BAB I PENDAHULUAN. Ara Hidayat, Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, Kukaba, Yogyakarta, 2012, hlm.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, hubungan dengan manusia lain tidak lepas dari rasa ingin tahu tentang lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2014, Hlm Silfia Hanani, Sosiologi Pendidikan Keindonesiaan, AR-Ruzz Media, Jogjakarta, 2013, hlm.

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1 Moh.Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Pres, Yogyakarta, 2010, hlm

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Ruzz Media Group, 2009), hlm Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 34 2

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta keterampilan yang berguna untuk masa

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal. 89

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas atau kegiatan yang selalu menyertai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pilar utama dalam pembentukan mental/karakter seorang

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. 2012, hal Sulthon, Ilmu Pendidikan, Cet I, Nora Media Enterprise, Kudus, 2011, hlm, 1.

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar dan dilakukan tanpa beban. manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah. kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan selalu

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetensi yang baik maka seorang guru terutama guru TK dapat memenuhi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan mempunyai peran penting pada kehidupan saat ini, apabila

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007, hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. warganya belajar dengan potensi untuk menjadi insan insan yang beradab, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengaktualisasikan atau menggali segenap potensi yang dibawanya sejak lahir. Abu Ahmadi

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berdasarkan undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk merubah suatu bangsa ke arah yang lebih

Arif Rohman, Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan, LaksBang Mediatama, Surabaya, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

VOL. 8 NO. 1 MARET 2018 ISSN: ISSN: RIYANTON

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan Nasional dalam UU Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak dari sebuah kemajuan suatu bangsa, disebut demikian karena tanpa pendidikan maka tidak akan terjadi dinamika sosiokultural bagi masyarakat dan bangsanya yang mengarah pada sebuah perubahan. Dengan demikian, peradaban suatu bangsa akan statis, kebudayaan suatu negara akan stagnan, pola berpikir warga negara atau masyarakat menjadi jumud dan tidak berkembang, serta tidak bias diharapkan adanya perbaikan-perbaikan hidup berbangsa dan bernegara, karena semua itu akan berjalan simultan beriringan dengan adanya pendidikan. Dengan kata lain bahwa pendidikan menjadi kunci sebuah perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara.1 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.2 Sedangkan fungsi pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.3 Sistem pembelajaran di kelas telah mendudukkan guru pada suatu tempat yang sangat penting, karena guru yang memulai dan mengakhiri setiap 1 Sulthon, Ilmu Pendidikan, Nora Media Enterprise, Kudus, 2011, hlm. 1 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2006, hlm. 3 3 Ara Hidayat, Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, Kukaba, Yogyakarta, 2012, hlm. 2 32 1

2 interaksi belajar mengajar yang diciptakannya.4 Guru mempunyai peranan proses pertumbuhan dan perkembangan siswanya self concept, pengetahuan, keterampilan, kecerdasan dan sikap serta pandangan hidup siswa. Oleh karenanya, sosok guru yang dibutuhkan adalah guru yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan siswa sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan yang diharapkan pada setiap jenjang sekolah.5 Sebagai pengajar, guru dituntut mempunyai kewenangan mengajar berdasarkan kualifikasi sebagai tenaga pengajar. Sebagai tenaga pengajar, setiap guru harus memiliki kemampuan professional bidang pembelajaran.6 Kemampuan professional seorang guru pada hakikatnya adalah muara dari keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendasar tentang anak sebagai peserta didik, objek belajar, dan situasi kondusif berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Atas dasar pengertian tersebut pekerjaan seorang guru arti yang seharusnya adalah pekerjaan professional, yaitu pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang secara khusus disiapkan untuk itu.7 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal (1) Ayat (1) dinyatakan, Guru adalah pendidik yang profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah.8 Dengan demikian, seorang guru profesional akan tercermin penampilan pelaksanaan pengabdian tugastugas yang ditandai dengan keahlian baik materi maupun metode.9 Disinilah peran para guru dituntut untuk dapat membangun interaksi sebaik mungkin dengan siswa sehingga tercipta suasana belajar yang 4 Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 193 5 Mujtahid, Pengembangan Profesi Guru, UIN-MALIKI PRESS, Malang, 2011, hlm. 34 6 Suyanto, Djihad Asep, Bagaimana Menjadi Calon Guru dan Guru Profesional, Multi Pressindo, Jogjakarta, 2012, hlm. 3-4 7 Ibid, 29 8 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Kesindo Utama, Surabaya, 2006, hlm. 2 9 Suyanto, Djihad Asep, Loc.Cit, hlm. 29

3 menyenangkan dan selalu memotivasi siswa untuk terus belajar.10 Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki keterampilan berkomunikasi, agar dapat melaksanakan tugasnya secara efektif. Keterampilan berkomunikasi menjadi hal yang penting, mengingat hari-hari guru adalah berinteraksi dengan anak didik, rekan sesama guru, kepala sekolah, komite sekolah dan masyarakat. Jika guru tidak memiliki keterampilan berkomunikasi, maka bisa dipastikan tugas guru tidak dapat dilaksanakan secara efektif. Bahkan tidak menutup kemungkinan guru tersebut akan gagal.11 Komunikasi merupakan alat terpenting untuk kelangsungan hidup manusia untuk saling mengenal dan berinteraksi satu dengan yang lain seperti Al-Qur an surat Al-Hujurat ayat 13: Artinya: "Wahai manusia! sesungguhnya Kami menciptakan kamu, dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling kenalmengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah, ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Mengenal." (QS.49:13) 12 Ayat diatas menjelaskan bahwa setiap manusia dapat saling berkomunikasi yang pada hakekatnya dinya terkandung aspek saling memberi dan menerima. Dorongan untuk bergaul pada manusia adalah merupakan salah satu gambaran yang cukup jelas dari dimensi manusia sebagai makhluk sosial.13 10 Mujtahid, Op.Cit, hlm. 53 Agus Wibowo dan Hamrin, Menjadi Guru Berkarakter, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2012, hlm. 214-215 12 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, Sygma Examedia Arkanleema, Jakarta, 2009, hlm. 517 13 Hamzah dan Nina Lamatenggo, Landasan Pendidikn, Ideas Publishing, Gorontalo, 2013, hlm. 18 11

4 Menurut Wilbur Schramm sebagaimana dikutip oleh Suranto Aw bukunya Komunikasi Perkantoran, mendefinisikan komunikasi merupakan tindakan melaksanakan kontak antara pengirim dan penerima, dengan bantuan pesan; pengirim dan penerima memiliki beberapa pengalaman bersama yang memberi arti pada pesan dan simbol yang dikirim oleh pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.14 Komunikasi merupakan suatu proses yang melibatkan dua orang atau lebih, dan di nya terjadi pertukaran informasi rangka mencapai tujuan tertentu. Dilihat dari prosesnya, komunikasi dibedakan atas komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan bahasa, baik bahasa tulis maupun bahasa lisan. Sedangkan komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan isyarat, gerakgerik, gambar, lambang, mimik muka, dan sejenisnya.15 Untuk mencapai interaksi belajar-mengajar tentu perlu adanya komunikasi yang jelas antara guru (pengajar) dengan siswa (pelajar), sehingga terpadunya dua kegiatan, yakni kegiatan mengajar (usaha guru) dengan kegiatan belajar (tugas siswa) yang berdaya guna mencapai tujuan pengajaran. Sering kita jumpai kegagalan pengajaran disebabkan lemahnya sistem komunikasi. Untuk itulah guru perlu mengembangkan pola komunikasi yang efektif proses belajar-mengajar.16 Pengetahuan yang diajarkan guru sama pentingnya dengan cara memberikan pelajaran itu sendiri. Sebaik apa pun ilmu pengetahuan yang akan diajarkan, jika cara memberikan pelajaran tidak menarik, semua akan sia-sia. Cara menyampaikan pelajaran adalah cara guru berkomunikasi terhadap muridnya. Keterampilan interpersonal dan komunikasi mempresentasikan materi pelajaran di kelas sangat menentukan suksesnya proses belajar mengajar. Seorang guru harus menyadari betapa pentingnya keterampilan komunikasi proses pembelajaran seperti halnya menyadari 14 Suranto AW, Komunikasi Perkantoran, Media Wacana, Yogyakarta, 2005, hlm. 14 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 285 16 Nana Sudjana, dkk, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2011, hlm. 31 15

5 bahwa semua siswa memiliki berbagai tingkat kekuatan dan kelemahan. Hanya melalui keterampilan komunikasilah dia dapat memperkenalkan solusi kreatif dan efektif untuk masalah-masalah siswa.17 Terkait dengan penjelasan diatas, guru merupakan salah satu komponen pengajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilah dari proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Keberhasilan guru menyampaikan materi ini sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dan siswa proses belajar mengajar. Dan apabila interaksi komunikasi ini tidak lancar, maka secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap hasil dari pembelajaran. Oleh karena itu, komunikasi yang baik antara guru dengan siswa harus dibangun sejak awal proses kegiatan belajar mengajar, agar materi yang disampaikan oleh guru dapat dengan mudah diterima dan dipahami siswa. Guru SKI di MTs Miftahul Falah Jakenan telah menguasai keteramilan komunikasi dengan baik. Guru SKI disana ketika mengajar tidak hanya monoton tetapi juga di imbangi dengan humoris dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa, sehingga para siswanya lebih semangat untuk belajar. Keterampilan komunikasi guru juga merupakan unsur yang penting bagi perkembangan kecerdasan siswa, salah satunya berkaitan dengan pengembangan kecerdasan interpersonal siswa. Kecerdasan Interpersonal adalah kapasitas yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat memahami dan dapat melakukan interaksi secara efektif dengan orang lain.18 Anak yang tinggi inteligensi interpersonalnya akan mampu menjalin komunikasi yang efektif dengan orang lain, mampu berempati secara baik, mampu mengembangkan hubungan yang harmonis dengan orang lain. Mereka ini dapat dengan cepat memahami temperamen, sifat, dan kepribadian orang lain, mampu memahami suasana hati, motif dan niat orang lain. Semua kemampuan ini akan membuat mereka lebih berhasil berinteraksi dengan orang lain. Kecerdasan 17 18 37 Joko Wahyono, Cara A.M.P.U.H Merebut Hati Siswa, Erlangga, 2012, hlm. 67 Benny A. Pribadi, Model Desain Sistem Pembelajaran, Dian Rakyat, Jakarta, 2009, hlm.

6 Interpersonal juga sering disebut kecerdasan sosial, diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan seseorang menciptakan relasi, membangun relasi dan mempertahankan relasi sosialnya sehingga kedua belah pihak berada situasi menang-menang atau saling menguntungkan.19 Kecerdasan interpersonal ini merupakan salah satu kecerdasan yang berkembang pada diri siswa. Kecerdasan ini merupakan hal yang penting bagi kehidupan siswa. Kecerdasan Interpersonal sangat membantu siswa menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Dan apabila siswa mengalami kesulitan atau kegagalan mengembangkan kecerdasan interpersonalnya, maka siswa tersebut akan kesulitan menghadapi dunia sosialnya, mereka akan merasa kesepian, tidak dihargai dan mereka lebih suka untuk mengisolasi diri dari teman-temannya. Berkaitan dengan kecerdasan interpersonal siswa di MTs Miftahul Falah Jakenan Jakenan, masih ada siswa yang rendah kecerdasan interpersonalnya. Hal itu karena mereka kesulitan berinteraksi baik dengan guru maupun dengan teman sekelasya, mereka merasa malu dan tidak berani untuk berbicara di kelas, selain itu siswa yang mengalami permasalahan dengan kecerdasan interpersonal ini cenderung bersikap pasif proses belajar mengajar, sehingga anak menjadi kurang percaya diri, kesulitan untuk bersosialisasi dengan temannya bahkan menjadi terisolir di kelas. Oleh karena itu dibutuhkan keterampilan komunikasi guru yang baik dan efektif. Dengan keterampilan komunikasi yang efektif, guru diharapkan mampu membuat siswanya aktif, terampil berkomunikasi, mampu untuk mengemukakan pendapatnya dan mampu berempati dengan orang lain, sehingga kecerdasan interpersonal siswa dapat berkembang dengan baik. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Keterampilan Komunikasi Guru Dalam Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa Pada 19 T. Safaria, Interpersonal Intelligence: Metode Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Anak, Amara Books, Yogyakarta, 2005, hlm. 23

7 Mata Pelajaran SKI Kelas VIII MTs Miftahul Falah Jakenan Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2016/2017. B. Fokus Masalah Untuk membatasi agar pembahasan yang di teliti peneliti tidak melebar, maka peneliti memfokuskan penelitian, yaitu: Sejauh mana tingkat keterampilan komunikasi guru meningkatkan kecerdasan interersonal siswa kelas pada mata pelajaran SKI kelas VIII MTs Miftahul Falah Jakenan dan kendala apa yang dihadapi oleh guru ketika mengaplikasikan keterampilan komunikasi meningkatkan kecerdasan interersonal siswa di MTs Miftahul Falah Jakenan Pati. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditulis rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kecerdasan interpersional siswa kelas VIII MTs Miftahul Falah Jakenan Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati? 2. Bagaimana keterampilan komunikasi guru meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa pada mata pelajaran SKI kelas VIII MTs Miftahul Falah Jakenan Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati? 3. Apa saja kendala dan solusi dari keterampilan komunikasi guru meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa pada mata pelajaran SKI kelas VIII MTs Miftahul Falah Jakenan Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang pemikiran dan pokok-pokok permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kecerdasan interpersonal siswa kelas VIII MTs Miftahul Falah Jakenan Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati. 2. Untuk mengetahui keterampilan komunikasi guru meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa pada mata pelajaran SKI kelas VIII MTs Miftahul Falah Jakenan Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati.

8 3. Untuk mengetahui kendala dan solusi dari keterampilan komunikasi guru meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa pada mata pelajaran SKI kelas VIII MTs Miftahul Falah Jakenan Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati. E. Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, diharapkan dapat berguna baik dari segi teoritis maupun segi praktis. Adapun kegunaan atau manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini: 1. Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran dan menambah khazanah keilmuan tentang pentingnya keterampilan komunikasi guru mengembangkan kecerdasan interpersonal. 2. Praktis a. Peneliti: Untuk meningkatkan pengetahuan peneliti dan menjadi bekal bagi peneliti untuk mempersiapkan diri sebagai calon pendidik. b. Pendidik / Guru: Dengan adanya penelitian ini maka diharapkan guru di MTs Miftahul Falah Jakenan kecamatan Jakenan kabupaten Pati akan memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa dengan keterampilan komunikasi yang dimiliki guru. c. Siswa: Dengan adanya penelitian ini diharapkan siswa mampu untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, baik dengan guru maupun dengan temannya. d. Bagi Lembaga: Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi MTs Miftahul Falah Jakenan kecamatan Jakenan kabupaten Pati rangka perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan.