BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala aktivitas hidup sehari-hari. Untuk bisa hidup sehat, kita harus mempunyai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat (DepKes, 2006). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam PHBS ada lima program prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya hidup dan dana sehat/ Asuransi Kesehatan/ JPKM. Penyakit yang timbul akibat rendahnya PHBS dapat mengakibatkan rendahnya derajat kesehatan Indonesia dan rendahnya kualitas hidup sumber daya manusia (Depkes, 2005). Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1193/ Menkes/ SK/ X/ 2004 tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Visi Indonesia Sehat 2010 yang disebut sebagai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2010 atau PHBS 2010 merupakan keadaan dimana individu-individu dalam rumah tangga (keluarga) masyarakat Indonesia melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam rangka mencegah timbulnya penyakit dan masalah-masalah kesehatan, menanggulangi penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan, memanfatkan pelayanan kesehatan serta mengembangkan dan menyelenggarakan upaya kesehatan bersumber masyarakat. Masa sekolah dasar adalah masa keemasan untuk menanamkan nilai-nilai PHBS dan berpotensi sebagai agen of change untuk mempromosikan PHBS baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat sehingga tercipta sumber daya manusia yang berkualitas nantinya. Tahun 2014 jumlah anak-anak sekolah dasar di Indonesia mencapai 29,47 juta jiwa dan jumlah institusi pendidikan di Indonesia khususnya sekolah dasar di Indonesia tahun 2014 sebanyak 148.061. Sehingga sarana yang efektif untuk memberikan sosialisasi dan praktik kesehatan sejak dini pada anak-anak melalui sekolah (Depkes, 2015). Penerapan PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6-12 tahun) seperti kecacingan, diare, sakit gigi, sakit kulit, gizi buruk dan lain sebagainya yang ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. Tingkat kefektifan mencuci tangan dengan sabun dalam penurunan angka penderita diare dalam persen menurut tipe inovasi pencegahan adalah mencuci tangan dengan sabun (44%), penggunaan air olahan (39%). Sanitasi (32%), pendidikan kesehatan (28%) yang diolah (11%) (Reza dkk, 2012). Derajat kesehatan anak pada saat ini masih belum bisa dikatakan baik sebab masih banyak terdapat masalah kesehatan khususnya pada anak sekolah dasar. Permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia sekolah dasar biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan, lingkungan dan munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah yang ternyata pada umumnya
berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Masalah-masalah yang terjadi pada usia anak sekolah dasar semakin memperjelas bahwa nilai-nilai PHBS di sekolah masih minim dan belum mencapai tingkat yang diharapkan (Wowor, 2013). Dasar penelitian PHBS Sekolah berada dalam 8 indikator penelitian yaitu : mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan, membuang sampah pada tempatnya. Berdasarkan data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2013 Persentase orang merokok tertinggi (19,7%) berada pada kelompok usia remaja (10-19 tahun). Menurut data terbaru Global Youth Tobacco Survey (GYTS) tahun 2014 pelajar yang sudah mulai merokok sejak usia sebelum usia 7 tahun sebesar 11,7%. Dan sebagian besar (59%), penduduk yang berusia 10 tahun ke atas kurang melakukan aktivitas fisik. Belum lagi persoalan keamanan makanan yang dijual di sekitar sekolah yang belum menerapkan prinsip-prinsip Hygiene. Bila Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ini tidak dilakukan dengan baik maka akan menimbulkan dampak yang tidak diinginkan yaitu munculnya berbagai penyakit. Penelitian yang dilakukan Novariza (2011) didapatkan prevalensi kecacingan di Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan sebesar 41,6% pada murid SD. Hasil survei kecacingan oleh Ditjen P2PL tahun 2010 menyebutkan 31,8% murid SD di Indonesia menderita kecacingan.
Target Nasional Institusi Pendidikan yang melaksanakan PHBS adalah 70% di tahun 2014. Data dari laporan Tahunan tahun 2011 Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, sekolah yang telah melaksanakan PHBS hanya 22,5% dengan target 65% (Diana dkk, 2013). Program pemeriksaan yang dilakukan pada tahun 2007 melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Tanjung Pinang, sebanyak 4.859 murid SD diperiksa dan didapat hasil 89,3% murid mengalami gangguan gigi berupa karies. Penelitian yang dilakukan oleh Sahri (2012) terdapat hubungan yang bermakna antara program UKS dengan tindakan murid mengenai PHBS pada siswa di Sekolah Dasar Kabupaten Pacitan, program UKS yang berjalan baik akan menghasilkan tindakan murid mengenai PHBS yang baik pula. Oleh karena itu penanaman nilai-nilai PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah (Depkes, 2007). Kota Pekanbaru merupakan Ibukota dari Provinsi Riau dan merupakan kota terbesar di Provinsi Riau. Kota Pekanbaru memiliki 12 Kecamatan, salah satunya Kecamatan Sukajadi yang merupakan salah satu kecamatan terpadat penduduknya di Pekanbaru. Kecamatan Sukajadi mempunyai 7 kelurahan, salah satunya kelurahan jadirejo yang terdapat 5 sekolah dasar, sekolah dasar di kelurahan jadirejo rata-rata terletak di pinggir jalan, dan masih banyak murid sekolah yang membeli jajanan di luar atau di pinggir jalan di depan sekolah, bahkan masih ada murid yang tidak menggunakan alas kaki ketika bermain dan tidak mencuci tangan dengan sabun setelah bermain. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui fasilitas dan pelaksanaan perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) pada murid sekolah dasar yang mempunyai dan tidak mempunyai usaha kesehatan sekolah (UKS). 1.2 Rumusan Masalah Masih tingginya masalah-masalah kesehatan yang terjadi seperti diare pada anak usia sekolah,karena perilaku hidup bersih dan sehat yang belum optimal, maka peneliti tertarik untuk meneliti fasilitas serta pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada murid sekolah dasar yang mempunyai dan tidak mempunyai usaha kesehatan sekolah (UKS) di Kelurahan Jadirejo Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian yaitu mengetahui fasilitas serta pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada murid sekolah dasar yang mempunyai dan tidak mempunyai usaha kesehatan sekolah (UKS) di Kelurahan Jadirejo Kecamatan Sukajadi. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui fasilitas dalam pelaksanaan PHBS di sekolah dasar yang mempunyai dan tidak mempunyai UKS 2. Mengetahui pelaksanaan PHBS yang meliputi mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan, membuang
sampah pada tempatnya di sekolah dasar yang mempunyai dan tidak mempunyai UKS. 3. Mengetahui Pengetahuan murid tentang PHBS pada sekolah dasar yang mempunyai dan tidak mempunyai UKS 4. Mengetahui Sikap murid tentang PHBS pada sekolah dasar yang mempunyai dan tidak mempunyai UKS 1.4 Manfaat Penelitian 1. Untuk bahan masukan bagi pimpinan sekolah dasar yang berada di Kecamatan Sukajadi untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat pada murid dan menyediakan fasilitas yang mendukung. 2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah, sektor kesehatan, sektor pendidikan dan sektor lainnya yang terkait pada umumnya dalam rangka meningkatkan pelaksanaan PHBS pada murid sekolah dasar di Kecamatan Sukajadi. 3. Memberikan pengalaman dan ambahan ilmu pengetahuan bagi penulis pada waktu melaksanakan penelitian. 4. Memberikan informasi dan bahan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya, khususnya pada bidang ilmu kesehatan lingkungan.