BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan yang telah go public. Laporan keuangan ini digunakan untuk kepentingan manajemen perusahaan dan juga digunakan oleh pemilik untuk menilai pengelolaan dana yang dilakukan oleh manajemen perusahaan, selain itu juga para investor, calon investor, regulator, kreditor, pemerintah, masyarakat dan pihak-pihak lain juga membutuhkan laporan keuangan ini sebagai dasar pengambilan suatu keputusan. Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan yang terbaru No. 431/BL/2012, laporan keuangan auditan maksimal terbit yaitu 120 hari setelah tanggal 31 Desember setiap tahunnya, yakni setiap tanggal 30 April. Jadwal ini dilaksanakan secara konsisten setiap tahun. Perusahaan publik di Indonesia dituntut menyampaikan laporan keuangan auditnya secara berkala dan tepat waktu. Perusahaan yang terlambat dalam mempublikasikan laporan keuangan auditannya akan dikenakan denda sesuai dengan peraturan undang-undang. Peraturan-peraturan ini dibuat tentunya dengan tujuan agar perusahaan publik bisa mempublikasikan laporan keuangan auditannya secara tepat waktu sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Mengingat pentingnya ketepatwaktuan dalam menyampaikan laporan keuangan, maka audit delay menjadi suatu materi yang menarik untuk diteliti lebih lanjut. 1
Givoly dan Palmon (1982) menyatakan bahwa nilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan faktor yang penting bagi pemanfaatan laporan keuangan. Informasi yang diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dapat bermanfaat bila disajikan secara akurat dan tepat pada saat dibutuhkannya laporan keuangan oleh pemakai karena manfaat suatu laporan keuangan akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya. Proses dalam mencapai ketepatan waktu (Timeliness) terutama dalam penyajian laporan auditor independen menjadi semakin tidak mudah, mengingat semakin meningkatnya perkembangan perusahaan publik yang ada di Indonesia. Hambatan dalam ketepatan waktu (Timeliness) ini juga terlihat dari Standar Pemeriksaan Akuntan Publik pada standar ketiga yang menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian serta pengumpulan alat-alat pembuktian yang cukup memadai (Boynton dan Kell 1996). Ahmad dan Kamarudin (2003) mendefinisikan audit delay sebagai selisih waktu antara berakhirnya tahun fiskal dengan tanggal diterbitkannya laporan audit. Abdulla (1996) dalam Modugu (2012), menjelaskan bahwa semakin pendek jangka waktu antara tanggal berakhirnya tahun fiskal dengan tanggal publikasi laporan keuangan, semakin besar pula manfaat yang diperoleh para pengguna laporan keuangan. Sebaliknya, keterlambatan dalam mempublikasikan laporan keuangan akan mendorong ketidakpastian dalam pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang 2
dilakukan oleh auditor, kondisi ini sering disebut audit delay. Dengan ini dapat dikatakan audit delay merupakan lamanya atau selisih atau rentang waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan audit. Harian Bisnis Indonesia (11/02/2013), mengutip ada tiga emiten terkena denda atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan. Produsen migas dari Grup Bakrie Energi Mega serta Citra Kebun mendapatkan sanksi denda masingmasing Rp50 juta dan peringatan tertulis II. Keduanya belum menyampaikan laporan keuangan per 30 September 2012. Sementara itu, Berlian Tanker terkena sanksi tambahan denda Rp150 juta dan peringatan tertulis III. Sanksi denda jatuh karena perseroan tidak menyampaikan laporan keuangan unaudited untuk laporan keuangan interim per 30 September 2012 dan laporan keuangan per 31 Desember 2011. Hal ini disampaikan Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Perusahaan Sektor Riil BEI I Gede Nyoman Yetna dan Kepala Divisi Penilaian Sektor Jasa BEI Umi Kulsum, Jumat (8/2). Dari total 454 perusahaan, 448 perusahaan telah menyampaikan laporan keuangan dan enam lainnya belum menyampaikan. Sembilan emiten tidak wajib menyampaikan laporan karena mereka listing di bursa antara November 2012-Januari 2013. Hal ini menunjukkan bahwa ketepatan waktu dalam menyajikan laporan keuangan ke publik sangat dibutuhkan dan oleh karena itu tiap-tiap perusahaan diharapkan tidak melakukan penundaan dalam penyajian laporan keuangan. Terdapat berbagai macam faktor yang berpengaruh terhadap audit delay. Faktorfaktor tersebut merupakan hal yang dapat mempengaruhi ketepatan pelaporan 3
keuangan. Diperlukan penelitian sebelumnya untuk mengetahui lebih lanjut faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit delay ini. Menurut Rustiarini, Sugiarti (2013) mengatakan bahwa terdapat pengaruh negatif antara reputasi auditor dengan audit delay, audit delay tidak hanya didasarkan pada reputasi saja, melainkan juga tergantung pada kualitas audit yang dihasilkan KAP tersebut. Terdapat pengaruh antara spesialisasi auditor dengan audit delay, saat ini spesialis diyakini memiliki kemampuan untuk mendeteksi kesalahan secara lebih baik sehingga mempercepat auditor dalam menyelesaikan tugas audit daripada auditor non spesialisasi industri. Terdapat pengaruh negatif antara opini auditor dengan audit delay, hal ini disebabkan karena untuk menentukan kewajaran dan mengeluarkan opini wajar tanpa pengecualian, seorang auditor harus mengumpulkan bukti-bukti yang lengkap dan akurat sehingga proses pengauditan atas laporan keuangan klien memerlukan waktu yang cukup lama. Terdapat pengaruh negatif antara lamanya waktu penugasan dengan audit delay, lamanya waktu penugasan auditor dengan perusahaan klien justru dapat menyebabkan auditor kurang independen dan profesional dalam melakukan tugasnya, dan adanya pengaruh positif antara pergantian auditor dengan audit delay, auditor baru membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengenali karakteristik usaha klien dan sistem yang ada didalamnya sehingga auditor memerlukan waktu yang cukup lama. Kartika (2011) menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif signifikan antara ukuran perusahaan terhadap audit delay, perusahaan-perusahaan finansial tidak memiliki saldo perusahaan yang cukup signifikan sehingga audit yang 4
dilakukan cenderung tidak membutuhkan waktu yang lama. Terdapat pengaruh negatif signifikan antara laba atau rugi operasi dengan audit delay, semakin besar laba suatu operasi perusahaan, makau audit delaynya semakin pendek. terdapat pengaruh negatif signifikan antara tingkat profitabilitas terhadap audit delay. Terdapat pengaruh positif signifikan antara solvabilitas dengan audit delay, secara teori tingginya resiko ini menunjukkan adanya kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak bisa melunasi kewajiban atau hutangnya baik berupa pokok maupun bunga. Resiko perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Pihak manajemen cenderung menunda penyampaian laporan keuangan berisi berita buruk. Terdapat pengaruh negatif signifikan antara opini atau jenis pendapat akuntan publik terhadap audit delay. Dan terdapat pengaruh negatif signifikan antara reputasi auditor terhadap audit delay. Angruningrum dan Wirakusuma (2013) membuktikan Variabel yang berpengaruh terhadap audit delay hanya variabel leverage. Sedangkan variabel profitabilitas, kompleksitas operasi perusahaan, reputasi KAP, dan komite audit tidak mempengarhi audit delay. Ahmed dan Hossain (2010) membuktikan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay adalah tipe auditor, opini audit, jenis industri, resiko bisnis, dan ukuran perusahaan. Pada penelitian ini peneliti menggabungkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh Rustiarini dan Sugiarti (2013), Angruningrum dan Wirakusuma (2013), Ahmed dan Hossain (2010) dan Kartika (2011). Oleh karena itu peneliti menggabungkan variabel ukuran perusahaan, pergantian auditor, profitabilitas, 5
resiko bisnis, dan kompleksitas operasi sebagai determinan dari audit delay. Kelemahan dalam penelitian sebelumnya adalah penelitian ini hanya dilakukan pada perusahaan manufaktur saja sehingga pembaharuan ini akan dilakukan pada perusahaan LQ-45. Selain itu dalam penelitian ini juga menambah variabel independen yaitu subsequent events. Jubb et al (2004) dalam Bestari dan Riani (2014) menyatakan bahwa audit pada laporan keuangan memiliki periode jangka waktu, namun terkadang prosesnya melebihi periode yang ditentukan sehingga berdampak pada pelaporan keuangannya. Kejadian ini disebut subsequent events. subsequent events setelah laporan audit diterbitkan akan mempengaruhi publikasi laporan keuangan secara material (Taylor dan Glezen, 1991 dalam Bestari dan Riani, 2014). Pemilihan variabel ini disebabkan karena auditor perlu mempertimbangkan tanggung jawabnya atas kejadian setelah tanggal neraca (subsequent events). KAP cenderung bekerja lebih efektif dan efisien untuk mengurangi tanggung jawabnya atas subsequent events tersebut sehingga audit delay lebih singkat. Selain itu, apabila terdapat Subsequent events yang memiliki dampak langsung terhadap laporan keuangan maka auditor wajib mengusulkan adjustment terhadap laporan keuangan klien, jika subsequent events tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap laporan keuangan maka memerlukan catatan kaki di dalam laporan keuangan klien, hal tersebutlah yang mungkin dapat menyebabkan adanya audit report lag lebih lama. 6
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu apakah ukuran perusahaan, pergantian auditor, profitabilitas, resiko bisnis, kompleksitas perusahaan dan subsequent events berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan LQ-45? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, pergantian auditor, profitabilitas, resiko bisnis, kompleksitas dan subsequent events perusahaan terhadap audit delay pada perusahaan LQ-45. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi perusahaan publik dalam usaha meningkatkan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan kepada publik melalui pengelolaan faktor-faktor internal perusahaan yang dapat mempengaruhi lamanya penyelesaian audit oleh auditor. 2. Bagi Kantor Akuntan Publik Penelitian ini dapat menjadi referensi dalam usaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan audit melalui pengelolaan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi audit delay sehingga lamanya audit delay dapat dikurangi dan dapat meningkatkan ketepatan waktu publikasi laporan keuangan oleh perusahaan publik. 7
3. Bagi Regulator Penelitian ini dapat dijadikan suatu bahan pertimbangan bagi regulator pasar modal dan lembaga keuangan, seperti BAPEPAM dalam menentukan kebijakan terkait ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan oleh perusahaan. 4. Bagi Peneliti Berikutnya Penelitian ini akan menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang audit, khususnya mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi lamanya audit delay pada perusahaan publik. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian serupa yang hendak dilakukan oleh peneliti-peneliti berikutnya di masa depan. 1.5 Sistematika Pembahasan Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini membahas secara terinci mengenai landasan teoritik penelitian mengenai audit delay. Pada bab ini juga berisikan logika teoritik untuk hipotesa penelitian ini. 8
BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang populasi dan sampel, sumber dan metode pengumpulan data, definisi dan pengukuran variabel penelitian, teknik pengujian data, dan alat uji statistik yang digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas serta pengujian hipotesa operasional. BAB IV: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang hasil pengumpulan data, pengujian validitas, pengujian reliabilitas, pengujian hipotesis dan pembahasan. BAB V: PENUTUP Bab ini membahas tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis pada bab sebelumnya, keterbatasan penelitian dan saran bagi penelitian sejenis berikutnya. 9