GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO. Jurnal yang berjudul

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun. Pada tahun 2010, diprediksi jumlah lansia sebesar 23,9 juta jiwa dengan

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN LANSIA DATANG KE POSYANDU LANSIA DI DESA BENERWOJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEJAYAN KABUPATEN PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk merujuk kepada cara kita berpikir tentang dan mengevaluasi diri kita

PENERAPAN FUNGSI AFEKTIF KELUARGA PADA LANSIA DALAM PEMENUHAN ACTIVITY DAILY LIVING

DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO

Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kepuasan Hidup Lansia di Kelurahan Bebel Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. dengan menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. negara-negara dunia diprediksikan akan mengalami peningkatan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. Masa tua merupakan masa yang paling bahagia. Yaitu masa dimana kita

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S. (2006 ). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

Mazidatul Faizah*Fitri Rosyida*Priyoto***

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI

BAB 1 PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki, mengganti, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI KELURAHAN PAHLAWAN BINJAI

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah kelompok lanjut usia (usia 60 tahun menurut Undang-

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN LANSIA DENGAN KONSEP DIRI LANSIA DI KELURAHAN BAMBANKEREP KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut organisasi kesehatan dunia (WH O), ada empat tahapan batasan-batasan

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS FISIK LANSIA DI KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG ABSTRAK

Kata kunci: lansia, senam lansia, kemampuan fungsional.

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU KELUARGA TERHADAP FAKTOR RESIKO JATUH PADA LANSIA DI WILAYAH BINAAN PUSKESMAS ARCAMANIK KOTA BANDUNG

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lansia dapat menjadi salah satu tolok ukur kesejahteraan bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan aktivitas sehari-hari (Nugroho,2008). Kemandirian lansia dalam

IRMA MUSTIKA SARI J

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian pada hasil penelitian dan pembahasan, peneliti menyimpulkan bahwa :

STUDI DESKRIPTIF PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN HEAD BOX TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN PADA NEONATUS DI RUANG PERINATALOGI RSI KENDAL ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEMANDIRIAN PEMENUHAN ADL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena jumlah

Hubungan Tingkat Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Pada Lansia Di Posyandu Bina Keluarga Karang Wreda Kusuma Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi normalnya. adalah intellectual impairment (gangguan intelektual/demensia).

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING) PADA LANSIA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KONDISI FISIK DENGAN TINGKAT STRES PADA LANSIA DI DUSUN JIMUS DESA PULE KECAMATAN MODO KABUPATEN LAMONGAN ABSTRACT

Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH NIM : S RINA AGUSTINA NIM: S

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI DI POSYANDU LANSIA PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. masa hidup manusia yang terakhir. Lanjut usia atau yang lazim disingkat

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk Indonesia diproyeksikan dalam kurun waktu dua puluh lima tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jaringan lunak secara perlahan-lahan untuk memperbaiki diri maupun

ABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Dukungan keluarga Personal hygiene

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai sejak permulaan kehidupan (Nugroho, 2008). Lansia adalah seseorang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), terutama di

BAB I PENDAHULUAN. dan berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkakan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

PENGETAHUAN DAN SIKAP PEKERJA SOSIAL TERHADAP KEMANDIRIAN LANSIA DALAM AKTIVITAS SEHARI-HARI DI PELAYANAN SOSIAL LANSIA BINJAI

GASTER, Vol. 9, No. 1 Februari 2012

PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA TERHADAP PENURUNAN FUNGSI PENGLIHATAN DI DAERAH YAYASAN PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA AL- KAUTSAR PALU

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

GAMBARAN NYERI RHEUMATOID ARTRITIS DAN TINGKAT KEMANDIRIAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan

GAMBARAN SIKAP KELUARGA TERHADAP FAKTOR RESIKO JATUH PADA LANSIA DI WILAYAH BINAAN PUSKESMAS ARCAMANIK KELURAHAN SUKAMISKIN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga meningkat. Saat ini

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Keluarga mempunyai peran

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANGNYA PERHATIAN PADA LANSIA DI DESA SENGKLEYAN JENGGRIK KEDAWUNG SRAGEN. Oleh : Ade Pratiwi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECEMASAN PADA LANSIA DI DUSUN BIBIS LUMBUNGREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan kesehatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran (Kemenkes RI, 2014). Lansia dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan sesuai kebutuhan masing-masing, dimana retardasi mental itu adalah

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWATAN RAMBUT PADA LANSIA DI DESA PATALAN, KECAMATAN JETIS, KABUPATEN BANTUL.

BAB I PENDAHULUAN. Lansia yang berhenti bekerja, umumnya menderita post power. syndrome, kehilangan kepercayaan diri karena berkurangnya peran

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN AKTIVITAS FISIK LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA TOMAHALU HALMAHERA UTARA TAHUN 2015

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di seluruh dunia jumlah lanjut usia (lansia) diperkirakan mencapai

BAB 7 KESIMPULAN dan SARAN

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG

Transkripsi:

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 17 ISSN 250350 TINGKAT KEMANDIRIAN ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) PADA LANSIA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI POSYANDU DI KEL. NGAGEL REJO KEC. WONOKROMO SURABAYA Tumini (Prodi DIII Keperawatan Kampus Sutopo, Poltekkes Kemenkes Surabaya) ABSTRAK Pendahuluan: Meningkatnya jumlah lanjut usia akan menimbulkan berbagai permasalahan yang komplek bagi lanjut usia sendiri, bagi keluarga dan masyarakat. Secara alami proses penuaan mengakibatkan perubahan fisik dan mental, yang akan mempengaruhi kondisi ekonomi dan sosialnya. Perubahan ini akan sangat berpengaruh terhadap kemandirian lansia dalam melakukan ADL. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui tingkat kemandirian ADL pada lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti posyandu di Kelurahan Ngagel Rejo Kecamatan Wonokromo Surabaya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh lansia di Kelurahan Ngagel Rejo Kecamatan Wonokromo Surabaya. Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan meggunakan proposive sampling. Total responden yang digunakan sebanyak 0 responden dengan 0 orang lansia mengikuti posyandu dan 0 orang lansia tidak mengikuti posyandu. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh data bahwa sebagian besar responden yang mengikuti posyandu lansia dapat melakukan ADL sebanyak 32 orang (0%) tergolong mandiri dan orang (%) tergolong tergantung maupun yang tidak mengikuti posyandu sebanyak 2 orang (70%) tergolong mandiri dan 12 orang (30%) tergolong tergantung. Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini terdapat adanya tingkat kemandirian ADL pada lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti posyandu, bahwa lansia yang tidak mengikuti posyandu sebagian besar tergantung kepada orang lain. Kondisi tersebut dikarenakan faktor umur dan status perkembangan kesehatan lansia. Saran: Disarankan kepada lansia agar dapat melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan teratur, melaksanakan senam lansia. Kata kunci: Kemandirian, ADL, Lanjut Usia PENDAHULUAN Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahanlahan kemampuan jaringan untuk melakukan fungsinya dalam memenuhi kebutuhan dalam hidup. Menua ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut yang memutih, penurunan pendengaran, penglihatan yang menjadi semakin buruk, sensitivitas emosi. Proses menua merupakan proses yang terusmenerus (berlanjut) secara alamiah (Priyoto, 15). Lanjut usia (lansia) adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tahaptahap kehidupannya, yaitu neonatus, toddler, pra school, school, remaja, dewasa, dan lansia. Tahap berbeda ini di mulai baik secara biologis maupun psikologis (Padila, 13). Saat ini di seluruh dunia jumlah lanjut usia (lansia) diperkirakan mencapai 500 juta dengan usia ratarata 60 tahun, dan diperkirakan pada tahun 25 akan mencapai 1,2 miliyar. Begitu juga di Indonesia lanjut usia mengalami peningkatan secara cepat setiap tahunnya, sehingga Indonesia telah memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured). Peningkatan pertumbuhan penduduk lansia ini mulai dirasakan sejak tahun 00 yaitu jumlah lansia 15.262.199 juta orang dengan peningkatan 7,2% dengan usia harapan hidup 65,3 tahun. Pada tahun 05 jumlah lansia 17.767.709 juta orang dengan peningkatan sekitar 7,97% dengan usia harapan hidup 66,9 tahun. Pada tahun 295 GLOBAL HEALTH SCIENCE http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 17 ISSN 250350 jumlah lansia 19.936.95 juta orang dengan peningkatan sekitar,% dengan usia harapan hidup 6, tahun. Pada tahun 15 meningkat menjadi 23.992.553 juta orang dengan peningkatan 9,77% dengan usia harapan hidup 69, tahun. Pada tahun di prediksikan jumlah lansia sebesar 2.22.79 juta orang dengan peningkatan sekitar 11,3% (Padila, 13). Jika dilihat sebaran penduduk lansia menurut provinsi, persentase penduduk lansia di atas % sekaligus paling tinggi ada di Provinsi DI Yogyakarta (13,0%), Jawa Timur (,0%) dan Jawa Tengah (,3%). Sementara itu diketahui, salah satu kota yang memiliki penduduk terpadat di Indonesia adalah kota Surabaya. Jumlah penduduk Surabaya (), mencapai sekitar 3, juta jiwa dan sebesar % dari jumlah penduduk tersebut adalah lansia. Dengan kata lain, saat ini jumlah lansia di Surabaya mencapai lebih 300 ribu orang. Bahkan, jumlah lansia tersebut lebih banyak daripada jumlah balita di Surabaya yang hanya mencapai 125 ribu jiwa (Depkes, ). Aktifitas seharihari yang harus dilakukan oleh lansia ada lima macam diantaranya makan, mandi, berpakaian, mobilitas dan toleting (Brunner & Suddart, 01). Untuk memenuhi kebutuhan lansia diperlukan pengetahuan atau kognitif dan sikap yang dapat mempengaruhi perilaku lansia dalam kemandirian pemenuhan kebutuhan ADL. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, semakin tinggi pengetahuan seseorang semakin baik kemampuannya terutama kemampuannya dalam pemenuhan kebutuhan ADL. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek sehingga orang bisa menerima, merespon, menghargai, bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan ADL. Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya perilaku perlu faktor lain diantaranya yaitu fasilitas atau sarana dan prasarana. Semakin memburuknya fungsi kognitif pada lanjut usia, maka akan berdampak terhadap penurunan kemampuan aktivitas seharihari. Salah satu perubahan kognitif yang terjadi pada lansia yaitu perubahan memori atau daya ingat. Seperti yang dijelaskan oleh Azizah (11), pada lanjut usia, daya ingat merupakan salah satu fungsi kognitif yang seringkali paling awal mengalami penurunan. Kerusakan kognitif pada lansia yang berupa penurunan daya ingat. Dampak dari terganggunya ADL pada lansia yaitu para lansia akan rentan terhadap penyakit yang bersifat akut atau kronis, ada kecenderungan akan terjadi penyakit degeneratif, penyakit metabolik, gangguan psikososial, dan penyakit infeksi meningkat (Nugroho, 00). Untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan lanjut usia, maka harus dihilangkan atau diminimalisir masalahmasalah yang kerap terjadi pada lanjut usia yaitu dengan peningkatan pelayanan kesehatan terhadap lanjut usia. Menurut Maryam (0) jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya yaitu promotion, pencegahan, diagnosis dini, pengobatan, pembatasan kecacatan dan rehabilitasi. Rumusan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah tingkat kemandirian ADL pada lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti posyandu di Kelurahan Ngagel Rejo Kecamatan Wonokromo Surabaya? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemandirian ADL pada lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti posyandu di Kelurahan Ngagel Rejo Kecamatan Wonokromo Surabaya. BAHAN DAN METODE Desain yang digunakan jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah Semua lansia di Kelurahan Ngagel Rejo Kecamatan Wonokromo Surabaya. Pengambilan sampel pada penelitian ini digunakan dengan menggunakan teknik proposive sampling yang berjumlah 0 orang lansia. Populasi terdiri atas dua sub populasi, yaitu 0 lansia yang mengikuti posyandu dan 0 lansia tidak mengikuti posyandu. Sebagian dari populasi yang memenuhi kriteria antara lain lansia yang tidak di rawat dan lansia yang tidak mempunyai penyakit. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu tingkat kemandirian. 296 GLOBAL HEALTH SCIENCE http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 17 ISSN 250350 Pengumpulan data dilakukan pada bulan Februari Mei 16. Dalam penelitian ini peneliti mengajukan kepada ketua RT 0 RW di kelurahan Ngagel Rejo Kecamatan Wonokromo Surabaya untuk mendapatkan persetujuan mengadakan penelitian. Selanjutnya, peneliti menyeleksi calon responden sesuai dengan kriteria, dan memberikan informasi terkait dengan penelitian yang akan dilakukan dan memberikan lembar informed consent yang ditandatangani ole calon responden sebagai tanda persetujuan. HASIL PENELITIAN Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kemandirian pada Lansia yang dan Posyandu pada Bulan Februari 16 Tingkat Kemandirian Mandiri Tergantung Jumlah Persentase Jumlah Persentase 32 0 2 70 12 30 Total 0 0 0 0 Tabel 1 menunjukkan bahwa mayoritas responden berdasarkan tingkat kemandirian, yaitu sebanyak 32 orang (0%) yang mengikuti posyandu maupun tidak mengikuti posyandu sebanyak 2 orang (70%) tergolong mandiri. Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kemandirian pada Lansia yang dan Posyandu berdasarkan Usia pada Bulan Februari 16. Usia (Tahun) 559 607 7590 90 Tingkat Kemandirian Jumlah Persentase 12 30 50 16 0 2 60 50 Total 32 0 2 70 12 30 0 0 0 0 Tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas responden berdasarkan usia, yaitu usia 7590 tahun pada lansia yang mengikuti posyandu sebanyak orang (50%) maupun tidak mengikuti posyandu pada kelompok usia 75 90 tahun sebanyak 16 orang (0%) tergolong mandiri. Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kemandirian pada Lansia yang dan Posyandu Berdasarkan Jenis Kelamin pada Bulan Februari 16 Jenis Kelamin Tingkat kemandirian Jumlah Persentase Laki laki 12 16 30 0 Perempuan 2 60 50 2 2 70 60 Total 32 0 2 70 12 30 0 0 0 0 Tabel 3 menunjukkan bahwa mayoritas responden berdasarkan jenis kelamin, yaitu pada jenis kelamin perempuan yang mengikuti posyandu sebanyak 2 orang (60%) yang maupun tidak mengikuti posyandu sebanyak orang (50%) tergolong mandiri. 297 GLOBAL HEALTH SCIENCE http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 17 ISSN 250350 Tabel. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kemandirian pada Lansia yang dan Posyandu Berdasarkan Status Pekerjaan pada Bulan Februari 16 Pekerjaan Tingkat kemandirian Jumlah Persentase PNS Pedagang Petani IRT 16 0 12 30 16 50 0 Total 32 0 2 70 12 30 0 0 0 0 Tabel menunjukkan bahwa mayoritas responden berdasarkan status pekerjaan, yaitu pada ibu rumah tangga yang mengikuti posyandu sebanyak 16 orang (0%) maupun tidak mengikuti posyandu sebanyak 12 orang (30%) tergolong mandiri. Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kemandirian pada Lansia yang dan Posyandu pada Bulan Februari 16 Tabel 5 menunjukkan bahwa mayoritas responden berdasarkan tingkat kemandirian, yaitu sebanyak 32 orang (0%) yang mengikuti posyandu maupun tidak mengikuti posyandu sebanyak 2 orang (70%) tergolong mandiri. Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kemandirian Pada Lansia Yang Dan Posyandu Berdasarkan Usia Pada Bulan Februari 16 Usia (Tahun) 559 607 7590 90 Tingkat Kemandirian Mandiri Tergantung Jumlah Persentase Jumlah Persentase 32 0 2 70 12 30 Total 0 0 0 0 Tingkat Kemandirian Jumlah Persentase 12 30 50 16 0 2 60 50 Total 32 0 2 70 12 30 0 0 0 0 Tabel 6 menunjukkan bahwa mayoritas responden berdasarkan usia, yaitu usia 7590 tahun pada lansia yang mengikuti posyandu sebanyak orang (50%) maupun tidak mengikuti posyandu pada kelompok usia 75 90 tahun sebanyak 16 orang (0%) tergolong mandiri. Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kemandirian pada Lansia yang dan Posyandu Berdasarkan Jenis Kelamin pada Bulan Februari 16 Jenis Kelamin Tingkat kemandirian Jumlah Persentase Laki laki 12 16 30 0 Perempuan 2 60 50 2 2 70 60 Total 32 0 2 70 12 30 0 0 0 0 29 GLOBAL HEALTH SCIENCE http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 17 ISSN 250350 Tabel 7 menunjukkan bahwa mayoritas responden berdasarkan jenis kelamin, yaitu pada jenis kelamin perempuan yang mengikuti posyandu sebanyak 2 orang (60%) yang maupun tidak mengikuti posyandu sebanyak orang (50%) tergolong mandiri. Tabel. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kemandirian pada Lansia yang dan Posyandu Berdasarkan Status Pekerjaan pada Bulan Februari 16 Pekerjaan Tingkat kemandirian Jumlah Persentase PNS Pedagang Petani IRT 16 0 12 30 16 50 0 Total 32 0 7 70 12 30 0 0 0 0 Tabel.7 menunjukkan bahwa mayoritas responden berdasarkan status pekerjaan, yaitu pada ibu rumah tangga yang mengikuti posyandu sebanyak 16 orang (0%) maupun tidak mengikuti posyandu sebanyak 12 orang (30%) tergolong mandiri. PEMBAHASAN Pada pembahasan ini di sajikan secara deskriptif dari hasil penelitian tentang tingkat kemandirian ADL pada lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti posyandu di Kelurahan Ngagel Rejo Kecamatan Wonokromo Surabaya dengan jumlah responden 0 orang yaitu, 0 lansia yang mengikuti posyandu dan 0 lansia tidak mengikuti posyandu. Penelitian ini di laksanakan pada bulan FebruariApril 16. Kemudian dibahas secara rinci, dimana pembahasan ini mengkaitkan antara hasil penelitian, teori, dan opini penelitian diantaranya pembahasan yang disajikan mengenai tingkat kemandirian pada lansia. Tingkat kemandirian ADL pada lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti posyandu Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas responden sebanyak 32 orang (0%) dari 0 responden yang mengikuti posyandu tergolong mandiri dan sebanyak 2 orang (70%) dari 0 responden yang tidak mengikuti posyandu tergolong mandiri. Presentasi jumlah kemandirian lansia yang tergolong mandiri lebih besar baik yang mengikuti maupun yang tidak mengikuti. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kemandirian lansia dalam pemenuhan ADL di Kelurahan Ngagel Rejo Kecamatan Wonokromo Surabaya sudah terpenuhi ADLnya. Terlihat dari Observasi tingkat kemandirian lansia yang mandiri dalam pemenuhan ADL seperti makan, berpakaian, berpindah, buang air besar atau kecil, dan mandi. Hasil penelitian ini berbeda dengan pendapat Kozir (0), Mempertahankan kemandirian pada lansia umumnya sudah mandiri, kemandirian ini sangat penting untuk merawat dirinya dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia. Meskipun sulit bagi anggota keluarga yang lebih muda untuk menerima orang tua melakukan aktivitas seharihari secara lengkap dan lambat, dengan pemikiran dan caranya sendiri. Lansia diakui sebagai individu yang mempunyai karateristik yang unik, oleh sebab itu perawat membutuhkan pengetahuan untuk memahami kemampuan lansia untuk berpikir, berpendapat dan mengambil keputusan untuk meningkatkan kesehatannya. 299 GLOBAL HEALTH SCIENCE http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 17 ISSN 250350 Menurut Maryam (0), dalam teorinya kemandirian adalah kemampuan atau keadaan dimana individu mampu mengurus atau mengatasi kepentingannya sendiri tanpa bergantung dengan orang lain. Kemandirian seorang lansia dapat dilihat dari kualitas hidup lansia itu sendiri, dimana kualitas hidup tersebut dapat dinilai dari kemampuan melakukan ADL. Tingkat kemandirian ADL pada lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti posyandu berdasarkan usia. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas dari 0 responden kelompok usia 7590 tahun sebanyak orang (50%) tergolong mandiri yang mengikuti posyandu maupun yang tidak mengikuti posyandu dari 0 responden kelompok usia 75 90 tahun sebanyak 16 orang (0%) tergolong mandiri dalam tingkat kemandirian pada lansia. Jumlah kemandirian lansia pada usia 7590 tahun yang tergolong mandiri lebih besar baik yang mengikuti maupun yang tidak mengikuti. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kemandirian lansia dalam pemenuhan ADL di Kelurahan Ngagel Rejo Kecamatan Wonokromo Surabaya sudah terpenuhi ADLnya. Terlihat dari Observasi tingkat kemandirian lansia yang dapat melakukan aktifitas seharihari tanpa bantuan orang lain. Hasil penelitian ini berbeda dengan pendapat Sari (09), bahwa terdapat hubungan antara usia dengan kemandirian lansia, dimana semakin meningkatnya usia maka semakin berkurangnya kemampuan lansia dalam beraktifitas seharihari. Menurut Papalia (0), dalam teorinya dengan meningkatnya usia secara alamiah akan terjadinya penurunan kemampuan fungsi untuk merawat diri sendiri maupun dengan berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya dan akan semakin bergantung pada orang lain. Tingkat kemandirian ADL pada lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti posyandu berdasarkan jenis kelamin Berdasarkan pada tabel.6 dapat diketahui bahwa mayoritas dari 0 responden pada jenis kelamin perempuan yang mengikuti posyandu sebanyak 2 orang (60%) tergolong mandiri maupun yang tidak mengikuti posyandu dari 0 responden jumlah terbanyak pada jenis kelamin perempuan sebanyak orang (50%) tergolong mandiri. Presentasi jumlah kemandirian lansia pada jenis kelamin perempuan yang tergolong mandiri lebih besar baik yang mengikuti maupun yang tidak mengikuti. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kemandirian lansia dalam pemenuhan ADL di Kelurahan Ngagel Rejo Kecamatan Wonokromo Surabaya sudah terpenuhi ADLnya. Terlihat dari Observasi tingkat kemandirian lansia dalam mengurus dan membesarkan anak. Hasil penelitian ini berbeda dengan pendapat Darmojo (0), bahwa terdapat hubungan jenis kelamin dengan kemandirian lansia. Lansia lakilaki memiliki ketergantungan lebih besar dibandingkan perempuan, dan ini akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Dalam kehidupan di masyarakat dapat dilihat bahwa lebih banyak perempuan yang di tinggalkan suaminya, yang dapat membesarkan anakanaknya sampai berhasil. Menurut Papalia (0), dalam teorinya bahwa hampir seluruh perempuan hidup lebih lama dan mandiri di banding lakilaki. Kecenderungan mereka yang lebih besar dalam mengurus diri sendiri untuk mencari perawatan medis dan lebih besarnya kerapuhan biologis lakilaki. Tingkat kemandirian ADL pada lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti posyandu berdasarkan status pekerjaan. Berdasarkan pada tabel.7 dapat diketahui bahwa mayoritas dari 0 responden yang mengikuti posyandu dalam tingkat kemandirian tergolong mandiri didapatkan status 300 GLOBAL HEALTH SCIENCE http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 17 ISSN 250350 pekerjaan responden yang bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 16 orang (0%) dan yang tidak mengikuti posyandu sebanyak 12 orang (30%). Presentasi jumlah kemandirian lansia status pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yang tergolong mandiri lebih besar baik yang mengikuti maupun yang tidak mengikuti. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kemandirian lansia dalam pemenuhan ADL di Kelurahan Ngagel Rejo Kecamatan Wonokromo Surabaya sudah terpenuhi ADLnya. Terlihat dari Observasi tingkat kemandirian lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu. Dari hasil penelitian berbeda dengan pendapat Darmojo (0), sebagian besar lansia mengikuti posyandu adalah untuk mempererat tali silaturahmi dengan lansia lainnya dan mengisi waktu luang yang ada. Dapat diketahui keikutsertaan lansia ke posyandu bukanlah keinginan atau kesadaran dari lansia sendiri melainkan dorongan keluarga yang ingin menjaga status kesehatan lansia. Menurut teori Bandiyah (09), Keikutsertaan lansia dalam posyandu juga dipengaruhi oleh pekerjaan dimana lansia perempuan lebih bisa meluangkan waktunya untuk datang ke posyandu dari pada lansia lakilaki yang lebih mengutamakan pekerjaannya. Kemandirian tersebut merupakan kemampuan lansia secara mandiri dalam mandi, berpakaian, toileting, berpindah, kontinen, dan makan. Keikutsertaan kegiatan posyandu, seorang lansia cenderung untuk melakukan kunjungan secara mandiri yaitu lansia yang tergolong mandiri. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Berdasarkan tingkat kemandirian ADL pada lansia isiwonokromo Surabaya yang tergolong mandiri sebanyak 32 orang (0%) maupun yang tidak mengikuti posyandu sebanyak 2 orang (70%). 2. Berdasarkan tingkat kemandirian ADL pada lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti posyandu berdasarkan usia di Kelurahan Ngagel Rejo Kecamatan Wonokromo Surabaya yang tergolong mandiri yaitu usia 7590 tahun sebanyak orang (50%) maupun yang tidak mengikuti posyandu sebanyak 16 orang (0%). 3. Berdasarkan tingkat kemandirian ADL pada lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti posyandu berdasarkan jenis kelamin di Kelurahan Ngagel Rejo Kecamatan Wonokromo Surabaya yang tergolong mandiri yaitu jenis kelamin perempuan sebanyak 2 orang (60%) maupun yang tidak mengikuti posyandu sebanyak orang (50%).. Berdasarkan tingkat kemandirian ADL pada lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti posyandu berdasarkan status pekerjaan di Kelurahan Ngagel Rejo Kecamatan Wonokromo Surabaya yang tergolong mandiri yaitu sebagai ibu rumah tangga sebanyak 16 orang (0%) maupun yang tidak mengikuti posyandu sebanyak 12 orang (30%). 5. Berdasarkan tingkat kemandirian ADL pada lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti posyandu berdasarkan usia di Kelurahan Ngagel Rejo Kecamatan Wonokromo Surabaya yang tergolong mandiri yaitu usia 7590 tahun sebanyak orang (50%) maupun yang tidak mengikuti posyandu sebanyak 16 orang (0%). 6. Hasil dan pembahasan yang telah dijabarkan tersebut dapat diketahui bahwa tingkat kemandirian ADL pada lansia yang mengikuti posyandu sangatlah berbeda dengan lansia yang tidak mengikuti posyandu. Pada lansia yang mengikuti posyandu memiliki tingkat kemandirian lebih tinggi dibandingkan dengan lansia yang tidak mengikuti posyandu. Sebagian besar responden adalah mandiri karena sebagian besar mereka berada pada kondisi kesehatan baik. Dengan kondisi yang sehat mereka dapat melakukan aktivitas apa saja tanpa meminta bantuan orang lain, atau sesedikit mungkin tergantung kepada orang lain. Sedangkan responden yang tidak mandiri, mereka tidak dapat melakukan aktifitas sendiri, mereka harus dibantu bahkan sama sekali tidak mampu melakukan aktifitas seharihari. 301 GLOBAL HEALTH SCIENCE http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 17 ISSN 250350 Saran 1. Hasil penelitian ini di harapkan agar tetap mempertahankan kemandirian dengan sering melakukan aktivitas, dan kegiatan. Selalu memeriksakan kesehatan secara rutin dan mengikuti senam lansia. Dapat meningkatkan pendidikan dan menambah wawasan tentang kesehatan serta selalu menghargai dan menjagapasangan agar dapat menjaga keharmonisan keluarga dan dapat memandirikan masingmasing individu dalam melakukan aktivitasnya. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan bahan masukkan bagi tenaga kesehatan khususnya perawat, dan untuk mempertahankan tingkat kemandirian lansia. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan melengkapi fasilitas sarana pelayanan posyandu khususnya yang dapat meningkatkan ADL lansia seperti menyediakan keterampilan menyulam bagi lansia untuk melatih indera penglihatan, dan mengadakan keterampilan memasak dalam hal makan untuk melatih indera pengecapan lansia, sehingga lansia mandiri dalam aktivitasnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk membentuk perawat khusus gerontik yang dapat memahami seluk beluk kebutuhan lansia khususnya dalam pemenuhan ADL nya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S.. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Azizah, Lilik Ma rifatul, 11. Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu. Bandiyah, Siti. 09. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika. Brunner dan Suddarth. 01. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi. Volume 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Departemen Kesehatan RI. 03. Pedoman Pemantauan dan Penilaian Program Kesehatan Usia Lanjut bagi Petugas Kesehatan. Jakarta: Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan. Erpandi. 15. Posyandu Lansia: memujudkan lansia sehat mandiri, dan produktif. Jakarta: EGC. Hardywinoto, Setiabudhi. 07. Panduan Gerontologi. Jakarta: Pustaka Utama. Maryam, R. Siti, dkk. 0. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika. Mubarak. 06. Buku Ajar Ilmu Keperawatan 2: Teori dan Aplikasi dalam Praktik dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik dan Keluarga. Jakarta: Sagung Seto. Mahdi Mujahidin, Adnan. 1. Panduan Penelitian Praktis Untuk Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung : CV Alfabeta. Notoatmodjo, Soekidjo.. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nugroho, Wahjudi. 00. Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta. EGC. Nugroho, Wahjudi. 0. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: EGC. Padila. 13. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam.Yogyakarta: Nuha Medika. Patriana, P. 07. Hubungan antara kemandirian dengan motivasi kerja sebagai pengajar les privat pada mahasiswa di semarang. diakses tanggal 2 Juni 16, http://eprints.undip.ac.id/39/1/skripsi_pradnya_patriana.pdf Potter dan Perry. 05. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC. Priyoto. 15. NIC Dalam Keperawatan Gerontik. Jakarta: Salemba Medika. Setadi. 13. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu. Soeweno, Inten.. Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia. Jakarta: Komnas Lansia. 302 GLOBAL HEALTH SCIENCE http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 17 ISSN 250350 Tarigan, A.H.Z. (11). Pengaruh status bekerja ibu terhadap kemandirian dan prestasi belajar remaja akhir. diakses tanggal 2 Juni 16, http://repository.usu.ac.id/bitstream/1235679/2237/5/chapter%i.pdf. Yunita, Nalindra Prima.. Pusat Pelayanan Lanjut Usia di Jember. Tugas Akhir. Surabaya: Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Pembangunan Nasional Veteran. www.depkes.go.id diakses tanggal 21 Januari 16 303 GLOBAL HEALTH SCIENCE http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs