Pengaruh Teknik Pembelajaran Round Robin (merespon bergiliran) terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kisaran Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Dian Surya Ningsih ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan Teknik Round Robin dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kisaran Tahun Pembelajaran 2013/2014.. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan model desain penelitian One Group Pre-test Post-test Design yang hanya dilaksanakan pada satu kelas (kelompok) saja. Di dalam desain ini pengukuran dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Dari pengolahan data diperoleh nilai rata-rata pretest 64,52, standar deviasi 6,26, penyebaran nilai siswa terbanyak adalah 65 sebanyak (9 orang )atau sekitar 29,03 %. Nilai ratarata postest 73,7, standar deviasi 8,32, penyebaran nilai siswa terbanyak adalah 75, 7 orang atau sekitar 20,59%. Berdasarkan uji normalitas, hasil pretest dan post-test dinyatakan berdistribusi normal. Sampel penelitian berjumlah 31 orang yang diambil dengan cara persuasip random sampling dari populasi yang berjumlah 328 orang. Kata Kunci: Pengaruh Teknik Round Robin Menulis puisi PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu pondasi yang menentukan ketangguhan dan kemajuan suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa berawal dari kemajuan di bidang pendidikan. Melalui pendidikan sumber daya manusia yang berkualitas diharapkan menjadi motor penggerak kemajuan dan kemakmuran bangsa. Salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan perubahan paradigma sistem pendidikan. Salah satu perubahan yang harus berubah dalam sistem pendidikan adalah perubahan cara mengajar guru.
Dalam pelaksanaan pembelajaran secara aktif di sekolah, pada dasarnya guru harus melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar. Pada saat pembelajaran, siswa diharapkan mendapat berbagai pengalaman yang dirasakan berupa gagasan-gagasan, emosi, keindahan serta keunikan pengalaman. Selain mendapatkan hal-hal tersebut, dalam proses pembelajaran, siswa juga diharapkan ikut aktif, kreatif, dan juga produktif. Belajar merupakan upaya peningkatan diri atau perubahan diri melalui berbagai proses dan latihan dan bukan merupakan peristiwa yang terjadi secara kebetulan. Kebiasaan belajar yang baik tidak dapat dibentuk dalam waktu yang singkat, akan tetapi perlu dikembangkan secara bertahap. Kebiasaan belajar yang baik pada intinya adalah rencana kegiatan belajar yang jelas dan adanya disiplin diri yang kuat untuk menepati apa yang telah direncanakan. Untuk mencapai kompetensi sesuai mata pelajaran, guru harus mampu merancang dan mengemas pembelajaran secara kreatif dan bermakna. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia, masih banyak kompetensi yang belum dapat dicapai secara maksimal. Berdasarkan observasi awal selama mengikuti Program pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 4 Kisaran dan berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi, salah satu kompetensi yang sulit dicapai siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah Kompetensi Dasar 8.2, yakni Menulis Puisi Baru dengan Memperhatikan Bait, Irama, dan Rima. Wahyuni (dalam Hasnun, 2006: 196) juga menyatakan bahwa pembelajaran sastra di sekolah memang tidaklah semudah yang dibayangkan walaupun pembelajaran sastra sudah diberikan sejak bangku Sekolah Dasar. Hal ini relevan dengan kenyataan di lapangan. Siswa mengeluh jika disuruh menulis puisi. Hal ini juga sama seperti yang dikemukakan Sulistyono (2008), pembelajaran sastra, khususnya puisi sering dirasa sulit oleh siswa sehingga hasil yang diperoleh pada saat penilaian cenderung kurang memuaskan. Pada siswa SMA Negeri 4 Kisaran kelas X, misalnya dalam proses pelaksanaan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada materi pembelajaran menulis puisi misalnya, masih banyak siswa yang belum mampu secara baik menuliskan ide kreatifnya dalam menulis puisi. Hal ini terbukti dari perolehan nilai siswa yang masih berada di bawah ketentuan KKM (kriteria ketuntasan minimal) nilai menulis puisi yaitu 7,5. Dalam pembelajaran menulis puisi, siswa sering hanya mendapatkan ilmu teoretis saja. Siswa tidak dimotivasi dan tidak diajak terlibat langsung ke dalam proses penciptaan kreatif. Pembelajaran seperti ini menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam berkreasi
dan berimajinasi. Siswa kurang terarah untuk berpikir kreatif dan imajinatif. Banyak dari mereka tidak tahu apa yang hendak mereka tulis karena kurang terasahnya daya imajinasi mereka. Konsekuensinya adalah siswa kurang berminat untuk menulis puisi. Salah satu alternatif yang dapat diambil dalam pembelajaran sastra khususnya dalam pembelajaran menulis puisi yakni dengan menggunakan teknik pembelajaran yang tepat dan dianggap dapat berpengaruh positif terhadap pembelajaran menulis puisi. Penggunaan teknik atau metode yang inovatif sedianya harus dapat menciptakan pembelajaran sastra yang lebih kreatif dan menarik perhatian siswa. Alternatif pembelajaran yang diasumsikan dapat mengatasi masalah pembelajaran menulis puisi sebagaimana yang diutarakan di atas adalah penerapan teknik pembelajaran Round robin. Pembelajaran dengan teknik pembelajaran Round robin ini menekankan pada pembentukan kelompok dalam satu kelompok yang beranggotakan 5 atau 6 orang dari beberapa kelompok yang nantinya kelompok pertama menyebutkan kata-kata secara bergilirin dan kelompok lainnya merespon kata-kata tersebut sehingga menjadi perlarik dan begitu seterusnya sampai menjadi puisi yang menarik. Setiap selesai pemberian materi guru memberikan contoh tentang cara pembuatan puisi dan memberikan informasi tentang materi pembelajaran dan bagaimana menerapkannya dalam Round Robin secara berkelompok. Teknik pembelajaran Round robin adalah teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa karena siswa bertugas untuk mengumpulkan kata-kata juga merespon perkataan temanya sehingga pelajaran yang berlangsung terasa membangun untuk siswa dalam pembuatan menulis puisi. Teknik Round robin melatih siswa yang awalnya berpikir pasif menjadi aktif karena di dalam proses belajar membuat puisi perlu berpikir dan merespon temannya. Di dalam berkelompok ini siswa punya hak untuk menyangkal, bertanya, dan memberi masukan, sehingga pembelajaran berlangsung hangat. Teknik ini efektif ditetapkan terutama untuk memancing banyak gagasan karena mengharuskan semua siswa untuk berpatisepasi,dan karena tidak mendorong munculnya interupsi atau menghalangi alur gagasan. Round Robin juga menjamin partisipasi yang setara di antara semua anggota kelompok. Gagasan-gagasan,kata atau frase yang dimunculkan siswa dapat dikompilasikan dalam sebuah daftar sebagai dasar untuk tugas pada tahap selanjutnya. Tujuan dari teknik pembelajran Round Robin adalah menciptakan daftar gagasan yang ekstensif,merancang pengarah yang dapat menciptakan alur respon yang cukup kaya yang dapat diekspresikan dengan cepat dan ringkas adalah bagian yang sangat penting.berlatihan terlebih dahulu untuk memikirkan dan membuat daftar respon yang terpikirkan oleh anda.
Dapat menggunakan daftar yang sudah di buat tersebut untuk memprediksi durasi pelaksanaannya didalam kelas dan untuk memutuskan apakah semua kelompok harus merotasi giliran secara Round Robin lebih dari satu kali ataukah tidak. Fungsi teknik Round Robin adalah Mengekspresikan gagasan dan pendapat,mengarang cerita,saling berpartisipasi,saling berkenalan satu sama lain dan prosedurnya setiap siswa saling menshare sesuatu dengan teman-teman satu kelompoknya. Secara sadar atau tidak, setiap orang tentulah mempunyai kemampuan yang berbeda satu sama lainnya. Kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang mendapat imbuhan kean.menurut depdiknasdalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:623) kemampuan dikatakan sebagai kesanggupan, kekuatan dan kenyataan. Dalam kemampuan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Depdiknas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan, Menulis adalah (1) membuat huruf (angka dan lain sebagainya) dengan pena, pensil, kapur, dan lain sebagainya (2) melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan; (3) menggambar; melukis; (4) membatik (kain). Menurut Wiyanto (2004:1) mengatakan bahwa kata menulis mempunyai dua arti, pertama, menulis berarti mengubah bunyi yang dapat didengar menjadi tanda yang dapat dilihat. Kedua, menulis mempunyai arti kegiataan mengungkapkan gagasan secara tertulis. Tulisan adalah rekaman peristiwa, pengalaman, pengetahuan serta pemikiran manusia. Menulis mempunyai peranan yang penting bagi kehidupan manusia. Salah satunya adalah dengan menulis seseorang mengungkapkan gagasan atau pemikirannya untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu. Dapat dikatakan bahwa menulis merupakan proses berfikir karena itu seorang penulis harus mampu menghasilkan tulisan yang baik yaitu tulisan yang mampu mengomunikasikan gagasan dan perasaan secara efektif kepada pembaca.tarigan (1986: 21) menyatakan, menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Mary Leonhard (2002:111) mengatakan dalam menulis kalau tidak banyak membaca akan meneladani bahasa lisan, bukan bahasa tulis. Ini berarti struktur kaliamat mereka longgar dan bertele-tele, dan tulisan mereka sering berisikan kalimat run-on (kalimat dengan dua atau lebih kalimat lengkap yang secara salah digabungkan menjadi satu kalimat). Selain itu, Barus (2008:1) mengatakan, menulis adalah rangkaian kegiatan mengungkapkan dan
menyampaikan gagasan atau pikiran dengan bahasa tulis kepada masyarakat pembaca sehingga masyarakat pembaca dapat memahaminya. Dari ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah proses kegiatan menuangkan ide atau gagasan dengan menggunakan bahasa tulis berhubungan dengan menulis disini juga diterangkan tentang puisi, Waluyo (1995:25) menyatakan bahwa puisi merupakan bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa melalui pengonsentrasian struktur fisik dan batin. Puisi menyentuh wilayah rasionalitas, patriotisme, cinta, kemerdekaan, dan kebebasan menelusuri gaun-gaun rindu terhadap sang kekasih, tanah air, Tuhan, dan sesama manusia. Pengungkapannya mempunyai kisah panjang, kepedihan, dan berbagai tema lainnya. Karya sastra berupa puisi mengandung unsur komunikasi yang akan disampaikan kepada pembaca. Suroto (1989:40) mengatakan, Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang pendek dan singkat yang berisi ungkapan isi hati, pikiran, dan perasaan pengarang yang dituangkan dengan memanfaatkan segala daya bahasa kreatif dan imajinatif. Ungkapan pikiran dan perasaan pengarang tersebut merupakan proses yang kreatif yang cenderung mengekspresikan hasil renungannya mengenai kehidupan. Hal-hal yang diangkat pengarang dalam puisinya bisa berupa persoalan kehidupan manusia dengan manusia dalam hubungannya dengan alam dan Tuhan sebagai pencipta. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Teknik Pembelajaran Round Robin (merespon bergiliran) Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas X SMAN 1 Kisaran Tahun Pembelajaran 2013/2014. METODE PENELITIAN Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto (2006:207) yang menyatakan bahwa, Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang
dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek selidik. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan model one group pre-test post-test design. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Pengaruh Teknik Pembelajaran Round Robin dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi. HASIL PENELITIAN Setelah melakukan prosedur penelitian seperti melakukan analisis data, melakukan pengujian hipotesis, akhirnya dapat ditemukan hasil penelitian siswa dengan kategori cukup yaitu nilai yang didapat belum mencapai KKM sebesar 75 dalam menulis puisi, dengan melalukan pre-test terlebih dahulu, siswa diberikan tes tanpa perlakuan teknik Round Robin, kemudian pada saat penelitian tingkat kemampuan menulis puisi sebelum perlakuan hasil yang didapat dengan nilai rata-rata 64,52 sehingga termasuk dalam kategori. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukkan nilai rata-rata kemampuan menulis puisi dengan melakukan post-test yaitupenerapanteknik Round Robin, lebih tinggi yakni sebesar 73,7 (kategori baik)daripada nilai rata-rata kemampuan menulis puisi sebelum perlakuan,dengan adanya penerapan teknik Round Robin dalam materi menulis puisi dapat meningkatkan aktivitas siswa karena siswa bertugas untuk mengumpulkan katakata juga merespon perkataan temanya sehingga pelajaran yang berlangsung terasa membangun untuk siswa dalam pembuatan menulis puisi, siswa yang awalnya berpikir pasif menjadi aktif karena didalam proses belajar membuat puisi perlu berpikir dan merespon temannya. Didalam berkelompok ini siswa punya hak untuk menyangkal, bertanya, dan memberi masukan, sehingga pembelajaran berlangsung hangat.
Dalam pembentukan kelompok dalam satu kelompok yang beranggotakan 5 atau 6 orang dari beberapa kelompok yang nantinya kelompok pertama menyebutkan kata-kata secara bergilirin dan kelompok lainnya merespon kata-kata tersebut sehingga menjadi perlarik dan begitu seterusnya sampai menjadi puisi yang menarik. Setiap selesai pemberian materi guru memberikan contoh tentang cara pembuatan puisi dan memberikan informasi tentang materi pembelajaran dan bagaimana menerapkannya dalam Round Robin secara berkelompok. Jika dilihat dari hasil pre-test dan post-test ditemukan bahwa seluru siswa yang sudah diberikan perlakukan dengan menggunakan teknik Round Robin lebih mampu menulis puisi dari pada sebelum diberikan perlakukan, uji hopotesisi yang diperoleh data pada taraf 5 % = 2,04. Karena yang didapat lebih besar dari maka hipotesisi nihil (Ho) ditolak dan hipotesisi (Ha) diterimah hingga akhirnya peneliti mendapatkansuatu hasil yang positif dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa. Teknik Round Robinyang diberikan pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Kisaran dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi ternyata memiliki pengaruh yang signifikan. Dilihat dari hasil indikator penilaian tema yaitu 16 orang (51,6%) memperoleh skor maksimal 20, sebanyak 7 orang (22,56%) memperoleh skor 15 dan ada sebanyak 8 orang (25,8%) yang memperoleh skor 10.Hasil penilaian indikator diksi yaitu 8 orang (25,8%) memperoleh skor maksimal 20, sebanyak 18 orang (58,1%) memperoleh skor 15 dan ada sebanyak 5 orang (16,1%) yang memperoleh skor 10.Hasil penilaian indikator gaya bahasa yaitu tidak adaseorang pun (0%) yang memperoleh skor maksimal 20, sebanyak 6 orang (19,36%) memperoleh skor 15, sebanyak 9 orang (29%) yang memperoleh skor 10, dan ada sebanyak 16 orang (51,6%) yang memperoleh skor 5.Hasil penilaian indikator diksi yaitu 4 orang (12,9%) memperoleh skor maksimal 20, sebanyak 16 orang (51,6%) memperoleh skor 15 dan ada sebanyak 11 orang (35,5%) yang memperoleh skor 10.Hasil penilaian indikator amanat yaitu 4 orang(12,9%) yang
memperoleh skor maksimal 20, sebanyak 22 orang (70,97%) memperoleh skor 10, dan ada sebanyak 5 orang (16,13%) yang memperoleh skor 5. Sesudah teknik Round Robin diterapkan, Hasil penilaian indikator tema yaitu 25 orang (80,6%) memperoleh skor maksimal 20, dan ada sebanyak 6 orang (19,4%) yang memperoleh skor 10.Hasil penilaian indikator diksi yaitu 16 orang (51,6%) memperoleh skor maksimal 20, sebanyak 10 orang (32,3%) memperoleh skor 15 dan ada sebanyak 5 orang (16,1%) yang memperoleh skor 10.Hasil penilaian indikator gaya bahasa yaitu 2 orang(6,4%) yang memperoleh skor maksimal 20, sebanyak 9 orang (29%) memperoleh skor 15, sebanyak 10 orang (32,3%) yang memperoleh skor 10, dan ada sebanyak 10 orang (32,3%) yang memperoleh skor 5.Hasil penilaian indikator diksi yaitu tidak adaseorang pun (0%) yang memperoleh skor maksimal 20, sebanyak 18 orang (58,1%) memperoleh skor 15 dan ada sebanyak 13 orang (41,9%) yang memperoleh skor 10. Hasil perhitungan hipotesis tersebut menyatakan bahwa adanya Pengaruh Penggunaan Teknik Round RobinDalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 KisaranTahun Pembelajaran 2013/2014. Hal ini disebabkan karena teknik Round Robin dapat menengembangkan atau membangun suatu kelompok di antara siswa,setiap anggota kelompok secara bergiliran merespon pertanyaan dengan sebuah kata,frase,atau pernyataan singkat.urutan pembelajaran respon ini diatur dengan memulai dari satu siswa ke siswa lainnya sampai semua siswa memiliki kesempatan berbicara dan dapat menciptakan puisi sehingga siswa dapat memperoleh tema, diksi, gaya bahasa, rima, dan amanat yang sesuai dengan yang diharapkan sebelumnya. Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis puisi meningkat dengan menggunakan teknik Round Robin. Dengan demikian teknik
Round Robinberpengaruh positif dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kisaran Tahun Pembelajaran 2013/2014. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka disimpulkan hal-hal sebagai berikut. Kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Kisaran Tahun Pembelajaran 2013/2014 sebelum menggunakan teknik Round Robin (merespon bergiliran) diperoleh 75 nilai tertinggi dan nilai terendah 55, nilai rata-rata 64,52 dan standar deviasi 6,26. Dengan demikian, kemampuan menulis puisi siwa sebelum menggunakan teknik round robin berada pada kategori cukup sesuai dengan kategori persentase nilai pada rentang skor 55-69. kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Kisaran Tahun Pembelajaran 2013/2014 sesudah menggunakan teknik Round Robin (merespon bergiliran) diperoleh 90 nilai tertinggi dan nilai terendah 65, nilai rata-rata 73,7 dan standar deviasi 8,32. Dengan demikian, kemampuan menulis puisi siwa sesudah menggunakan teknik round robin berada pada kategori baik sesuai dengan kategori persentase nilai pada rentang skor 70-84. Diperoleh = 4,83 sedangkan dengan df= 30 pada taraf signifikan 5%= 2,04 yaitu > (4,83>2,04) maka hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal ini membuktikan bahwa adanya signifikan atau Pengaruh Penggunaan Teknik Round Robin dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kisaran Tahun Pembelajaran 2013/2014. DAFTAR PUSTAKA Arikunto,Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Tindakan Praktik. Jakarta :RinekaCipta Barklay, Elizabert E, dkk.2012.collaborative Learning Techniques : Teknik-teknik Pembelajaran Kolaboratif. Bandung : Nusa Media Departemen Pendidikan Nasional.2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka J. Waluyo, Herman. 2005. Apresiasi Puisi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Nugroho,Satriyo dkk.pintar Berpuisi dan berpantun.lama Binta
Semi,M.Atar.1990.Meulis Efektif.padang:Angkasa Raya Suroto.1989.Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Erlangga Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Tarigan, H,G.1986.Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo.