BAB VI KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN PROFIL USAHA 6.1 Karakteristik Responden Responden untuk penelitian ini berjumlah 90 responden yang terdiri dari 30 orang yang bergerak di sektor perdagangan, 30 orang di sektor industri, 30 orang di sektor pertanian dan semuanya itu merupakan nasabah Kupedes di BRI Unit Parung. Karakteristik responden yang ingin diukur dalam penelitian ini dari setiap sektor antara lain, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan tanggungan keluarga. Tabel 11. Karakteristik Responden Menurut Umur Umur 27-35 Tahun 5 16,67 3 10,00 4 13,33 36-44 Tahun 14 46,67 11 36,67 12 40,00 45-53 Tahun 6 20,00 14 46,67 10 33,33 54-62 Tahun 4 13,33 2 6,67 2 6,67 62 Tahun ke 1 3,33 0 0 1 3,33 atas Menurut Tabel 11 dijelaskan bahwa dari segi tingkatan umur, masingmasing sektor mempunyai karakteristik umur yang berbeda-beda. Dalam sektor perdagangan sebagian besar tingkatan umur yang paling dominan dalam meminjam Kupedes adalah antara umur 36-44 tahun, sebesar 46,67 persen. Dalam sektor industri dan pertanian memiliki tingkatan umur yang berbeda dengan sektor perdagangan, dikedua sektor ini tingkatan umur yang paling dominan dalam meminjam Kupedes adalah antara umur 45-53 tahun, sebesar 46,67 persen untuk sektor industri dan sebesar 33,33 persen untuk sektor pertanian. Berdasarkan 55
56 tingkatan umur ini dapat diketahui, bahwa rata-rata tingkatan umur yang meminjam Kupedes di sektor perdagangan didominasi oleh responden dengan tingkatan umur yang lebih muda (36-44 tahun) apabila dibandingkan dengan kedua sektor yang lainnya, yaitu sektor industri dan sektor pertanian (45-53 tahun). Tabel 12. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki 28 93,33 26 86,67 27 90,00 Perempuan 2 6,67 4 13,33 3 10,00 Pada Tabel 12 dapat dilihat jenis kelamin dari semua sektor yang meminjam Kupedes, berdasarkan data dapat diketahui bahwa jenis kelamin lakilaki memiliki proporsi terbesar dalam peminjaman Kupedes di BRI Unit Parung. persentasenya berbeda-beda di tiap sektor, pada sektor perdagangan sebesar 93,33 persen, sektor industri sebesar 86,67 persen, dan sektor pertanian sebesar 90 persen. Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar nasabah Kupedes merupakan laki-laki. Berdasarkan tingkat pendidikannya, sebaran responden di setiap sektor mempunyai tingkat pendidikan yang sama, namun persentasenya berbeda-beda. Tingkat pendidikan responden yang meminjam Kupedes di setiap sektor adalah responden dengan tingkat pendidikan SD, sebesar 40 persen untuk sektor perdagangan, 63,33 persen untuk sektor industri, dan sebesar 46,67 persen untuk sektor pertanian. Berdasarkan data tersebut, maka responden dalam sektor industri
57 merupakan sektor dengan nilai persentase tingakat pendidikan SD terbesar yaitu 63,3 persen. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa dari semua sektor yang menggunakan Kupedes, tingkat pendidikan nasabahnya rata-rata masih rendah yaitu lulusan SD. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan dan pembinaan dalam penggunaan Kupedes agar penyaluran tesebut dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para nasabah. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Karakteristik Responden Menurut Pendidikan Pendidikan Tidak tamat SD 1 3,33 0 0,00 0 0,00 SD 12 40,00 19 63,33 14 46,67 SLTP 7 23,33 3 10,00 5 16,67 SMA 9 30,00 8 26,67 6 20,00 D3 0 0,00 0 0,00 0 0,00 S1/S2 1 3,33 0 0,00 5 16,67 Dilihat dari jumlah tanggungan keluarganya, setiap sektor mempunyai jumlah tanggungan keluarga yang berbeda-beda. tanggungan keluarga dalam sektor perdagangan dan industri berjumlah 2-3 orang, dengan jumlah responden sebesar 50 persen untuk perdagangan dan 56,67 persen untuk sektor industri. Sedangkan untuk sektor pertanian, sebaran jumlah tanggungan keluarga berjumlah 0-1 orang dengan jumlah responden sebesar 50 persen. Tanggungan keluarga dalam perhitungan ini adalah jumlah anggota keluarga yang masih ditanggung hidupnya oleh responden, sedangkan anggota keluarga yang sudah menikah dan bekerja tidak dimasukkan dalam perhitungan ini.
58 Berdasarkan perhitungan, dapat digambarkan bahwa jumlah tanggungan keluarga di sektor pertanian lebih rendah. Hal ini dikarenakan usia responden yang sudah lanjut, tempat tinggal di desa dan banyak anaknya yang sudah menikah, sehingga tanggungan keluarganya lebih rendah dibandingkan dengan sektor perdagangan dan industri yang kebanyakan bertempat tinggal di daerah perkotaan. Data jumlah tanggungan tiap sektor dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Karakteristik Responden Menurut Tanggungan Keluarga Tanggungan Keluarga 0-1 Orang 14 46,67 12 40,00 15 50,00 2-3 Orang 15 50,00 17 56,67 14 46,67 4 Orang ke atas 1 3,33 1 3,33 1 3,33 6.2 Profil Usaha Profil usaha responden perlu diketahui sebelum mengukur kinerja dari responden tersebut. Salah satu bentuk dari profil usaha responden adalah pengalaman usaha. Pengalaman yang dimiliki responden akan mempengaruhi kinerja responden tersebut, semakin lama orang tersebut menekuni atau mendalami usahanya maka orang tersebut dapat memahami usahanya secara keseluruhan dan mempunyai kemampuan untuk memperkecil peluang terjadinya resiko. Oleh karena itu, pihak BRI lebih mendahulukan responden yang sudah berpengalaman untuk mendapatkan Kupedes. Profil usaha responden dalam penelitian ini diukur berdasarkan pengalaman usaha, komoditas yang dijalankan, awal tahun pinjaman dan pinjaman yang diterima. Usaha yang dibiayai oleh Kupedes minimal sudah berjalan satu tahun. Data pengalaman usaha responden dalam penelitian ini dilihat pada Tabel 15.
59 Tabel 15. Profil Usaha Menurut Pengalaman Usaha Pengalaman Usaha 3-10 Tahun 8 26,67 8 26,67 8 26,67 11-18 Tahun 11 36,67 14 46,67 11 36,67 19-26 Tahun 9 30,00 6 20,00 6 20,00 27 Tahun ke atas 2 6,67 2 6,67 2 6,67 Pada Tabel 15 dijelaskan bahwa sebagian besar responden di setiap sektor mempunyai pengalaman usaha antara 11-18 tahun, sebesar 36,67 persen untuk sektor perdagangan dan pertanian, dan 46,67 persen untuk sektor industri. Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini sebagian besar responden mempunyai pengalaman usaha yang sudah lama, yaitu minimal 11 tahun. Komoditas yang diusahakan di sektor perdagangan dan industri mempunyai kesamaan, sedangkan komoditas di sektor pertanian merupakan pertanian ikan lele. Sebaran komoditas di setiap sektor dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Profil Usaha Menurut Komoditas yang diusahakan Komoditas Makanan dan 16 53,33 14 46,67 0 0,00 minuman Pakaian 3 10,00 8 26,67 0 0,00 Peralatan RT 3 10,00 0 0,00 0 0,00 Lain-lain 8 26,67 8 26,67 0 0,00 Perikanan 0 0 0 0 30 100 Pada Tabel 16 diketahui komoditas yang mendominasi dalam peminjaman Kupedes di sektor perdagangan (53,33 persen) dan industri (46,67 persen) adalah komoditas makanan dan minuman seperti dagang sembako, warung makan, pembuatan tahu dan tempe, pembuatan kripik, dan dagang sayur. Pada sektor pertanian komoditas yang mendominasi dalam peminjaman Kupedes di BRI Unit Parung adalah komoditas perikanan yaitu tani ikan lele, sebesar 100 persen. Hal
60 tersebut dikarenakan, daerah Parung merupakan sentra petani ikan dan selain itu, hasil panen yang diterima lebih besar dibanding dengan tani tanaman. Budidaya ikan lele relatif lebih mudah untuk dilakukan, karena ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang sekalipun dalam kondisi air yang jelek, keruh, kotor, dan miskin O 2. Selain itu, ikan lele dapat dipanen sebulan sekali untuk ukuran bibit dan tiga bulan sekali untuk ukuran besar, sehingga dalam setahun petani dapat melakukan panen empat kali panen. Tingkat keberhasilan pemanenan lele mencapai 70 persen, dengan tingkat kematian 30 persen yang disebabkan karena tidak dapat bersaing mencari makan, dimakan lele lain, dan sakit. Setelah menganalisis komoditas yang diusahakan, maka akan dilihat awal tahun pinjaman responden di setiap sektor. Data mengenai awal tahun pertama para responden menerima Kupedes dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Profil Usaha Menurut Awal Tahun Pinjaman Tahun 1987-1996 1 3,33 2 6,67 1 3,33 1997-2000 7 23,33 6 20,00 5 16,67 2001-2004 7 23,33 6 20,00 9 30,00 2005-2007 15 50,00 16 53,33 15 50,00 Berdasarkan Tabel 17, responden dalam penelitian ini merupakan para nasabah yang mempunyai pengalaman meminjam Kupedes antara tahun 2005 hingga 2007. Dalam sektor perdagangan jumlah responden yang meminjam pada tahun tersebut sebesar 50 persen, pada sektor industri sebesar 53,33 persen, dan pada sektor pertanian sebesar 50 persen.
61 Dari data tersebut dapat diketahui, bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini merupakan nasabah baru, yaitu yang melakukan pinjaman baru tiga tahun antara tahun 2005 hingga 2007. Pengalaman responden memasuki dunia kredit juga mempengaruhi besarnya plafond yang akan diterima, biasanya pihak BRI lebih mengutamakan nasabah lama dibandingkan dengan nasabah yang baru mengajukan kredit. Hal tersebut dikarenakan pihak BRI sudah mengetahui kemampuan dan kapasitas nasabah lama dibanding dengan nasabah baru. Selain itu,bri juga mempunyai berkas tentang riwayat nasabah lama dalam menjalankan kewajibannya membayar angsuran Kupedes. Salah satu atribut profil usaha yang akan diukur da;am penelitian ini adalah pinjaman Kupedes yang diterima oleh responden. Pinjaman Kupedes di setiap sektor dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18 Profil Usaha Menurut Pinjaman Kupedes Pinjaman (Rp) 7 juta-25 juta 28 93,33 25 83,33 21 70,00 26 juta-44 juta 2 6,67 1 3,33 5 16,67 45 juta-63 juta 0 0,00 1 3,33 2 6,67 64 juta ke atas 0 0,00 3 9,99 2 6,67 Pada tabel 18 dijelaskan bahwa sebagian besar responden di setiap sektor yang diteliti mempunyai jumlah pinjaman Kupedes antara Rp 7.000.000 hingga Rp 25.000.000. Dalam sektor perdagangan, responden yang mempunyai pinjaman antara Rp 7.000.000 hingga Rp 25.000.000 sebesar 93,33 persen, kemudian diurutan kedua dengan jumlah responden sebesar 83.3 persen adalah sektor
62 industri, dan diurutan ketiga dengan jumlah responden sebesar 70 persen adalah sektor pertanian. Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui bahwa rata-rata pinjaman yang diterima oleh responden di semua sektor antara Rp 7.000.000 hingga Rp 25.000.000. Hal ini dikarenakan, besarnya plafond yang dapat disetujui oleh pihak BRI Unit nilai plafond hingga Rp 25.000.000, namun untuk plafond di atas Rp 25.000.000 harus diajukkan ke BRI cabang. Selain itu, rata-rata responden dalam penelitian ini merupakan nasabah baru dan hanya mempunyai riwayat pinjaman kredit selama tiga tahun, yaitu antara tahun 2005 hingga 2007 sehingga pihak bank harus berhati-hati dalam menyalurkan kredit dengan jumlah yang lebih besar. Selain itu, pihak BRI juga belum mengenal secara jelas kapasitas dan kemampuan responden dalam menjalankan usahanya.