PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENANGGULANGAN BENCANA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
2016, No menetapkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana tentang Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana; Mengingat

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Repu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TARUNA SIAGA BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG DANA DARURAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG DANA DARURAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.599, 2014 BNPB. Lembaga Sertifikat. Penanggulangan Bencana. Profesi.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KUDUS

2012, No.76 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Dana Darurat adalah dana yang berasal dari Anggaran

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Mengingat : Pemerintah Penyelenggara Pendidikan Dan Pelatihan Teknis masih terdapat kekurangan dan belum dapat menampung perkembangan

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 62 TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENAMAAN PROGRAM STUDI PADA PERGURUAN TINGGI

PROVINSI JAWA TENGAH

2016, No d. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 54 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2010 tentang Penelitian dan Pengembangan, serta Pendidika

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TEGAL PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL NOMOR 1 TAHUN22014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO

RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PENGGUNAAN BERAS REGULER DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan.

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

2017, No Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4019); 4. Pe

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BALIKPAPAN

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

2017, No Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang Penetapan Rencana Strategis Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

2018, No tentang Lembaga Sertifikasi Profesi Penanggulangan Bencana; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

2018, No Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

2015, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PRT/M/2013 TENTANG PEDOMAN PENANGGULANGAN DARURAT BENCANA AKIBAT DAYA RUSAK AIR

2015, No e. bahwa berdasarkan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertahanan tentang

2016, No Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 te

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

WALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

No.1119, 2014 KEMENHAN. Krisis Kesehatan. Penanganan. Penanggulangan Bencana. Pedoman.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

2011, No Mengingat : 1. c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dal

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI REMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

2016, No Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2013 tentang Lembaga Administrasi Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 12

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAMBI

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENANGGULANGAN BENCANA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA BNPB

BHIN L IKA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENANGGULANGAN BENCANA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA BNPB

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... iii BAB I KETENTUAN UMUM... 3 BAB II BAB III BAB IV PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENANGGULANGAN BENCANA... 6 KURIKULUM, BAHAN AJAR, PEMBELAJARAN, DAN PENILAIAN... 8 PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENANGGULANGAN BENCANA... 13 BAB V PESERTA DIKLAT PB... 13 BAB VI PENDIDIK... 14 BAB VII SARANA DAN PRASARANA DIKLAT PB... 15 BAB VIII SERTIFIKAT... 16 BAB IX PEMBIAYAAN... 16 BAB X MUTU DIKLAT PB... 17 BAB XI PEMBINAAN... 17 BAB XII MONITORING DAN EVALUASI... 18 BAB XIII KETENTUAN PENUTUP... 19 iii

BHIN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA L IKA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA Menimbang : a. bahwa dalam rangka untuk meningkatkan kesadaran, kepedulian, kemampuan, dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana, perlu penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan penanggulangan bencana berbasis kompetensi; b. bahwa untuk mengimplementasikan pendidikan dan pelatihan penanggulangan bencana berbasis kompetensi sesuai dengan konsep Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia dalam mencapai peningkatan kapasitas dan kompetensi aparatur, masyarakat, dan dunia usaha perlu diselenggarakan pendidikan dan pelatihan penanggulangan bencana; c. bahwa Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 14 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelatihan Penanggulangan Bencana sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan masyarakat saat ini sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf 1

c, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana tentang Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828); 3. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENANGGULANGAN BENCANA. 2

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. 2. Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana adalah serangkaian upaya meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang beresiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. 3. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana yang selanjutnya disingkat Pusdiklat PB adalah lembaga yang mempunyai tugas melaksanakan pengoordinasian dan pelaksanaan kebijakan umum di bidang pendidikan dan pelatihan teknis kebencanaan. 4. Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana yang selanjutnya disingkat Diklat PB adalah pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan untuk memberikan keterampilan atau penguasaan pengetahuan di bidang teknis penanggulangan bencana. 5. Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana adalah Pemerintah, pemerintah daerah/lembaga/organisasi yang terkait dengan penanggulangan bencana. 6. Kompetensi adalah karakteristik dan kemampuan kerja yang mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan kecakapan sesuai dengan tugas dan/atau fungsi dalam suatu jabatan. 3

7. Sertifikat adalah tanda atau surat keterangan tertulis atau tercetak, yang dikeluarkan oleh instansi/ lembaga berwenang yang dapat digunakan sebagai bukti pemilikan atau suatu kejadian. 8. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, pengalaman belajar, dan penilaian, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 9. Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan, dan cara mengevaluasi yang di desain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan skala kompleksitasnya. 10. Jenjang Operator adalah jenjang jabatan yang memerlukan kecakapan dan pengetahuan operasional di bidang penanggulangan bencana sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah dengan metoda yang sesuai, kerja sama dalam lingkup kerjanya, dan bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri serta dapat diberi tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain. 11. Jenjang Teknis/Analis adalah jenjang jabatan yang memerlukan kecakapan dalam mengaplikasikan bidang keahliannya, mampu menyelesaikan masalah, mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi, memiliki konsep teoritis bidang penanggulangan bencana secara umum dan dalam bidang pengetahuannya secara mendalam, mampu memformulasikan penyelesaian masalah secara prosedural, mempunyai tanggung jawab pada pekerjaan sendiri, dan dapat diberi tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja organisasi. 12. Jenjang Ahli adalah jenjang jabatan yang memerlukan kecakapan dalam merencanakan sumber daya di bidang penanggulangan bencana di bawah tanggung jawabnya, mengevaluasi secara komprehensif kerjanya, memecahkan masalah 4

dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni untuk menghasilkan langkah strategis organisasi dan melakukan riset, penelitian, dan pengembangan, dan dapat mengambil keputusan strategis dengan akuntabilitas dan tanggung jawab penuh atas semua aspek yang berada di bawah tanggung jawab bidang keahliannya. 5

BAB II PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENANGGULANGAN BENCANA Pasal 2 (1) Diklat PB diperuntukkan bagi aparatur, masyarakat, dan lembaga usaha. (2) Diklat PB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki jenjang: a. operator; b. teknisi/analis; dan c. ahli. (3) Selain Diklat PB sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat dikembangkan program dan latihan berbentuk simulasi dan gladi dalam skala nasional dan internasional. Pasal 3 (1) Jenjang Operator sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a merupakan tingkat kemampuan yang memiliki: a. pengetahuan operasional yang lengkap; b. keahlian tertentu sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah dengan metoda yang sesuai; c. kerja sama dalam lingkup kerjanya; dan d. bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain. (2) Jenjang Teknisi/Analis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b merupakan tingkat kemampuan yang memiliki: a. kompetensi mengaplikasikan bidang keahliannya; b. ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni pada bidangnya dalam penyelesaian masalah, serta mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi; c. konsep teoritis bidang tertentu secara umum dan khusus dalam bidang pengetahuan secara mendalam; d. kemampuan memformulasikan penyelesaian masalah secara prosedural; 6

e. bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri, serta dapat diberi tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja organisasi; f. keahlian dalam pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni pada bidangnya dalam penyelesaian masalah, serta mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi; g. konsep teoritis bidang tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara mendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural; dan h. bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja organisasi. (3) Jenjang Ahli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf c merupakan tingkat kemampuan yang mampu: a. merencanakan sumber daya di bawah tanggung jawabnya; b. mengevaluasi secara komprehensif kerjanya dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni untuk menghasilkan langkah strategis organisasi; c. memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni dalam bidang ilmu kebencanaan; dan d. melakukan riset, penelitian dan pengembangan serta pengambilan keputusan strategis dengan akuntabilitas dan tanggung jawab penuh atas semua aspek yang berada di bawah tanggung jawab bidang keahliannya. 7

BAB III KURIKULUM, BAHAN AJAR, PEMBELAJARAN, DAN PENILAIAN Bagian Kesatu Kurikulum Pasal 4 (1) Kurikulum Diklat PB dikembangkan berdasarkan hasil analisis kebutuhan. (2) Analisis kebutuhan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) merupakan kesenjangan kemampuan pegawai yang terjadi karena adanya perbedaan antara kemampuan sebagai tuntutan pelaksanaan tugas dalam organisasi dengan kemampuan yang ada. (3) Analisis kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pusdiklat PB Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Pasal 5 (1) Kurikulum setiap program Diklat PB disusun berbasis kompetensi dengan berpedoman pada standar profesi Kerangka Kerja Nasional Indonesia. (2) Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun oleh Pusdiklat PB Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (3) Kurikulum Diklat PB meliputi: a. standar kompetensi; b. kompetensi dasar; c. indikator pencapaian kompetensi; d. metode Diklat PB; e. alokasi waktu; f. media pembelajaran; dan g. sumber belajar. Pasal 6 (1) Standar kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf a mencakup sikap pengetahuan dan kecakapan. (2) Standar kompetensi sebagaimana dimaksud pada 8

ayat (1) harus dikuasai oleh peserta Diklat PB pada setiap tingkatan materi untuk kualifikasi jenjang operator, teknisi/analis dan ahli pada tahap prabencana, saat tanggap darurat bencana, dan pascabencana. Pasal 7 Kompetensi dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf b merupakan kesatuan kompetensi yang harus dikuasai untuk setiap jenis pelatihan. Pasal 8 (1) Indikator pencapaian kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf c merupakan kesatuan sikap pengetahuan dan kecakapan yang harus dikuasai untuk setiap mata Diklat PB. (2) Mata Diklat PB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan satuan pelajaran yang diajarkan pada Diklat PB. Pasal 9 (1) Metode Diklat PB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf d meliputi: a. tatap muka; b. diskusi; c. simulasi; d. gladi; e. studi kasus; dan f. pembelajaran kombinasi jarak jauh. (2) Tatap muka sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan kegiatan pembelajaran berupa proses interaksi antara peserta Diklat PB, materi pembelajaran, pendidik, dan lingkungan. (3) Diskusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berupa interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok. (4) Simulasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c berupa metode pelatihan yang meragakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya. 9

(5) Gladi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d berupa pelatihan umum yang terakhir kali sebelum pelaksanaan atau pementasan pada acara sesungguhnya. (6) Studi kasus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e merupakan metode pengumpulan data secara komprehensif yang meliputi aspek fisik dan psikologis individu, dengan tujuan memperoleh pemahaman secara mendalam dan komprehensif. (7) Pembelajaran kombinasi jarak jauh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f berupa metode pembelajaran yang menggabungkan antara sistem pembelajaran jarak jauh dengan metode tatap muka. Pasal 10 Alokasi waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf e merupakan satuan waktu yang disediakan untuk menguasai kompetensi dalam satu mata Diklat PB, 60% (enam puluh perseratus) tatap muka dan 40% (empat puluh perseratus) kegiatan mandiri. Pasal 11 Media pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf f dapat berbentuk bahan cetak, bahan rekaman, bahan simulasi, model, maket, dan/ atau bahan nyata, bahan digital/daring yang digunakan oleh peserta Diklat PB dan/atau pendidik dalam proses pembelajaran. Pasal 12 Sumber belajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf g merupakan segala daya yang dapat dipergunakan untuk kepentingan proses pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung. 10

Bagian Kedua Bahan Ajar Pasal 13 (1) Bahan ajar yang digunakan untuk mencapai kompetensi dapat dikembangkan oleh Pusdiklat PB Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (2) Bahan ajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. audio; b. visual; c. audio visual; dan d. multimedia. (3) Audio sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a merupakan bahan ajar yang dapat ditangkap dengan indra pendengaran. (4) Visual sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b merupakan bahan ajar yang dapat ditangkap dengan indra penglihatan, meliputi bahan cetak dan noncetak. (5) Audio visual sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c merupakan bahan ajar yang dapat ditangkap dengan indra pendengaran dan indra penglihatan. (6) Multimedia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d meliputi merupakan kombinasi dari tiga elemen yaitu suara, gambar, dan teks. Bagian Ketiga Pembelajaran Pasal 14 (1) Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta Diklat PB dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. (2) Metode Pembelajaran merupakan strategi pembelajaran yang digunakan oleh pendidik sebagai media untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. 11

Bagian Keempat Penilaian Pasal 15 (1) Penilaian pendidikan merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta Diklat PB. (2) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi individu, dan/atau kelompok dengan memperhatikan tampilan sikap dan perilaku, penguasaan pengetahuan, dan kecakapan dalam pelaksanaan tugas. (3) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan metode pengamatan terhadap sikap, evaluasi peserta Diklat PB, tes secara lisan maupun tulisan, penugasan individu atau kelompok, hasil kerja pasca pelatihan, dan bukti portofolio. (4) Hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai: a. indikator capaian pembelajaran individual atau kelompok; b. umpan balik untuk pendidik dan penyelenggara Diklat PB; c. masukan untuk perbaikan kurikulum, bahan ajar dan pembelajaran; d. pemberian penghargaan atas capaian kompetensi dalam bentuk sertifikat; e. pelaporan efektivitas program Diklat PB; dan f. evaluasi peningkatan kinerja pascapelatihan. 12

BAB IV PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENANGGULANGAN BENCANA Pasal 16 (1) Penyelenggaraan Diklat PB merupakan kegiatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaran Diklat PB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Petunjuk Pelaksanaan. Pasal 17 (1) Diklat PB diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan instansi/lembaga/organisasi terkait penanggulangan bencana berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Penyelenggaraan Diklat PB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bekerja sama dengan instansi/ lembaga/organisasi yang menyelenggarakan penanggulangan bencana baik pada skala nasional maupun internasional. (3) Instansi/lembaga/organisasi penyelenggara Diklat PB harus berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana. BAB V PESERTA DIKLAT PB Pasal 18 (1) Peserta Diklat PB berasal dari unsur aparatur, masyarakat dan dunia usaha. (2) Aparatur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari Pemerintah dan pemerintah daerah. (3) Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan masyarakat umum, organisasi masyarakat, dan lembaga swadaya masyarakat. (4) Dunia usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup Badan Usaha Milik Negara/Daerah dan sektor swasta. 13

BAB VI PENDIDIK Pasal 19 (1) Pendidik pada kegiatan Diklat PB berasal dari unsur: a. pelatih/instruktur; b. widyaiswara; dan c. narasumber. (2) Pelatih/instruktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a bertugas sebagai motivator atau pendidik keterampilan tertentu berdasarkan pengalaman, kompetensi, dan/atau sesuai kewenangannya. (3) Widyaiswara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berfungsi sebagai tenaga profesional yang memfasilitasi proses pembelajaran berdasarkan kompetensi dan sesuai kewenangannya. (4) Narasumber sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c berfungsi sebagai ahli yang memberikan wawasan akademik berdasarkan kualifikasi dan kompetensinya. (5) Pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berasal dari internal maupun eksternal Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Pasal 20 Pelatih/Instruktur dan Widyaiswara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) dan ayat (3) harus memiliki sertifikat kelulusan Pelatihan untuk Pelatih sesuai dengan bidang kompetensinya. 14

BAB VII SARANA DAN PRASARANA DIKLAT PB Pasal 21 (1) Sarana dan prasarana disiapkan sesuai dengan program Diklat PB. (2) Jenis dan jumlah sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh penyelenggara Diklat PB sesuai dengan kewenangannya. (3) Penggunaan dan perawatan sarana dan prasarana Pusdiklat PB Badan Nasional Penanggulangan Bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung jawab penyelenggara Diklat PB. (4) Dalam hal penetapan jenis dan jumlah sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan oleh instansi/lembaga/organisasi terkait berkoordinasi dengan Pusdiklat PB Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 15

BAB VIII SERTIFIKAT Pasal 22 (1) Peserta Diklat PB yang telah memenuhi kualifikasi dan kompetensi yang ditetapkan oleh Pusdiklat PB Badan Nasional Penanggulangan Bencana dinyatakan lulus dan berhak memperoleh sertifikat. (2) Sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan sesuai dengan jenjang Diklat PB. (3) Sertifikat Diklat PB untuk jenjang operator dan teknisi/analis ditandatangani oleh Kepala Pusdiklat PB Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (4) Sertifikat Diklat PB untuk jenjang ahli ditandatangani oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Pasal 23 (1) Penerbitan sertifikat Diklat PB yang penyelenggaraannya melalui kerja sama, untuk jenjang operator dan teknisi/analis ditandatangani oleh Kepala Pusdiklat PB Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan pimpinan penyelenggara Diklat PB dari instansi/ lembaga/ organisasi terkait. (2) Penerbitan sertifikat Diklat PB sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk jenjang ahli ditandatangani oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan pimpinan penyelenggara Diklat PB dari instansi/ lembaga/organisasi terkait. BAB IX PEMBIAYAAN Pasal 24 (1) Pembiayaan penyelenggaraan Diklat PB bersumber dari: a. anggaran pendapatan dan belanja negara; dan b. anggaran pendapatan dan belanja daerah. (2) Sumber pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat juga berasal dari sumber lain yang tidak mengikat. 16

BAB X MUTU DIKLAT PB Pasal 25 (1) Mutu Diklat PB dijaga dengan menerapkan manajemen penjaminan mutu baik secara internal maupun eksternal. (2) Manajemen penjaminan mutu internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Komite Penjamin Mutu. (3) Manajemen penjaminan mutu eksternal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai Diklat PB. (4) Komite sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib melaporkan hasil penilaian mutu kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana. BAB XI PEMBINAAN Pasal 26 (1) Pembinaan Diklat PB dilaksanakan oleh Kepala Pusdiklat PB Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (2) Pembinaan Diklat PB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. kurikulum; b. bahan ajar; c. pembelajaran; dan d. penilaian. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan Diklat PB ditetapkan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 17

BAB XII MONITORING DAN EVALUASI Pasal 27 (1) Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan Diklat PB meliputi penyelenggaraan, kurikulum, bahan ajar, pembelajaran, penilaian, tenaga pendidik, peserta, serta sarana dan prasarana. (2) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilakukan oleh Pusdiklat PB Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan/ atau kementerian/lembaga/organisasi yang menyelenggara-kan Diklat PB. (3) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang berkaitan dengan alumni dilakukan secara berkala dalam jangka waktu paling lama sejak selesainya 6 (enam) bulan penyelenggaraan Diklat PB. (4) Hasil monitoring dan evaluasi disampaikan kepada Kepala Pusdiklat PB Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Pasal 28 Setiap penyelenggara Diklat PB wajib menyampaikan laporan pelaksanaan Diklat PB kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana c.q. Kepala Pusdiklat PB Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 18

BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 29 Pada saat Peraturan Kepala Badan ini mulai berlaku, Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 14 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelatihan Penanggulangan Bencana (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1415) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 30 Peraturan Kepala Badan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan Kepala Badan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. 19

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 28 November 2016 KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA, WILLEM RAMPANGILEI Diundangkan di Jakarta pada tanggal 1 Desember 2016 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 1836 Salinan sesuai dengan aslinya Badan Nasional Penanggulangan Bencana Kepala Biro Hukum dan Kerjasama DICKY FABRIAN 20