BAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, memproduksi yaitu menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas utama seorang pendidik adalah menyelenggarakan kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ruang yang tidak hanya mengantarkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang dalam mengaktuslisasikan dirinya sepenuhnya dan selengkapnya

tetapi tidak akan menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis. penggunaan keempat keterampilan berbahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Inti dari pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Saat ini sempat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk membentuk kemampuan

Mengingat pentingnya bahasa tersebut, maka dalam dunia pendidikan perlu. mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Selain itu, bahasa Indonesia pun

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis ini tidak semua orang menyukai, apalagi menguasai

BAB I PENDAHULUAN. periode jenjang pendidikan. Kurikulum tercatat sebagai perubahan ketiga selama

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan

garis awal atau start sampai dengan finish atau rencana dan pengaturan tentang

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. makna kata-kata secara individul akan dapat diketahui. diharapkan dapat melatih kreatifitas dan keterampilan siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkembang. Kemudian proses pembelajaran dapat dilakukan karena adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih ketrampilan berpikir Tarigan

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh pembaca dan hendak disampaikan melalui media kata-kata/bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. pembelajaran merupakan tercapainya perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. gerak-gerik badaniah yang nyata (Keraf, 1993: 2). Dengan bahasa, setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses ketercapaian ilmu dari berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN METODE SUGESTI-IMAJINASI DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa mencakup empat aspek keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tulisan. Keterampilan dan kemampuan berbahasa sangat berhubungan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komunikasi yang penting dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh guru. Pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah catur- tunggal. Keempat keterampilan tersebut yaitu : keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. itu, dalam UU RI No. 20, Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. edu-katif tergambarkan dengan adanya interaksi yang terjadi antar guru dengan

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 1. Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Ulasan Drama Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. selalu memperhatikan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa yang baik. Bentuk bahasa dapat dibagi dua macam, yaitu

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak, berbicara,

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Namun pada kenyataannya

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. satu kegiatan yang sangat sulit. Tidak dapat dipungkiri di negara kita ini masih

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pembelajaran Memproduksi Teks Ulasan Berdasarkan Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) universitas juga diberikan mata pelajaran bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia sangat penting peranannya bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

realita dan fiksi. Kita hidup dalam keduanya. Sastra memberikan kesempatan dengan mengemukakan tikaian dan emosi lewat lakuan dan dialog (Sudjiman,

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah perubahan yang bersifat evolutif, antisipatif, dan terus menerus

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai alat komunikasi manusia yang paling efektif, bahasa memegang. penanan yang sangat penting. Dengan berbahasa, manusia mampu

BAB I PENDAHULUAN. baik dengan adanya pendidikan siswa akan mengembangkan bakat juga mendukung. pikir tidak ter-lepas dari pengembangan pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB I PENDAHULUAN. Ridha Wulan Kartika, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurikulum 2013 terdapat pada Kompetensi Inti (KI) 4 yaitu Mencoba,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akhlak mulia, serta keterampilan. Salah satu aspek yang dibutuhkan dalam

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan proses yang kompleks karena menyangkut berbagai faktor baik yang berasal dari diri guru, berasal dari diri siswa maupun yang berasal dari keduanya agar kegiatan pembelajaran berhasil dan mengatarkan siswa mencapai tujuan pembelajaran, maka salah satu faktor yang harus dipahami oleh guru ialah belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru yang telah di ajukan oleh pemerintah di Indonesia, walaupun belum semua sekolah menggunakan kurikulum 2013. Keberhasilan suatu pembelajaran menentukan kesuksesan seorang guru dalam melakukan pembelajaran. Oleh karena itu seorang guru yang berhasil akan selalu memperhatikan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Tujuan pendidikan menengah ialah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut ( Mulyasa, 2008: 13). Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara beratatap muka dengan orang lain. Dalam kehidupan modern ini keterampilan menulis sangatlah dibutuhkan. Sebagai suatu keterampilan berbahasa menulis merupakan kegiatan yang kompleks. Kompleksitas penulis terdapat pada kemampuan penulis menyusun dan

2 mengorganisasikan isi tulisan serta menuangkan dalam formulasi ragam bahasa tulisan. Menulis dapat menyumbangkan, mencerdaskan inisiatif dan kreatifitas serta merangsang kemampuan dan kemauan mengumpulkan informasi. Seseorang yang pandai dan terampil menulis akan dipandang sebagai orang yang terpelajar atau berpendidikan. Menurut Morsey dalam Tarigan (2008: 4) bahwa menulis dipergunakan untuk melaporkan atau memberitahukan dan memengaruhi dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikiranya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan bergantung pada pikiran organisasi, pemakaian kata-kata dan struktur kalimat. Keterampilan menulis merupakan keterampilan tertinggi dan merupakan keterampilan yang produktif dan ekspresif. Hal ini berarti bahwa menulis sering dipergunakan dalam bidang kehidupan dan dapat dijadikan sarana untuk menuangkan ide gagasan, pikiran dan perasaan terhadap orang lain. Permasalahannya saat ini ialah kurangnya ketertarikan pada keterampilan menulis. Di antaranya menulis teks naskah drama. Mereka menganggap bahwa kegiatan menulis tidak terlalu penting untuk dilakukan atau menulis merupakan kegiatan yang cukup sulit. Oleh karena itu guru sebagai fasilitator seyogyanya memotivasi siswa untuk menuangkan kreatifitasnya dalam menulis salah satunya menulis dan memproduksi teks naskah drama. Dietrich dalam Toyidin, (2012 :422) mengatakan bahwa drama adalah cerita konflik dalam bentuk dialog yang diproyeksikan dengan menggunakan percakapan dialog dan action pada pentas dihadapan penonton (audience). Hasanudin (1996: 7) menyatakan bahwa drama merupkan suatu genre sastra yang

3 ditulis dalam bentuk dialog-dialog dengan tujuan untuk dipentaskan sebagai suatau seni pertunjukan. Naskah drama dapat dijadikan bahasa studio sastra dapat dipentaskan, dipagelarkan dalam media audio. Berupa sandiwara radio atau kaset. Dalam penyusunan naskah, pembabakan plot itu biasanya diwujudkan dalam babak dan adegan. Perbedaan babak berarti perbedaan setting baik tempat, waktu dan ruang. Isjoni (2009: 11) menyatakan, bahwa para pendidik (guru) adalah membantu peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar. Salah satu peran yang digunakan adalah pembelajaran menulis naskah drama. Dalam pengkategorian teks ulasan/ drama/ film termasuk kedalam discussion yakni teks yang berfungsi untuk membahas berbagai pandangan mengenai suatu objek. Dengan demikian tek ulasan/ drama merupakan hasil interpretasi terhadap suatu tayangan atau pementasan drama/ film ter-tentu (Kosasih, 2014: 199). Pengajaran sastra yang diberikan disekolah bertujuan untuk memperoleh kemampuan mengapresiasi sastra dan kemampuan berekspresi sastra. Pengajaran tersebut diberikan sebagai bahan untuk melatih dan memberikan pengalaman kepada siswa agar memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan film bisu atau silent film. Film bisu atau silent film adalah film yang dibuat tanpa menggunakan perekaman suara terutama dalam bentuk dialog. Penoton diarahkan untuk memahami alur cerita dalam film itu melalui gerakan tubuh (gesture) dari pemain film. Dengan ulasan tersebut penulis menjadi terbantu dalam memahami suatu tayangan dengan menggunakan media film bisu. Media ini dirasa cocok dengan pembelajaran memproduksi teks dialog drama karena dengan menggunakan

4 media ini menuntut siswa untuk berpikir kreatif dalam memproduksi teks naskah drama berdasarkan film yang diberikan. Berdasarkan pemaparan tersebut penulis merasa tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul Pembelajaran Memproduksi Teks Naskah Drama Satu Babak dengan Menggunakan Media Film Bisu ( Silent Film) pada Siswa Kelas XI SMAN 1 LEMBANG B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan maka identifikasi masalah dalam penelitian ini terdapat pada keterampilan berbahasa khususnya kemampuan menulis, dalam penelitian ini yang menyebabkan kemampuan menulis siswa rendah adalah : 1. Rendahnya kemampuan menulis siswa karena kurangnya minat baca siswa. 2. Sulitnya menumbuhkan imajinasi dan kreatifitas yang akan dimunculkan dalam sebuah tulisan. 3. Media yang digunakan tidak efektif sehingga pembelajaran menjadi kurang menarik.

5 C. Rumusan Masalah dan Batasan 1. Rumusan Masalah Masalah dalam penelitian meupakan sesuatu yang perlu terselesaikan dan dirumuskan dengan jelas ruang lingkup penelitian ini jelas tujuannya dan dapat dilaksanakan secara tuntas. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: a. Penulis mampu merencanaakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran memproduksi teks naskah drama dengan menggunakan media film bisu (silent film). b. Siswa kelas XI mampu memproduksi teks naskah drama dengan menggunakan media film bisu (silent fim). c. Media yang digunakan adalah film bisu (silent film). 2. Batasan Masalah Berdasarkan perumusan masalah di atas penulis membuat batasan masalah sebagai berikut: a. Penulis mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran memproduksi teks naskah drama dengan menggunakan media film bisu (silent film). b. Siswa kelas XI mampu memproduksi teks naskah drama dengan menggunakan media film bisu (silent fim). c. Media yang digunakan adalah film bisu (silent film).

6 D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan yang telah dikemukakan, tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui keberhasilan penulis dalam melaksanakan pembelajaran memproduksi teks naskah drama satu babak dengan menggunakan media film bisu (silent film) pada siswa kelas XI SMAN 1 Lembang. 2. Mengetahui kemampuan siswa kelas XI SMAN 1 Lembang dalam memproduksi teks naskah drama satu babak dengan menggunakan media film bisu (silent film). 3. Mengetahui keefektifan penggunaan media film bisu (silent film) dalam pembelajaran memproduksi teks naskah drama satu babak pada siswa kelas XI SMAN 1 LEMBANG. E. Manfaat Penelitian Melihat tujuan penilitian di atas penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Bagi penulis Hasil penelitian ini dapat dijadikan pengalaman berharga dan saran upaya meningkatkan kemapuan penulis dalam melakukan praktik penelitian di lapangan mengenai laporan pembelajaran memproduksi teks naskah drama menggunakan media film bisu (silent film). 2. Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan dalam memilih metode /media yang menarik bagi siswa, selain itu hasil penelitian ini dapat juga

7 dimanfaatkan untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam melaksanakan pengajaran bahasa sastra Indonesia yang lebih baik. 3. Bagi siswa Hasil penelitian ini kiranya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memproduksi teks naskah drama satu babak dengan meng-gunakan film bisu (silent film). F. Asumsi dan Hipotesis 1. Asumsi Asumsi adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh peneliti. Setiap peneliti dapat merumuskan anggapan dasar yang berbeda. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis memiliki anggapan dasar sebagai berikut: a. Penulis beranggapan telah mampu mengajarkan bahasa dan sastra Indonesia karena telah mengikuti perkuliahan Mata kuliah di antaranya Pengembangan Kepribadian (MPK) Pendidikan Pancasila, Penglingsosbudtek, intermediate English For Education, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Kewarganegaraan; Mata Kuliah Keahlian (MKK) di antaranya Teori dan Praktik Pembelajaran Menulis, Analisi Kesulitan Menulis, Menulis Kreatif, Menulis Kritik dan Esai; Mata Kuliah Berkarya (MKB) di antaranya SBM Bahasa dan Sastra Indonesia, Penelitian Pendiidkan; Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) di antaranya Pengantar Pendidikan, Psikologi Pendidikan, Profesi Pendidikan, Belajar dan Pembelajaran; Mata

8 Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) di antaranya PPL 1 (Microteaching), dan KKN. b. Pembelajaran memproduksi teks drama terdapat pada KI 4 KD 4.2 dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas XI. c. Media pembelajaran yang digunakan adalah media film bisu (silent film). 2. Hipotesis Berdasarkan anggapan dasar di atas, dalam penelitian ini penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut : a. Penulis mampu dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran memproduksi teks naskah drama satu babak dengan menggunakan film bisu (silent film ) pada siswa kelas XI SMAN 1 Lembang Tahun Pelajaran 2015/2016. b. Siswa kelas XI SMAN 1 Lembang mampu mengikuti pembelajaran memproduksi teks naskah drama sesuai dengan struktur, unsur-unsur dan kaidah kebahasaan teks drama dengan tepat. c. Media film bisu( silent film) efektif digunakan dalam pembelajaran memproduksi teks naskah drama satu babak pada siswa kelas XI SMAN 1 Lembang.

9 G. Definisi Operasional Dalam penelitian ini, istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini didefinisikan sebagai berikut : a. Pembelajaran adalah suatu proses, cara yang dilakukan untuk menjadikan siswa mengalami perubahan dan memperoleh kecakapan dari sesuatu hal. b. Memproduksi teks naskah drama adalah proses penulisan yang menghasilkan sebuah produk atau hasil berupa teks dialog atau naskah yang di dalamnya mengandung peristiwa yang sesuai dengan media yang diberikan. c. Menggunakan media film bisu (silent film) adalah proses pembelajaran menggunakan film yang dibuat tanpa menggunakan perekaman suara terutama dalam dialog. Pembelajaran ini difokuskan pada tingkat kreatifitas siswa dalam mengutarakan karakter dalam tayangan film tersebut sehingga siswa dapat memproduksi sebuah teks dialog dari film bisu yang telah ditayangkan. Berdasarkan uraian di atas, penulis menarik kesimpulan tentang pembelajaran memproduksi teks naskah drama dengan menggunakan media film bisu (silent film) yaitu kegiatan pembelajaran yang mengharuskan siswa kreatif menulis sebuah teks dialog drama yang sesuai dengan tayangan film yang terlebih dulu diberikan untuk mempermudah proses penulisannya.