BAB I. Pendahuluan. Rusia memiliki luas wilayah sebesar 17,098,242 km² dan merupakan negara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi kawasan disekitarnya. Kawasan Asia Tengah terdiri dari lima

BAB III. Sejarah Terbentuknya The Commonwealth of Independent States. dan Hubungan Rusia dengan Negara Anggota

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Eropa Barat membuat suatu kebijakan dengan memberikan

BAB IV Kepentingan Pemerintah Rusia di Wilayah Asia Tengah era Vladimir Putin dalam keanggotaannya di The Commonwealth of Independent States

UNIT EKSPLANASI NEGARA BANGSA DALAM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

BAB I PENDAHULUAN. disebut-sebut sebagai salah satu pembuka bagi Rusia untuk merealisasikan hal

DOSEN : Dr. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

BAB IV REAKSI RUSIA TERHADAP HUBUNGAN AMERIKA SERIKAT- UZBEKISTAN. Sebagaimana telah diketahui berdasarkan bab sebelumnya, bahwa bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Uzbekistan. Karena Asia Tengah adalah kawasan strategis baru dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting. Dengan berinteraksi dengan negara lain, suatu negara dapat

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia

BAB I PENDAHULUAN. Hal inilah yang kemudian mendasari Kosovo memberanikan diri untuk

ANALISIS POLITIK LUAR NEGERI. Oleh : Agus Subagyo, S.IP.,M.SI FISIP UNJANI

PENDAHULUAN. negara kepulauan yang beriklim tropis, dan bukan suatu yang aneh jika. pun dapat tumbuh dan berkembang di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang didirikan pada abad ke 12. Pada awalnya Rusia berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya. Konflik etnis merupakan salah satu permasalahan yang masih terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. investasi di berbagai negara. Krisis finansial Asia tidak banyak

BAB I. Tenggara dengan luas wilayah sebesar km 2 serta terletak di posisi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara selalu menarik untuk dikaji karena begitu kuatnya

BAB I PENDAHULUAN. integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan. dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.

KEBIJAKAN NEAR ABROAD RUSIA DI KAWASAN ASIA TENGAH TAHUN NINA RACHMAWATI 1 NIM : Abstract:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini penulis mengangkat permasalahan terkait kebijakan Rusia dalam kerjasama

BAB 21: SEJARAH RUNTUHNYA KOMUNISME

BAB IV KESIMPULAN. Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin

BAB V PENUTUP KESIMPULAN. Rangkaian perjalanan sejarah yang panjang terhadap upaya-upaya dan

BAB I - PENDAHULUAN. 1 Perjanjian Westphalia pada tahun 1648 menciptakan konsep kedaulatan Westphalia

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.

Uni Soviet dihancurkan oleh pengkhianatan

Keywords: Russian policy, Sales Almaz Antei S-300, Iranian Nuclear Program

BAB I PENDAHULUAN. Penggabungan kekuatan melalui peningkatan hubungan bilateral merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. internasional, salah satunya adalah lingkungan antariksa. Dari tahun ke tahun,

BAB I PENDAHULUAN. terhadap negara-negara yang menandatangani atau meratifikasi perjanjian multilateral

BAB I PENDAHULUAN. terbesar Uni Soviet. Sampai tahun 1917 Rusia merupakan kerajaan/kekaisaran dengan

sanksi terhadap intensi Kiev bergabung dengan Uni Eropa. Sehingga konflik Ukraina dijadikan sebagai instrumen balance of power di Eropa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. negara tetangga lainnya (Tajikistan, Kazakhstan, Kyrgyztan, dan Turkmenistan),

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan isi skripsi ini kemudian dibagi dalam beberapa bagian yang meliputi,

BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN UZBEKISTAN MENUNDA RATIFIKASI CIS FTA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Mengembalikan Pengaruh Rusia di Kawasan Eropa (Studi kasus: Krisis Gas

BAB I PENDAHULUAN. deterministic, artinyakehidupan politik dipengaruhi dan ditentukan oleh faktor-faktor fisik

BAB II DESKRIPSI SHANGHAI COOPERATION ORGANIZATION. sistem pemerintahan negara negara baru merdeka. (Hidayatulah, 2009)

Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia

BAB V PENUTUP. Goodluck Ebele Jonathan sebagai rencana pembangunan pertanian nasional yang akan

BAB I PENDAHULUAN. < diakses 16 Juni 2016.

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan perekonomian suatu negara. Tanpa energi, suatu negara akan. dapat menghambat laju roda perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Selat Malaka yang terletak di antara Semenanjung Malaysia dan Pulau

BAB I PENDAHULUAN. ini akan dibagi menjadi sembilan sub bab, yang meliputi sebagai berikut: Alasan

BAB I PENDAHULUAN. Problematika di dalam hubungan bilateral menurut penulis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini penulis akan menjelaskan, yakni tentang alasan peneliti memilih

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB I PENDAHULUAN. negara Singapura adalah topik menarik yang tidak ada habisnya untuk dikaji. Terlebih

BAB I PENDAHULUAN. Federasi Rusia lahir dari integrasi yang terjadi di Uni Soviet. Rusia

BAB I PENDAHULUAN. J. Suatma, Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015, Jurnal STIE Semarang, vol.4 no.1, 2012.

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak Arab Saudi didirikan pada tahun 1932, kebijakan luar negeri

BAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya

PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM

RESUME SKRIPSI PENINGKATAN PERSAINGAN CINA AS DALAM MEMPEREBUTKAN PASAR DI AFRIKA. Oleh : ELFA FARID SYAILILLAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hubungan internasional kontemporer memang kebijakan luar negeri dari

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

BAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat

DAFTAR ISI. I.6.1 Kelemahan Organisasi Internasional secara Internal I.6.2 Kelemahan Organisasi Internasional dari Pengaruh Aktor Eksternal...

BAB I PENDAHULUAN. negara ini sebagai bahan dalam penulisan berbagai karya ilmiah.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan Malaysia juga Singapura, yang memanjang antara Laut

BAB V KESIMPULAN. mencari mitra kerjasama di bidang pertahanan dan militer. Karena militer dapat

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. penelitian dan terakhir adalah sistematika penulisan. jelas dirasakan oleh masyarakat dunia. Berbagai bencana seperti kekeringan,

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah

BAB I PENDAHULUAN. luas wilayah negara, namun akan berbeda halnya jika membahas mengenai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Islam masuk ke Rusia tidak lama setelah kemunculannya pada pertengahan kedua

PERKEMBANGAN TATA HUBUNGAN INTERNASIONAL DI EROPA PASCA PERANG DINGIN

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini penulis akan menjelaskan, yakni tentang alasan peneliti

Atika Puspita Marzaman. Recep Tayyib Erdogan:

BAB I PENDAHULUAN. Negara Federasi Rusia, memiliki perjalanan panjang hingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

Sumber-sumber kemasyarakatan merupakan aspek dari non pemerintah dari suatu system politik yang mempengaruhi tingkah laku eksternal negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. dan Pariwisata Pada Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Indonesia terhadap Rusia pada tahun pada masa Pemerintahan Susilo

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

merupakan salah satu anomali mengingat beberapa prasyarat tidak terpenuhi di Kashgar. Kashgar merupakan prefektur kecil di bagian selatan Xinjiang,

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi dengan Uni Soviet. Setelah Uni Soviet runtuh atau pasca disintegrasi

BAB I. Hubungan kedua negara berubah drastis paska insiden penembakan pesawat tempur Rusia oleh

BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN RUSIA TERHADAP IRAN DALAM KEJASAMA PROGRAM REAKTOR NUKLIR IRAN TAHUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN. para pemimpin yang mampu membawa China hingga masa dimana sektor

BAB I PENDAHULUAN. memilih judul skripsi DAMPAK KERJASAMA ANTARA PEMERINTAH INDONESIA DENGAN PEMERINTAH AUSTRALIA DALAM BIDANG

I. PENDAHULUAN. kota Grozny, ibu kota Chechnya, setelah mendengar kabar Uni Soviet berada

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

BAB III KEPENTINGAN NASIONAL TURKI. Rational Choice untuk menjelaskan kebijakan Pemerintah Turki dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Luas wilayah benua Asia dan Afrika merupakan separuh wilayah dunia

Signifikasi Kawasan Asia Pasifik. Yesi Marince, S.Ip., M.Si

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

SINGKATAN DAN ISTILAH...

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Rusia merupakan salah satu dari negara yang tergabung dalam rezim Uni Soviet pada masanya. Setelah runtuhnya Uni Soviet Rusia menjadi negara eks- Soviet terbesar dari seluruh negara yang melepaskan diri dari Uni Soviet. Rusia secara resmi lepas dari Uni Soviet pada 24 Agustus 1991 dengan ibukota Moskow. Rusia memiliki luas wilayah sebesar 17,098,242 km² dan merupakan negara terbesar di dunia. Meskipun begitu Rusia adalah sebuah negara yang memiliki kepadata populasi yang sangat rendah dikarenakan sebagian besar wilayah Rusia berdekatan dengan kutub utara sehingga beberapa area tidak layak untuk dihuni. Namun Rusia tetap memiliki populasi yang besar mencapai 146 juta jiwa (NationsOnline.org). Setelah Uni Soviet Runtuh wilayah kekuasaanya terbagi kedalam 16 negara merdeka lainya, enam dari 16 negara tersebut merupakan negara di kawasan Asia Tengah. Asia Tengah sendiri merupakan wilayah yang menurut salah satu definisi terdiri dari 9 negara, Asia Tengah mencakup sekitar 9.029.000 km², atau 21% dari benua. Dari negara-negara tersebut mayoritas terdiri dari negara bekas Uni Soviet seperti, Azerbaijan, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, Turkmenistan dan Uzbekistan. Pada zaman Soviet negara-negara di wilayah Asia Tengah tersebut merupakan negara yang memiliki penduduk dengan etnis yang cukup beragam 1

terutama orang-orang Rusia, namun pada masa sekarang orang-orang Rusia menjadi kaum minoritas di wilayah Asia Tengah dari awalnya yang hampir 10 juta jiwa menjadi hanya 3 juta jiwa saja pada tahun-tahun awal pasca Soviet. Hal ini disebabkan runtuhnya negara Uni Soviet dan kerusakan situasi sosial-ekonomi pada saat itu yang mengarah pada friksi antar etnis, friksi inilah yang menyebabkan eksodus besar-besaran terjadi di wilayah Asia Tengah (Panfilova, 2014). Asia Tengah adalah wilayah yang sangat luas dengan jenis daratan yang bervariasi, misalnya tanah datar tinggi dan pegunungan (Tian Shan), gurun luas (Kara Kum, Kyzyl Kum, Taklamakan), dan tanah datar berupa rerumputan. Kebanyakan tanah sangat kering atau sangat kasar untuk dijadikan sebagai sawah. Mata pencaharian mayoritas penduduk ialah penggembala. Aktivitas industri berada di perkotaan. Sementara itu kondisi demografisnya lebih dari 80 juta manusia tinggal di Asia Tengah, ±2% dari jumlah populasi Asia. Asia Tengah juga merupakan wilayah dengan potensi sumber daya energi yang besar dan sumber daya alam yang juga menjanjikan di beberapa negara, dengan kondisi seperti ini meskipun rezim Uni Soviet telah runtuh negara Rusia tidak ingin kehilangan pengaruh dan keterlibatannya terhadap wilayah Asia Tengah. Hal ini terlihat pada inisiasi pendirian The Commonwealth of Independent States (CIS) oleh Rusia bersama dengan Belarusia dan Ukraina, CIS merupakan organisasi persemakmuran negara-negara eks-soviet yang terbentuk pada saat pembubaran Uni Soviet tepatnya tanggal 8 Desember 1991 di Viskuli, Belarusia. Sekarang CIS beranggotakan 12 negara yaitu: Azerbaijan, Armenia, Belarusia, Georgia, 2

Kazakhstan, Kirgistan, Moldova, Rusia, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan dan Ukraina. Berikut gambaran peta dari Rusia dan Asia Tengah: Gambar 2.1 Peta Rusia dan Asia Tengah Sumber : http://www.lib.utexas.edu/maps/commonwealth.html Rusia sebagai salah satu kekuatan besar dalam dinamika hubungan internasional setelah runtuhnya Uni Soviet atau USSR membutuhkan sumber daya yang cukup agar dapat tetap menyebarkan pengaruhnya ke seluruh dunia, dalam 3

pembentukan The Commonwealth of Independent States (CIS) ini negara-negara eks-soviet yang ada di Asia Tengah juga turut menjadi anggota tetap dalam organisasi ini, Azerbaijan, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, Turkmenistan dan Uzbekistan negara-negara tersebut merupakan negara-negara yang memiliki potensi energi yang tinggi di wilayah Asia Tengah baik gas maupun minyak bumi serta memiliki prospek pertumbuhan ekonomi yang cukup baik. Seperti contoh di Azerbaijan, dalam kurun waktu 2006-2009, pertumbuhan ekonominya berkisar antara 25-35 %. Di Uzbekistan pertumbuhannya agak kurang, yaitu hanya berkisar 8-9 % atau dibawah 10 %, di Kazakhstan antara 10-20 %. Kawasan wilayah Asia Tengah yang terdiri dari Azerbaijan, Uzbekistan, Kazakhstan dan Turkmenistan, secara keseluruhan memiliki deposit kandungan minyak yang sangat besar, yaitu kedua terbesar di dunia setelah Timur Tengah (Asruchin, 2009). Selain itu negaranegara eks-soviet yang tergabung dalam CIS juga memiliki pasar dengan potensi besar menjadi tujuan turis dari penjuru dunia, 15 negara eks-soviet ini memiliki budaya kultural, iklim dan vegetasi terbesar dibandingkan dengan negara-negara yang tergabung dalam federasi lain (Direct). Rusia setelah runtuhnya Uni Soviet berupaya agar tidak kehilangan pengaruhnya di negara-negara eks-soviet. Kepentingan akan hal ini dapat terlihat dari inisiasi berdirinya The Commonwealth of Independent States (CIS) oleh Rusia sebagai wadah negara-negara eks-soviet melakukan kerjasama, kepentingan Rusia di negara-negara eks-soviet juga terlihat dari berbagai perjanjian-perjanjian yang dilakukan dengan negara anggota CIS terutama di Asia Tengah seperti contoh dalam forum CIS pada tahun 2015 yang lalu negara-negara anggota CIS berencana menandatangani dokumen tentang 4

rencana penempatan kekuatan militer Rusia di Asia Tengah hal ini merupakan konsep kerjasama militer CIS hingga tahun 2020. Rusia sendiri sebelumnya telah terikat perjanjian dengan Tajikistan dan Kirgistan untuk memperpanjang izin penempatan pasukan militernya hingga tahun 2042 dan 2032 (Muhaimin, 2015). Selain itu bukti lain yang menunjukkan adanya kecenderungan kepentingan Rusia terhadap Asia Tengah adalah sejak kekuasaan Boris Yelstin berakhir dan digantikan oleh Vladimir Putin. Vladimir Putin merubah arah kebijakan politk luar negeri Near-Abroad atau negara-negara eks-soviet. Dalam kebijakan luar negerinya, Vladimir Putin mengeluarkan konsep kebijakan yang orientasinya pragmatis, efektifitas ekonomi, dan kepentingan nasional sebagai prioritas. Untuk itu berdasarkan konsep kebijakan tersebut negara anggota CIS merupakan prioritas utama dalam kebijakan luar negeri Rusia. Kebijakan luar negeri yang memprioritaskan negara-negara anggota CIS ini disebut sebagai kebijakan Near- Abroad. (Rachmawati, 2013). B. Rumusan Masalah Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan sebuah pokok permasalahan yaitu: Kepentingan apa yang ingin dicapai Rusia era Presiden Vladimir Putin (2000-2008) di wilayah Asia Tengah melalui keanggotaannya di The Commonwealth of Independent States (CIS)? 5

C. Kerangka Pemikiran 1. Konsep Kepentingan Nasional Konsep kepentingan nasional merupakan salah satu konsep yang paling populer digunakan dalam studi ilmu hubungan internasional untuk menjelaskan perilaku-perilaku negara dalam dunia internasional Menurut Jack C. Plano dan Roy Olton kepentingan nasional adalah: the fundamental objective and ultimate determinant that guides the decision makers of a state in making foreign policy. The national interest of a state is typically a highly generalized conception of those elements of consitute the state most vital needs. These include self-preservation, independence, territorial integrity, military security, and economic wellbeing. (Jack C. Plano dan Roy Olton, 1988, hal. 128) Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa kepentingan nasional adalah tujuan mendasar, determinan atau faktor yang paling menentukan untuk memandu para pengambil kebijakan dalam merumuskan kebijakan luar negeri suatu negara. Kepentingan nasional dari suatu negara juga dapat dipahami sebagai konsep yang paling umum dari elemen-elemen yang membentuk keperluan paling vital suatu negara. Keperluan tersebut mencakup kelangsungan hidup bangsa dan negara, kemerdekaan, keutuhan wilayah, keamanan militer dan kesejahteraan ekonomi. Kepentingan nasional secara umum dapat dipahami sebagai landasan fundamental suatu negara dalam merumuskan kebijakankebijakan politiknya dan dalam merespon aktivitas-aktivitas dalam dunia internasional. Kepentingan nasional merupakan pilar utama dalam 6

mendukung aktivitas politik luar negeri dan politik internasional suatu negara. Kepentingan nasional suatu negara terutama negara-negara adidaya adalah untuk memperkuat pengaruh dan kekuasaan atas negara lain. Kepentingan nasional juga dapat diartikan sebagai tujuan nasional, dalam artian dalam melakukan suatu tindakan ataupun merespon tindakan negara lain, hal tersebut akan dilakukan dengan menyesuaikan dengan dasar-dasar tujuan yang hendak diraih oleh suatu negara. Tujuan nasional suatu negara biasanya sama dari satu negara ke negara lain yaitu keamanan dan kesejahteraan ekonomi. Dalam menjawab rumusan masalah pada topik ini, konsep kepentingan nasional dapat digunakan untuk menjawab dan menganalisa kepentingan dari Rusia dalam keanggotaannya di The Commonwealth of Independent States (CIS). Seperti diketahui Rusia merupakan salah satu aktor penting dalam dinamika hubungan internasional dan merupakan salah satu negara adidaya di dunia, oleh sebab itu dengan konsep kepentingan nasional ini penulis akan mencoba menjawab kepentingan apa yang hendak dicapai oleh Rusia dalam keanggotaannya di organisasi CIS. 7

2. Konsep Rational Choice Konsep yang selanjutnya adalah Konsep Rational Choice, konsep ini sering digunakan untuk menjelaskan perilaku negara sebagai suatu entitas tertinggi dalam dinamika Hubungan Internasional. Dalam tulisannya Karen Mingst menjelaskan bahwa Rational Choice adalah: foreign policy is conceived of as actions chosen by the national goverment that maximize its strategic goals and objectives. The state is assumed to be a unitary actor with established goals, a set of options, and an algorithm for deciding which option best meets its goals. (Mingst, 1999, hal. 131-133) Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwasanya Rational Choice adalah tindakan yang diambil oleh pemerintahan suatu negara untuk memaksimalkan tujuan strategis negara tersebut dapat tercapai. Karen Mingst menegaskan dalam tulisannya bahwa negara diasumsikan sebagai satu kesatuan entitas atau aktor yang memiliki tujuan yang pasti, memiliki opsi, dan sebuah perhitungan untuk menetapkan opsi mana yang bisa mencapai tujuannya. Dalam topik ini Karen Mingst juga menggambarkan proses pembuatan keputusan dengan menggunakan konsep Rational Choice dalam suatu negara yang tertera pada bagan berikut ini: 8

Bagan 2.1 Proses Pengambilan Keputusan Berdasarkan Konsep Rational Choice State as unitary actor clearly identifies the problem (1) elucidates goals (2) determines policy alternatives (3) analyzez costs and benefits of alternatives (4) select action that produces best outcome at least cost (5) Sumber : Essentials of International Relations Dari bagan yang digambarkan Karen Mingst dapat dilihat bahwa proses pembuatan keputusan dalam suatu negara melalui proses panjang yang melibatkan perhitungan untung rugi dalam menetapkan kebijakan. Penggunaan Rational Choice ini juga digunakan dalam waktu krisis, pembuat keputusan berada dalam tekanan atau dalam keadaan terancam, dan juga dalam keadaan tertekan waktu untuk menetapkan kebijakan. 9

Penggunaan Rational Choice merupakan konsep yang paling tepat dalam pengambilan keputusan pada suatu negara. Konsep Rational Choice dapat menjelaskan kepentingan dan kebijakan dari pemerintah Rusia era Vladimir Putin dalam keanggotaannya di The Commonwealth of Independent States (CIS) sebagai bentuk tindakan rasional dari Rusia untuk memperkuat pengaruhnya ke negara-negara pecahan Soviet atau eks-soviet khususnya negara-negara Asia Tengah untuk mencapai tujuan strategis pemerintah Rusia. D. Hipotesa Dari kerangka pemikiran dan analisis singkat yang telah dituliskan di atas, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut: Pertama, dalam keanggotaannya di The Commonwealth of Independent States (CIS) Rusia era Vladimir Putin berusaha untuk mengamankan kepentingan nasionalnya yaitu untuk membangun akses terhadap sumber daya energi di wilayah Asia Tengah yang ikut tergabung dalam keanggotaan The Commonwealth of Independent States (CIS). Rusia juga berusaha mengamankan sumber daya di wilayah Asia Tengah yang mempunyai peranan penting sebagai wilayah penyangga kekuatan eksternal Rusia. Kedua, kebijakan Rusia dalam keanggotaan di The Commonwealth of Independent States (CIS) ini merupakan tindakan rasional yang diambil Rusia dalam rangka mempertahankan pengaruhnya di kawasan Asia 10

Tengah serta untuk menangkal ancaman dari luar khususnya dari negara-negara di Asia Tengah. E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian dan penulisan skripsi ini adalah: 1. Untuk mengidentifikasi kepentingan apa saja yang ingin dicapai Rusia dalam keanggotaan di organisasi CIS. 2. Untuk menambah pengetahuan dan referensi penulis akan topik dalam ilmu hubungan internasional. 3. Untuk melengkapi tugas akhir penulis dan penerapan teori-teori serta pembelajaran-pembelajaran yang telah didapat. F. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data dan informasi mengenai topik yang telah dipilih dengan teknik pengumpulan data sekunder atau pengumpulan data melalui studi pustaka. Adapun data-data yang diperoleh dalam tulisan ini berasal dari buku, artikel-artikel ilmiah cetak maupun elektronik, situs internet dan sumber valid lainnya. G. Jangkauan Penelitian Dalam penelitian ini jangkauan penelitian dipergunakan untuk menekankan pada batasan-batasan tertentu negara dan waktu. Batasan negara dari penelitian ini adalah 12 negara anggota CIS yaitu: Azerbaijan, Armenia, Belarusia, Georgia, Kazakhstan, Kirgistan, Moldova, Rusia, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan dan 11

Ukraina. Sementara itu dalam penelitian ini batasan atau jangkauan waktunya adalah pada era Presiden Vladimir Putin (2000-2008). H. Sistematika Penulisan Penulisan yang sistematis adalah syarat mutlak untuk memenuhi kaidah kepenulisan yang baik. Adapun rencana sistematika penulisan yang terdapat dalam proposal ini adalah: BAB I : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Kerangka Pemikiran, Hipotesa, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Jangkauan Penelitian dan Sistematika Penulisan. BAB II : Dinamika Kebijakan Luar Negeri Pemerintah Rusia era Presiden Vladimir Putin (2000-2008). A. Sejarah Singkat Perkembangan Politik Luar Negeri Rusia Pasca Uni Soviet. B. Politik Luar Negeri Rusia Era Presiden Vladimir Putin (2000-2008). C. Konteks Internasional dan Orientasi Kebijakan Luar Negeri Rusia era Vladimir Putin (2000-2008). BAB III : Sejarah Terbentuknya The Commonwealth of Independent States dan Hubungan Rusia dengan Negara Anggota. A. Sejarah Terbentuknya CIS. 12

B. Sejarah Perkembangan The Commonwealth of Independent States. C. Hubungan Rusia dan Negara Anggota CIS. BAB IV : Kepentingan Pemerintah Rusia di Wilayah Asia Tengah era Vladimir Putin dalam keanggotaannya di The Commonwealth of Independent States. A. Kepentingan Politik. B. Kepentingan Keamanan. C. Kepentingan Ekonomi. BAB V : Penutup dan Kesimpulan. 13