disiplin ilmu tanpa terkecuali. Hal ini juga di dukung oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas (2006) yang menyatakan bahwa matematika mendasari perkembangan teknologi maju, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu, dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini pun pasti didasari oleh perkembangan matematika pada setiap bidang dalam matematika itu sendiri. Oleh karena itu untuk mampu bersaing dalam perkembangan teknologi yang semakin hari semakin pesat ini dibutuhkan penguasaan matematika sejak dini. Mata pelajaran matematika perlu diajarkan pada peserta didik di sektor formal maupun informal untuk membentuk pola pikir kritis, logis, sistematis, kreatif, dan analitis. Hal ini juga di dukung oleh Ruseffendi (2006) yang menyatakan bahwa hasil dari pendidikan matematika yaitu siswa diharapkan memiliki kepribadian yang kreatif, kritis, berpikir ilmiah, jujur, hemat, disiplin, tekun, berperikemanusiaan mempunyai perasaan keadilan, dan bertanggung jawab terhadap kesejahteraan bangsa dan negara. Pandangan di atas menegaskan bahwa matematika dapat dijadikan wadah untuk mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. Kemampuan berpikir merupakan faktor utama seseorang mampu menjalani kehidupannya. Seseorang dengan kemampuan berpikir yang baik sangat memungkinkan memiliki hidup yang baik pula, karena berpikir adalah berkembangnya ide dan konsep di dalam 1

2 diri seseorang (Bochenski, dalam Ismienar, 2009). Salah satu cara berpikir yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir seseorang adalah berpikir lateral. Berpikir lateral sendiri adalah proses berpikir tingkat tinggi guna memecahkan masalah melalui pendekatan kreatif, dengan menggunakan penalaran yang tidak segera jelas dan melibatkan ide-ide yang mungkin tidak diperoleh dengan hanya menggunakan logika langkah-langkah tradisional (De Bono, 1987). De Bono (1987) menyatakan bahwa berpikir lateral berkaitan erat dengan pembangkit gagasan baru. Terdapat suatu perasaan ingin tahu bahwa gagasan baru berkaitan dengan penemuan cara. Dengan berpikir lateral seseorang dapat berpikir bebas, dalam arti seseorang dapat memikirkan suatu hal dari sudut pandang yang baru, tidak harus sama dengan pola pikir yang sudah lazim sebelumnya. De Bono (dalam Arsisari, 2014) juga menyatakan bahwa berpikir lateral erat kaitannya dengan kreativitas. Dalam kreativitas kita seringkali memperoleh deskripsi suatu hasil, namun dalam berpikir lateral kita akan mengetahui deskripsi suatu proses berpikir.menurut De Bono (dalam Arsisari, 2014) kemampuan berpikir lateral akan mengasah sisi kreatif dalam diri seseorang untuk mengatasi apapun yang dihadapi. Dalam berpikir lateral sedapat mungkin dikembangkan berbagai pendekatan alternatif demi pengembangan dan penemuan sesuatu dengan cara yang tidak biasa. Berpikir lateral menganjurkan bagaimana siswa mampu mencari berbagai alternatif penyelesaian masalah yang mungkin dilakukan dalam memecahkan masalah matematika.oleh karena itu, kemampuan berpikir lateral sangat baik dikembangkan dalam pembelajaran matematika dengan tujuan agar peserta didik tidak cepat menyerah dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Namun menurut Arsisari (2014) Pada kenyataannya kemampuan berpikir lateral masih jarang diperhatikan dalam pembelajaran matematika di sekolah. Pernyataan tersebut juga di dukung oleh hasil dari studi pendahuluan yang penulis lakukan pada salah satu Sekolah Menengah Pertama di kota Bandung. Pada observasi yang penulis lakukan di sekolah tersebut, penulis menemukan bahwa terdapat kecenderungan siswa hanya menghafal rumus matematika yang telah diberikan, sehingga ketika guru memberikan contoh soal yang berbeda dengan konsep yang sama, para siswa mengalami kesulitan. Siswa juga cenderung kurang

3 diberikan kesempatan untuk mencari alternatif lain dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Soal-soal yang diberikan guru masih bersifat closed problem yakni tipe masalah yang diberikan mempunyai cara dan jawaban yang tunggal. Pemberian soal-soal yang bersifat closed problem kurang melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, karena siswa hanya mampu menyelesaikan sebuah permasalahan ketika semua informasi sudah tersedia dengan jelas pada soal. Dalam hal ini siswa belum mampu mengembangkan pola pikirnya untuk mencari solusi-solusi alternatif dari masalah yang diberikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa kenyataan tersebut juga merupakan hasil dari pembelajaran matematika yang telah dilakukan sebelumnya. Hal ini diperoleh berdasarkan observasi yang telah penulis lakukan, pembelajaran matematika di kelas masih menggunakan pendekatan konvensional dimanapembelajaran hanya berpusat pada guru (teacher centered), dan siswa hanya menerima konsep matematika, bukan mengkonstruksinya sendiri, serta siswa hanya dituntut untuk menyelesaikan soal yang bersifat tertutup. Sehingga ketika diberikan soal yang bersifat terbuka siswa kebingungan untuk menyelesaikannya. Hal tersebut dapat dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar ketika diberikan soal seperti di bawah ini, Diketahui dua himpunan A={1,2,3} dan himpunan B={6,7}. Berapa banyak kemungkinan fungsi dari himpunan A ke B? Gambarkan salah satu kemungkinannya menggunakan diagram panah! Soal di atas merupakan soal yang bersifat terbuka karena memiliki banyak kemungkinan jawaban yang bisa diperoleh. Pada soal tersebut, siswa dituntut untuk mampu memahami maksud soal, dan mampu menyelesaikannya dengan beberapa kemungkinan jawaban yang mereka peroleh. Dari 35 siswa yang telah mempelajari materi relasi dan fungsi sebelumnya, hanya 5 siswa atau sekitar14,3% siswa yang jawabannya hampir benar, sedangkan30 siswa atau sekitar 85,7%siswa lainnya masih kebingungan untuk memahami maksud dari soal tersebut. Kemungkinan penyebab hal tersebut terjadi karena siswa belum terbiasa dihadapkan pada soal-soal terbuka, dan belum mampu mengembangkan konsep fungsi sehingga menemukan banyak penyelesaian dari suatu masalah yang

4 diberikan.hal ini juga didukung oleh hasil wawancara penulis dengan guru yang bersangkutan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa siswa masih sering kesulitan mengkonstruksi suatu konsep matematika, sehingga dalam kegiatan pembelajaran guru harus menyampaikan konsep secara menyeluruh dan siswa hanya menerima konsep yang telah disampaikan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa diperlukan sebuah ide pembelajaran yang berpusat pada siswa dan dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara bebas agar mereka dapat menggunakan strategi sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki. Salah satu ide pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara bebas agar mereka dapat menggunakan strategi sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki adalah pendekatan open-ended. Shimada (1997) menyatakan bahwa pendekatan open-ended merupakan suatu pendekatan yang dimulai dari pengenalan siswa pada masalah terbuka. Pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan penggunaan beberapa jawaban yang benar terhadap masalah yang diajukan untuk memberikan pengalaman kepada siswa dalam menemukan sesuatu yang baru di dalam proses pembelajaran. Melalui kegiatan ini diharapkan pula siswa dapat menjawab suatu permasalahan dengan banyak cara sehingga mengundang potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu yang baru. Nohda (dalam Dahlan, tanpa tahun) menyatakan bahwa tujuan dikembangkannya pembelajaran dengan pendekatan open-ended adalah untuk membantu mengembangkan aktivitas yang kreatif dari para siswa dan kemampuan berpikir matematis mereka dalam pemecahan masalah. Hal serupa juga diungkapkan oleh Tim MKPBM (dalam Dahlan, tanpa tahun), Pendekatan Open- Ended menjanjikan suatu kesempatan kepada siswa untuk menginvestigasi berbagai strategi dan cara yang diyakininya sesuai dengan kemampuan mengelaborasi permasalahan. Tujuannya adalah agar kemampuan berpikir matematis siswa dapat berkembang secara maksimal dan pada saat yang sama kegiatan-kegiatan kreatif dari setiap siswa terkomunikasikan dalam proses belajar mengajar.

5 Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan open-ended menyajikan permasalahan yang memiliki berbagai cara pemecahan masalah dengan solusi yang juga beragam. Pendekatan ini menuntut siswa untuk mengonstruksi sendiri suatu konsep matematika dan mengembangkan berbagai cara dalam memperoleh solusi suatu permasalahan. Selanjutnya siswa juga dituntut untuk mampu menjelaskan proses mencapai jawaban tersebut. Dengan kata lain, pendekatan open-ended lebih menekankan pada bagaimana siswa menemukan solusi-solusi dari permasalahan yang diberikan daripada hanya melihat hasil akhirnya saja. Menurut Dahlan (tanpa tahun), ada 3 hal yang dilihat dari penilaian pembelajaran matematika melalui pendekatan ini, yakni fluency (keterampilan berpikir lancar), flexibility (keterampilan berpikir luwes), dan originality (keterampilan berpikir orisinil). Dari ketiga aspek penilaian tersebut, flexibility dan originality sesuai dengan indikator yang juga diukur pada kemampuan berpikir lateral matematis, yakni keluwesan dan kebaruan. Pernyataan-pernyataan tersebut menjelaskan bahwa pendekatan open-ended dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan berpikir lateral matematis. ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Pramita (2015), penelitian tersebut menganalisis bagaimana kemampuan berpikir lateral matematis siswa dalam menyelesaikan soal open-ended. Penelitian tersebut menitikberatkan pada bagaimana kemampuan berpikir lateral matematis siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah terbuka berdasarkan kemampuan awal matematika siswa. Berdasarkan uraian di atas,maka melalui penelitian ini penulis mencoba menerapkan pembelajaran dengan pendekatan open-ended untuk melihat apakah terjadi peningkatan kemampuan berpikir lateral matematis siswa. Di samping melihat aspek kognitif (berpikir lateral matematis), penulis juga melihat aspek afektifnya, yaitu bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan open-ended terhadap kemampuan yang hendak ditingkatkan. Sikap siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan open-ended dapat dipandang sebagai cerminan proses pembelajaran yang terjadi di kelas. Sikap siswa terhadap pembelajaran dapat berupa sikap positif maupun sikap negatif. Jika siswa menunjukkan sikap positif berarti pembelajaran yang berlangsung dapat mengembangkan rasa percaya diri siswa terhadap kemampuan dirinya, begitupun

6 sebaliknya (Rosita, 2012). Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Meningkatkan Kemampuan Berpikir Lateral Matematis Siswa Melalui Pendekatan Open-Ended. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah peningkatan kemampuan berpikir lateral matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan open-ended lebih tinggi daripada siswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan konvensional? 2. Bagaimana sikap siswa setelah dilakukan pembelajaran menggunakan pendekatan open-ended terhadap pembelajaran matematika, pendekatan open-ended, dan peningkatan kemampuan berpikir lateral matematis? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan: 1. Mengkaji apakah peningkatan kemampuan berpikir lateral matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan open-endedlebih tinggi daripada siswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan konvensional. 2. Mengkaji sikap siswa setelah pembelajaran dengan pendekatan openendedberlangsung terhadap peningkatan kemampuan berpikir lateral matematis. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam pembelajaran matematika khususnya mengenai kemampuan berpikir lateral matematis melalui pendekatan open-ended.

7 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : a. Bagi siswa, melalui pembelajaran dengan pendekatan open-ended dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir lateral matematis. b. Bagi guru, pembelajaran dengan pendekatan open-ended dapat dijadikan sebagai alternatif dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir lateral matematis siswa. c. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dalam pembelajaran matematika mengenai pembelajaran dengan pendekatan open-ended untuk meningkatkan kemampuan berpikir lateral matematis siswa serta dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti yang lain. E. Definisi Operasional Untuk menghindari adanya kesalahan dalam memahami istilah yang ada dalam penelitian ini, maka perlu adanya pendefinisian istilah secara operasional sebagai berikut : 1. Pembelajaran dengan pendekatan open-endedadalah suatu pembelajaran yang menekankan pada pemberian soal-soal terbuka yang memiliki beberapa solusi jawaban atau cara penyelesaiannya. 2. Kemampuan berpikir lateral matematis adalah kemampuan siswa untuk mampu mencari solusi-solusi alternatif dari permasalahan matematika yang diberikan. Dalam penelitian ini, kemampuan berpikir lateral matematis diukur melalui 6 aspek, yaitu mengidentifikasi ide, keterbukaan, mengembangkan, keluwesan, kebaruan, dan menelaah fakta. 3. Pembelajaran dengan pendekatan konvensional adalah suatu pembelajaran yang berpusat pada guru. Dalam pembelajaran ini guru berperan sebagai pemberi informasi, sedangkan siswa berperan sebagai penerima informasi.

8 4. Sikap siswa adalah tanggapan siswa yang menunjukkan kecenderungan siswa memberikan respon positif atau negatif tentang matematika, pembelajaran matematika dengan pendekatan open-ended, dan terhadap soal-soal berpikir lateral matematis yang diberikan.